PENDIDIKAN
MORAL MELALUI BUDAYA PEMBIASAAN DALAM PEMBENTUKAN
PERILAKU PADA ANAK USIA DINI DI
PAUD TERPADU WIJAYA KUSUMA LENTENG AGUNG
(Penelitian Etnografi)
PROPOSAL
Diajukan
guna memenuhi tugas perkuliahan mata pelajaran Penelitian Metodologi
Oleh :
NAMA : NURYANAH
NPM : 20158400075
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN
KUSUMA NEGARA JAKARTA
2017
KATA
PENGANTAR
Alhamdulillah,
segala puji mutlaq milik Allah semata. Atas segala hidayah, inayah dan
kenikmatan-Nya kita masih diberi kesempatan untuk melakukansebuah kegiatan
penelitian yaitu Pendidikan Moral Melalui Budaya Pembiasaan Dalam Pembentukan
PerilakuPada Anak UsiaDini di PAUD Terpadu Wijaya Kusuma Lenteng Agung, melalui
proses pembiasaan adalah hakikat belajar bagi AUD. Sehingga AUD mendapatkan hak
yang sebenarnya, dapat menjalankan tahap keemasannya dengan tepat, dan sangat
berpengaruh untuk kelangsungan kedewasaannya.
Kami
ucapkan terima kasih kepada Wali Murid PAUD Terpadu Wijaya Kusuma sebagai
responden kami, Guru – Guru PAUD Terpadu Wijaya Kusuma sebagai relasi kami yang
mendukung semua kegiatan PAUD. Dan tidak lupa pula kami ucapkan kepada dosen
pengampu Bapak Iswadi. M. Pd. Yang telah mengajarkan kami tentang penelitian
metodologi. Rekan – rekan seperjuangan PG PAUD PKK Kelas B atas bimbingan,
bantuan dan dukungannya dalam penyusunan proposal penelitian ini. Penulis
menyadari banyak kekurangan dalam penyusunan penelitian ini, maka kritik dan
saran yang sifatnya membangun penulis harapkan guna menyempurnakan penelitian.
Demikianlah
penelitian ini disusun guna menyelesaikan tugas Mata Kuliah Metodologi
Penelitian, semoga dapat bermanfaat bagi para orang tua khususnya, sehingga
dapat mendidik anak – anaknya dengan tepat dan benar demi mengemban amanah
Allah yang telah diberikan – Nya. Aamiin...
Jakarta,
Oktober 2017
Penulis
DAFTAR
ISI
1.
KATA PENGANTAR
.................................................................................. 2
2.
DAFTAR ISI ................................................................................................ 3
3.
BAB I : PENDAHULUAN
.......................................................................... 4
A. Latar
Belakang Masalah ............................................................. 4
B. Fokus
Masalah ............................................................................ 6
C. Rumusan
Masalah ....................................................................... 6
D. Kegunaan
Penelitian ................................................................... 6
4.
BAB II : TINJAUAN
PUSTAKA ................................................................ 8
A. Deskripsi
Konseptual Fokus ...................................................... 8
B. Hasil
Penelitian Yang Relevan ................................................. 19
5.
BAB III : METODOLOGI
PENELITIAN ................................................. 20
A. Tujuan
Penelitian ...................................................................... 20
B. Tempat
Dan Waktu Penelitian .................................................. 20
C. Latar
Penelitian ......................................................................... 20
D. Metode
Penelitian ..................................................................... 20
E. Data
dan Sumber Data .............................................................. 21
F. Tehnik
Pengumpulan Data ....................................................... 21
G. Pemeriksaan
Keabsahan Data (Triangulasi) ............................. 21
H. Tehnik
Analisis Data ................................................................ 22
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Menurut
UNESCO pendidikan hendaknya dibangun dengan empat pilar, yaitu learning to
know, learning to do, learning to be, dan learning to live together.Pendidikan anak usia dini tidak sekedar berfungsi untuk
memberikan pengalaman belajar kepada anak, tetapi yang lebih penting berfungsi
untuk mengoptimalkan perkembangan otak.
Pendidikan merupakan modal dasar untuk menyiapkan
insan yang berkualitas. Menurut Undang-undang Sisdiknas Pendidikan adalah usaha
sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memilikikekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara.
Pendidikan anak usia dini sepatutnya juga mencakup seluruh
proses stimulasi psikososial dan tidak terbatas pada proses pembelajaran yang
terjadi dalam lembaga pendidikan. Artinya, pendidikan anak usia dini dapat
berlangsung dimana saja dan kapan saja seperti halnya interaksi manusia yang
terjadi di dalam keluarga, teman sebaya, dan dari hubungan kemasyarakatan yang
sesuai dengan kondisi dan perkembangan anak usia dini.
Pendidikan Moral anak
usia dini(PAUD) sangat penting untuk membangun karakter anak
sejak dini. Dalam kaitannya dengan metode pengajaran
dalam pendidikan maka dapat dikatakan bahwa pembiasaan adalah cara atau metode
yang dapat dilakukan untuk membiasakan anak didik berfikir, bersikap, dan
bertindak.
Pembiasaan (habituation) merupakan proses pembentukan sikap dan
perilaku yang relatif menetap dan bersifat otomatis melalui proses pembelajaran
yang berulang-ulang. Sikap atau perilaku yang menjadi kebiasaan mempunyai ciri;
perilaku tersebut relatif menetap, umumnya tidak memerlukan fungsi berpikir
yang cukup tinggi, misalnya untuk dapat mengucapkan salam cukup fungsi berpikir
berupa mengingat atau meniru saja, bukan sebagai hasil dari proses kematangan,
tetapi sebagai akibat atau hasil pengalaman atau belajar, dan tampil secara berulang-ulang
sebagai respons terhadap stimulus yang sama.
Proses pembiasaan
berawal dari peniruan, selanjutnya dilakukan pembiasaan di bawah bimbingan
orang tua, dan guru dengan tingkah laku, keterampilan,
kecakapan dan pola pikir tertentu.
Proses pembiasaan dalam pendidikan
merupakan hal yang penting terutama bagi anak-anak usia dini. Anak-anak belum
menyadari apa yang disebut baik dan tidak baik dalam arti susila. Ingatan
anak-anak belum kuat, perhatian mereka lekas dan mudah beralih kepada hal-hal
yang terbaru dan disukainya. Dalam kondisi ini mereka perlu dibiasakan dengan
tingkah laku, keterampilan, kecakapan dan pola pikir tertentu.
Pembentukan perilaku
melalui pembiasaan yang di maksud meliputi moral ,agama, Pancasila,
perasaan/emosi, kemampuan bermasyarakat, dan disiplin.dari semua tujuan ini
dimaksudkan untuk mempersiapkan anak sedini mungkin dalam mengembangkan sikap
dan perilaku yang didasari oleh nilai nilai moral dan agama.
Berdasarkan
latar belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian yang
menitikberatkan pada bagaimana metode yang tepat diberikan pada pendidikan anak
usia dini agar berjalan secara efektif dan efisien, tidak hanya materi yang
didapatkan oleh seorang anak ketika belajar, tetapi pengalaman dan penerapan
dari apa yang telah diperoleh di bangku sekolah, itulah yang lebih penting
untuk ditekankan.
Tujuan
pendidikan pun akan dapat terlaksana dengan baik manakala proses pendidikan
dilaksanakan dengan cara yang menyenangkan dan tanpa paksaan. Melainkan dengan
adanya kesadaran diri dari peserta didik yang dilatih melalui proses
pembiasaan.
B.
Fokus
Penelitian
Berdasarkan hasil
pengamatan di lapangan terdapat metode pengajaran menarik bagi anak usia dini
sehingga dari banyaknya metode tersebut maka ditentukan fokus penelitian yaitu
:
1. MengetahuiProses
pembiasaan dalam pendidikan merupakan hal yang penting terutama bagi anak-anak
usia dini
2. Menerapkan
pembiasaan kepada anak usia dini untuk terbiasa dengan tingkah laku,
keterampilan,kecakapan dan pola pikir tertentusehingga
dapat menyadari apa yang disebut baik
dan tidak baik dalam arti susila.
C.
Rumusan
Masalah
Dari latar belakang yang
telah dituliskan di atas, fokus penelitian mengenai Pendidikan melalui pembiasaan
pada Anak Usia Dini di Paud Terpadu
Wijaya Kusuma Lenteng Agung,
adalah sebagai berikut.
1. Upaya
penerapan pembiasaan di PAUD Terpadu Wijaya Kusuma Lenteng Agung agar pembiasaan tersebut melekat pada
anak – anak
2. Kendala
dalam upaya penerapan pembiasaan dalam pembelajaran anak usia dini
D.
Kegunaan
Penelitian
Hasil
penelitian diharapkan dapat bermanfaat diberbagai pihak.
1. Secara
Teoritis
Hasil penelitian ini
diharapkan dapat menambah pengetahuan keilmuan bidang PAUD lebih khususnya
pemahaman Anak Usia Dini terhadap pembelajaran melalui pembiasaan di PAUD Terpadu Wijaya Kusuma.
2. Secara
Praktis
a. Bagi
orang tua murid, semoga pembiasaan yang di dapatkan dari sekolah agar di
terapkan juga di lingkungan rumah.
b. Bagi
guru, semoga dapat menjadi bahan acuan untuk pembelajaran yang menyenangkan
bagi anak usia dini.
c. Bagi
sekolah, semoga dapat dijadikan acuan dalam memperbaiki pendekatan terhadap
wali murid pada khususnya dan masyarakat sekitar pada umumnya.
d. Bagi
pembaca, penelitian ini semoga berguna untuk memberikan pemahaman tentang
pentingnya mengetahui karakteristik pendidikan anak usia dini melalui
pembiasaan.
e. Bagi
peneliti, sebagai bentuk pengalaman sekaligus menambah wawasan dalam ilmu
pengetahuan
BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA
A.
Deskripsi
Konseptual Fokus
1. Pendidikan
Anak Usia Dini
Pengertian
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) secara umum adalah suatu upaya pembinaan yang dilakukan
melalui pemberian rangsangan pendidikan kepada anak sejak lahir sampai dengan
berusia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk
membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar
anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut, yang
diselenggarakan pada jalur formal, nonformal, dan informal.
Pendidikan
anak usia dini merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang
menitikberatkan pada peletakan dasar ke arah pertumbuhan dan 5 perkembangan,
yaitu : perkembangan moral dan agama, perkembangan fisik (koordinasi
motorik halus dan kasar), kecerdasan/kognitif
(daya pikir, daya cipta), sosio emosional (sikap dan emosi) bahasa dan komunikasi, sesuai
dengan keunikan dan tahap-tahap perkembangan sesuai kelompok usia yang dilalui
oleh anak usia dini seperti yang tercantum dalam Permendiknas no 58 tahun 2009.
Ada dua
tujuan diselenggarakannya pendidikan anak usia dini yaitu:
ü
Tujuan utama: untuk membentuk anak Indonesia yang
berkualitas, yaitu anak yang tumbuh dan berkembang sesuai dengan tingkat
perkembangannya sehingga memiliki kesiapan yang optimal di dalam memasuki
pendidikan dasar serta mengarungi kehidupan pada masa dewasa.
ü Tujuan penyerta: untuk membantu menyiapkan anak mencapai kesiapan belajar (akademik) di sekolah, sehingga dapat mengurangi usia putus sekolah dan mampu bersaing secara sehat di jenjang pendidikan berikutnya.
Adapun Satuan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dapat di upayakan pembinaan dan pendidikan untuk anak usia dini dilakukan melalui sebuah lembaga satuan pendidikan formal dan nonformal yang menyelenggarakan program pendidikan anak usia dini. Satuan pendidikan tersebut adalah:
A. Taman Kanak-Kanak
Taman Kanak-Kanak
(TK) adalah salah satu bentuk satuan pendidikan anak usia dini pada jalur
pendidikan formal yang menyelenggarakan program pendidikan bagi anak usia 4
(empat) tahun sampai dengan 6 (enam) tahun.
B. Kelompok Bermain
Kelompok
Bermain (KB) adalah salah satu bentuk satuan pendidikan anak usia dini jalur
pendidikan nonformal yang menyelenggarakan program pendidikan dalam bentuk
bermain sambil belajar bagi anak usia 2 (dua) sampai 4 (empat) tahun yang
memperhatikan aspek kesejahteraan sosial anak.
C. Taman Penitipan Anak
Taman
Penitipan Anak (TPA) adalah salah satu bentuk satuan pendidikan anak usia dini
jalur pendidikan nonformal yang menyelenggarakan program pendidikan dalam
bentuk bermain sambil belajar bagi anak usia 0 (nol) sampai 6 (enam) tahun
dengan prioritas nol sampai empat tahun yang memperhatikan aspek pengasuhan dan
kesejahteraan sosial anak.
D. Satuan PAUD Sejenis
Satuan PAUD
Sejenis (SPS) adalah salah satu bentuk satuan pendidikan anak usia dini jalur
pendidikan nonformal yang menyelenggarakan program pendidikan dalam bentuk
bermain sambil belajar bagi anak usia 0 (nol) sampai 6 (enam) tahun yang dapat
diselenggarakan dalam bentuk program secara mandiri atau terintegrasi dengan
berbagai layanan anak usia dini dan lembaga keagamaan yang ada di masyarakat
Adapun Rentangan anak usia dini menurut Pasal 28 UU
Sisdiknas No.20/2003 ayat 1 adalah 0-6 tahun. Sementara menurut kajian rumpun
keilmuan PAUD dan penyelenggaraannya di beberapa negara, PAUD dilaksanakan
sejak usia 0-8 tahun (masa emas).
Secara
umum, tujuan pendidikan anak usia dini adalah mengembangkan berbagai potensi
anak sejak dini sebagai persiapan untuk hidup dan dapat menyesuaikan diri
dengan lingkungannya. Pendidikan anak pun bisa dimaknai sebagai usaha
mengoptimalkan potensi-potensi luar biasa anak yang bisa dibingkai dalam
pendidikan, pembinaan terpadu, maupun pendampingan.
2. Fungsi Pendidikan Anak Usia Dini
2. Fungsi Pendidikan Anak Usia Dini
Fungsi pendidikan anak usia dini secara umum adalah
:
Mengenalkan
peraturan dan menanamkan disiplin pada anak
Mengenalkan
anak pada dunia sekitar
Menumbuhkan
sikap dan perilaku yang baik
Mengembangkan
kemampuan berkomunikasi dan bersosialisasi
Mengembangkan
keterampilan, kreativitas, dan kemampuan yang dimiliki anak
Menyiapkan
anak untuk memasuki pendidikan selanjutnya.
3.
Sistem Penyelenggaraan
Pendidikan Anak Usia Dini
Penyelenggaraan PAUD di negara lain semata-mata hanya
menstimulasi kecerdasan anak secara komprehensif dan pengasuhan terhadap anak,
karena aspek kecerdasan yang dikembangkan hanya meliputi kecerdasan
intelektual, emosional, estetika, dan social serta pengasuhan. Sedang di
Indonesia potensi kecerdasan tersebut diberikan juga pendidikan untuk
mengembangkan potensi kecerdasan spiritual yang dilaksanakan melalui pendekatan
olah pikir, olah rasa, dan olah raga. Di samping itu, juga diberikan
pengetahuan dan pembinaan terhadap kondisi kesehatan dan gizi peserta didik.
Oleh karena itu, penyelenggaraan PAUD di Indonesia disebut penyelenggaran PAUD
secara “Holistik dan Integratif”.
Prinsip-Prinsip Pembelajaran PAUD
Dalam melaksanakan pembelajaran di PAUD
perlu memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut:
a) Bermain sambil belajar
b) Pembelajaran berorientasi pada
prinsip-prinsip perkembangan anak
c) Pembelajaran berorientasi pada kebutuhan
anak
d) Kreatif dan Inovatif
e) Pembelajaran didukung oleh lingkungan yang
kondusif
f) Menggunakan pembelajaran terpadu
g) Pembelajaran mengembangkan keterampilan
hidup
h) Pembelajaran berpusat pada anak
i) Demokratis
j) Bermakna
Perencanaan pembelajaran untuk anak usia dini sebaiknya Pendidik
merancang strategi, bahan interaksi, dan lingkungan belajar yang aman, sehat,
menarik, dan menantang anak. Pendidik dapat merancang lingkungan fisik,
menggunakan metode dan menciptakan kebiasaan-kebiasaan.
Pada umumnya strategi pembelajaran menuntut pendidik yang
memiliki kemampuan profesional, sosial dan pribadi yang baik. Pendidik juga
harus mampu menghayati karakteristik keunikan setiap anak yang ada dalam
pengasuhannya. Pengetahuan tentang karakteristik perkembangan dan cara belajar
anak memberikan konstribusi terhadap pendidik dalam menyelenggarakan pendidikan
di PAUD . Hal lain yang perlu dipahami oleh pendidik adalah tentang
prinsip-prinsip perkembangan anak dan karakteristik khusus dalam rentang usia
tertentu yang dimiliki anak akan membantu para pendidik untuk mengenal
kebiasaan-kebiasaan diantara anak.
Prinsip perkembangan sebagaimana
diuraikan diatas memberikan implikasi pembiasaan sebagai berikut:
Ø
Kegiatan dan kebiasaan-kebiasaan bagi anak dirancang
sehingga semua aspek perkembangannya dapat dicapai.
Ø
Pendidik hendaknya mempertimbangkan bahan ajar yang
sesuai dengan perkembangan anak.
Ø
Kegiatan dan kebiasaan-kebiasaan hendaknya dirancang
sehingga anak-anak mempunyai kesempatan untuk berpartisipasi secara aktif
mengembangkan seluruh aspek perkembangannya.
4. Hakikat Moral dan strategi salam pengembangan moral
pada anak usia dini
Moral
berasal dari kata latin “mores” yang berarti tata cara , kebiasaan, dan adat.
Perilaku sikap moral berarti perilaku yang sesuai dengan kode moral kelompok
sosial, yang dikembangakan oleh konsep moral.
Menurut piaget (sinilungan, 1997), hakikat moralitas adalah kecenderungan menerima dan menaati sistem peraturan. Selanjutnya, kohlberg (gnarsa, 1985) mengemukakan bahwa aspek moral adalah sesuatu yang tidak dibawa dari lahir, tapisesuatu yang berkembang dan dapat diperkembangkan/dipelajari.
Perkembangan
moral merupakan proses internalisasi nilai/norma masyarakat sesuai dengan
kematangan dan kemampuan seseorang dalam menyesuaikan diri terhadap aturan yang
berlaku dalam kehidupannya. Jadi, perkembangan moral mencangkupaspek kognitif
yaitu pengetahuan tentang baik/buruk atau benar/salah, dan aspek afektif yaitu
sikap perilaku moral itu dipraktekkan.
Piaget mengajukan
perkembangan moral, yang digambarkan pada aturan permainan. Menurut beliau
hakekat moralitas adalah kecenderungan menerima dan menaati sistem
peraturanTeori perkembangan moral yang dikemukakan Kohlberg seperti halnya
Piaget menunjukkan bahwa sikap dan perilaku moral bukan hasil sosialisasi atau
pelajaran yang diperoleh dari kebiasaan yang berhubungan dengan nilai
kebudayaan semata-mata. Tetapi juga terjadi sebagai akibat dari aktivitas
spontan yang dipelajari dan berkembang melalui interaksi sosial anak dengan
lingkungannya.
5.
Moralitas Anak usia Dini
Seiring dengan perkembangan kognitif pada anak usia dini,
antara lain dilihat dari perkembangan bahasanya ,anak usia tersebut diharapkan
dapat memahami aturan dan norma yang dikenalkan oleh orangtua melalui
penjelasan verbal dan sederhana. Orangtua atau orang lain disekitarnya mulai
mengenlkan, mengajarkan dan membentuk sikap dan perilaku anak. Oleh sebab itu
,sejak awal dikatakan bahwa upaya penanaman dan pengembangan perilaku moral
yang dilakukan orangtua pada anak tidak dapat dipisahkan dari proses sosialisasi
yang terjadi diantara mereka.
Moralitas anak usia dini dan perkembangan dalam ttaran
kehidupan mereka dapat di urai sebagai berikut :
Sikap dan
cara berhubungan dengan oranglain (sosialisasi)
Minat anak untuk berhubungan
dengan oranglain mulai terlihat sejalan dengan perkembangan fisik ,motorik, dan
bahasanya. Kemampuan berbahasanya semakin berkembang yang memungkinkan untuk
memahami pembicaraan orang lain dan mengungkapkan keinginan keinginan dengan
bahasa yang sederhana. Inilah saatnya orangtu dan guru mulai mengajarkan
aturan,nilai, norma yang berlaku dimasyarakat sekitar agar anak dapat menjalin
hubungan dan dapat diterima oleh lingkungan sosial sekitar dengan baik.
Cara
berpakaian dan berpenampilan
Orang tua dan guru anak usia
dini juga perlu menjelaskan bahwa penampilan dan cara berpakaian seseorang
dapat memberi kesan tentang perilaku moral seseorang. Pada anak usia dini,
hal-hal seperti itu harus mulai di perkenalkan dan diajarkan. Anak harus tahu
dimana dan pada situasi apa ia boleh menggunakan baju tidur,atau seragam
sekolah.
Sikap dan
kebiasaan makan
Tata cara kebiasaan makan
harus sudah dikenalkan sejak usia dini agar menjadi kebiasaan yang baik dan
mengarahkan pada perilaku moral yang seiring dengan perkembangan motorik
halusnya, yaitu pada saat anak melakukan kegiatan seperti memasukan makanan
kedalam mulutnya. Selain yang berhubungan dengan tata cara makan ini, anak juga
harus diajari tentang hal –hal yang harus diketahui dan lakukan bila makan dan
sesudah makan.
Sikap dan
perilaku anak yang memperlancar hubunganya dengan orang lain
Penanaman moral kepada anak
dapat dilakukan dengan berbagai cara dan lebih disarankan untuk menggunakan
pendekatan ynag lebih bersifat individual ,persuasif, dan informal(santi dan
penuh keakraban).
6.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi perkembangan pembiasaan moral pada anak :
v kurang
tertanam jiwa agama pada setiap orang dalam masyarakat
v keadaan
masyarakat yang kurang stabil
v banyak
tulisan dan gambar yang tidak mengindahkan dasar moral
v tidak
terlaksana pendidikan moral yang baik
v kurangnya kesadaran orang tua akan pentingnya
pendidikan moral sejak dini
v banyak orang melalaikan budi pekerti
v suasana
rumah tangga yang kurang baik
v kurang ada bimbingan untuk mengisi waktu luang
v kurang tempat layanan bimbingan Menumbuhkan
kecerdasan moral pada anak
v Menghidupkan
imajinasi moral artinya menumbuhkan kemampuan individu untuk merenungkan mana
yang benar dan mana yang salah.
v Perilaku moral anak tumbuh sebagai tanggapan
terhadap cara anak diperlakukan di rumah dan di sekolah.
v Anak dengan kecerdasan moral mempunyai
perilaku yang baik, lembut hati dan mau memikirkan orang lain (empati). Usia 6
sampai 7 tahun anak sudah memiliki hasrat yang jelas untuk bersikap bijaksana,
sopan, murah hati. Anak dengan kecerdasan ini biasanya melihat dunia melalui
mata orang lain.
7.
Strategi
dalam Pengembangan Moral Pada Anak Usia Dini
Strategi yang dikembangkan untuk anak usia
5-6 tahun,sebagai berikut:
Menyiapkan
berbagai kegiatan yang mampu menstimulasi kerja sama, toleransi , dan saling
setia kawan
Menyiapkan
media pendukung yang memungkinkan anak dapa bekerja sama
Membawa
anak dalam situasi nyta untuk mengenlakna pendidikan moral,seperti
kepantiasuhan dan panti jompo.
Menyusun
program kepemimpinan kelompok sebagi landasan penanaman sikap leadershihp dan
tanggung jawab dalam menyelesaikan tugas.
8.
Contoh
penerapan strategi kegiatan pengembangan moral pada anak usia dini.
Salah
satu contoh penerapan strategi penerapan pengembangan moral pada anak usia dini
adalah membiasakna membawa tas sekolah sendiri di tempat yang tersedia atau
menyiapkan dan merapikan kembali berbagai perlengkapan belajar dan alat bermain setelah selesai
digunakan.selalu membiasakan memberi kesempatan kepada teman untuk berbicara
dan mendengarkan pembicaraannya.
9.
Peran
pendidik dalam penerapan strategi pengembangan moral pada anak usia dini
Pendidik
memilik peran sebagai stimulator yang perlu menyediakan lingkungan yang
kondusif sehingga anak memiliki kesempatan untuk mengembangkan seluruh potensi
anak. Pendidik juga mampu memiliki komitmen dan konsisten dalam menjalankan
seluruh program pengembangan moral anak.
10. Stimulasi perkembangan aspek
moral anak sebagai pembiasaan
v Mengikut
sertakan anak pada lingkungan usaha-usaha yang aktif.
v Orang
tua menanamkan dasar agama pada anak untuk dapat mempercayai orang lain
v Memberikan rangsangan dalam kehidupan
sehari-hari, misalnya mengucapkan salam, dll
v Orang
tua menjalin hubungan yang erat dengan anak, membicarakan pada anak tentang
masalah yang dialami sehari-hari.
11. Program kegiatan aplikasi
moral di lembaga PAUD
Pelaksanaan program kegiatan aplikasi moral
di lembaga PAUD adalah wujud dari pentingnya manusia sejak usia dini mengenal
arti aturan kehidupan di dunia ini. Berikut ini adalah tehnik membentuk tingkah
laku anak yang sesuai dengan nilai-nilai moral :
a. Memahami
Tingkah laku anak harus dipahami guru dengan
sewajarnya walaupun menjengkelkan ,mengesalkan ,dan merepotkan. Akan tetapi
bukan sepenuhnya guru menyetujui sepenuhnya, melaikan sesuai dengan norma
–norma yang berlaku.
b. Mengabaikan
Tingkah laku yang tidak pantas dihilangkan
dengan cara mengabaikan ,misalnya jika anak merengek-rengek.
c. Mengalihkan
perhatian
Mengalihkan kegiatan anak dari kegiatan
negatif dengan cara mengajukan pertanyaan kearah lalin,mengajajk melakukan
sesuatundan menyuruh melakukan kegiatan lain.
d. Keteladanan
Keteladanan lebih efektif daripada kata-kata
pengaruh. Tingkah laku orang tua dan guru lebih penting dari usaha orangtua
yang dilakukan secara sadar untuk mengajarkan anak. Anak lebih memerlukan
teladan daripada kritik.
e. Hadiah
Makin banyak orangtua atau guru tahu tentang
kesenangan anak , makin efektif menentukan jenis hadiah.
f. Perjanjian
Mengadakan persetujuan formal yang tertulis
antara anak dan orangtua atau guru sehingga tuntutan lebih jelas dan berisi
syarat-syarat tingkah laku dan hadiah.
g. Membentuk
Mengubah tingkah laku anak yang cukup
kompleks denagn cara membagi tugas menjadi komponen- komponen, melakukan secara
bertahap, mengatur tingkat kesulitan tugas dan memberi hadiah untuk setiap
komponen.
h. Mengubah
lingkungan rumah
Mencegah tingkah laku negatif daripada
memperbaikinya. Ini dilakukan dengan cara menambah ,mengurangi, dan merapikan
kembali lingkungan di sekitar anak.
i. Memuji
j. Mengajak
Caranya dengan mempengaruhi anak untuk
melakukan sesuatu yang membangkitkan perasaan, dorongan, an cita –cita daripada
logika
k. Menantang
Memberi tantangan yang bersifaft bersahabat
leih efektif terhadap anak yang dianggap mampu, tetapi kurang motivasi, dan
sangat efektif untuk anak balita.
l. Menggunakan
akibat yang wajar dan alamiah
m. Sugesti
n. Meminta
o. Peringatan
dan isyarat
p. Kerutinan
dan kebiasaan
q. Dsb...
Aspek-aspek
perkembangan anak usia dini yang sering menjadi perhatian pendidik adalah
berkisar aspek kemampuan dasar yang terdiri dari: aspek kognitif, bahasa,
motorik dan seni. Diluar aspek tersebut ada beberapa aspek perkembangan yang
terlupakan. Aspek ini tidak dapat dipisahkan dan menjadi bagian dalam hidup
anak-anak serta sangat penting bagi perkembangan anak. Aspek ini mengajarkan
anak untuk menilai positif hidup dan potensi unik dalam dirinya, hidup
berdampingan dengan orang lain, dan pada akhirnya mampu diterima dalam
lingkungan, serta masih banyak lagi.
Aspek
pembiasaan dan perilaku ini menunjang berkembangnya aspek perkembangan yang
berkaitan dengan kemampuan dasar. Aspek-aspek tersebut antara lain; aspek
perkembangan moral, sosial, dan disiplin.
Untuk
mengembangkan aspek kebiasaan pada anak maka jalan yang paling efektif adalah
dengan menjadi model yang benar untuk anak-anak. Penguatan diberikan pada anak
jika anak berada pada garis yang benar. Pembiasaan yang baik akan
terinternalisasi pada anak jika kegiatan-kegiatan yang baik terus menerus
dilakukan.
Secara
normatif ,anak usia dini mungkin dapat dikatakan belum mampu memahami makna
dari pentingnya pendidikan moral dan nilai- nilai keagamaan dalam kehidupannya
. namun secara fungsional, pengembangan nilai –nilai moral dan agama dapat
memberikan pengaruh dalam proses pembelajaran yang mereka alami . bahkan ,
lebih jauh lagi hal itu mampu menjadi pengalaman yang dalam dan melekat pada
pola pikirnya sepanjang hidup.
Dengan
demikian ,apabila stimukasi tersebut juga di kembangkan melalui proses
pembiasaan penerapan nilai- nilai dan agama, dengan memberdayakan seluruh
pancaindera yang ada ,dampak pengiring yng akan muncul adalah terwarnainya pola
berfikir anak usia dini dengan nuansa moralitas dan agamis yang tercermin dalam
kebiasaan bersikap dan beraktivitas.
B.
Hasil
Penelitian Yang Relevan
Hasil penelitian yang
relevan yang sesuai dengan penelitian ini adalah penelitian yang lakukan oleh
penulis tentang pembiasaan moral anak dalam hal kedisiplinan dan beretika
dengan baik dengan metode praktek
langsung. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian menggunakan metode etnografi
dengan pendekatan kualitatif.serta menggunakan teknik observasi wawancara serta
analisis data.
Adanya motivasi yang
dimiliki pihak lembaga paudwijaya kusuma dan faktor yang menghambatnya dapat
dilihat melalui karakter peserta didk yang kurang baik karena pola asuh
keluarga yang salah dalam pengasuhan dan lingkungan tempat tinggal peserta
didik yang keras.Selain itu ,pendanaan dan monitoring pusat kurikulum yang
minim juga sebagai faktor penghambatnya.Untuk mengatasi faktor
penghambattersebut dilakukan melauikegiatan sharing atau dialog antara pendidik,orang
tua dan lembaga pendidikan.Berdasarkan penelitian mengungkapkan bahwa
pendidikan mempunyai peran terpenting dalam penerapan pendidikan berkarakter
pada peserta didik anak usia dini.Pendidiksebagai pembimbing ,motivator,dan
teladan bagi peserta didik.sehingga pendidik merupakan cermin peserta didik
untuk bertindak ataupun berprilakudalam kehidupan sehari-hari.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tujuan Penelitian
Tujuan
dari penelitian etnografi ini diharapkan
dapat merubah karakteristik anak menjadi perilaku yang sesuai dengan
standar moral dari kelompok sosial tertentu. Pendidikan moral
ditujukan untuk memagari manusia dari melakukan perbuatan yang buruk yang tidak
sesuai dengan norma-norma yang ada baik itu dalam keluarga, guru dan teman sehingga
anak mempunyai kematangan sosial yang baik agar
mudah diarahkan untuk menyerap ilmu pengetahuan secara optimal
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat : Penelitian ini dilaksanakan di PAUD
Terpadu Wijaya Kusuma
2. Waktu : Penelitian ini dilakukan pada
Semester I mulai bulan Juli 2017 sampai Desember 2017.
C. Latar Penelitian
Latar penelitian ini berdasarkan
pengamatan terhadap Pendidikan moral melalui budaya pembiasaan dalam
Pembentukan perilaku pada anak usia dini di PAUD Terpadu Wijaya Kusuma Lenteng
Agung guna membangun kebiasaan hidup tertib dan teratur hingga mempunyai
perilaku yang baik dalam bersosialisasi .
D. Metode Penelitian
Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan
kualitatif. Sukardi (2003 : 19) menjelaskan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian
berdasarkan mutu atau kualitas dari tujuan sebuah penelitian itu. Penelitian
kualitatif adalah penelitian yang didesain secara umum yaitu penelitian yang
dilakukan untuk objek kajian yang tidak terbatas dan tidak menggunakan metode
ilmiah menjadi patokan.
Sedangkan metode penelitian menggunakan etnografi
biasanya memfokuskan penelitian pada suatu masyarakat (tidak selalu secara
geografis, juga memerhatikan pekerjaan, pengangguran, dan masyarakat lainnya).
Penelitian etnografi khusus menggunakan tiga macam pengumpulan data yaitu
wawancara, observasi dan dokumentasi. Penelitian ini menggunakn tiga jenis data
: kutipan, uraian dan kutipan dokumen menghasilkan dalam suatu produk : uraian
naratif.
Pendekatan kualitatif yang digunakan bertitik balik dari
mengetahui latar belakang oarang tua murid dan hubungan dengan leingkungan
sekitarnya dan kendala upaya merubah paradigma yang salah terhadap pembelajaran
anak usia dini.
Adapun langkah – langkah penelitian penulis melakukan
: wawancara, observasi dan studi dokumentasi. Semua difokuskan ke arah
mendapatkan kesatuan data dan kesimpulan.
E.
Data dan Sumber Data
Dalam penelitian penulis mengumpulkan data
wawancara dengan orang tua murid,peserta didik dan lembaga terkait sebelum
mengikuti sosialisasi dan sesudahnya dan faktor-faktor yang mempengaruhinya
v Sumber-sumber
data yaitu : Orang tua murid dan peserta didik dan pendidik Paud Terpadu Wijaya
Kusuma Lenteng Agung
v Objek
penelitian adalah : PendidIkan Moral melalui pembiasaan anak usa dini
v Sumber
data juga diambil dari faktor yang mempengaruhi dan menghambat peran pendidik
dalam membangun proses pembiasaan peserta didik.
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dilakukan
adalah sebagai berikut :
1.
Observasi
Observasi dilakukan untuk mengamati dan
mencatat secara sistematis terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian
dan faktor – faktor yang memengaruhi yang menjadi sebuah kendala. Pengamatan
dan pencatatan dilakukan di PAUD Terpadu Wijaya Kusuma
2.
Wawancara
Wawancara sebagai media mengumpulkan
informasi dengan cara mengajukan sejumlah pertanyaan secara lisan untuk dijawab
secara lisan pula. Penelitian kualitatif sering
menggabungkan teknik observasi partisipatif dengan wawancara mendalam.
Wawancara dilakukan pada beberapa wali murid PAUD Terpadu Wijaya Kusuma Lenteng
Agung Jakarta Selatan, secara personal. Setelah dilakukan sosialisasi atau parenting
tentang pembelajaran anak usia dini.
3.
Dokumentasi
Dokumentasi adalah cara mengumpulkan
data melalui arsip, buku tentang teori, pendapat dalil / hukum dan lain –
lainnya, yang berhubungan dengan masalah penelitian. Studi dokumen merupakan
pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian
kualitatif, yaitu data wawancara.
G. Pemeriksaan Keabsahan Data (Triangulasi)
Guna meningkatkan pemahaman peneliti terhadap apa yang ditemukan, peneliti
menggabungkan atau mengumpulkan data dan sumber data yang telah ada yaitu data
observasi, wawancara dan observasi.
H. Teknik Analisis Data
Analisa data merupakan suatu
kegiatan setelah data dari seluruh responden atau sumber lain terkumpul. Untuk
analisa data yang telah diperoleh dari berbagai sumber, maka data tersebut
dioleh dengan langkah-langkah :
a. Membuat
Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran Harian dengan memasukan materi pembiasaan di tiap harinya.
b. Data
diseleksi dan dikelompokkan sesuai dengan kebutuhan untuk menjawab masalah
penelitian.
c. Data
diolah sesuai dengan masalah penelitian.
d. Analisa
data dengan menggunakan kata-kata yang sederhana sebagai jawaban terhadap
masalah.
e. Menganalisa
data yang telah disusun sesuai dengan tujuan penelitian
f. Diskusi
dengan rekan guru yang lain mengenai tahapan perkembangan moral melalui penilaian
harian anak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar