PENINGKATAN KREATIVITAS ANAK USIA DINI MELALUI KOLASE PADA ANAK DIDIK
KELOMPOK KB diPAUD TIARA PASAR BARU
PROPOSAL PENELITIAN
Diajukan untuk memenuhi
salah satu syarat mata kuliah “Metodologi Penelitian”
Dosen : Iswadi, M.Pd.
Oleh,
NAMA
: Aisyah katma
NPM
: 20158400094
KELAS
: B
PROGRAM STUDI PAUD FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
STKIP KUSUMA NEGARA JAKARTA TAHUN
AKADEMIK 2016/2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha
Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Taufik dan Hidayahnya sehingga peneliti
dapat menyelesaikan penelitian ini yang berjudul ““Peningkatan Kreativitas Anak Usia Dini melalui Kolase pada Anak Didik Kelompok KB, PAUD TIARA PASAR BARU,
Semester I, Tahun Pelajaran 2017/2018 ” Semoga penelitian ini dapat dipergunakan
sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi kita semua dalam mencari
ilmu pengetahuan.
Dalam penyusunan proposal penelitian ini
penulis menyadari bahwa tidak lepas dari bimbingan, bantuan, dan
saran dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan jazakumullahkhoironkatsira
dan terimakasih yang setulus-tulusnya kepada:
1. Bapak Iswadi, M.Pd selaku Dosen Pengampu Mata Kuliah
Metodologi Penelitian, dan
2. Rekan-rekan seperjuangan PG PAUD Kelas KB
3. Ibu kepala Sekolah dan para
Dewan Guru PAUD TIARA yang telah memberi
kemudahan
dan motivasi kepada penulis dalam upaya penyelesaian penelitian ini. dan juga
kepada
4.
Semua pihak yang
telah mendoakan, memotivasi, dan membantu hingga penulisan
penelitian ini sselesai.
Penulis menyadari bahwa dalam
penyusunan penelitian ini tidak luput dari kesalahan. Namun, penulis
berharap keterbatasan ini tidak mengurangi maksud
yang ingin penulis sampaikan dalam penelitian. Oleh karena itu, saran dan kritik yang sifatnya membangun dari para
pembaca, sangat penulis harapkan demi kesempurnaan penelitian ini.
Demikian penelitian
ini penulis susun, guna menyelesaikan tugas metodologi penelitian . Semoga
penelitian ini dapat member manfaat terhadap kreativitas anak usia dini di
Indonesia. Semoga Allah selalu meridhoi. Amin
Jakarta, Oktober 2017
Penulis
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR .......................................................................................
i
DAFTAR
ISI .....................................................................................................ii
BAB I :
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang Masalah ..................................................................... 4
B.
Identifikasi Masalah
............................................................................ 7
C.
Pembatasan Masalah ........................................................................ 7
D.
Perumusan Masalah .......................................................................... 7
E. Manfaat Penelitian
............................................................................ 8
BAB II : KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR, DAN
HIPOTESIS TINDAKAN
A. Kajian Pustaka
a. Pengertian kreativitas ................................................................ 10
b. Pengertian Kolase ..................................................................... 11
c. Bahan dan Peralatan Kolase untuk PAUD..................................12
d. Langkah – Langkah Pembelajaran Kolase di
PAUD ...................13
B. Kerangka Berpikir ........................................................................... 15
C. Hipotesis Tindakan
.........................................................................18
BAB III :
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tujuan Penelitian ..........................................................................
19
B. Setting Penelitian .......................................................................... 19
1. Tempat Penelitian
……………………………………………………… 19
2. Waktu Penelitian……………………………………………………………20
C. Metode Penelitian .............................................................................20
D. Langkah – Langkah Penelitian .........................................................21
E. Sumber Data .................................................................................... 24
F. Teknik
Pengumpulan Data ............................................................... 24
G. Teknik Analisa Data ..............................................................................
26
1. Reduksi Data
………………………………………………………………. 26
2. Deskripsi Data
……………………………………………………………... 27
3. Verifikasi Data
…………………………………………………………….. 28
H. Keabsahan Data ............................................................................. 29
I. Kriteria Keberhasilan Penelitian……………………………………………..29
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………………31
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan anak usia dini adalah suatu proses pembinaan tumbuh kembang
anak usia lahir hingga enam tahun secara menyeluruh yang mencakup
aspek fisik dan nonfisik dengan memberikan rangsangan bagi perkembangan
jasmani, rohani (moral dan spiritual), motorik, akal pikiran, emosional
dan sosial yang tepat agar anak tumbuh dan berkembang secara optimal
(Mansur, 2007 : 88). Undang-undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang sistem
pendidikan nasional bab 1 ayat 14, menyatakan Pendidikan Anak Usia Dini
adalah upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan
usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan
untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani
agar anak memiliki kesiapan memasuki pendidikan lebih lanjut (Danar Santi,
2009 : 7).
