Welcome to my bloq... ^-^ Samika ^-^ STKIP KUSUMA NEGARA^_^

Sabtu, 06 Januari 2018

UPAYA MENGUBAH PARADIGMA ORANGTUA MURID TERHADAP PEMBELAJARAN (Etnologi)



UPAYA MENGUBAH PARADIGMA ORANGTUA MURID TERHADAP PEMBELAJARAN ANAK USIA DINI

(Penelitian Etnografi pada Orang tua murid PAUD Tunas Bangsa Jakarta Pusat)

PROPOSAL

Diajukan guna memenuhi tugas perkuliahan mata pelajaran Penelitian Metodolog
Oleh :
                                           NAMA       : FAIQOH UMAR. B
                                           NPM          : 20158400099

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
KUSUMA NEGARA JAKARTA
2017
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji mutlaq milik Allah semata. Atas segala hidayah, inayah dan kenikmatan-Nya kita masih diberi kesempatan untuk melakukan sebuah kegiatan penelitian, guna memperbaiki paradigma orang tua terhadap pembelajaran bagi Anak Usia Dini (AUD), memahami hakikat belajar bagi AUD. Sehingga AUD mendapatkan hak yang sebenarnya, dapat menjalankan tahap keemasannya dengan tepat, dan sangat berpengaruh untuk kelangsungan kedewasaannya.
Kami ucapkan terima kasih kepada Wali Murid Tunas Bangsa sebagai responden kami, Guru – Guru PAUD Tunas Bangsa sebagai relasi kami yang mendukung semua kegiatan PAUD. Dan tidak lupa pula kami ucapkan kepada dosen pengampu Bapak Iswadi. M. Pd. Yang telah mengajarkan kami tentang penelitian metodologi. Rekan – rekan seperjuangan PG PAUD PKK Kelas B atas bimbingan, bantuan dan dukungannya dalam penyusunan proposal penelitian ini. Penulis menyadari banyak kekurangan dalam penyusunan penelitian ini, maka kritik dan saran yang sifatnya membangun penulis harapkan guna menyempurnakan penelitian.
Demikianlah penelitian ini disusun guna menyelesaikan tugas Mata Kuliah Metodologi Penelitian, semoga dapat bermanfaat bagi para orang tua khususnya, sehingga dapat mendidik anak – anaknya dengan tepat dan benar demi mengemban amanah Allah yang telah diberikan – Nya. Aamiin...
Jakarta, Oktober 2017
Penulis
DAFTAR ISI

1.      KATA PENGANTAR .................................................................................. 1
2.      DAFTAR ISI ................................................................................................ 2
3.      BAB I : PENDAHULUAN .......................................................................... 3
A.    Latar Belakang Masalah ............................................................. 3
B.     Fokus Masalah ............................................................................ 7
C.     Rumusan Masalah ....................................................................... 7
D.    Kegunaan Penelitian ................................................................... 8
4.      BAB II : TINJAUAN PUSTAKA ................................................................ 9
A.    Deskripsi Konseptual Fokus ......................................................  9
B.     Hasil Penelitian Yang Relevan ................................................. 15
5.      BAB III : METODOLOGI PENELITIAN ................................................. 16
A.    Tujuan Penelitian ...................................................................... 16
B.     Tempat Dan Waktu Penelitian .................................................. 16
C.     Latar Penelitian ......................................................................... 16
D.    Metode Penelitian ..................................................................... 17
E.     Data dan Sumber Data .............................................................. 18
F.      Tehnik Pengumpulan Data .......................................................  19
G.    Pemeriksaan Keabsahan Data (Triangulasi) .............................  19
H.    Tehnik Analisis Data ................................................................  20

BAB I : PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Pemerintah mencanangkan pendidikan anak usia dini dibentuk disetiap kelurahan, bahkan setiap rukun warga dari tahun 2005. Sebagai bentuk kesadaran pentingnya pendidikan anak usia dini sebagai pendidikan yang fundamental. Sebagai upaya menbentuk sumber daya manusia yang cerdas, jujur, bertanggung jawab dan berkepribadian. Berdasarkan Undang – Undang RI Nomor 20 Tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional, BAB 1 Ayat 14 menyatakan “Pendidikan anak usia dini adalah upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai usia 6 tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan memasuki pendidikan lebih lanjut.” (Danar Santi, 2009 : 7).

