PTK
PROPOSAL
Menstimulasi
Motorik Halus Anak Usia Dini Melalui Media Origami di PAUD Kartini Jakarta Pusat
Disusun
guna memenuhi tugas matakuliah :
Metodologi
Penelitian
Dosen
Pengampu : Iswadi, M.Pd
Disusun
oleh :
Anies
Angggraeni 20158400092
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
SEKOLAH
TINGGI ILMU KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
KUSUMA
NEGARA JAKARTA
2017
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang masalah
Pendidikan anak Usia Dini adalah suatu upaya
pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun,
yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu
pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani. Agar anak memiliki kesiapan
dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.
Perkembangan motorik adalah perkembangan dari unsur
pengembangan dan pengendalian gerak tubuh. Perkembangan motorik berkembang
dengan kematangan syaraf dan otot. Perkembangan motorik pada anak meliputi
motorik kasar dan halus. Motorik kasar adalah gerak tubuh yang menggunakan
otot-otot besar atau sebagian besar atau seluruh anggota tubuh yang dipengaruhi
oleh kematangan anak itu sendiri. Widodo (2008) perkembangan motorik adalah
gerakan yang menggunakan otot-otot halus yang berkoordinasi dengan otak dalam
melakukan suatu kegiatan. Motorik merupakan perkembangan pengendalian gerakan
tubuh melalui kegiatan yang terkoordinir antara susunan saraf, otot, otak, dan
spinal cord. Motorik halus adalah gerakan yang menggunakan otot-otot halus atau
sebagian angggota tubuh tertentu, yang dipengaruhi oleh kesempatan untuk
belajar dan berlatih. Misalnya, kemampuan memindahkan benda dari tangan,
mencorat-coret, menyusun balok, menggunting, menulis dan sebagainya. Kedua
kemampuan tersebut sangat penting agar anak bisa berkembang dengan optimal.
Perkembangan motorik sangat dipengaruhi oleh organ otak leat bermain terjadi
stimulasi pertumbuhan otot-ototnya ketika anak melompat, melempar, atau
berlari. Selain itu anak bermain dengan menggunakan seluruh emosi, perasaan,
dan pikirannya.
Pendidikan di Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
dilaksanakan dengan prinsip “Bermain sambil belajar , atau Belajar seraya
bermain”. Sesuai dengan perkembangan, oleh sebab itu diharapkan seorang
pendidik yang kreatif dan inovatif agar anak bisa merasa senang, tenang, aman
dan nyaman selama dalam proses belajar mengajar.
Berdasarkan
observasi di PAUD Kartini khususnya kelompok A anak-anak menunjukkan
keterlambatan dalam keterampilan motorik halusnya dalam melipat, menggunting
dan menempel yang ditandai dengan kurang keterampilannya anak dalam
pengembangan kreativitas menggunakan media kertas origami dalam pembelajaran.
Ada beberapa anak yang enggan untuk melakukan
kegiatan motorik halus ada juga yang menangis sehingga hasil belajar anak
kurang optimal. Hasil belajar anak ini dapat berupa angka huruf dan hasil
belajar yang dicapai kurang memenuhi target. Dari 14 anak yang terdiri dari 9
putra dan 5 putri yang dapat melakukan kegiatan tanpa dibantu hanya 4 anak. Ketika
guru sedang menerangkan, anak ditanya apakah sudah bisa atau belum, hampir
semua anak menjawab sudah. Tetapi ketika diminta mengerjakannya ternyata masih banyak yang mengalami
kesulitan.
Maka untuk meningkatkan penguasaan gerak
motorik halus, peneliti menggunakan kegiatan dengan media origami dengan tehnik
yang tepat dan melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dituangkan dalam
sebuah judul “Menstimulasi Motorik Halus Melalui Media Origami di PAUD Kartini.
B.
Indentifikasi
masalah
Berdasarkan kegiatan upaya meningkatkan kemampuan
motorik halus anak melalui kegiatan dengan media origami pada anak kelompok A
di Paud Kartini ditemukan berbagai masalah sebagai berikut :
a. Apakah hasil
belajar anak yang belum sesuai dengan harapan?
b. Apakah anak dalam mengerjakan kegiatan
motorik halus khususnya dengan media origami mengalami ketidaksukaan ?
c. Apakah
proses pembelajaran belum optimal ?
d. Apakah perilaku anak dalam belajar yakni
anak ribut pada saat melakukan kegiatan ?
C.
Pembatasan
masalah
Berdasarkan pada identifikasi masalah, penelitian
ini dibatasi pada masalah point a dan b, yaitu :
a. Hasil
belajar anak yang belum sesuai dengan harapan
b. Ketidak
sukaan anak dalam mengerjakan kegiatan motorik halus khususnya dengan media
origami.
D.
Perumusan
masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah
tersebut diatas, dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut :
1.
Apakah kegiatan dengan menggunakan media
kertas origami dapat meningkatkan kemampuan motorik halus anak kelompok di Paud
Kartini ?
E.
Manfaat
Penelitian
1. Manfaat
Teoritis
a. Penelitian
ini diharapkan dapat memberikan bantuan bagi dunia pendidikan pada umumnya dan
pendidikan PAUD pada khususnya.
b. Penelitian
ini dapat menambah wacana tentang kemampuan motorik halus dengan media origami
c. Penelitian
ini sebagai dasar dalam kegiatan melipat untuk mengembangkan fisik motorik
halus anak.
2. Manfaat
praktis
a. Bagi
anak
Melalui kegiatan dengan
menggunakan media origami diharapkan anak-anak senang dan tertarik serta tumbuh
minatnya untuk melakukan kegiatan ini sehingga dapat meningkatkan kemampuan
motorik halusnya.
b. Bagi
guru
Untuk meningkatkan
kreativitasnya dalam memberikan kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan
tingkat perkembangan anak, dalam meningkatkan motorik halus
c. Bagi
orang tua
Agar dapat memberi wawasan kepada
orang tua dalam memfasilitasi anak untuk menumbuhkan minat belajar baik dirumah
maupun disekolah dalam meningkatkan kemampuan motorik halus anak melalui
kegiatan media origami.
BAB II
A.
Kajian
Pustaka
1. Kemampuan
Motorik Halus Pada Anak
a. Pengertian
Kemampuan
Menurut Wiyono dan
Rusyan (1992 : 8) “kemampuan artinya perilaku yang rasional untuk mencapai
tujuan yang diisyaratkan sesuai dengan kondisi yang diharapkan.” Dan menurut
Poerwadarminto(1994 : 628) menjelaskan bahwa “kemampuan adalah kesanggupan,
kecakapan, kekuatan dalam melakukan sesuatu tindakan atau kegiatan”.
b. Pengertian
Motorik Halus Anak
Sumatri (2005:143),
menyatakan bahwa motorik halus adalah pengorganisasian penggunaan sekelompok
otot-otot kecil seperti jari jemari dan tangan yang sering membutuhkan
kecermatan dan koordinasi dengan tangan, keterampilan yang mencakup pemanfaatan
menggunakan alat-alat untuk mengerjakan suatu objek.
Motorik merupakan
pengendalian gerak tubuh melalui kegiatan yang teroerganisasi antara susunan
syaraf, otot, otak. Menurut Sujiono (2008: 1-15),”Motorik halus adalah gerakan
tubuh yang melibatkan otot-otot kecil seperti otot jari tangan, pergelangan
tangan dan lain-lain.”.
Gerakan Motorik halus
terutama yang melibatkan otot tangan dan jari biasanya membutuhkan kecermatan
tinggi, ketekunan dan koordinasi antara mata dan otot kecil. Semakin baik
gerakan motorik halus membuat anak dapat berkreasi seperti menggunting,
menggambar, mewarnai, merobek, menulis, meronce, melipat, menjahit, meremas,
menggenggam, menganyam dan sebagainya.
Jadi pengertian kemampuan motorik halus adalah
kesanggupan dalam bidang tertentu yang berhubungan dengan grakan yang
melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu saja dan dilakukan oleh otot-otot kecil
seperti keterampilan menggunakan jari-jari tangan dan gerakan tangan, maka
kemampuan motorik halus anak perlu diasah sedemikian rupa agar suatu saat nanti
otot-otot jari tangan anak lebih kuat dan mampu untuk digunakan berbagai
aktivitas yang berhubungan dengan motorik.
c. Tujuan
dan Fungsi Pengembangan Motorik Halus Anak
Tujuan pengembangan motorik halus anak usia 4 sampai
6 tahun adalah :
1. Anak
mampu menggerakkan anggota tubuh yang berhubungan dengan gerak jari jemari
seperti kesiapan menggambar, menulis, memanipulasi benda-benda.
2. Anak
mampu mengkoordinasikan indra mata dan aktivitas tangan.
3. Anak
mampu mengendalikan emosi dalam beraktivitas motorik halus.
4. Anak
mampu mengembangkan kemampuan motorik halus yang berhubungan dengan keterampilan gerak kedua tangan.
Menurut
pendapat sujiono (2007 : 2-10) secara khusus tujuan pengembangan motorik halus
anak untuk usia 4-6 tahun adalah anak dapat menunjukkan kemampuan menggerakan anggota
tubuhnya dan mengkoordinasikan antara mata dan tangan sebagai persiapan untuk
pengenalan menulis.
Sedangkan
fungsi pengembangan ketrampilan motorik halus adalah untuk mendukung aspek
pengembangan aspek lainnya seperti kognitif, bahasa dan sosial karena pada
hakekatnya setiap pengembangan tidak dapat terpisah satu sama lainnya.
2. Kegiatan
Melipat Origami
a. Pengertian
Kegiatan Melipat
Pengertian kegiatan
melipat adalah suatu peristiwa/kejadian yang pada umumnya tidak dilakukan
secara terus menerus.
Menurut Kamus Besar
bahasa Indonesia,“kegiatan adalah aktivitas, usaha, pekerjaan/kekuatan dan
ketangkasan serta kegairahan.”
b. Pengertian
Melipat Origami
Menurut Maya Hirai
(2007 : iv) dalam bukunya origami, mengemukakan bahwa : melipat/origami adalah
sebuah seni melipat kertas. Artinya dengan bahan dasar kertaslah kreativitas
seni ini dilakukan dan dikembangkan. Bila
kemudian ada yang menggunakan bahan plastik, alumunium foil, koin dana
bahan-bahan lain selain kertas, hal tersebut merupakan perkembangan selanjutnya
yang banyak dilakukan oleh para seniman. Akan tetapi secara prinsip kertaslah
yang menjadi media dasar origami.
Melipat origami secara
bahasa berasal dari sebuah istilah jepang yakni “oru” berarti melipat dan
“kami” atau “gami” berarti kertas. Pada awalnya, melipat/origami hanya menjadi
tradisi hiasan dan pelengkap hadiah-hadiah pada masyarakat elit di Jepang karna
harga kertasnya sangat mahal, melipat origami berubah menjadi alat bermain dan
pendidikan.
c. Teknik
Melipat
Menurut Hajar Pamadhi
dan Evan Sukardi S (2008:7.22) teknik melipat pada kegiatan ini sebaiknya
dipandu oleh dua orang. Pendidik mengajak anak untuk melipat kertas dengan
langkah satu persatu dengan anak, bagaimana cara melipat sambil ikut memegangi.
Setiap anak memegang kertas masing-masing 1 lembar, langkah demi langkah sambil
dibantu pendidik melipat kertas.
d. Kelebihan
Menggunakan Media Origami
Kerta origami
memberikan kelebihan yang lebih baik
bagi perkembangan anak, adapun yang didapat dari seni melipat lebih khusus pada
anak-anak usia dini adalah untuk melatih motorik halus pada anak, melatih
kesabaran, ketekunan, serta kedisiplinan. Selain itu juga dapat melatih otak
kiri dan otak kanan anak, serta melatih anak untuk berkomunikasi yang cukup
efektif. Jadi, melalui origami anak dalam melatih otak akan menjadi lebih baik.
e. Manfaat
Belajar Menggunakan Media Origami
Kegiatan dengan menggunakan media origami yang
diajarkan secara konsisten, akan memberikan manfaat antara lain :
1. Anak
akan semakin akrab dengan konsep-konsep dan istilah-istilah metematika
geometri, karena pada saat guru menerangkan origami akan sering menggunakan
istilah matematika geometri contohnya : garis, titik, perpotongan 2 buah garis,
titik pusat, segitiga, segi empat dll.
2. Bermain
origami akan meningkatkan keterampilan motorik halus anak, menekan kertas
dengan ujung-ujung jari adalah latihan efektif untuk melatih motorik halus
anak.
3. Meningkatkan
membuat anak belajar mengenai ukuran dan bentuk yang diinginkan serta
keakuratannya.
4. Meningkatkan
citra diri dan bakat anak.
5. Saat
bermaian origami anak akan terbiasa belajar mengikuti instruksi yang berurut.
B.
Kerangka
Berfikir Tindakan
Dari hasil penelitian Tri Hastuti Puji Lestari
(2012) dalam skripsinya yang berjudul “Studi Perbandingan Perkembangan Motorik
Anak yang Dibimbing Orang Tua di TK Plupuh Sragen Tahun Ajaran 2009/2010, dapat
diperoleh kesimpulan bahwa PTK dapat meningkatkan motorik halus secara maksimal
dengan memberikan stimulus atau rangsangan pada anak melalui kegiatan
permainan.
Penelitian tindakan kelas ini merupakan siklus dan
dilaksanakan sesuai perencanaan tindakan atau perbaikan dari perencanaan
tindakan terlebih dahulu. Penelitian ini diperlukan evaluasi awal untuk
mengetahui penyebab kurangnya kemampuan motorik halus. Pengamatan awal sebagai
upaya untuk menemukan fakta-fakta yang dapat digunakan untuk melengkapi kajian
teori yang ada untuk menyusun perencanaan tindakan yang tepat dalam upaya
meningkatkan kemampuan motorik halus pada anak. Dalam meningkatkan kemampuam
motorik halus pada anak diperlukan adanya pendekatan pembelajaran yang dilakukan
dengan kegiatan melipat, menggunting, menempel origami dengan teknik yang tepat
dalam pembelajaran.
Penelitian ini menggunakan kegiatan melipat, menggunting dan menempel origami.
Kegiatan dengan menggunakan media kertas origami merupakan salah satu pengembangan motorik halus
yang membutuhkan ketelitian, keterampilan dan pengembangan seni juga untuk
membantu kelenturan otot motorik halus. Melalui kegiatan dengan media kertas origami diharapkan mampu meningkatkan
kemampuan motorik halus kelompok A di PAUD Kartini.
C.
Hipotesis
Tindakan
Hipotesis adalah dugaan yang merupakan jawaban
sementara dari problematik yang akan di uji kebenarannya. Hipotesis akan
diterima apabila hasil penelitian akan membenarkan pernyataan tersebut dan
hipotesis ditolak kebenarannya jika pernyataan dari hasil penelitian salah satu
menolak.
Berdasarkan
dekripsi teori diatas, maka dapat penulis rumuskan hipotesis bahwa “Dengan
kegiatan menggunakan media
origami
dapat menstimulasi kemampuan motorik halus pada anak-anak di PAUD Kartini,
Jakarta pusat.
BAB III
A.
Tujuan
Penelitian
Tujuan penelitian dalam penulisan ini adalah untuk
mengetahui sejauh mana kegiatan dengan menggunakan origami dalam pembelajaran
dapat meningkatkan kemampuan motorik halus pada anak Kelompok A di PAUD
kartini.
B.
Setting
Penelitian
1. Tempat
penelitian
Penelitian ini
dilaksanakan pada anak kelompok A di PAUD Kartini tahun ajaran 2017/2018
2. Waktu
penelitian
Penelitian dilakukan
dari bulan Nopember hingga bulan Desember 2017
C.
Metode
Penelitian
Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan
kualitatif dan kuantitatif dan metode penelitian yang digunakan adalah metode
pendekatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
D.
Langkah-langkah
Penelitian
Langkah-langkah penelitian terdiri dari 3 siklus.
Setiap siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi
1. Siklus
1:
a. Perencanaan
Tahapan perencanaan
pada siklus satu diawali dengan melakukan langkah-langkah pembelajaran dengan
membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH) yang dipersiapkan
sebelum kegiatan berlangsung. Pada siklus satu dilaksanakan dua kali pertemuan
dalam satu minggu.
b. Pelaksanaan
Tahapan pelaksanaan
dalam siklus satu dilaksanakan proses belajar mengajar dengan kegiatan
keterampilan melipat. Guru memberikan contoh kepada anak.
c. Pengamatan
Tahapan observasi pada
siklus satu dilaksanakan dengan menggunakan lembar observasi.
d. Refleksi
Tahapan refleksi pada
siklus satu merupakan kegiatan untuk mengemukakan apa yang sudah dilakukan.
Kegiatan mengevaluasi, analisis, penjelasan, penyimpulan, dan identifikasi
tindak lanjut dalam perencanaan siklus selanjutnya. Menurut kolaborator dan hasil dari evaluasi
pada siklus satu anak masih belum menyelesaikan tugas latihan yang dicontohkan
guru.
2. Siklus
2 :
a. Perencanaan
Tahapan perencanaan
pada siklus dua diawali dengan langkah-langkah pembelajaran dengan membuat
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH) yang dipersiapkan sebelum
kegiatan pembelajaran berlangsung. Pada siklus dua dilaksanakan tiga kali
pertemuan dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian dan menyiapkan sarana
pendukung.
b. Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan pada
siklus dua dilaksanakan proses belajar mengajar dengan aspek kegiatan menempel
origami. Guru menunjukkan peragaan dan mencontohkan cara menempel agar anak
lebih semangat mengikuti kegiatan keterampilan menempel origami. Dalam pelaksanaan penelitian
dibantu satu orang guru dan satu orang kepala sekolah.
c. Pengamatan
Tahap observasi pada
siklus dua dilaksanakan dengan menggunakan lembar observasi, Tanya jawab kepada
anak tentang keterampilan melipat.
d. Refleksi
Tahapan refleksi pada
siklus dua merupakan kegiatan mengevaluasi, anlisis, penjelasan, penyimpulan.
Perhatian anak tercurah pada pekerjaan keterampilan menempel, menurut kolaborator dan hasil dari observasi, anak
dapat mengikuti dan bisa menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru.
3. Siklus
3 :
a. Perencanaan
Perencanaan, pada
siklus tiga merupakan pendalaman materi yang telah diberikan pada tindakan
siklus 1 dan 2, pada siklus ini berisi tentang penggambaran masalah yang
terjadi pada siklus 2, yang akan diatasi untuk dituangkan dalam bentuk Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH)
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan, siklus 3
difokuskan pada aspek ekspresi anak pada kesesuaian kegiatan menggunting
origami. Tindakan siklus 3 merupakan hasil akhir dari proses pembelajaran pada
siklus 1 dan 2.
c. Pengamatan
Pengamatan, peneliti
melakukan pengamatan
dan mencatat semua hal yang diperlukan dan terjadi selama pelaksanaan tindakan
berlangsung. Untuk mengetahui berhasil tidaknya dalam suatu proses belajar
mengajar dilakukan tes praktek. Tes praktek dilakukan dengan tujuan untuk
mengetahui kemampuan anak dalam hal menguasai cara menggunting origami.
d. Refleksi
Refleksi, peneliti dan
pengamat mendiskusikan hasil dari pembelajaran yang telah dilakukan, selama
proses pembelajaran penelitian telah berjalan sesuai yang diharapkan, maka
peneliti dan pengamat merasa sudah cukup untuk melakukan penelitian karena
sudah memenuhi target yang diharapkan.
E.
Sumber
Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini
terdiri dari :
1. Siswa
kelompok A di PAUD Kartini
2. Guru
inti kelompok A di PAUD Kartini
3. Guru
Pendamping kelompok A
di PAUD Kartini.
F.
Teknik
Pengumpulan Data
Metode
penelitian data pada penelitian ini sebagai berikut :
1. Wawancara
Wawancara
merupakan rechecking atau pembuktian terhadap informasi atau keterangan yang
diperoleh sebelumnya. Agar wawancara terarah pada pokok pembicaraan, maka di
susun pedoman wawancara dengan menulis pokok-pokok pertanyaan yang akan
diajukan secara singkat dan jelas. Serta disediakan juga tempat untuk mencatat
jawaban yang diberikan anak sehingga kalau responden menjawab pertanyaan yang
diajukan dapat langsung ditulis pada tempat yang jawabnnya sudah disediakan.
2. Observasi
Observasi
merupakan tehnik pengumpulan data dengan cara mengamati kejadian yang sedang
berlangsung dan mencatatnya dengan alat observasi tentang hal-hal yang akan
diteliti dan diamati.
3. Dokumentasi
Dokumentasi
adalah sejumlah pesan, fakta, data tersimpan dalam bahan yang berbentuk dokumentasi-dokumentasi
merupakan pengumpulan data mengenai hal-hal yang berhubungan dengan variable
yang berupa lembar kerja anak, hasil karya anak, RPPH, silabus, foto, lembar
penilaian. Dokumentasi digunakan untuk memperkuat data dari hasil observasi dan
wawancara sehingga untuk menambah kevalitan data. Jenis dokumentasi yang
diambil data anak, tabel pengamatan lapangan.
4. Catatan
lapangan
Catatan
lapangan digunakan untuk mencatat temuan selama pembelajaran yang diperoleh
peneliti tidak teramati dalam lembar observasi, bentuk temuan ini berupa
aktivitas anak dan permasalahan yang dihadapi selama pembelajaran.
G.
Teknik
Analisa Data
1. Reduksi
data
Data
yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu perlu dicatat secara
teliti dan rinci. Seperti telah dikemukakan, makin lama peneliti kelapangan,
maka jumlah data akan makin banyak, kompleks dan rumit. Untuk itu perlu segera
dilakukan analisis data melalui reduksi data. Mereduksi data berarti merangkum,
memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dan membuang
yang tidak perlu. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan
gambaran yang jelas, dan mempermudah untuk melakukan pengumpulan data
selanjutnya
Analisis
data dalam penelitian ini menggunakan teknik analisi deskriptif kuantitatif.
Deskripsi kuantitatif yaitu memaparkan hasil penelitian yang dilakukan yaitu
hasil dari pengamatan keterampilan melipat origami. Penghitungan data
kuantitatif adalah dengan menghitung
hasil akhir peningkatan keterampilan melipat pada anak pada setiap siklus. Data
tersebut diperoleh dari lembar observasi yang telah disusun sebelumnya. Dengan
demikian, dapat diketahui persentase keterampilan melipat pada anak. Data yang
akan dianalisis berupa data dari lembar observasi pada saat kegiatan melipat
origami berlangsung.
2. Deskripsi
data
Setelah
data direduksi, maka selanjutnya adalah mendiskripsikan data, dalam penelitian
kuantitatif penyajian data dapat dilakukan dalam bentuk table atau grafik.
Melalui penyajian data tersebut, maka data terorganisasikan, tersusun dalam
pola hubungan, sehingga akan semakin mudah
untuk dipahami.
Hasil
observasi mengenai keterampilan dengan media origami pada anak dapat disajikan
dengan table sebagai berikut :
Indikator
|
Jumlah
anak
|
Persentase
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Rata-rata
|
|
|
Data keterampilan dengan
menggunakan media origami yang diperoleh akan dianalisa dengan menggunakan
statistik deskriptif sederhana. Menurut Anas sudjiono (1986: 43) dapat
dianalisa dengan rumusan sebagai berikut :
Keterangan : P = F x 100%
N
P = Angka persentase
F = Frekuensi yang sedang dicari
persentase
N = Jumlah responden anak
Hasil
yang diperoleh dalam penghitungan kuantitatif kemudian dideskripsikan secara
naratif.
3. Verifikasi
data
Langkah
ke tiga dalam analisis data yaitu penarikan kesimpulan dan verifikasi.
Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah
bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data
berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal,
didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten, maka kesimpulan yang
dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.
Dengan
demikian kesimpulan dalam penelitian ini mungkin dapat menjawab rumusan masalah
yang dirumuskan sejak awal.
H.
Keabsahan
Data
Pengecekan keabsahan data dilakukan antara lain
dengan :
a. Pengamat
menggunakan teknik-teknik perpanjamgan kehadiran peneliti lapangan, observasi
partisipan
b. Diskusi
dengan guru kelas
I.
Kriteria
Keberhasilan penelitian
Indikator keberhasilan dalam penelitian tindakan
kelas ini adalah apabila kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan dinyatakan
berhasil apabila terjadi perubahan yaitu, berupa peningkatan kemampuan yang
diperoleh anak. Perubahan anak didik dalam kegiatan media origami menjadi sebuah bentuk
yang diajarkan oleh guru. Kemampuan anak dalam motorik halus meningkat melalui
metode dengan media kertas origami. Peningkatan kemampuan dapat dilihat dari
peningkatan rata-rata persentase setiap aspek kemampuan yang dikembangnkan
yaitu apabila 80 % dari jumlah anak memperlihatkan indikator dalam persentase
yang baik.
DAFTAR PUSTAKA
Drs.
MS. Sumantri 2005. Model Pengembangan Keterampilan Motorik Anak Usia Dini.
Jakarta: Depdiknas,Dirjen Dikti.
Pamadhi
Hajar, Evan Suhardi,S.2008. Seni Keterampilan Anak. Jakarta: Universitas
Terbuka
Hirai,
Maya 2007.30 Melipat/origami favorit Jakarta:Prognessio
Sujiono.
2007. Metode Pengembangan Fisik. Jakarta: UT
Wijaya.
Rusyan. 1992. Perkembangan dan Konsep Dasar Pengembangan Anak Usia Dini.
Jakarta: Bumi Aksara
Kelebihan
Melipat/Origami
Manfaat
Melipat/Origami
Tidak ada komentar:
Posting Komentar