Anak usia dini adalah individu yang sedang mengalami proses pertumbuhan
dan perkembangan yang pesat bahkan dikatakan sebagai lompatan
perkembangan karena itu usia dini dikatakan sebagai golden age (usia
emas) yaitu usia yang berharga dibanding usia selanjutnya. Usia tersebut merupakan
fase kehidupan yang unik dengan karakteristik khas, baik secara fisik,
psikis, sosial dan moral.
Pertumbuhan dan perkembangan pada masa anak usia dini merupakan fase
penting dalam rentang kehidupan manusia. Anak usia dini juga merupakan sosok
individu yang sedang menjalani suatu proses perkembangan dengan pesat dan
fundamental bagi kehidupan selanjutnya. Anak usia dini berada pada rentang usia
0-8 tahun (Sujiono, 2009:6).
Perkembangan motorik adalah perkembangan dari unsur pengembangan dan
pengendalian gerak tubuh. Perkembangan motorik berkembang dengan kematangan
syaraf dan otot. Perkembangan motorik pada anak meliputi motorik kasar dan
halus. Motorik kasar adalah gerak tubuh yang menggunakan otot-otot besar atau
sebagian besar atau seluruh anggota tubuh yang dipengaruhi oleh kematangan anak
itu sendiri. Widodo (2008)
Motorik merupakan perkembangan pengendalian gerakan tubuh melalui kegiatan
yang terkoordinir antara susunan saraf, otot, otak, dan spinal cord. Motorik
halus adalah gerakan yang menggunakan otot-otot halus atau sebagian angggota
tubuh tertentu, yang dipengaruhi oleh kesempatan untuk belajar dan berlatih.
Misalnya, kemampuan memindahkan benda dari tangan, mencorat-coret, menyusun
balok, menggunting, menulis dan sebagainya. Kedua kemampuan tersebut sangat
penting agar anak bisa berkembang dengan optimal. Perkembangan motorik sangat
dipengaruhi oleh organ otak leat bermain terjadi stimulasi pertumbuhan
otot-ototnya ketika anak melompat, melempar, atau berlari. Selain itu anak
bermain dengan menggunakan seluruh emosi, perasaan, dan pikirannya.
Pendidikan di Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dilaksanakan dengan prinsip
“Bermain sambil belajar , atau Belajar seraya bermain”. Sesuai dengan
perkembangan, oleh sebab itu diharapkan seorang pendidik yang kreatif dan
inovatif agar anak bisa merasa senang, tenang, aman dan nyaman selama dalam
proses belajar mengajar.
Berdasarkan observasi di PAUD TIARA khususnya kelompok KB
anak-anak menunjukkan keterlambatan dalam keterampilan motorik halusnya dalam bermain kolase, yang ditandai dengan
kurang keterampilannya anak dalam pengembangan kreativitas menggunakan media
kertas dalam pembelajaran.
Ada beberapa anak yang tidak mau untuk melakukan kegiatan motorik halus ada juga yang menangis sehingga
hasil belajar anak kurang optimal, dan hasil belajar yang dicapai kurang memenuhi target. Dari 5 orang anak yang
terdiri dari 4 putra dan 1 putri yang dapat melakukan kegiatan melipat yang
masih perlu di bantu. Ketika guru sedang menerangkan langkah untuk merobek kertas, anak ditanya apakah
sudah bisa atau belum, hampir semua anak menjawab sudah. Tetapi ketika diminta
mengerjakan ternyata masih banyak yang mengalami kesulitan.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis melakukan penelitian
tentang “Peningkatan Kreativitas Anak Usia Dini melalui Kolase pada Anak Didik Kelompok KB, PAUD TIARA PASAR BARU, Semester I, Tahun
Pelajaran 2017/2018 ”
B. Indentifikasi
masalah
Berdasarkan kegiatan upaya meningkatkan kemampuan motorik halus anak
melalui kegiatan kolase pada anak kelompok KB di PAUD TIARA ditemukan berbagai
masalah sebagai berikut :
a.
Hasil belajar anak yang belum sesuai
dengan harapan
b.
Ketidak sukaan anak dalam mengerjakan
kegiatan motorik halus khususnya Kolase
c.
Proses pembelajaran yang belum optimal
d.
Perilaku anak dalam upaya merobek kertas dan cara menggunakan lem
C. Pembatasan
masalah
Berdasarkan pada identifikasi masalah,
penelitian ini dibatasi pada masalah point a dan c, yaitu :
a.
Hasil belajar anak yang belum sesuai
dengan harapan
b.
Proses pembelajaran
yang belum optimal
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah diatas, maka
pada penelitian ini dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :
Apakah Kolase dapat meningkatkan kreativitas anak didik pada
kelompok KB, PAUD TIARA PASAR BARU, Semester I, Tahun Pelajaran
2017/2018 ?