Anak merupakan aset terbesar bagi orang tua, hal itu menjadi pemicu bagi orang tua untuk selalu memberikan yang terbaik untuk anaknya. Termasuk dalam hal pendidikan. Pendidikan pertama yang didapatkan anak berasal dari lingkungan keluarga. Sebelum mendapatkan pendidikan formal atau non-formal pemberian pendidikan sejak dini yang baik pada anak akan memberi pengaruh pada proses perkembangan anak. Pendidikan AUD merupakan pendidikan yang paling rendah tingkatannya, tetapi memiliki makna yang paling tinggi dari satuan – satuan pendidikan lainnya. Karena PAUD akan melandasi pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi. Dapat dikatakan disini bahwa keberhasilan seseorang dalam menempuh pendidikan dasar, menengah dan tinggi, sangat ditentukan oleh apa yang diperoleh dan dialaminya di PAUD.
Anak usia dini adalah sosok yang sangat istimewa. Mereka adalah individu yang sedang menjalani suatu proses perkembangan dengan pesat dan fundamental bagi kehidupan selanjutnya. Ia memiliki dunia dan karakteristik sendiri yang jauh berbeda dari orang dewasa. Anak selalu aktif, dinamis, antusias, dan ingin tahu terhadap apa yang dilihat dan didengarnya, seolah – olah tak pernah berhenti belajar. Anak juga bersifat egosentris, memiliki rasa ingin tahu secara alamiah, merupakan makhluk sosial, unik, kaya dengan fantasi, memiliki daya perhatian yang pendek, dan merupakan masa yang potensial untuk belajar.
Seharusnyalah pembelajaran pada anak usia dini merupakan proses interaksi antara anak, orang tua, atau orang dewasa lainnya dalam suatu lingkungan untuk mencapai tugas perkembangan. Perkembangan disini mencakup seluruh aspek, baik bahasa, fisik, kognitif, dan sosio emosional. Maka, interaksi yang dibangun seharusnya proses pendekatan terhadap tercapai tujuan pembelajaran. Karena interaksi mencerminkan suatu hubungan dimana anak akan memperoleh pengalaman yang ber
makna, aktifitas mental yang tinggi pada anak dapat terbentuk melalui interaksi dengan orang lain. Pembelajaran pada anak usia dini sangat disarankan memperhatikan hal – hal berikut ini :
-          Berangkat dari apa yang dibawa anak. Setiap anak terlahir fitrah. Dia membawa segala kebaikan yang tuhan anugerahkan kepadanya. Dengan melakukan proses pembelajaran sesuai fitrah yang dibawanya, anak akan mudah untuk diasah segala potensi besarnya.
-          Belajar harus menantang bagi anak. Tantangan merupakan kenikmatan hidup yang disenangi semua orang yang “hidup”, maka ini tak juga terlepas dari anak – anak, mereka menyukai tantangan untuk ditaklukkan, dengan begitu mereka bisa menghargai dirinya, dan menambah kepercayaan dirinya.
-          Belajar melalui bermain. Usia dini adalah usianya bermain. Anak akan lebih excited ketika dia merasa sedang bermain padahal saat itu dia sedang melakukan proses pembelajaran.
-          Penggunaan alam sebagai sumber belajar. Hal ini memberikan tambahan ilmu pengetahuan yang lebih luas, sehingga terbentuk suatu pandangan hidup untuk mencintai lingkungannya dan memeliharanya.
-          Belajar membekali keterampilan hidup.
-          Belajar sambil melakukan/learning by doing. Ada pepatah berbunyi : belajar dengan menghafal akan lupa, belajar dengan mendengar akan hilang dan belajar sambil melalukan akan cepat ingat.
-          Pembelajaran pada anak usia dini juga perlu memperhatikan bebagai tipe belajar pada anak seperti tipe pembelajar visual, auditor, global dan taktil. Setiap anak berbeda dan setiap anak istimewa. Mereka tidak dapat dipaksakan belajar dengan cara – cara yang tidak dikehendakinya.
Pentingnya mengerti dan memahami perkembangan anak. Para pendidik atau orang dewasa yang bersinggungan dengan anak, hendaklah mengerti bahwa pembelajaran paa anak usia dini merupakan wahana uantuk mengembangkan potensi seoptimal mungkin sesuai dengan kemampuan, bakat dan minat masing – masing anak. Selain itu, pembelajaran pada masa ini bertujuan memperkenalkan konsep – konsep yang paling dasar dan bermakna bagi anak hingga mampu berinteraksi dengan lingkungannya. Pembelajaran yang bermakna tersebut hanya dapat terjadi apabila kita memperhatikan tahapan perkembangan anak usia dini berserta karakteristiknya. Kalau kita lihat, proses pembelajaran terjadi saat anak berusaha memahami lingkungan sekelilingnya melalui proses interaksi yang melibatkan teman sebaya, oarang dewasa dan lingkungan. Dengan demikian, proses pembelajaran pada anak usia dini perlu dikembangkan ke arah pembelajaran yanga sesuai dengan dunia anak. Anak – anak menyukai kesempatan yang diberikan orang dewasa di dekatnya untuk aktif dan kreatif dalam mengeksplorasi lingkungan di sekitarnya.
Akan tetapi kenyataan di lapangan banyak para orang tua tidak memahami tentang pendidikan anak usia dini. Mereka menganggap bahwa pendidikan hanya berorientasi akademik. Yaitu, kemampuan Calistung (Baca, tulis dan hitung) sehingga mereka kecewa kalau anaknya belum punya kemampuan untuk Calistung. Padahal perubahan sikap, kematangan aspek perkembangannyalah tujuan utama PAUD. Calistung hanya mengikuti.
Anggapan seperti ini yang penulis katakan sebagai paradigma yang harus dirubah. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis melakukan penelitian tentang upaya merubah paradigma orang tua murid PAUD Tunas Bangsa terhadap pembelajaran PAUD.

B.     Fokus Penelitian
Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan terdapat dimensi-dimensi menarik di lapangan, sehingga dari banyaknya dimensi tersebut untuk pembatasan lingkup penelitian maka perlu ditentukan fokus penelitian yaitu :
1.      Mengetahui upaya merubah paradigma orang tua murid terhadap pembelajaran anak usia dini.
2.      Mengetahui kendala dalam upaya merubah paradigma orang tua murid terhadap pembelajaran anak usia dini.
3.      Untuk mengetahui upaya mengatasi kendala dalam merubah paradigma orang tua murid terhadap pembelajaran anak usia dini.

C.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, fokus penelitian adalah tentang upaya merubah. Dari fokus penelitian dalam penelitian ini sebagai berikut.
1.      Bagaimana upaya merubah paradigma orang tua terhadap pembelajaran anak usia dini?
2.      Apa kendala dalam upaya merubah paradigma orang tua murid terhadap pembelajaran anak usia dini?
3.      Bagaimana upaya untuk mengatasi kendala dalam merubah paradigma orang tua murid terhadap pembelajaran anak usia dini?

D.    Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian diharapkan dapat bermanfaat diberbagai pihak.
1.      Secara Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengtahuan keilmuan bidang PAUD lebih khususnya pemahaman orang tua terhadap pembelajaran PAUD Tunas Bangsa.
2.      Secara Praktis
a.       Bagi orang tua murid, semoga dapat dijadikan acuan dalam merubah paradigma yang salah terhdap pembelajaran anak usia dini
b.      Bagi guru, semoga dapat menjadi bahan acuan sebagai pendekatan kepada wali murid guna menyamakan persepsi.
c.       Bagi sekolah, semoga dapat dijadikan acuan dalam memperbaiki pendekatan terhadap wali murid pada khususnya dan masyarakat sekitar pada umumnya.
d.      Bagi pembaca, penelitian ini semoga berguna untuk memberikan pemahaman tentang pentingnya mengetahui karakteristik pendidikan anak usia dini.
e.       Bagi peneliti, sebagai bentuk pengalaman sekaligus menambah wawasan dalam ilmu pengetahuan.
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

A.    Deskripsi Konseptual Fokus dan Sub Fokus Penelitian
1.      Pengertian Paradigma
Istilah paradigma tergolong sangat jarang digunakan dalam percakapan yang kita lakukan sehari – hari. Meskipun begitu, kita tetap harus mengetahui makna / arti kata paradigma yang sebenarnya, sehingga ketika istilah ini digunakan, kita dapat mengetahui apa makna / artinya.
Istilah paradigma cenderung merujuk kepada dunia pola pikir atau pun teknis penyelesaian masalah yang dilakukan oleh manusia. Istilah yang satu ini pertama kali diperkenalkan oleh seorang ilmuan bernama Thomas Kuhn melalui buku buatannya yang berjudul The Structure of Scientific Revolution.
Saat pertama kali diperkenalkan, istilah Paradigma tidak dijelaskan secara gamblang oleh Thomas Khun. Pada waktu itu, paragima hanya diutarakan sebagai termonologi kunci yang dipakai dalam model perkembangan ilmu pengetahuan saja. Beberapa saat kemudian, barulah istilah Paradigma terdefenisi secara jelas oleh Robert Fridrichs (merupakan orang pertama yang mengungkapkan apa itu paradigma secara jelas dan gamblang).
Pradigma berkaitan erat dengan prinsip – prinsi dasar yang menentukan berbagai macam pandangan manusia terhadap dunia sebagai bagian dari sistem bricoluer. Sebuah paradigma biasanya meliputi tiga elemen utama yaitu elemen metodologi, elemen epistemologi, dan elemen ontologi. Dengan menggunakan tiga elemen ini, manusia menggunakan paradigma untuk meraih berbagai macam pengetahuan mengenai dunia dan berbagai macam fenomena yang terjadi di dalamnya.
Secara etimologis, istilah paradigma pada dasarnya berasal dari bahasa Yunani yaitu dari kata “para” yang artinya di sebelah atau pun di samping, dan kata “diegma” yang artinya teladan, ideal, model, atau pun arketif. Sedangkan secara terminologis, istilah paradigma diartikan sebagai sebuah pandangan atau pun cara pandang yang digunakan untuk menilai dunia dan alam sekitarnya, yang merupakan gambaran atau pun perspektif umum berupa cara – cara untuk menjabarkan berbagai macam permasalahan dunia nyata yang sangat kompleks.
2.      Pengertian Anak Usia Dini
Anak usia dini adalah anak yang baru dilahirkan sampai usia 6 tahun. Usia ini merupakan usia yang sangat menentukan dalam pembentukan karakter dan kepribadian anak (Yuliani Nurani Sujiono, 2009: 7). Usia dini merupakan usia di mana anak mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang pesat. Usia dini disebut sebagai usia emas (golden age). Makanan yang bergizi yang seimbang serta stimulasi yang intensif sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan tersebut.
Yang dimaksud dengan anak usia dini atau anak prasekolah adalah
mereka yang berusia antara 0 sampai 6 tahun. Mereka biasanya mengikuti
program prasekolah atau kindergarten. Sedangkan di Indonesia umumnya
mereka mengikuti program tempat penitipan anak dan kelompok bermain
(play group).
Sementara itu, menurut direktorat pendidikan anak usia dini,
pengertian anak usia dini adalah anak usia 0 – 6 tahun, baik yang terlayani
maupun yang tidak terlayani di lembaga pendidikan anak usia dini.27 Hal
ini sesuai dengan ketentuan umum Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan anak
usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak
lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian
rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan
jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki
pendidikan lebih lanjut.
Dari pengertian tersebut tergambar bahwa anak usia dini adalah
anak yang berada pada rentang usia 0 – 6 tahun. Hal ini sejalan dengan
Undang-undang sistem pendidikan nasional no. 20 tahun 2003 tentang
sisdiknas pasal 28 ayat 1 yaitu pendidikan anak usia dini diselenggarakan
sebelum jenjang pendidikan dasar.
3.      Pengertian Pembelajarn Anak Usia Dini
Pembelajaran adalah proses interaksi anak didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar (Depdiknas – UU Sisdiknas, 2003: 4). Pembelajaran menurut behaviorisme adalah upaya pendidik untuk membantu anak didik melakukan kegiatan belajar sehingga menghasilkan perubahan perilaku pada anak didik (Tulus Tu’u, 2004: 64). Dari definisi tersebut, jika dihubungkan dengan pendidikan usia dini maka kita dapat mengatakan bahwa pembelajaran merupakan proses interaksi anak usia dini dengan guru dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar untuk membantu membimbing anak belajar dengan baik sesuai dengan tahap perkembangnnya sehingga menghasilkan perubahan tingkah laku menjadi lebih baik.
Pembelajaran di PAUD pada dasarnya menerapkan esensi bermain karena bermain merupakan dunia kerja anak usia prasekolah. Menurut Anggani Sudono (2000: 1) bermain adalah suatu kegiatan yang dilakukan dengan atau tanpa mempergunakan alat yang menghasilkan pengertian atau memberikan informasi, memberi kesenangan maupun mengembangkan imajinasi pada anak. Melalui bermain, anak dapat memetik berbagai manfaat bagi semua aspek perkembangan. Akan tetapi, prinsip bermain sambil belajar yang diterapkan dalam pembelajaran di PAUD seringkali disalah artikan, dengan menganggap bahwa pembelajaran di PAUD isinya hanya bermain-main saja tanpa tujuan yang jelas. Sesungguhnya, kegiatan pembelajaran di kelompok bermain didesain sedemikian rupa sehingga memungkinkan anak belajar dengan tetap mencerminkan jiwa bermain, yaitu senang, bebas, merdeka, voluntir, dan demokratis. Oleh karena itu, kegiatan bermain yang dapat mengembangkan semua aspek perkembangan pada diri anak (baik fisik motorik, kognitif, bahasa, seni, sosial emosional) yang didesain dalam pembelajaran di PAUD.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Smith et al; Garvey; Rubin, Fein & Vandenberg (dalam Johnson et al, 1999), ada beberapa ciri kegiatan bermain yaitu :
·  Dilakukan berdasarkan motivasi internal yaitu anak ikut bermain berdasarkan keinginannya sendiri serta untuk kepentingannya sendiri.
·  Kegiatan bermain diwarnai oleh perasaan emosi positif.
·  Fleksibilitas yang ditandai dengan mudahnya beralih kegiatan dari satu aktivitas ke aktivitas yang lain
·  Lebih menekankan proses yang berlangsung daripada hasil akhir. Saat bermain, perhatian anak lebih terpusat pada kegiatan yang berlangsung daripada tujuan yang ingin dicapai (tidak memiiki tujuan eksternal yang ditetapkan sebelumnya). Misalnya anak bermain kartu huruf, ia tidak memiliki tujuan untuk belajar mengenal huruf atau membuat kata. Jika setelah bermain anak mampu mengembangkan kosa kata interaksi dengan huruf, itu adalah persoalan lain. Partisipasi bermain lebih penting daripada tujuan bermain.
·  Bebas memilih kegiatan main
·  Memiliki kualitas pura-pura karena memungkinkan anak bereksperimen dengan hal-hal baru.
Pendidik PAUD harus kreatif dan inovatif dalam mendesain lingkungan main bagi anak agar esensi bermain mewarnai kegiatan belajar anak. Sebagai contoh untuk mengembangkan kemampuan mengenal warna, guru dapat menata lingkungan main dengan beberapa pilihan kegiatan seperti mewarnai gambar, finger painting, mencap, melukis dengan kelereng, membatik dan menjumput, melukis cermin, ataupun melukis dengan benang. Dengan demikian berarti guru telah memberikan kebebasan pada anak untuk memilih, adanya fleksibilitas untuk beralih dari satu jenis kegiatan ke kegiatan lainnya, dan tanpa mempertimbangkan hasil akhir, selama proses bereksperimen dengan warna pada kegiatan yang dipilih anak pun mampu mengenal warna.
Prinsip-Prinsip Pembelajaran PAUD
Dalam melaksanakan pembelajaran di PAUD perlu memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut:
a) Bermain sambil belajar
b) Pembelajaran berorientasi pada prinsip-prinsip perkembangan anak
c) Pembelajaran berorientasi pada kebutuhan anak
d) Kreatif dan Inovatif
e) Pembelajaran didukung oleh lingkungan yang kondusif
f) Menggunakan pembelajaran terpadu
g) Pembelajaran mengembangkan keterampilan hidup
h) Pembelajaran berpusat pada anak
i) Demokratis
j) Bermakna

