Welcome to my bloq... ^-^ Samika ^-^ STKIP KUSUMA NEGARA^_^

Jumat, 05 Januari 2018

PENDIDIKAN MORAL MELALUI BUDAYA PEMBIASAAN DALAM PEMBENTUKAN PERILAKU PADA ANAK USIA DINI (Etnografi)




PENDIDIKAN  MORAL MELALUI BUDAYA PEMBIASAAN DALAM PEMBENTUKAN PERILAKU PADA ANAK USIA DINI DI
 PAUD TERPADU WIJAYA KUSUMA LENTENG AGUNG
(Penelitian Etnografi)
PROPOSAL

Diajukan guna memenuhi tugas perkuliahan mata pelajaran Penelitian Metodologi
Oleh :
                                           NAMA       : NURYANAH
                                           NPM          : 20158400075

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
KUSUMA NEGARA JAKARTA
2017




KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji mutlaq milik Allah semata. Atas segala hidayah, inayah dan kenikmatan-Nya kita masih diberi kesempatan untuk melakukansebuah kegiatan penelitian yaitu Pendidikan Moral Melalui Budaya Pembiasaan Dalam Pembentukan PerilakuPada Anak UsiaDini di PAUD Terpadu Wijaya Kusuma Lenteng Agung, melalui proses pembiasaan adalah hakikat belajar bagi AUD. Sehingga AUD mendapatkan hak yang sebenarnya, dapat menjalankan tahap keemasannya dengan tepat, dan sangat berpengaruh untuk kelangsungan kedewasaannya.
Kami ucapkan terima kasih kepada Wali Murid PAUD Terpadu Wijaya Kusuma sebagai responden kami, Guru – Guru PAUD Terpadu Wijaya Kusuma sebagai relasi kami yang mendukung semua kegiatan PAUD. Dan tidak lupa pula kami ucapkan kepada dosen pengampu Bapak Iswadi. M. Pd. Yang telah mengajarkan kami tentang penelitian metodologi. Rekan – rekan seperjuangan PG PAUD PKK Kelas B atas bimbingan, bantuan dan dukungannya dalam penyusunan proposal penelitian ini. Penulis menyadari banyak kekurangan dalam penyusunan penelitian ini, maka kritik dan saran yang sifatnya membangun penulis harapkan guna menyempurnakan penelitian.
Demikianlah penelitian ini disusun guna menyelesaikan tugas Mata Kuliah Metodologi Penelitian, semoga dapat bermanfaat bagi para orang tua khususnya, sehingga dapat mendidik anak – anaknya dengan tepat dan benar demi mengemban amanah Allah yang telah diberikan – Nya. Aamiin...
Jakarta, Oktober 2017



Penulis


DAFTAR ISI

1.      KATA PENGANTAR .................................................................................. 2
2.      DAFTAR ISI ................................................................................................ 3
3.      BAB I : PENDAHULUAN .......................................................................... 4
A.    Latar Belakang Masalah ............................................................. 4
B.     Fokus Masalah ............................................................................ 6
C.     Rumusan Masalah ....................................................................... 6
D.    Kegunaan Penelitian ................................................................... 6
4.      BAB II : TINJAUAN PUSTAKA ................................................................ 8
A.    Deskripsi Konseptual Fokus ......................................................  8
B.     Hasil Penelitian Yang Relevan ................................................. 19
5.      BAB III : METODOLOGI PENELITIAN ................................................. 20
A.    Tujuan Penelitian ...................................................................... 20
B.     Tempat Dan Waktu Penelitian .................................................. 20
C.     Latar Penelitian ......................................................................... 20
D.    Metode Penelitian ..................................................................... 20
E.     Data dan Sumber Data .............................................................. 21
F.      Tehnik Pengumpulan Data .......................................................  21
G.    Pemeriksaan Keabsahan Data (Triangulasi) .............................  21
H.    Tehnik Analisis Data ................................................................  22




BAB I
 PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang Masalah
Menurut UNESCO pendidikan hendaknya dibangun dengan empat pilar, yaitu learning to know, learning to do, learning to be, dan learning to live together.Pendidikan anak usia dini tidak sekedar berfungsi untuk memberikan pengalaman belajar kepada anak, tetapi yang lebih penting berfungsi untuk mengoptimalkan perkembangan otak.
Pendidikan merupakan modal dasar untuk menyiapkan insan yang berkualitas. Menurut Undang-undang Sisdiknas Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memilikikekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Pendidikan anak usia dini sepatutnya juga mencakup seluruh proses stimulasi psikososial dan tidak terbatas pada proses pembelajaran yang terjadi dalam lembaga pendidikan. Artinya, pendidikan anak usia dini dapat berlangsung dimana saja dan kapan saja seperti halnya interaksi manusia yang terjadi di dalam keluarga, teman sebaya, dan dari hubungan kemasyarakatan yang sesuai dengan kondisi dan perkembangan anak usia dini.
Pendidikan Moral anak usia dini(PAUD) sangat penting untuk membangun karakter anak sejak dini. Dalam kaitannya dengan metode pengajaran dalam pendidikan maka dapat dikatakan bahwa pembiasaan adalah cara atau metode yang dapat dilakukan untuk membiasakan anak didik berfikir, bersikap, dan bertindak.
Pembiasaan (habituation) merupakan proses pembentukan sikap dan perilaku yang relatif menetap dan bersifat otomatis melalui proses pembelajaran yang berulang-ulang. Sikap atau perilaku yang menjadi kebiasaan mempunyai ciri; perilaku tersebut relatif menetap, umumnya tidak memerlukan fungsi berpikir yang cukup tinggi, misalnya untuk dapat mengucapkan salam cukup fungsi berpikir berupa mengingat atau meniru saja, bukan sebagai hasil dari proses kematangan, tetapi sebagai akibat atau hasil pengalaman atau belajar, dan tampil secara berulang-ulang sebagai respons terhadap stimulus yang sama.
                        Proses pembiasaan berawal dari peniruan, selanjutnya dilakukan pembiasaan di bawah bimbingan orang tua, dan guru dengan tingkah laku, keterampilan, kecakapan dan pola pikir tertentu.
            Proses pembiasaan dalam pendidikan merupakan hal yang penting terutama bagi anak-anak usia dini. Anak-anak belum menyadari apa yang disebut baik dan tidak baik dalam arti susila. Ingatan anak-anak belum kuat, perhatian mereka lekas dan mudah beralih kepada hal-hal yang terbaru dan disukainya. Dalam kondisi ini mereka perlu dibiasakan dengan tingkah laku, keterampilan, kecakapan dan pola pikir tertentu.
                        Pembentukan perilaku melalui pembiasaan yang di maksud meliputi moral ,agama, Pancasila, perasaan/emosi, kemampuan bermasyarakat, dan disiplin.dari semua tujuan ini dimaksudkan untuk mempersiapkan anak sedini mungkin dalam mengembangkan sikap dan perilaku yang didasari oleh nilai nilai moral dan agama.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian yang menitikberatkan pada bagaimana metode yang tepat diberikan pada pendidikan anak usia dini agar berjalan secara efektif dan efisien, tidak hanya materi yang didapatkan oleh seorang anak ketika belajar, tetapi pengalaman dan penerapan dari apa yang telah diperoleh di bangku sekolah, itulah yang lebih penting untuk ditekankan.
Tujuan pendidikan pun akan dapat terlaksana dengan baik manakala proses pendidikan dilaksanakan dengan cara yang menyenangkan dan tanpa paksaan. Melainkan dengan adanya kesadaran diri dari peserta didik yang dilatih melalui proses pembiasaan.

B.   Fokus Penelitian
Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan terdapat metode pengajaran menarik bagi anak usia dini sehingga dari banyaknya metode tersebut maka ditentukan fokus penelitian yaitu :
1.     MengetahuiProses pembiasaan dalam pendidikan merupakan hal yang penting terutama bagi anak-anak usia dini
2.    Menerapkan pembiasaan kepada anak usia dini untuk terbiasa dengan tingkah laku, keterampilan,kecakapan dan pola pikir tertentusehingga dapat  menyadari apa yang disebut baik dan tidak baik dalam arti susila.

C.   Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang telah dituliskan di atas, fokus penelitian mengenai Pendidikan melalui pembiasaan pada Anak Usia Dini di Paud Terpadu  Wijaya Kusuma Lenteng  Agung, adalah sebagai berikut.
1.    Upaya penerapan pembiasaan di PAUD Terpadu Wijaya Kusuma Lenteng  Agung agar pembiasaan tersebut melekat pada anak – anak
2.    Kendala dalam upaya penerapan pembiasaan dalam pembelajaran anak usia dini