E. Manfaat
Penelitian
1. Manfaat Teoritis
a.
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan
bantuan bagi dunia pendidikan pada umumnya dan pendidikan PAUD pada khususnya.
b.
Penelitian ini dapat menambah wacana
tentang kemampuan motorik halus pada kegiatan kolase
c.
Penelitian ini sebagai dasar dalam
kegiatan kolase untuk mengembangkan fisik motorik halus anak.
2. Manfaat praktis
a.
Bagi anak
Melalui kegiatan melipat diharapkan
anak-anak senang dan tertarik serta tumbuh minatnya untuk melakukan kegiatan
ini sehingga dapat meningkatkan kemampuan motorik halusnya.
b.
Bagi guru
Untuk meningkatkan kreativitasnya dalam
memberikan kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan tingkat perkembangan anak,
dalam meningkatkan motorik halus
c.
Bagi orang tua
Agar dapat memberi wawasan kepada orang
tua dalam memfasilitasi anak untuk menumbuhkan minat belajar baik dirumah
maupun disekolah dalam meningkatkan kemampuan motorik halus anak melalui
kegiatan kolase.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Pustaka
1. Pengertian Kreativitas
Pengertian Kreativitas mengandung beragam definisi didalamnya.
Lawrence dalam Suratno (2003: 24) menyatakan kreativitas
merupakan ide atau pikiran manusia yang bersifat inovatif,
berdaya guna dan dapat dimengerti. Elliot dalam Suratno (1975:
24) menyatakan kreativitas adalah proses memecahkan masalah
dan membuat ide. Drevdahl dalam Dian Pramesti (2007: 25)
menjelaskan kreativitas merupakan kemampuan seseorang menghasilkan
gagasan baru berupa kegiatan atau sintesis pemikiran yang
mempunyai maksud dan tujuan yang ditentukan, bukan fantasi semata.
Sementara itu Chaplin (1989) dalam Rahmawati (2005: 15) mengutarakan
bahwa kreativitas adalah kemampuan menghasilkan bentuk
baru dalam seni, atau dalam persenian, atau dalam memecahkan
masalah-masalah dengan metode-metode baru. Dari paparan
tersebut penulis menyimpulkan kreativitas adalah kemampuan
untuk menghasilkan gagasan baru, memecahkan masalah
dan ide yang mempunyai maksud dan tujuan yang di tentukan.
Sedangkan kreatif merupakan suatu sifat yang dimiliki oleh
seseorang yang mempunyai kreativitas.
Krativitas hanya dimiliki oleh orang yang kreatif. Hal ini dikarenakan
hanya orang yang kreatiflah yang mempunyai ide gagasan
yang kreatif dan original. Orang akan menjadi kreatif apabila
distimulasi sejak dini sehingga menjadi anak yang kreatif. Anak
dikatakan kreatif apabila mampu menghasilkan produk secara kreatif
serta tidak tergantung dengan orang lain.
2.
Tinjauan Kolase
a.
Pengertian Kolase
Kolase berasal dari Bahasa
Perancis (collage) yang berarti merekat. Kolase adalah aplikasi yang
dibuat dengan menggabungkan teknik melukis (lukisan tangan) dengan menempelkan
bahan-bahan tertentu (Sumanto, 2005: 93). Menurut Hajar Pamadhi dan Evan
Sukardi (2010: 5.4) kolase merupakan karya seni rupa dua dimensi yang
menggunakan bahan yang bermacam-macam selama bahan dasar tersebut dapat
dipadukan dengan bahan dasar lain yang akhirnya dapat menyatu menjadi karya
yang utuh dan dapat mewakili ungkapan perasaan estetis orang yang membuatnya.
Siswa TK latihan membuat kolase bisa menggunakan bahan sobekan kertas,
sobekan majalah, koran, ketas lipat dan bahan bahan yang ada dilingkungan
sekitar. Ini adalah alasan untuk para guru untuk tidak membuang barang bekas
disekitar mereka. Barang-barang bekas dapat digunakan untuk media anak didik
untuk mengembangkan kreativitasnya.
Berkarya
kreatif sebagai upaya pengembangan kemampuan dasar bagi anak TK berkarya
melalui melalui kegiatan kolase dengan mengenali sifat bahan/alat tersebut
dapat melatih keterampilan kreatif anak dalam berekspresi membuat bentuk karya
kolase secara bebas. Kegiatan kolase dalam penelitian ini adalah kegiatan
berolah seni rupa yang menggabungkan teknik melukis (lukisan tangan) dengan
keterampilan menyusun dan merekatkan bahan-bahan pada kertas gambar/bidang
dasaran yang digunakan, sampai dihasilkan tatanan yang unik, menarik dan
berbeda menggunakan bahan kertas, bahan alam dan bahan buatan.
3. Bahan dan Peralatan Kolase
untuk Pembelajaran di TK
Bahan yang digunakan dalam pembuatan kolase
di TK tentu akan berbeda dengan bahan
pembuatan kolase pada umumnya. Tetapi dalam prinsip pembuatannya dan prinsip
kerjanya, baik untuk kolase pada TK maupun pada umumnya adalah sama. Menurut
Sumanto (2005: 94) bahan pembuatan kolase di TK dengan menggunakan bahan
sobekan/potongan kertas koran, kertas majalah, kalender kertas lipat kertas
berwarna atau bahan-bahan yang tersedia di lingkungan sekitar. Hajar Pamadhi
dan Evan Sukardi (2010: 5.39) menambahkan bahan pembuatan kolase yaitu kertas,
kain, gabus, lem, daun kering, sedotan, gelas bekas aqua, potongan kayu dadu,
benang, biji-bijian, sendok plastik, karet, benang, manik-manik, atau masih
banyak media lain. Dari kedua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
bahan-bahan yang dapat digunakan dalam pembuatan
kolase
untuk anak PAUD adalah berupa bahan alam, bahan buatan dan bahan kertas.
Berdasarkan uraian dari kedua pendapat di
atas untuk memfokuskan bahan yang aman dan menarik serta mudah didapatkan dalam
pembuatan kolase untuk anak di TK menggunakan alat bidang dasaran berupa kertas
hvs, kertas gambar, lem kayu, lem kertas, gunting dan pensil.
4. Langkah-Langkah
Pembelajaran Kolase di TK
Menurut Sumanto (2005: 96) langkah langkah
guru dalam mengajarkan pembuatan karya kolase di TK adalah :
- Guru menyiapkan kertas gambar/karton sesuai ukuran yang diinginkan, menyiapkan bahan yang akan ditempelkan, lem dan peralatan lainnya.
- Guru memandu langkah kerja membuat kolase dimulai dari, menyiapkan bahan yang akan ditempelkan, memberi lem pada bahan yang akan ditempelkan dan cara menempelkan bahan yang telah diberi lem sampai menjadi kolase.
- Guru diharapkan juga mengingatkan pada anak agar dapat melakukannya dengan tertib dan setelah selesai merapikan/membersihkan tempat belajarnya.
Dalam
penelitian ini langkah yang dilakukan guru dalam kegiatan kolase adalah:
- Guru menyiapkan alat untuk membuat kolase seperti kertas untuk bidang dasaran, gunting dan lem, serta bahan yang akan digunakan pada hari tersebut. Guru menjelaskan kepada anak-anak tentang alat dan bahan yang akan digunakan untuk membuat kolase
- Guru membagi anak dalam kelompok kecil yang dalam satu kelompok berisi 2-3 anak. Guru membagikan alat dan bahan kepada anak-anak serta memberi pengarahan untuk melakukan kegiatan dengan tertib dan tidak berebut.
- Guru merangsang kreativitas anak dengan melakukan tanya jawab tentang hasil karya yang pernah anak lihat berkaitan dengan kolase sehingga anak mempunyai gambaran atau konsep tertentu dan mampu mengembangkan ide-idenya untuk diwujudkan dalam bentuk hasil karya.
- Guru memberi kesempatan anak untuk membuat kolase dengan alat dan bahan yang disediakan sesuai dengan ide atau gagasan yang dimiliki. Kegiatan yang dilakukan adalah anak diminta untuk menggambar dan menempel bahan-bahan yang tersedia sesuai dengan kreativitas masing-masing anak.
- Selama kegiatan berlangsung guru sebagai peneliti dan kolaborator berkeliling mengamati kerja anak. Apakah anak mampu membuat, mencipta karya sendiri atau meniru temannya. Guru juga memberi pengertian bahwa hasil karya asli adalah hasil karya yang terbaik daripada hasil karya mencontoh. Selain itu guru juga memberi motivasi kepada anak agar mampu membuat hasil karya sesuai keinginannya. Serta mendampingi dan memberi semangat dan memotivasi anak sampai bisa menciptakan karya yang sesuai dengan imajinasinya. Guru mewawancarai hasil karya anak yang dibuat.
- Guru menghargai ide anak dengan memberikan penguatan dan reward , berupa acungan jempol, tanda bintang dan sebagainya kepada anak saat kegiatn berlangsung sehingga anak lebih termotivasi.
B. Kerangka Berpikir Tindakan
Masa usia dini disebut dengan usia emas (golden
ages) yang memliki arti bahwa anak mengalami pertumbuhan dan perkembangan
yang pesat pada masa tersebut. Oleh sebab itu diperlukan stimulasi yang tepat
agar aspek-aspek perkembangan anak usia dini berkembang dengan maksimal.
Kreativitas merupakan hal yang penting dalam masa perkembangan anak usia dini.
Anak akan memperoleh kesempatan sepenuhnya untuk memenuhi kebutuhan berekspresi
menurut caranya sendiri yang dituangkan dalam hasil karya anak.
Perkembangan kreativitas anak kelompok KB di
PAUD TIARA, belum
berkembang dengan optimal. Hurlock (1978: 3) menyatakan bahwa kreativitas
adalah proses mental yang unik, suatu proses yang semata-mata dilakukan untuk
menghasilkan sesuatu yang baru berbeda dan orisinil. Kegiatan kolase membantu
anak mengembangkan kreativitasnya baik dari aspek kelancaran, kelenturan, keaslian dan elaborasi. Dari
aspek kelancaran, kegiatan kolase memberikan kebebasan anak untuk membuat
bentuk sesuai dengan keinginan. Anak bebas untuk memilih dan menggunakan bahan
yang dapat membantu mengembangkan aspek kreativitas.anak dapat mengkombinasikan
berbagai bahan yang sudah disediakan oleh guru dengan bervariasi. Anak dapat
menggunakan alat untuk membuat kolase sesuai dengan kebutuhan serta dapat
mengkomunikasikan hasil karyanya kepada guru dan teman di kelasnya pada saat
anak melakukan kegiatan kolase, baik dari bahan yang dipilih dengan berbagai
macam variasi warna, bentuk dan ukuran serta perasaan anak selama membuat
kolase. Selain itu, dalam kegiatan kolase anak diberi kebebasan membuat sesuai
dengan imajinasinya yang dapat mengembangkan aspek keaslian dan kelenturan.
Anak juga bebas berkreasi dalam mengkombinasikan bahan dan warna sesuai dengan
keinginan sehingga menghasilkan hasil karya yang berbeda dengan yang lainnya
serta bebas menggunakan alat yang disediakan sesuai dengan kebutuhan
masing-masing.
Kreativitas yang merupakan hasil dari
pemikirannya sendiri yang berbeda dengan anak lain dan merupakan keunikan yang
khas dari masing-masing anak. Melalui kegiatan kolase anak memperoleh kebebasan
dalam memilih dan menggunakan bahan sesuai dengan keinginanya, kebebasan
menggunting, menyobek, memotong dan menggulung bahan sesuai dengan
kebutuhannya, baik pemilihan bahan dan warna yang cocok, serta mengembangkan
idenya melalui hasil karya untuk mengembangkan aspek elaborasinya.
Kolase adalah aplikasi yang dibuat dengan
menggabungkan teknik melukis (lukisan tangan) dengan menempelkan bahan-bahan
tertentu (Sumanto, 2005: 93) Kolase untuk anak TK adalah kegiatan berolah seni
rupa yang menggabungkan teknik melukis (lukisan tangan) dengan keterampilan
menyusun dan merekatkan bahan-bahan pada kertas gambar/bidang dasaran yang
digunakan, sampai dihasilkan tatanan yang unik, menarik dan berbeda menggunakan
bahan kertas, bahan alam dan bahan buatan. Proses pembelajaran melalui kegiatan
kolase dapat meningkatkan kreativitas karena pada kegiatan kolase anak dapat
berkreasi sesuai dengan kreativitas anak masing-masing dan merupakan kegiatan
menarik bagi anak. Anak dapat menempel menyusun dan merekatkan bahan-bahan yang
tersedia sesuai dengan kreativitas masing-masing. Melalui kegiatan kolase
membantu kemampuan berbahasa anak, anak terlatih unuk menjelaskan atau
bercerita tentang hasil karyanya kepada guru. Anak lebih mudah belajar tentang
sesuatu bila melalui kegiatan yang menyenangkan seperti kolase. Pada saat
kegiatan kolase sama halnya anak sedang bermain, sehingga dalam proses
pembelajarannya berlangsung dengan menyenangkan dan dapat meningkatkan
kreativitas anak.
Dengan demikian, kegiatan kolase dapat
membantu meningkatkan kreativitas anak. Melalui kegiatan kolase, anak-anak
merasa lebih tertarik untuk menciptakan hasil karya dengan berbagai bentuk yang
diciptakan sesuai dengan imajinasinya sehingga kreativitas anak dapat meningkat
dan berkembang sesuai harapan.
C. Hipotesis Tindakan
Hipotesis adalah dugaan sementara yang dianggap dapat dijadikan jawaban
dari suatu permasalahan yang timbul. Hipotesis merupakan kesimpulan yang nilai
kebenarannya masih diuji, melihat permasalahan dan teori yang telah dikemukakan
di atas dapat penulis rumuskan hipotesis yaitu, Seni Kolase dapat meningkatkan
kreativitas pada anak didik kelompok KB, PAUD TIARA, semester I, tahun
Pelajaran 2017/2018.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian tindakan kelas melalui kegiatan kolase yaitu :
Diharapkan agar anak mampu membuat lukisan
dengan teknik menempel berbagai macam unsur atau bahan ke dalam satu
frame dalam komposisi warna dan penataan unsur yang menarik sehingga
tercipta suatu karya seni yang serasi dan indah.
Diharapkan kreativitas
kolase dapat meningkatkan keterampilan anak dan mengembangkan daya
imajinasinya agar anak mampu berfikir kreatif.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di PAUD TIARA PASAR BARU jl. Pintu air III
RT.13/02 KEL. Pasar Baru Kec Sawah Besar JAKARTA PUSAT. PAUD TIARA merupakan
tempat yang digunakan oleh peneliti dalam beraktivitas sehari-hari sebagai
tenaga pengajar. Hal yang berdasarkan pada pertimbangan ini adalah:
- Penelitian ini dilakukan di dalam kelas oleh guru sebagai peneliti.
- Penelitian tindakan kelas akan lebih efektif jika dilakukan di sekolah sendiri.
- Penelitian bermanfaat untuk peneliti terutama dalam meningkatkan kualitas pendidikan di lingkungan sendiri.
- Peserta didik lebih mudah terkondisikan.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada semeter I tahun ajaran 2017-2018, dengan waktu efektif selama tiga bulan,
dimulai dari bulan Oktober-Desember 2017.
C. Metode Penelitian
Penelitian tindakan (Action
research) yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian tindakan
kolaboratif (Collaborative action Research). Peneliti beserta teman sejawat dan
kepala sekolah bersama-sama berdiskusi untuk dapat memecahkan
masalah tentang kreativitas anak di sekolah. Berawal dari dirasakan
adanya masalah, kemudian peneliti bersama kolaborator mengidentifikasi masalah.
Dosen membantu peneliti dengan berperan sebagai
pemantul gagasan (sounding board) yaitu dengan cara menggunakan
pertanyaan-pertanyaan pelacakan tanpa bersifat mengarahkan. Tahap selanjutnya
adalah menetapkan fokus penelitian, menganalisis masalah, merumuskan masalah,
kemudian membuat perencanaan awal dan menyusun langkah-langkah
penelitian.
D. Langkah – Langkah Penelitian
Sesuai dengan model yang digunakan,
penelitian tindakan ini melalui tahapan-tahapan yang dikenal dengan siklus, yaitu tahap perencanaan (planning), tahap pelaksanaan (acting), tahap
pengamatan (observing), dan tahap refleksi (reflecting).
Siklus 1:
a.
Tahapan perencanaan pada siklus satu
diawali dengan melakukan langkah-langkah pembelajaran dengan membuat Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH) yang dipersiapkan sebelum kegiatan
berlangsung. Pada siklus satu dilaksanakan dua kali pertemuan dalam satu
minggu.
b.
Tahapan pelaksanaan dalam siklus satu
dilaksanakan proses belajar mengajar dengan kegiatan keterampilan kolase. Guru memberikan contoh kepada anak.
c.
Tahapan observasi pada siklus satu
dilaksanakan dengam menggunakan lembar observasi.
d.
Tahapan refleksi pada siklus satu
merupakan kegiatan untuk mengemukakan apa yang sudah dilakukan. Kegiatan
mengevaluasi, analisis, penjelasan, penyimpulan, dan identifikasi tindak lanjut
dalam perencanaan siklus selanjutnya. Pada siklus satu anak masih belum
menyelesaikan tugas latihan yang dicontohkan guru
Siklus 2 :
- Tahapan perencanaan pada siklus dua diawali dengan langkah-langkah pembelajaran dengan membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH) yang dipersiapkan sebelum kegiatan pembelajaran berlangsung. Pada siklus dua dilaksanakan tiga kali pertemuan dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian dan menyiapkan sarana pendukung.
- Tahap pelaksanaan pada siklus dua dilaksanakan proses belajar mengajar dengan aspek kegiatan kolase. Guru menunjukkan peragaan dan mencontohkan cara merobek kertas agar anak lebih semangat mengikuti kegiatan keterampilan kolase. Dalam pelaksanaan penelitian dibantu satu orang guru dan satu orang kepala sekolah.
- Tahap observasi pada siklus dua dilaksanakan dengan menggunakan lembar observasi, Tanya jawab kepada anak tentang keterampilan kolase.
- Tahapan refleksi pada siklus dua merupakan kegiatan mengevaluasi, anlisis, penjelasan, penyimpulan. Perhatian anak tercurah pada pekerjaan keterampilan melipat, anak dapat mengikuti dan bisa menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru.
Siklus 3 :
a.
Perencanaan, pada siklus tiga merupakan
pendalaman materi yang telah diberikan pada tindakan siklus 1 dan 2, pada siklus
ini berisi tentang penggambaran masalah yang terjadi pada siklus 2, yang akan
diatasi umtuk dituangkan dalam bentuk Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian
(RPPH)
b.
Pelaksanaan, siklus 3 difokuskan pada
aspek ekspresi anak pada kesesuaian kegiatan kolase. Tindakan siklus 3 merupakan hasil akhir
dari proses pembelajaran pada siklus 1 dan 2.
c.
Pengamatan, peneliti melakukan pengamatn
dan mencatat semua hal yang diperlukan dan terjadi selama pelaksanaan tindakan
berlangsung. Untuk mengetahui berhasil tidaknya dalam suatu proses belajar
mengajar dilakukan tes praktek. Tes praktek dilakukan dengan tujuan untuk
mengetahui kemampuan anak dalam hal menguasai cara melakukan kolase dengan baik.
d.
Refleksi, peneliti dan pengamat
mendiskusikan hasil dari pembelajaran yang telah dilakukan, selama proses
pembelajaran penelitian telah berjalan sesuai yang diharapkan, maka peneliti
dan pengamat merasa sudah cukup untuk melakukan penelitian karena sudah
memenuhi target yang diharapkan.
E. Sumber Data
Data penelitian dikumpulkan
dari berbagai sumber yang meliputi:
1. Informan atau nara sumber, yaitu anak didik kelompok Bermain PAUD
TIARA.
2. Tempat dan peristiwa atau kejadian berlangsungnya pembelajaran dengan Kolase di PAUD TIARA
3. Dokumen atau arsip, yang antara lain berupa satuan bidang pengembangan,
pedoman observasi, dan hasil penilaian anak.
F. Teknik Pengumpulan Data
Metode penelitian data pada penelitian ini
sebagai berikut :
1. Wawancara
Wawancara merupakan rechecking atau
pembuktian terhadap informasi atau keterangan yang diperoleh sebelumnya. Agar
wawancara terarah pada pokok pembicaraan, maka di susun pedoman wawancara
dengan menulis pokok-pokok pertanyaan yang akan diajukan secara singkat dan
jelas. Serta disediakan juga tempat untuk mencatat jawaban yang diberikan anak
sehingga kalau responden menjawab pertanyaan yang diajukan dapat langsung
ditulis pada tempat yang jawabnnya sudah disediakan.
2. Observasi
Observasi merupakan tehnik pengumpulan
data dengan cara mengamati kejadian yang sedang berlangsung dan mencatatnya
dengan alat observasi tentang hal-hal yang akan diteliti dan diamati.
3. Dokumentasi
Dokumentasi adalah sejumlah pesan, fakta,
data tersimpan dalam bahan yang berbentuk dokumentasi-dokumentasi merupakan
pengumpulan data mengenai hal-hal yang berhubungan dengan variable yang berupa
lembar kerja anak, hasil karya anak, RPPH, silabus, foto, lembar penilaian.
Dokumentasi digunakan untuk memperkuat data dari hasil observasi dan wawancara
sehingga untuk menambah kevalitan data. Jenis dokumentasi yang diambil data
anak, tabel pengamatan lapangan.
4. Catatan lapangan
Catatan lapangan digunakan untuk mencatat
temuan selama pembelajaran yang diperoleh peneliti tidak teramati dalam lembar
observasi, bentuk temuan ini berupa aktivitas anak dan permasalahan yang
dihadapi selama pembelajaran.
G. Teknik Analisis Data
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan teknik
analisis interaktif melalui pendekatan kuantitatif yaitu dengan perhitungan
distribusi frekuensi. Aktivitas analisis data ini dilakukkan secara terus
menerus sampai tuntas, sehungga datanya jelas. Aktivitas dalam analisis data
dilakukan melalui empat tahap yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian
data (display data), verifikasi dan penarikan kesimpulan.
- Reduksi data
Data yang diperoleh dari lapangan
jumlahnya cukup banyak, untuk itu perlu dicatat secara secara teliti dan rinci.
Seperti telah dikemukakan, makin lama peneliti kelapangan, maka jumlah data
akan makin banyak, kompleks dan rumit. Untuk itu perlu segera dilakukan
analisis data melalui reduksi data. Mereduksi data berarti merangkum, memilih
hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dan membuang yang
tidak perlu. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran
yang jelas, dan mempermudah untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya
Analisis data dalam penelitian ini
menggunakan teknik analisi deskriptif kuantitatif. Deskripsi kuantitatif yaitu
memaparkan hasil penelitian yang dilakukan yaitu hasil dari pengamatan
keterampilan kolase. Penghitungan data kuantitatif adalah dengan menghitung hasil akhir
peningkatan keterampilan melipat pada anak pada setiap siklus. Data tersebut
diperoleh dari lembar observasi yang telah disusun sebelumnya. Dengan demikian,
dapat diketahui persentase keterampilan melipat pada anak. Data yang akan
dianalisis berupa data dari lembar observasi pada saat kegiatan kolase berlangsung.
- Deskripsi data
Setelah data direduksi, maka selanjutnya
adalah mendiskripsikan data, dalam penelitian kuantitatif penyajian data dapat
dilakukan dalam bentuk table atau grafik. Melalui penyajian data tersebut, maka
data terorganisasikan, tersusun dalam pola hubungan, sehingga akan semakin udah
untuk dipahami.
Data keterampilan kolase yang diperoleh akan dianalisa dengan menggunakan statistik deskriptif
sederhana. Menurut Anas sudjiono (1986: 43) dapat dianalisa dengan rumusan
sebagai berikut :
Keterangan : P = F x 100%
N
P = Angka persentase
F = Frekuensi yang sedang
dicari persentase
N = Jumlah responden anak
Hasil yang diperoleh dalam penghitungan
kuantitatif kemudian dideskripsikan secara naratif.
3. Verifikasi data
Langkah ke tiga dalam analisis data yaitu
penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih
bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat
yang menduung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan
yang dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan
konsisten, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel. Dengan demikian kesimpulan dalam
penelitian ini mungkin dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak
awal.
H. Keabsahan Data
Validasi data menggunakan teknik triangulasi merupakan teknik yang
digunakan dalam penelitian ini untuk mengembangkan validitas data, agar data
yang dikumpulkan dan dicatat dapat dijamin pemantapan dan kebenarannya.dengan
teknik triangulasi dapat memanfaatkan peneliti untuk pengecekan kembali derajat
kepercayaan data. Adapun yang merupakan teknik triangulasi yang dapat digunakan
adalah sebagai berikut:
a. Memeriksa kembali keterangan-keterangan atau informasi yang diperoleh
selama observasi dengan cara mengkonfirmasikan dengan guru, praktisi, mitra
peneliti, dan anak didik melalui tanya jawab di akhir tindakan.
b. Memeriksa kebenaran data yang diperoleh peneliti secara kolabortif
c.
Mengecek kebenaran prosedur dan metode
yang dipakai peneliti serta kesimpulan yang diambil oleh peneliti dengan cara
mendiskusikannya bersama guru dan pembimbing.
d.
Diskusi dengan guru kelas
I.
Kriteria Keberhasilan Tindakan
Indikator untuk mengukur prestasi dan
keberhasilan belajar anak adalah sejauh mana kreativitas anak usia dini melalui
kegiatan kolase. Indikator keberhasilan dalam penelitian tindakan kelas ini
adalah apabila kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan dinyatakan berhasil
apabila terjadi perubahan yaitu, berupa peningkatan kemampuan yang diperoleh
anak. Perubahan anak didik dalam melipat origami menjadi sebuah bentuk yang
diajarkan oleh guru. Kemampuan anak dalam motorik halus meningkat melalui
metode kolase dengan media kertas origami. Peningnkatan kemampuan dapat dilihat dari
peningkatan rata-rata persentase setiap aspek kemampuan yang dikembangnkan
yaitu apabila 80 % dari jumlah anak memperlihatkan indikator dalam persentase
yang baik.
DAFTAR PUSTAKA
Arif,
S. Sadiman. 2003. Media Pendidikan (Pengertian Pengembangan dan Pemanfaatannya). Jakarta: CV Rajawali
Azhar,
Arsyad. 2006. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Drs.
Mudyaharjo, Redja. 1992. Dasar-Dasar Kependidikan. Jakarta: Universitas
Terbuka, Depdikbud
Munandar,
S.C Utami. 1999. Kreativitas dan Keberbakatan Strategi Mewujudkan Potensi Kreatif dan
Bakat.
Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Prastiti,
Wiwien Dinar. 2008. Psikologi Anak Usia Dini. Surakarta: PT Macanan Jaya
Cemerlang
Seefedlt,
Carol dan Barbara A. Wasik. 2008. Pendidikan Anak Usia Dini, Menyiapkan Anak
Usia Tiga, Empat, dan Lima Tahun Masuk Sekolah. Jakarta: Indeks124
Susilana,
Rudi dan Cepi Riyana. 2008. Media Pembelajaran. Bandung: Universitas
Pendidikan Indonesia
Sujiono,
Yuliani Nurani. 2009. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta:
PT Indeks
Suyanto,
Slamet. 2005. Dasar-Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Yogyakarta: Hikayat
Drs. MS. Sumantri 2005. Model
Pengembangan Keterampilan Motorik Anak Usia Dini. Jakarta: Depdiknas,Dirjen
Dikti.
Metode Kolase
untuk Anak Usia Dini
terima kasih proposal ini sangat membantu sebagai panduan saya dalam menyusun proposal PTK.
BalasHapus