B.     Hasil Penelitian Yang Relevan
Hasil penelitian relevan sebelumnya yang sesuai dengan penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh penulis tentang upaya merubah paradigma orang tua murid PAUD Tunas Bangsa terhadap pembelajaran anak usia dini. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif, dengan memakai pendekatan fenomologi. Fenomologi digunakan agar dapat diketahui persepsi atau paradigma orang tua murid yang keliru terhadap pembelajaran anak usia dini dan dapat merubah atau meluruskan paradigma atau persepsi orang tua murid PAUD Tunas Bangsa terhadap pembelajaran anak usia dini dengan beberapa strategi.













BAB III : METODOLOGI PENELITIAN

A.    Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian etnografi ini diharapkan  dapat merubah paradigma orang tua murid PAUD Tunas Bangsa yang salah terhadap pembelajaran bagi anak usia dini agar sinkron antara guru dan wali murid, sehingga pembelajaran dapat berkesinambungan sampai ke lingkungan rumah dan anak dapat pembelajaran ynag tepat pada kebutuhan perkembangannya.

B.     Tempat dan Waktu Penelitian
1.      Tempat            : Penelitian ini dilaksanakan di PAUD Tunas Bangsa yang beralamat di Jl. Cempaka Putih Timur XVII RT. 11 / RW. 03 Jakarta Pusat.
2.      Waktu             : Penelitian ini dilakukan pada Semester I mulai bulan Juli 2017 sampai Oktober 2017.

C.     Latar Penelitian
Latar penelitian ini berdasarkan pengamatan terhadap paradigma orang tua murid PAUD Tunas Bangsa yang salah terhadap pembelajaran anak usia dini. Karena pemahaman yang kurang hanya berorientasi pada akademik saja, walaupun sudah mengikuti sosialisasi tentang pembelajaran anak usia dini. Orang tua sering mengabaikan karena pengaruh dari lingkungan.

D.    Metode Penelitian
Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif. Sukardi (2003 : 19) menjelaskan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian berdasarkan mutu atau kualitas dari tujuan sebuah penelitian itu. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang didesain secara umum yaitu penelitian yang dilakukan untuk objek kajian yang tidak terbatas dan tidak menggunakan metode ilmiah menjadi patokan.
Sedangkan metode penelitian menggunakan etnografi biasanya memfokuskan penelitian pada suatu masyarakat (tidak selalu secara geografis, juga memerhatikan pekerjaan, pengangguran, dan masyarakat lainnya). Penelitian etnografi khusus menggunakan tiga macam pengumpulan data yaitu wawancara, observasi dan dokumentasi. Penelitian ini menggunakn tiga jenis data : kutipan, uraian dan kutipan dokumen menghasilkan dalam suatu produk : uraian naratif.
Pendekatan kualitatif yang digunakan bertitik balik dari mengetahui latar belakang oarang tua murid dan hubungan dengan leingkungan sekitarnya dan kendala upaya merubah paradigma yang salah terhadap pembelajaran anak usia dini.
Adapun langkah – langkah penelitian penulis melakukan : wawancara, observasi dan studi dokumentasi. Semua difokuskan ke arah mendapatkan kesatuan data dan kesimpulan.




E.     Data dan Sumber Data
Dalam penelitian ini penulis mengumpulkan data wawancara dengan orang tua murid sebelum mengikuti sosialisasi / parenting dan sesudahnya dan faktor – faktor yang mempengaruhinya.
-          Sumber – sumber data yaitu : Orang tua murid PAUD Tunas Bangsa, Cempaka Putih Timur.
-          Objek penelitian adalah : Paradigma orang tua murid yang salah terhadap pembelajaran anak usia dini.
Sumber data juga diambil dari faktor yang memengaruhi paradigma orang tua murid yang salah terhadap pembelajaran anak usia dini.

F.      Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah upaya yang dilakukan untuk memperoleh data yang memenuhi standar data yang telah ditetapkan. Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah sebagai berikut :
1.      Observasi
Observasi dilakukan untuk mengamati dan mencatat secara sistematis terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian dan faktor – faktor yang memengaruhi yang menjadi sebuah kendala. Pengamatan dan pencatatan dilakukan di PAUD Tunas Bangsa, Cempaka Putih.


2.      Wawancara
Wawancara sebagai media mengumpulkan informasi dengan cara mengajukan sejumlah pertanyaan secara lisan untuk dijawab secara lisan pula. Penelitian kualitatif sering  menggabungkan teknik observasi partisipatif dengan wawancara mendalam. Wawancara dilakukan pada beberapa wali murid PAUD Tunas Bangsa RW 03 Cempaka Putih, secara personal. Setelah dilakukan sosialisasi atau parenting tentang pembelajaran anak usia dini.
3.      Dokumentasi
Dokumentasi adalah cara mengumpulkan data melalui arsip, buku tentang teori, pendapat dalil / hukum dan lain – lainnya, yang berhubungan dengan masalah penelitian. Studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif, yaitu data wawancara.

G.    Pemeriksa Keabsahan Data (Triangulasi)
Guna meningkatkan pemahaman peneliti terhadap apa yang ditemukan, peneliti menggabungkan atau mengumpulkan data dan sumber data yang telah ada yaitu data observasi, wawancara dan observasi.



H.    Teknik Analisis Data
1.      Analisis data sebelum di lapangan sebagai fokus penelitian. Namun demikian, fokus penelitian ini masih bersifat sementara dan berkembang setelah peneliti masuk dan selami di lapangan.
2.      Analisis data di lapangan : sebelum menganalisis data di lapangan : Meredaksi data dengan memilih hal – hal yang pokok, dicari tema dan polanya dengan demikian data yang direduksi akan terlihat jelas dan mempermudah penelitian untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya.
Penyajian data berbentuk uraian yang bersifat naratif dan kesimpulan dalam penelitian kualitatif ini, merupakan temuan yang sering terjadi di masyarakat, temuan berupa deskripsi atau gambar suatu objek yang sebelumnya masih remang – remang atau gelap sehingga setelah diteliti menjadi jelas. Dapat berupa hubungan kausal atau interaktif, hipotesis atau teori.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar