Welcome to my bloq... ^-^ Samika ^-^ STKIP KUSUMA NEGARA^_^

Jumat, 05 Januari 2018

Menstimulasi Motorik Halus Anak Usia Dini Melalui Media Origami (PTK)



PTK
PROPOSAL
Menstimulasi Motorik Halus Anak Usia Dini Melalui Media Origami di  PAUD Kartini Jakarta Pusat
Disusun guna memenuhi tugas matakuliah :
Metodologi Penelitian
Dosen Pengampu : Iswadi, M.Pd
Disusun oleh :
Anies Angggraeni               20158400092


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
SEKOLAH TINGGI ILMU KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
KUSUMA NEGARA JAKARTA
2017



BAB 1
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang masalah
Pendidikan anak Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun, yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani. Agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.

Perkembangan motorik adalah perkembangan dari unsur pengembangan dan pengendalian gerak tubuh. Perkembangan motorik berkembang dengan kematangan syaraf dan otot. Perkembangan motorik pada anak meliputi motorik kasar dan halus. Motorik kasar adalah gerak tubuh yang menggunakan otot-otot besar atau sebagian besar atau seluruh anggota tubuh yang dipengaruhi oleh kematangan anak itu sendiri. Widodo (2008) perkembangan motorik adalah gerakan yang menggunakan otot-otot halus yang berkoordinasi dengan otak dalam melakukan suatu kegiatan. Motorik merupakan perkembangan pengendalian gerakan tubuh melalui kegiatan yang terkoordinir antara susunan saraf, otot, otak, dan spinal cord. Motorik halus adalah gerakan yang menggunakan otot-otot halus atau sebagian angggota tubuh tertentu, yang dipengaruhi oleh kesempatan untuk belajar dan berlatih. Misalnya, kemampuan memindahkan benda dari tangan, mencorat-coret, menyusun balok, menggunting, menulis dan sebagainya. Kedua kemampuan tersebut sangat penting agar anak bisa berkembang dengan optimal. Perkembangan motorik sangat dipengaruhi oleh organ otak leat bermain terjadi stimulasi pertumbuhan otot-ototnya ketika anak melompat, melempar, atau berlari. Selain itu anak bermain dengan menggunakan seluruh emosi, perasaan, dan pikirannya.
Pendidikan di Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dilaksanakan dengan prinsip “Bermain sambil belajar , atau Belajar seraya bermain”. Sesuai dengan perkembangan, oleh sebab itu diharapkan seorang pendidik yang kreatif dan inovatif agar anak bisa merasa senang, tenang, aman dan nyaman selama dalam proses belajar mengajar.
Berdasarkan observasi di PAUD Kartini khususnya kelompok A anak-anak menunjukkan keterlambatan dalam keterampilan motorik halusnya dalam melipat, menggunting dan menempel yang ditandai dengan kurang keterampilannya anak dalam pengembangan kreativitas menggunakan media kertas origami dalam pembelajaran.

Ada beberapa anak yang enggan untuk melakukan kegiatan motorik halus ada juga yang menangis sehingga hasil belajar anak kurang optimal. Hasil belajar anak ini dapat berupa angka huruf dan hasil belajar yang dicapai kurang memenuhi target. Dari 14 anak yang terdiri dari 9 putra dan 5 putri yang dapat melakukan kegiatan tanpa dibantu hanya 4 anak. Ketika guru sedang menerangkan, anak ditanya apakah sudah bisa atau belum, hampir semua anak menjawab sudah. Tetapi ketika diminta mengerjakannya ternyata masih banyak yang mengalami kesulitan.

Maka untuk meningkatkan penguasaan gerak motorik halus, peneliti menggunakan kegiatan dengan media origami dengan tehnik yang tepat dan melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dituangkan dalam sebuah judul “Menstimulasi Motorik Halus Melalui Media Origami di PAUD Kartini.



B.     Indentifikasi masalah
Berdasarkan kegiatan upaya meningkatkan kemampuan motorik halus anak melalui kegiatan dengan media origami pada anak kelompok A di Paud Kartini ditemukan berbagai masalah sebagai berikut :
a.        Apakah hasil belajar anak yang belum sesuai dengan harapan?
b.      Apakah anak dalam mengerjakan kegiatan motorik halus khususnya dengan media origami mengalami ketidaksukaan ?
c.       Apakah proses pembelajaran belum optimal ?
d.      Apakah perilaku anak dalam belajar yakni anak ribut pada saat melakukan kegiatan ?

C.    Pembatasan masalah
Berdasarkan pada identifikasi masalah, penelitian ini dibatasi pada masalah point a dan b, yaitu :
a.       Hasil belajar anak yang belum sesuai dengan harapan
b.      Ketidak sukaan anak dalam mengerjakan kegiatan motorik halus khususnya dengan media origami.

D.    Perumusan masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah tersebut diatas, dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut :
1.      Apakah kegiatan dengan menggunakan media kertas origami dapat meningkatkan kemampuan motorik halus anak kelompok di Paud Kartini ?


E.     Manfaat Penelitian
1.      Manfaat Teoritis
a.       Penelitian ini diharapkan dapat memberikan bantuan bagi dunia pendidikan pada umumnya dan pendidikan PAUD pada khususnya.
b.      Penelitian ini dapat menambah wacana tentang kemampuan motorik halus dengan media origami
c.       Penelitian ini sebagai dasar dalam kegiatan melipat untuk mengembangkan fisik motorik halus anak.
2.      Manfaat praktis
a.       Bagi anak
Melalui kegiatan dengan menggunakan media origami diharapkan anak-anak senang dan tertarik serta tumbuh minatnya untuk melakukan kegiatan ini sehingga dapat meningkatkan kemampuan motorik halusnya.
b.      Bagi guru
Untuk meningkatkan kreativitasnya dalam memberikan kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan tingkat perkembangan anak, dalam meningkatkan motorik halus
c.       Bagi orang tua
Agar dapat memberi wawasan kepada orang tua dalam memfasilitasi anak untuk menumbuhkan minat belajar baik dirumah maupun disekolah dalam meningkatkan kemampuan motorik halus anak melalui kegiatan media origami.



BAB II

A.    Kajian Pustaka
1.      Kemampuan Motorik Halus Pada Anak
a.       Pengertian Kemampuan
Menurut Wiyono dan Rusyan (1992 : 8) “kemampuan artinya perilaku yang rasional untuk mencapai tujuan yang diisyaratkan sesuai dengan kondisi yang diharapkan.” Dan menurut Poerwadarminto(1994 : 628) menjelaskan bahwa “kemampuan adalah kesanggupan, kecakapan, kekuatan dalam melakukan sesuatu tindakan atau kegiatan”.
b.      Pengertian Motorik Halus Anak
Sumatri (2005:143), menyatakan bahwa motorik halus adalah pengorganisasian penggunaan sekelompok otot-otot kecil seperti jari jemari dan tangan yang sering membutuhkan kecermatan dan koordinasi dengan tangan, keterampilan yang mencakup pemanfaatan menggunakan alat-alat untuk mengerjakan suatu objek.

Motorik merupakan pengendalian gerak tubuh melalui kegiatan yang teroerganisasi antara susunan syaraf, otot, otak. Menurut Sujiono (2008: 1-15),”Motorik halus adalah gerakan tubuh yang melibatkan otot-otot kecil seperti otot jari tangan, pergelangan tangan dan lain-lain.”.
Gerakan Motorik halus terutama yang melibatkan otot tangan dan jari biasanya membutuhkan kecermatan tinggi, ketekunan dan koordinasi antara mata dan otot kecil. Semakin baik gerakan motorik halus membuat anak dapat berkreasi seperti menggunting, menggambar, mewarnai, merobek, menulis, meronce, melipat, menjahit, meremas, menggenggam, menganyam dan sebagainya.
Jadi  pengertian kemampuan motorik halus adalah kesanggupan dalam bidang tertentu yang berhubungan dengan grakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu saja dan dilakukan oleh otot-otot kecil seperti keterampilan menggunakan jari-jari tangan dan gerakan tangan, maka kemampuan motorik halus anak perlu diasah sedemikian rupa agar suatu saat nanti otot-otot jari tangan anak lebih kuat dan mampu untuk digunakan berbagai aktivitas yang berhubungan dengan motorik.
c.       Tujuan dan Fungsi Pengembangan Motorik Halus Anak
Tujuan  pengembangan motorik halus anak usia 4 sampai 6 tahun adalah :
1.      Anak mampu menggerakkan anggota tubuh yang berhubungan dengan gerak jari jemari seperti kesiapan menggambar, menulis, memanipulasi benda-benda.
2.      Anak mampu mengkoordinasikan indra mata dan aktivitas tangan.
3.      Anak mampu mengendalikan emosi dalam beraktivitas motorik halus.
4.      Anak mampu mengembangkan kemampuan motorik halus yang berhubungan dengan keterampilan gerak kedua tangan.

Menurut pendapat sujiono (2007 : 2-10) secara khusus tujuan pengembangan motorik halus anak untuk usia 4-6 tahun adalah anak dapat menunjukkan kemampuan menggerakan anggota tubuhnya dan mengkoordinasikan antara mata dan tangan sebagai persiapan untuk pengenalan menulis.
Sedangkan fungsi pengembangan ketrampilan motorik halus adalah untuk mendukung aspek pengembangan aspek lainnya seperti kognitif, bahasa dan sosial karena pada hakekatnya setiap pengembangan tidak dapat terpisah satu sama lainnya.

2.      Kegiatan Melipat Origami
a.       Pengertian Kegiatan Melipat
Pengertian kegiatan melipat adalah suatu peristiwa/kejadian yang pada umumnya tidak dilakukan secara terus menerus.
Menurut Kamus Besar bahasa Indonesia,“kegiatan adalah aktivitas, usaha, pekerjaan/kekuatan dan ketangkasan serta kegairahan.”
b.      Pengertian Melipat Origami
Menurut Maya Hirai (2007 : iv) dalam bukunya origami, mengemukakan bahwa : melipat/origami adalah sebuah seni melipat kertas. Artinya dengan bahan dasar kertaslah kreativitas seni ini dilakukan dan dikembangkan. Bila  kemudian ada yang menggunakan bahan plastik, alumunium foil, koin dana bahan-bahan lain selain kertas, hal tersebut merupakan perkembangan selanjutnya yang banyak dilakukan oleh para seniman. Akan tetapi secara prinsip kertaslah yang menjadi media dasar origami.
Melipat origami secara bahasa berasal dari sebuah istilah jepang yakni “oru” berarti melipat dan “kami” atau “gami” berarti kertas. Pada awalnya, melipat/origami hanya menjadi tradisi hiasan dan pelengkap hadiah-hadiah pada masyarakat elit di Jepang karna harga kertasnya sangat mahal, melipat origami berubah menjadi alat bermain dan pendidikan.

c.       Teknik Melipat
Menurut Hajar Pamadhi dan Evan Sukardi S (2008:7.22) teknik melipat pada kegiatan ini sebaiknya dipandu oleh dua orang. Pendidik mengajak anak untuk melipat kertas dengan langkah satu persatu dengan anak, bagaimana cara melipat sambil ikut memegangi. Setiap anak memegang kertas masing-masing 1 lembar, langkah demi langkah sambil dibantu pendidik melipat kertas.
d.      Kelebihan Menggunakan Media Origami
Kerta origami memberikan  kelebihan yang lebih baik bagi perkembangan anak, adapun yang didapat dari seni melipat lebih khusus pada anak-anak usia dini adalah untuk melatih motorik halus pada anak, melatih kesabaran, ketekunan, serta kedisiplinan. Selain itu juga dapat melatih otak kiri dan otak kanan anak, serta melatih anak untuk berkomunikasi yang cukup efektif. Jadi, melalui origami anak dalam melatih otak akan menjadi lebih baik.
e.       Manfaat Belajar Menggunakan Media Origami
Kegiatan dengan menggunakan media origami yang diajarkan secara konsisten, akan memberikan manfaat antara lain :
1.      Anak akan semakin akrab dengan konsep-konsep dan istilah-istilah metematika geometri, karena pada saat guru menerangkan origami akan sering menggunakan istilah matematika geometri contohnya : garis, titik, perpotongan 2 buah garis, titik pusat, segitiga, segi empat dll.
2.      Bermain origami akan meningkatkan keterampilan motorik halus anak, menekan kertas dengan ujung-ujung jari adalah latihan efektif untuk melatih motorik halus anak.
3.      Meningkatkan membuat anak belajar mengenai ukuran dan bentuk yang diinginkan serta keakuratannya.
4.      Meningkatkan citra diri dan bakat anak.
5.      Saat bermaian origami anak akan terbiasa belajar mengikuti instruksi yang berurut.

B.     Kerangka Berfikir Tindakan
Dari hasil penelitian Tri Hastuti Puji Lestari (2012) dalam skripsinya yang berjudul “Studi Perbandingan Perkembangan Motorik Anak yang Dibimbing Orang Tua di TK Plupuh Sragen Tahun Ajaran 2009/2010, dapat diperoleh kesimpulan bahwa PTK dapat meningkatkan motorik halus secara maksimal dengan memberikan stimulus atau rangsangan pada anak melalui kegiatan permainan.
Penelitian tindakan kelas ini merupakan siklus dan dilaksanakan sesuai perencanaan tindakan atau perbaikan dari perencanaan tindakan terlebih dahulu. Penelitian ini diperlukan evaluasi awal untuk mengetahui penyebab kurangnya kemampuan motorik halus. Pengamatan awal sebagai upaya untuk menemukan fakta-fakta yang dapat digunakan untuk melengkapi kajian teori yang ada untuk menyusun perencanaan tindakan yang tepat dalam upaya meningkatkan kemampuan motorik halus pada anak. Dalam meningkatkan kemampuam motorik halus pada anak diperlukan adanya pendekatan pembelajaran yang dilakukan dengan kegiatan melipat, menggunting, menempel origami dengan teknik yang tepat dalam pembelajaran.
Penelitian ini menggunakan kegiatan melipat, menggunting dan menempel origami. Kegiatan dengan menggunakan media kertas origami merupakan salah satu pengembangan motorik halus yang membutuhkan ketelitian, keterampilan dan pengembangan seni juga untuk membantu kelenturan otot motorik halus. Melalui kegiatan dengan media kertas origami diharapkan mampu meningkatkan kemampuan motorik halus kelompok A di  PAUD Kartini.
C.    Hipotesis Tindakan
Hipotesis adalah dugaan yang merupakan jawaban sementara dari problematik yang akan di uji kebenarannya. Hipotesis akan diterima apabila hasil penelitian akan membenarkan pernyataan tersebut dan hipotesis ditolak kebenarannya jika pernyataan dari hasil penelitian salah satu menolak.
Berdasarkan dekripsi teori diatas, maka dapat penulis rumuskan hipotesis bahwa “Dengan kegiatan menggunakan media origami dapat menstimulasi kemampuan motorik halus pada anak-anak di PAUD Kartini, Jakarta pusat.








BAB III
A.    Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian dalam penulisan ini adalah untuk mengetahui sejauh mana kegiatan dengan menggunakan origami dalam pembelajaran dapat meningkatkan kemampuan motorik halus pada anak Kelompok A di PAUD kartini.

B.     Setting Penelitian
1.      Tempat penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada anak kelompok A di PAUD Kartini tahun ajaran 2017/2018
2.      Waktu penelitian
Penelitian dilakukan dari bulan Nopember hingga bulan Desember 2017

C.    Metode Penelitian
Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dan kuantitatif dan metode penelitian yang digunakan adalah metode pendekatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

D.    Langkah-langkah Penelitian
Langkah-langkah penelitian terdiri dari 3 siklus. Setiap siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi
1.      Siklus 1:
a.       Perencanaan
Tahapan perencanaan pada siklus satu diawali dengan melakukan langkah-langkah pembelajaran dengan membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH) yang dipersiapkan sebelum kegiatan berlangsung. Pada siklus satu dilaksanakan dua kali pertemuan dalam satu minggu.
b.      Pelaksanaan
Tahapan pelaksanaan dalam siklus satu dilaksanakan proses belajar mengajar dengan kegiatan keterampilan melipat. Guru memberikan contoh kepada anak.
c.       Pengamatan
Tahapan observasi pada siklus satu dilaksanakan dengan menggunakan lembar observasi.
d.      Refleksi
Tahapan refleksi pada siklus satu merupakan kegiatan untuk mengemukakan apa yang sudah dilakukan. Kegiatan mengevaluasi, analisis, penjelasan, penyimpulan, dan identifikasi tindak lanjut dalam perencanaan siklus selanjutnya. Menurut kolaborator dan hasil dari evaluasi pada siklus satu anak masih belum menyelesaikan tugas latihan yang dicontohkan guru.

2.      Siklus 2 :
a.       Perencanaan
Tahapan perencanaan pada siklus dua diawali dengan langkah-langkah pembelajaran dengan membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH) yang dipersiapkan sebelum kegiatan pembelajaran berlangsung. Pada siklus dua dilaksanakan tiga kali pertemuan dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian dan menyiapkan sarana pendukung.
b.      Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan pada siklus dua dilaksanakan proses belajar mengajar dengan aspek kegiatan menempel origami. Guru menunjukkan peragaan dan mencontohkan cara menempel agar anak lebih semangat mengikuti kegiatan keterampilan menempel origami. Dalam pelaksanaan penelitian dibantu satu orang guru dan satu orang kepala sekolah.
c.       Pengamatan
Tahap observasi pada siklus dua dilaksanakan dengan menggunakan lembar observasi, Tanya jawab kepada anak tentang keterampilan melipat.
d.      Refleksi
Tahapan refleksi pada siklus dua merupakan kegiatan mengevaluasi, anlisis, penjelasan, penyimpulan. Perhatian anak tercurah pada pekerjaan keterampilan menempel, menurut kolaborator dan hasil dari observasi, anak dapat mengikuti dan bisa menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru.
3.      Siklus 3 :
a.       Perencanaan
Perencanaan, pada siklus tiga merupakan pendalaman materi yang telah diberikan pada tindakan siklus 1 dan 2, pada siklus ini berisi tentang penggambaran masalah yang terjadi pada siklus 2, yang akan diatasi untuk dituangkan dalam bentuk Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH)
b.      Pelaksanaan
Pelaksanaan, siklus 3 difokuskan pada aspek ekspresi anak pada kesesuaian kegiatan menggunting origami. Tindakan siklus 3 merupakan hasil akhir dari proses pembelajaran pada siklus 1 dan 2.
c.       Pengamatan
Pengamatan, peneliti melakukan pengamatan dan mencatat semua hal yang diperlukan dan terjadi selama pelaksanaan tindakan berlangsung. Untuk mengetahui berhasil tidaknya dalam suatu proses belajar mengajar dilakukan tes praktek. Tes praktek dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan anak dalam hal menguasai cara menggunting origami.
d.      Refleksi
Refleksi, peneliti dan pengamat mendiskusikan hasil dari pembelajaran yang telah dilakukan, selama proses pembelajaran penelitian telah berjalan sesuai yang diharapkan, maka peneliti dan pengamat merasa sudah cukup untuk melakukan penelitian karena sudah memenuhi target yang diharapkan.

E.     Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari :
1.      Siswa kelompok A di PAUD Kartini
2.      Guru inti kelompok A di PAUD Kartini
3.      Guru Pendamping kelompok A di PAUD Kartini.

F.     Teknik Pengumpulan Data
Metode penelitian data pada penelitian ini sebagai berikut :
1.      Wawancara
Wawancara merupakan rechecking atau pembuktian terhadap informasi atau keterangan yang diperoleh sebelumnya. Agar wawancara terarah pada pokok pembicaraan, maka di susun pedoman wawancara dengan menulis pokok-pokok pertanyaan yang akan diajukan secara singkat dan jelas. Serta disediakan juga tempat untuk mencatat jawaban yang diberikan anak sehingga kalau responden menjawab pertanyaan yang diajukan dapat langsung ditulis pada tempat yang jawabnnya sudah disediakan.

2.      Observasi
Observasi merupakan tehnik pengumpulan data dengan cara mengamati kejadian yang sedang berlangsung dan mencatatnya dengan alat observasi tentang hal-hal yang akan diteliti dan diamati.

3.      Dokumentasi
Dokumentasi adalah sejumlah pesan, fakta, data tersimpan dalam bahan yang berbentuk dokumentasi-dokumentasi merupakan pengumpulan data mengenai hal-hal yang berhubungan dengan variable yang berupa lembar kerja anak, hasil karya anak, RPPH, silabus, foto, lembar penilaian. Dokumentasi digunakan untuk memperkuat data dari hasil observasi dan wawancara sehingga untuk menambah kevalitan data. Jenis dokumentasi yang diambil data anak, tabel pengamatan lapangan.

4.      Catatan lapangan
Catatan lapangan digunakan untuk mencatat temuan selama pembelajaran yang diperoleh peneliti tidak teramati dalam lembar observasi, bentuk temuan ini berupa aktivitas anak dan permasalahan yang dihadapi selama pembelajaran.

G.    Teknik Analisa Data
1.      Reduksi data
Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu perlu dicatat secara teliti dan rinci. Seperti telah dikemukakan, makin lama peneliti kelapangan, maka jumlah data akan makin banyak, kompleks dan rumit. Untuk itu perlu segera dilakukan analisis data melalui reduksi data. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dan membuang yang tidak perlu. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang jelas, dan mempermudah untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya
Analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik analisi deskriptif kuantitatif. Deskripsi kuantitatif yaitu memaparkan hasil penelitian yang dilakukan yaitu hasil dari pengamatan keterampilan melipat origami. Penghitungan data kuantitatif  adalah dengan menghitung hasil akhir peningkatan keterampilan melipat pada anak pada setiap siklus. Data tersebut diperoleh dari lembar observasi yang telah disusun sebelumnya. Dengan demikian, dapat diketahui persentase keterampilan melipat pada anak. Data yang akan dianalisis berupa data dari lembar observasi pada saat kegiatan melipat origami berlangsung.

2.      Deskripsi data
Setelah data direduksi, maka selanjutnya adalah mendiskripsikan data, dalam penelitian kuantitatif penyajian data dapat dilakukan dalam bentuk table atau grafik. Melalui penyajian data tersebut, maka data terorganisasikan, tersusun dalam pola hubungan, sehingga akan semakin mudah untuk dipahami.

Hasil observasi mengenai keterampilan dengan media origami pada anak dapat disajikan dengan table sebagai berikut :
Indikator
Jumlah anak
Persentase









Rata-rata



Data keterampilan dengan menggunakan media origami yang diperoleh akan dianalisa dengan menggunakan statistik deskriptif sederhana. Menurut Anas sudjiono (1986: 43) dapat dianalisa dengan rumusan sebagai berikut :

Keterangan : P =  F x 100%
                                       N
                     P = Angka persentase
                     F = Frekuensi yang sedang dicari persentase
                     N = Jumlah responden anak

Hasil yang diperoleh dalam penghitungan kuantitatif kemudian dideskripsikan secara naratif.

3.      Verifikasi data
Langkah ke tiga dalam analisis data yaitu penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.
Dengan demikian kesimpulan dalam penelitian ini mungkin dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal.

H.    Keabsahan Data
Pengecekan keabsahan data dilakukan antara lain dengan :
a.       Pengamat menggunakan teknik-teknik perpanjamgan kehadiran peneliti lapangan, observasi partisipan
b.      Diskusi dengan guru kelas

I.       Kriteria Keberhasilan penelitian
Indikator keberhasilan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah apabila kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan dinyatakan berhasil apabila terjadi perubahan yaitu, berupa peningkatan kemampuan yang diperoleh anak. Perubahan anak didik dalam kegiatan media origami menjadi sebuah bentuk yang diajarkan oleh guru. Kemampuan anak dalam motorik halus meningkat melalui metode dengan media kertas origami. Peningkatan kemampuan dapat dilihat dari peningkatan rata-rata persentase setiap aspek kemampuan yang dikembangnkan yaitu apabila 80 % dari jumlah anak memperlihatkan indikator dalam persentase yang baik.







DAFTAR PUSTAKA

Drs. MS. Sumantri 2005. Model Pengembangan Keterampilan Motorik Anak Usia Dini. Jakarta: Depdiknas,Dirjen Dikti.

Pamadhi Hajar, Evan Suhardi,S.2008. Seni Keterampilan Anak. Jakarta: Universitas Terbuka

Hirai, Maya 2007.30 Melipat/origami favorit Jakarta:Prognessio

Sujiono. 2007. Metode Pengembangan Fisik. Jakarta: UT

Wijaya. Rusyan. 1992. Perkembangan dan Konsep Dasar Pengembangan Anak Usia Dini. Jakarta: Bumi Aksara

Kelebihan Melipat/Origami

Manfaat Melipat/Origami

Tidak ada komentar:

Posting Komentar