D.   Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian diharapkan dapat bermanfaat diberbagai pihak.
1.   Secara Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan keilmuan bidang PAUD lebih khususnya pemahaman Anak Usia Dini terhadap pembelajaran melalui pembiasaan di  PAUD Terpadu Wijaya Kusuma.
2.    Secara Praktis
a.    Bagi orang tua murid, semoga pembiasaan yang di dapatkan dari sekolah agar di terapkan juga di lingkungan rumah.
b.    Bagi guru, semoga dapat menjadi bahan acuan untuk pembelajaran yang menyenangkan bagi anak usia dini.
c.    Bagi sekolah, semoga dapat dijadikan acuan dalam memperbaiki pendekatan terhadap wali murid pada khususnya dan masyarakat sekitar pada umumnya.
d.    Bagi pembaca, penelitian ini semoga berguna untuk memberikan pemahaman tentang pentingnya mengetahui karakteristik pendidikan anak usia dini melalui pembiasaan.
e.    Bagi peneliti, sebagai bentuk pengalaman sekaligus menambah wawasan dalam ilmu pengetahuan
























BAB II
                                         TINJAUAN PUSTAKA

A.   Deskripsi Konseptual Fokus
1.    Pendidikan Anak Usia Dini
Pengertian Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) secara umum adalah suatu upaya pembinaan yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan kepada anak sejak lahir sampai dengan berusia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut, yang diselenggarakan pada jalur formal, nonformal, dan informal.
Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitikberatkan pada peletakan dasar ke arah pertumbuhan dan 5 perkembangan, yaitu : perkembangan moral dan agama, perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan kasar), kecerdasan/kognitif (daya pikir, daya cipta), sosio emosional (sikap dan emosi) bahasa dan komunikasi, sesuai dengan keunikan dan tahap-tahap perkembangan sesuai kelompok usia yang dilalui oleh anak usia dini seperti yang tercantum dalam Permendiknas no 58 tahun 2009.
Ada dua tujuan diselenggarakannya pendidikan anak usia dini yaitu:
ü  Tujuan utama: untuk membentuk anak Indonesia yang berkualitas, yaitu anak yang tumbuh dan berkembang sesuai dengan tingkat perkembangannya sehingga memiliki kesiapan yang optimal di dalam memasuki pendidikan dasar serta mengarungi kehidupan pada masa dewasa.

ü  Tujuan penyerta: untuk membantu menyiapkan anak mencapai kesiapan belajar (akademik) di sekolah, sehingga dapat mengurangi usia putus sekolah dan mampu bersaing secara sehat di jenjang pendidikan berikutnya.

Adapun Satuan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dapat di upayakan pembinaan dan pendidikan untuk anak usia dini  dilakukan melalui sebuah lembaga satuan pendidikan formal dan nonformal yang menyelenggarakan program pendidikan anak usia dini. Satuan pendidikan tersebut adalah:

A.   Taman Kanak-Kanak
Taman Kanak-Kanak (TK) adalah salah satu bentuk satuan pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal yang menyelenggarakan program pendidikan bagi anak usia 4 (empat) tahun sampai dengan 6 (enam) tahun.
B.   Kelompok Bermain
Kelompok Bermain (KB) adalah salah satu bentuk satuan pendidikan anak usia dini jalur pendidikan nonformal yang menyelenggarakan program pendidikan dalam bentuk bermain sambil belajar bagi anak usia 2 (dua) sampai 4 (empat) tahun yang memperhatikan aspek kesejahteraan sosial anak.
C.   Taman Penitipan Anak
Taman Penitipan Anak (TPA) adalah salah satu bentuk satuan pendidikan anak usia dini jalur pendidikan nonformal yang menyelenggarakan program pendidikan dalam bentuk bermain sambil belajar bagi anak usia 0 (nol) sampai 6 (enam) tahun dengan prioritas nol sampai empat tahun yang memperhatikan aspek pengasuhan dan kesejahteraan sosial anak.
D.   Satuan PAUD Sejenis
Satuan PAUD Sejenis (SPS) adalah salah satu bentuk satuan pendidikan anak usia dini jalur pendidikan nonformal yang menyelenggarakan program pendidikan dalam bentuk bermain sambil belajar bagi anak usia 0 (nol) sampai 6 (enam) tahun yang dapat diselenggarakan dalam bentuk program secara mandiri atau terintegrasi dengan berbagai layanan anak usia dini dan lembaga keagamaan yang ada di masyarakat
Adapun Rentangan anak usia dini menurut Pasal 28 UU Sisdiknas No.20/2003 ayat 1 adalah 0-6 tahun. Sementara menurut kajian rumpun keilmuan PAUD dan penyelenggaraannya di beberapa negara, PAUD dilaksanakan sejak usia 0-8 tahun (masa emas).
Secara umum, tujuan pendidikan anak usia dini adalah mengembangkan berbagai potensi anak sejak dini sebagai persiapan untuk hidup dan dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Pendidikan anak pun bisa dimaknai sebagai usaha mengoptimalkan potensi-potensi luar biasa anak yang bisa dibingkai dalam pendidikan, pembinaan terpadu, maupun pendampingan.

2.  Fungsi Pendidikan Anak Usia Dini

Fungsi pendidikan anak usia dini secara umum adalah : 
*      Mengenalkan peraturan dan menanamkan disiplin pada anak 
*      Mengenalkan anak pada dunia sekitar 
*      Menumbuhkan sikap dan perilaku yang baik 
*      Mengembangkan kemampuan berkomunikasi dan bersosialisasi 
*      Mengembangkan keterampilan, kreativitas, dan kemampuan yang dimiliki anak 
*      Menyiapkan anak untuk memasuki pendidikan selanjutnya.

3.    Sistem Penyelenggaraan Pendidikan Anak Usia Dini
Penyelenggaraan PAUD di negara lain semata-mata hanya menstimulasi kecerdasan anak secara komprehensif dan pengasuhan terhadap anak, karena aspek kecerdasan yang dikembangkan hanya meliputi kecerdasan intelektual, emosional, estetika, dan social serta pengasuhan. Sedang di Indonesia potensi kecerdasan tersebut diberikan juga pendidikan untuk mengembangkan potensi kecerdasan spiritual yang dilaksanakan melalui pendekatan olah pikir, olah rasa, dan olah raga. Di samping itu, juga diberikan pengetahuan dan pembinaan terhadap kondisi kesehatan dan gizi peserta didik. Oleh karena itu, penyelenggaraan PAUD di Indonesia disebut penyelenggaran PAUD secara “Holistik dan Integratif”.
Prinsip-Prinsip Pembelajaran PAUD
Dalam melaksanakan pembelajaran di PAUD perlu memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut:
 a) Bermain sambil belajar
 b) Pembelajaran berorientasi pada prinsip-prinsip perkembangan anak
 c) Pembelajaran berorientasi pada kebutuhan anak
 d) Kreatif dan Inovatif
 e) Pembelajaran didukung oleh lingkungan yang kondusif
 f) Menggunakan pembelajaran terpadu
 g) Pembelajaran mengembangkan keterampilan hidup
 h) Pembelajaran berpusat pada anak
 i) Demokratis
 j) Bermakna
Perencanaan pembelajaran untuk anak usia dini sebaiknya Pendidik merancang strategi, bahan interaksi, dan lingkungan belajar yang aman, sehat, menarik, dan menantang anak. Pendidik dapat merancang lingkungan fisik, menggunakan metode dan menciptakan kebiasaan-kebiasaan.
Pada umumnya strategi pembelajaran menuntut pendidik yang memiliki kemampuan profesional, sosial dan pribadi yang baik. Pendidik juga harus mampu menghayati karakteristik keunikan setiap anak yang ada dalam pengasuhannya. Pengetahuan tentang karakteristik perkembangan dan cara belajar anak memberikan konstribusi terhadap pendidik dalam menyelenggarakan pendidikan di PAUD . Hal lain yang perlu dipahami oleh pendidik adalah tentang prinsip-prinsip perkembangan anak dan karakteristik khusus dalam rentang usia tertentu yang dimiliki anak akan membantu para pendidik untuk mengenal kebiasaan-kebiasaan diantara anak.
Prinsip perkembangan sebagaimana diuraikan diatas memberikan implikasi pembiasaan sebagai berikut:
Ø  Kegiatan dan kebiasaan-kebiasaan bagi anak dirancang sehingga semua aspek perkembangannya dapat dicapai.
Ø  Pendidik hendaknya mempertimbangkan bahan ajar yang sesuai dengan perkembangan anak.
Ø  Kegiatan dan kebiasaan-kebiasaan hendaknya dirancang sehingga anak-anak mempunyai kesempatan untuk berpartisipasi secara aktif mengembangkan seluruh aspek perkembangannya.

4.    Hakikat Moral dan strategi salam pengembangan moral pada anak usia dini

Moral berasal dari kata latin “mores” yang berarti tata cara , kebiasaan, dan adat. Perilaku sikap moral berarti perilaku yang sesuai dengan kode moral kelompok sosial, yang dikembangakan oleh konsep moral.

Menurut piaget (sinilungan, 1997), hakikat moralitas adalah kecenderungan menerima dan menaati sistem peraturan. Selanjutnya, kohlberg (gnarsa, 1985) mengemukakan bahwa aspek moral adalah sesuatu yang tidak dibawa dari lahir, tapisesuatu yang berkembang dan dapat diperkembangkan/dipelajari.
Perkembangan moral merupakan proses internalisasi nilai/norma masyarakat sesuai dengan kematangan dan kemampuan seseorang dalam menyesuaikan diri terhadap aturan yang berlaku dalam kehidupannya. Jadi, perkembangan moral mencangkupaspek kognitif yaitu pengetahuan tentang baik/buruk atau benar/salah, dan aspek afektif yaitu sikap perilaku moral itu dipraktekkan.
Piaget mengajukan perkembangan moral, yang digambarkan pada aturan permainan. Menurut beliau hakekat moralitas adalah kecenderungan menerima dan menaati sistem peraturanTeori perkembangan moral yang dikemukakan Kohlberg seperti halnya Piaget menunjukkan bahwa sikap dan perilaku moral bukan hasil sosialisasi atau pelajaran yang diperoleh dari kebiasaan yang berhubungan dengan nilai kebudayaan semata-mata. Tetapi juga terjadi sebagai akibat dari aktivitas spontan yang dipelajari dan berkembang melalui interaksi sosial anak dengan lingkungannya.
5.    Moralitas Anak usia Dini
Seiring dengan perkembangan kognitif pada anak usia dini, antara lain dilihat dari perkembangan bahasanya ,anak usia tersebut diharapkan dapat memahami aturan dan norma yang dikenalkan oleh orangtua melalui penjelasan verbal dan sederhana. Orangtua atau orang lain disekitarnya mulai mengenlkan, mengajarkan dan membentuk sikap dan perilaku anak. Oleh sebab itu ,sejak awal dikatakan bahwa upaya penanaman dan pengembangan perilaku moral yang dilakukan orangtua pada anak tidak dapat dipisahkan dari proses sosialisasi yang terjadi diantara mereka.
Moralitas anak usia dini dan perkembangan dalam ttaran kehidupan mereka dapat di urai sebagai berikut :
*      Sikap dan cara berhubungan dengan oranglain (sosialisasi)
Minat anak untuk berhubungan dengan oranglain mulai terlihat sejalan dengan perkembangan fisik ,motorik, dan bahasanya. Kemampuan berbahasanya semakin berkembang yang memungkinkan untuk memahami pembicaraan orang lain dan mengungkapkan keinginan keinginan dengan bahasa yang sederhana. Inilah saatnya orangtu dan guru mulai mengajarkan aturan,nilai, norma yang berlaku dimasyarakat sekitar agar anak dapat menjalin hubungan dan dapat diterima oleh lingkungan sosial sekitar dengan baik.
*      Cara berpakaian dan berpenampilan
Orang tua dan guru anak usia dini juga perlu menjelaskan bahwa penampilan dan cara berpakaian seseorang dapat memberi kesan tentang perilaku moral seseorang. Pada anak usia dini, hal-hal seperti itu harus mulai di perkenalkan dan diajarkan. Anak harus tahu dimana dan pada situasi apa ia boleh menggunakan baju tidur,atau seragam sekolah.
*      Sikap dan kebiasaan makan
Tata cara kebiasaan makan harus sudah dikenalkan sejak usia dini agar menjadi kebiasaan yang baik dan mengarahkan pada perilaku moral yang seiring dengan perkembangan motorik halusnya, yaitu pada saat anak melakukan kegiatan seperti memasukan makanan kedalam mulutnya. Selain yang berhubungan dengan tata cara makan ini, anak juga harus diajari tentang hal –hal yang harus diketahui dan lakukan bila makan dan sesudah makan.
*      Sikap dan perilaku anak yang memperlancar hubunganya dengan orang lain
Penanaman moral kepada anak dapat dilakukan dengan berbagai cara dan lebih disarankan untuk menggunakan pendekatan ynag lebih bersifat individual ,persuasif, dan informal(santi dan penuh keakraban).


6.    Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan pembiasaan moral pada anak :
v  kurang tertanam jiwa agama pada setiap orang dalam masyarakat
v  keadaan masyarakat yang kurang stabil
v  banyak tulisan dan gambar yang tidak mengindahkan dasar moral
v  tidak terlaksana pendidikan moral yang baik
v   kurangnya kesadaran orang tua akan pentingnya pendidikan moral sejak dini
v   banyak orang melalaikan budi pekerti
v  suasana rumah tangga yang kurang baik
v   kurang ada bimbingan untuk mengisi waktu luang
v   kurang tempat layanan bimbingan Menumbuhkan kecerdasan moral pada anak
v  Menghidupkan imajinasi moral artinya menumbuhkan kemampuan individu untuk merenungkan mana yang benar dan mana yang salah.
v   Perilaku moral anak tumbuh sebagai tanggapan terhadap cara anak diperlakukan di rumah dan di sekolah.
v   Anak dengan kecerdasan moral mempunyai perilaku yang baik, lembut hati dan mau memikirkan orang lain (empati). Usia 6 sampai 7 tahun anak sudah memiliki hasrat yang jelas untuk bersikap bijaksana, sopan, murah hati. Anak dengan kecerdasan ini biasanya melihat dunia melalui mata orang lain.
7.    Strategi dalam Pengembangan Moral Pada Anak Usia Dini
Strategi yang dikembangkan untuk anak usia 5-6 tahun,sebagai berikut:
*   Menyiapkan berbagai kegiatan yang mampu menstimulasi kerja sama, toleransi , dan saling setia kawan
*   Menyiapkan media pendukung yang memungkinkan anak dapa bekerja sama
*   Membawa anak dalam situasi nyta untuk mengenlakna pendidikan moral,seperti kepantiasuhan dan panti jompo.
*   Menyusun program kepemimpinan kelompok sebagi landasan penanaman sikap leadershihp dan tanggung jawab dalam menyelesaikan tugas.
8.    Contoh penerapan strategi kegiatan pengembangan moral pada anak usia dini.
Salah satu contoh penerapan strategi penerapan pengembangan moral pada anak usia dini adalah membiasakna membawa tas sekolah sendiri di tempat yang tersedia atau menyiapkan dan merapikan kembali berbagai perlengkapan belajar  dan alat bermain setelah selesai digunakan.selalu membiasakan memberi kesempatan kepada teman untuk berbicara dan mendengarkan pembicaraannya.
9.    Peran pendidik dalam penerapan strategi pengembangan moral pada anak usia dini
Pendidik memilik peran sebagai stimulator yang perlu menyediakan lingkungan yang kondusif sehingga anak memiliki kesempatan untuk mengembangkan seluruh potensi anak. Pendidik juga mampu memiliki komitmen dan konsisten dalam menjalankan seluruh program pengembangan moral anak.
10.  Stimulasi perkembangan aspek moral anak sebagai pembiasaan
v  Mengikut sertakan anak pada lingkungan usaha-usaha yang aktif.
v  Orang tua menanamkan dasar agama pada anak untuk dapat mempercayai orang lain
v   Memberikan rangsangan dalam kehidupan sehari-hari, misalnya mengucapkan salam, dll
v  Orang tua menjalin hubungan yang erat dengan anak, membicarakan pada anak tentang masalah yang dialami sehari-hari.
11. Program kegiatan aplikasi moral di lembaga PAUD
Pelaksanaan program kegiatan aplikasi moral di lembaga PAUD adalah wujud dari pentingnya manusia sejak usia dini mengenal arti aturan kehidupan di dunia ini. Berikut ini adalah tehnik membentuk tingkah laku anak yang sesuai dengan nilai-nilai moral :
a.    Memahami
Tingkah laku anak harus dipahami guru dengan sewajarnya walaupun menjengkelkan ,mengesalkan ,dan merepotkan. Akan tetapi bukan sepenuhnya guru menyetujui sepenuhnya, melaikan sesuai dengan norma –norma yang berlaku.
b.    Mengabaikan
Tingkah laku yang tidak pantas dihilangkan dengan cara mengabaikan ,misalnya jika anak merengek-rengek.
c.    Mengalihkan perhatian
Mengalihkan kegiatan anak dari kegiatan negatif dengan cara mengajukan pertanyaan kearah lalin,mengajajk melakukan sesuatundan menyuruh melakukan kegiatan lain.
d.    Keteladanan
Keteladanan lebih efektif daripada kata-kata pengaruh. Tingkah laku orang tua dan guru lebih penting dari usaha orangtua yang dilakukan secara sadar untuk mengajarkan anak. Anak lebih memerlukan teladan daripada kritik.
e.    Hadiah
Makin banyak orangtua atau guru tahu tentang kesenangan anak , makin efektif menentukan jenis hadiah.
f.     Perjanjian
Mengadakan persetujuan formal yang tertulis antara anak dan orangtua atau guru sehingga tuntutan lebih jelas dan berisi syarat-syarat tingkah laku dan hadiah.
g.    Membentuk
Mengubah tingkah laku anak yang cukup kompleks denagn cara membagi tugas menjadi komponen- komponen, melakukan secara bertahap, mengatur tingkat kesulitan tugas dan memberi hadiah untuk setiap komponen.
h.    Mengubah lingkungan rumah
Mencegah tingkah laku negatif daripada memperbaikinya. Ini dilakukan dengan cara menambah ,mengurangi, dan merapikan kembali lingkungan di sekitar anak.
i.      Memuji
j.      Mengajak
Caranya dengan mempengaruhi anak untuk melakukan sesuatu yang membangkitkan perasaan, dorongan, an cita –cita daripada logika
k.    Menantang
Memberi tantangan yang bersifaft bersahabat leih efektif terhadap anak yang dianggap mampu, tetapi kurang motivasi, dan sangat efektif untuk anak balita.
l.      Menggunakan akibat yang wajar dan alamiah
m.   Sugesti
n.    Meminta
o.    Peringatan dan isyarat
p.    Kerutinan dan kebiasaan
q.    Dsb...
Aspek-aspek perkembangan anak usia dini yang sering menjadi perhatian pendidik adalah berkisar aspek kemampuan dasar yang terdiri dari: aspek kognitif, bahasa, motorik dan seni. Diluar aspek tersebut ada beberapa aspek perkembangan yang terlupakan. Aspek ini tidak dapat dipisahkan dan menjadi bagian dalam hidup anak-anak serta sangat penting bagi perkembangan anak. Aspek ini mengajarkan anak untuk menilai positif hidup dan potensi unik dalam dirinya, hidup berdampingan dengan orang lain, dan pada akhirnya mampu diterima dalam lingkungan, serta masih banyak lagi.
Aspek pembiasaan dan perilaku ini menunjang berkembangnya aspek perkembangan yang berkaitan dengan kemampuan dasar. Aspek-aspek tersebut antara lain; aspek perkembangan moral, sosial, dan disiplin.
Untuk mengembangkan aspek kebiasaan pada anak maka jalan yang paling efektif adalah dengan menjadi model yang benar untuk anak-anak. Penguatan diberikan pada anak jika anak berada pada garis yang benar. Pembiasaan yang baik akan terinternalisasi pada anak jika kegiatan-kegiatan yang baik terus menerus dilakukan.
Secara normatif ,anak usia dini mungkin dapat dikatakan belum mampu memahami makna dari pentingnya pendidikan moral dan nilai- nilai keagamaan dalam kehidupannya . namun secara fungsional, pengembangan nilai –nilai moral dan agama dapat memberikan pengaruh dalam proses pembelajaran yang mereka alami . bahkan , lebih jauh lagi hal itu mampu menjadi pengalaman yang dalam dan melekat pada pola pikirnya sepanjang hidup.
Dengan demikian ,apabila stimukasi tersebut juga di kembangkan melalui proses pembiasaan penerapan nilai- nilai dan agama, dengan memberdayakan seluruh pancaindera yang ada ,dampak pengiring yng akan muncul adalah terwarnainya pola berfikir anak usia dini dengan nuansa moralitas dan agamis yang tercermin dalam kebiasaan bersikap dan beraktivitas.
B.   Hasil Penelitian Yang Relevan
Hasil penelitian yang relevan yang sesuai dengan penelitian ini adalah penelitian yang lakukan oleh penulis tentang pembiasaan moral anak dalam hal kedisiplinan dan beretika dengan  baik dengan metode praktek langsung. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode  penelitian menggunakan metode etnografi dengan pendekatan kualitatif.serta menggunakan teknik observasi wawancara serta analisis data.
Adanya motivasi yang dimiliki pihak lembaga paudwijaya kusuma dan faktor yang menghambatnya dapat dilihat melalui karakter peserta didk yang kurang baik karena pola asuh keluarga yang salah dalam pengasuhan dan lingkungan tempat tinggal peserta didik yang keras.Selain itu ,pendanaan dan monitoring pusat kurikulum yang minim juga sebagai faktor penghambatnya.Untuk mengatasi faktor penghambattersebut dilakukan melauikegiatan sharing atau dialog antara pendidik,orang tua dan lembaga pendidikan.Berdasarkan penelitian mengungkapkan bahwa pendidikan mempunyai peran terpenting dalam penerapan pendidikan berkarakter pada peserta didik anak usia dini.Pendidiksebagai pembimbing ,motivator,dan teladan bagi peserta didik.sehingga pendidik merupakan cermin peserta didik untuk bertindak ataupun berprilakudalam kehidupan sehari-hari.


BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A.   Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian etnografi ini diharapkan  dapat merubah karakteristik anak menjadi perilaku yang sesuai dengan standar moral dari kelompok sosial tertentu.  Pendidikan moral ditujukan untuk memagari manusia dari melakukan perbuatan yang buruk yang tidak sesuai dengan norma-norma yang ada baik itu dalam keluarga, guru dan teman sehingga anak mempunyai kematangan sosial yang baik agar  mudah diarahkan untuk menyerap ilmu pengetahuan secara optimal
B.   Tempat dan Waktu Penelitian
1.    Tempat           : Penelitian ini dilaksanakan di PAUD Terpadu Wijaya Kusuma
2.    Waktu             : Penelitian ini dilakukan pada Semester I mulai bulan Juli 2017 sampai Desember 2017.

C.   Latar Penelitian
Latar penelitian ini berdasarkan pengamatan terhadap Pendidikan moral melalui budaya pembiasaan dalam Pembentukan perilaku pada anak usia dini di PAUD Terpadu Wijaya Kusuma Lenteng Agung guna membangun kebiasaan hidup tertib dan teratur hingga mempunyai perilaku yang baik dalam bersosialisasi .
D.   Metode Penelitian
Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif. Sukardi (2003 : 19) menjelaskan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian berdasarkan mutu atau kualitas dari tujuan sebuah penelitian itu. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang didesain secara umum yaitu penelitian yang dilakukan untuk objek kajian yang tidak terbatas dan tidak menggunakan metode ilmiah menjadi patokan.
Sedangkan metode penelitian menggunakan etnografi biasanya memfokuskan penelitian pada suatu masyarakat (tidak selalu secara geografis, juga memerhatikan pekerjaan, pengangguran, dan masyarakat lainnya). Penelitian etnografi khusus menggunakan tiga macam pengumpulan data yaitu wawancara, observasi dan dokumentasi. Penelitian ini menggunakn tiga jenis data : kutipan, uraian dan kutipan dokumen menghasilkan dalam suatu produk : uraian naratif.
Pendekatan kualitatif yang digunakan bertitik balik dari mengetahui latar belakang oarang tua murid dan hubungan dengan leingkungan sekitarnya dan kendala upaya merubah paradigma yang salah terhadap pembelajaran anak usia dini.
Adapun langkah – langkah penelitian penulis melakukan : wawancara, observasi dan studi dokumentasi. Semua difokuskan ke arah mendapatkan kesatuan data dan kesimpulan.
E.   Data dan Sumber Data
             Dalam penelitian penulis mengumpulkan data wawancara dengan orang tua murid,peserta didik dan lembaga terkait sebelum mengikuti sosialisasi dan sesudahnya dan faktor-faktor yang mempengaruhinya
v  Sumber-sumber data yaitu : Orang tua murid dan peserta didik dan pendidik Paud Terpadu Wijaya Kusuma Lenteng Agung
v  Objek penelitian adalah : PendidIkan Moral melalui pembiasaan anak usa dini
v  Sumber data juga diambil dari faktor yang mempengaruhi dan menghambat peran pendidik dalam membangun proses pembiasaan peserta didik.
F.    Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah sebagai berikut :
1.    Observasi
Observasi dilakukan untuk mengamati dan mencatat secara sistematis terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian dan faktor – faktor yang memengaruhi yang menjadi sebuah kendala. Pengamatan dan pencatatan dilakukan di PAUD Terpadu Wijaya Kusuma
2.    Wawancara
Wawancara sebagai media mengumpulkan informasi dengan cara mengajukan sejumlah pertanyaan secara lisan untuk dijawab secara lisan pula. Penelitian kualitatif sering  menggabungkan teknik observasi partisipatif dengan wawancara mendalam. Wawancara dilakukan pada beberapa wali murid PAUD Terpadu Wijaya Kusuma Lenteng Agung Jakarta Selatan, secara personal. Setelah dilakukan sosialisasi atau parenting tentang pembelajaran anak usia dini.
3.    Dokumentasi
Dokumentasi adalah cara mengumpulkan data melalui arsip, buku tentang teori, pendapat dalil / hukum dan lain – lainnya, yang berhubungan dengan masalah penelitian. Studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif, yaitu data wawancara.

G.   Pemeriksaan Keabsahan Data (Triangulasi)
Guna meningkatkan pemahaman peneliti terhadap apa yang ditemukan, peneliti menggabungkan atau mengumpulkan data dan sumber data yang telah ada yaitu data observasi, wawancara dan observasi.
H.   Teknik Analisis Data
Analisa data merupakan suatu kegiatan setelah data dari seluruh responden atau sumber lain terkumpul. Untuk analisa data yang telah diperoleh dari berbagai sumber, maka data tersebut dioleh dengan langkah-langkah :
a.    Membuat Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran Harian dengan memasukan materi  pembiasaan di tiap harinya.
b.    Data diseleksi dan dikelompokkan sesuai dengan kebutuhan untuk menjawab masalah penelitian.
c.    Data diolah sesuai dengan masalah penelitian.
d.    Analisa data dengan menggunakan kata-kata yang sederhana sebagai jawaban terhadap masalah.
e.    Menganalisa data yang telah disusun sesuai dengan tujuan penelitian
f.     Diskusi dengan rekan guru yang lain mengenai tahapan perkembangan moral melalui penilaian harian anak.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar