Welcome to my bloq... ^-^ Samika ^-^ STKIP KUSUMA NEGARA^_^

Jumat, 05 Januari 2018

PENINGKATAN KREATIVITAS ANAK USIA DINI MELALUI KOLASE PADA ANAK DIDIK (PTK)



PENINGKATAN KREATIVITAS ANAK USIA DINI MELALUI KOLASE PADA ANAK DIDIK KELOMPOK KB diPAUD TIARA PASAR BARU

PROPOSAL PENELITIAN


Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat mata kuliah “Metodologi Penelitian”

Dosen : Iswadi, M.Pd.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg01LvMmtrfLryrhBj4pqSofCi_k_T5fxHLQ0dqtaMB_DN5ZeCXaWlIRga-IopsthFhWX3p9DeUbdSxvPHnro13xFlcbDwAEBDyd8IWLukuQdzaK8KkOIsS1-jfxcYD5lCVAda_YNWK_dNo/s200/logo-stkip-kn.jpg

Oleh,

NAMA           : Aisyah katma
NPM               : 20158400094
KELAS          : B

PROGRAM STUDI PAUD FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
STKIP KUSUMA NEGARA JAKARTA TAHUN AKADEMIK  2016/2017

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Taufik dan Hidayahnya sehingga peneliti dapat menyelesaikan penelitian ini yang berjudul ““Peningkatan Kreativitas Anak Usia Dini melalui Kolase pada Anak Didik Kelompok KB, PAUD TIARA PASAR BARU, Semester I, Tahun Pelajaran 2017/2018 ” Semoga penelitian ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi kita semua dalam mencari ilmu pengetahuan.
Dalam penyusunan proposal penelitian ini penulis menyadari bahwa tidak lepas dari bimbingan, bantuan, dan saran dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan jazakumullahkhoironkatsira dan terimakasih yang setulus-tulusnya kepada:
1.    Bapak Iswadi, M.Pd selaku Dosen Pengampu Mata Kuliah Metodologi Penelitian, dan
2.    Rekan-rekan seperjuangan PG PAUD Kelas KB
3.    Ibu kepala Sekolah dan para Dewan Guru PAUD TIARA  yang telah memberi
kemudahan dan motivasi kepada penulis dalam upaya penyelesaian penelitian ini. dan juga kepada
4.    Semua pihak yang telah mendoakan, memotivasi, dan membantu hingga penulisan penelitian ini sselesai.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan penelitian ini tidak luput dari kesalahan. Namun, penulis berharap keterbatasan ini tidak mengurangi maksud yang ingin penulis sampaikan dalam penelitian. Oleh karena itu, saran dan kritik yang sifatnya membangun dari para pembaca, sangat penulis harapkan demi kesempurnaan penelitian ini.
Demikian penelitian ini penulis susun, guna menyelesaikan tugas metodologi penelitian . Semoga penelitian ini dapat member manfaat terhadap kreativitas anak usia dini di Indonesia. Semoga Allah selalu meridhoi. Amin


Jakarta,    Oktober 2017




   Penulis





DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ....................................................................................... i
DAFTAR ISI .....................................................................................................ii
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ..................................................................... 4
B. Identifikasi Masalah ............................................................................ 7
C. Pembatasan Masalah ........................................................................ 7
D. Perumusan Masalah .......................................................................... 7
E. Manfaat Penelitian ............................................................................ 8
BAB II : KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS TINDAKAN
A. Kajian Pustaka
a.    Pengertian kreativitas ................................................................ 10
b.    Pengertian Kolase ..................................................................... 11
c.    Bahan dan Peralatan Kolase untuk PAUD..................................12
d.    Langkah – Langkah Pembelajaran Kolase di PAUD ...................13
B. Kerangka Berpikir ........................................................................... 15
C. Hipotesis Tindakan .........................................................................18
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN
A. Tujuan Penelitian .......................................................................... 19
B. Setting Penelitian .......................................................................... 19
     1. Tempat Penelitian ……………………………………………………… 19
     2. Waktu Penelitian……………………………………………………………20
C. Metode Penelitian .............................................................................20
D. Langkah – Langkah Penelitian .........................................................21
E. Sumber Data .................................................................................... 24
F. Teknik Pengumpulan Data ............................................................... 24
G. Teknik Analisa Data .............................................................................. 26
     1. Reduksi Data ………………………………………………………………. 26
     2. Deskripsi Data ……………………………………………………………... 27
     3. Verifikasi Data …………………………………………………………….. 28
H. Keabsahan Data ............................................................................. 29
I. Kriteria Keberhasilan Penelitian……………………………………………..29
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………………31










BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan anak usia dini adalah suatu proses pembinaan tumbuh kembang anak usia lahir hingga enam tahun secara menyeluruh yang mencakup aspek fisik dan nonfisik dengan memberikan rangsangan bagi perkembangan jasmani, rohani (moral dan spiritual), motorik, akal pikiran, emosional dan sosial yang tepat agar anak tumbuh dan berkembang secara optimal (Mansur, 2007 : 88). Undang-undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional bab 1 ayat 14, menyatakan Pendidikan Anak Usia Dini adalah upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan memasuki pendidikan lebih lanjut (Danar Santi, 2009 : 7).
Anak usia dini adalah individu yang sedang mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan yang pesat bahkan dikatakan sebagai lompatan perkembangan karena itu usia dini dikatakan sebagai golden age (usia emas) yaitu usia yang berharga dibanding usia selanjutnya. Usia tersebut merupakan fase kehidupan yang unik dengan karakteristik khas, baik secara fisik, psikis, sosial dan moral.
Pertumbuhan dan perkembangan pada masa anak usia dini merupakan fase penting dalam rentang kehidupan manusia. Anak usia dini juga merupakan sosok individu yang sedang menjalani suatu proses perkembangan dengan pesat dan fundamental bagi kehidupan selanjutnya. Anak usia dini berada pada rentang usia 0-8 tahun (Sujiono, 2009:6).
Perkembangan motorik adalah perkembangan dari unsur pengembangan dan pengendalian gerak tubuh. Perkembangan motorik berkembang dengan kematangan syaraf dan otot. Perkembangan motorik pada anak meliputi motorik kasar dan halus. Motorik kasar adalah gerak tubuh yang menggunakan otot-otot besar atau sebagian besar atau seluruh anggota tubuh yang dipengaruhi oleh kematangan anak itu sendiri. Widodo (2008)
Motorik merupakan perkembangan pengendalian gerakan tubuh melalui kegiatan yang terkoordinir antara susunan saraf, otot, otak, dan spinal cord. Motorik halus adalah gerakan yang menggunakan otot-otot halus atau sebagian angggota tubuh tertentu, yang dipengaruhi oleh kesempatan untuk belajar dan berlatih. Misalnya, kemampuan memindahkan benda dari tangan, mencorat-coret, menyusun balok, menggunting, menulis dan sebagainya. Kedua kemampuan tersebut sangat penting agar anak bisa berkembang dengan optimal. Perkembangan motorik sangat dipengaruhi oleh organ otak leat bermain terjadi stimulasi pertumbuhan otot-ototnya ketika anak melompat, melempar, atau berlari. Selain itu anak bermain dengan menggunakan seluruh emosi, perasaan, dan pikirannya.
Pendidikan di Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dilaksanakan dengan prinsip “Bermain sambil belajar , atau Belajar seraya bermain”. Sesuai dengan perkembangan, oleh sebab itu diharapkan seorang pendidik yang kreatif dan inovatif agar anak bisa merasa senang, tenang, aman dan nyaman selama dalam proses belajar mengajar.
Berdasarkan observasi di PAUD TIARA  khususnya kelompok KB anak-anak menunjukkan keterlambatan dalam keterampilan motorik halusnya dalam bermain kolase, yang ditandai dengan kurang keterampilannya anak dalam pengembangan kreativitas menggunakan media kertas dalam pembelajaran.
Ada beberapa anak yang tidak mau untuk melakukan kegiatan motorik halus ada juga yang menangis sehingga hasil belajar anak kurang optimal, dan hasil belajar yang dicapai kurang memenuhi target. Dari 5 orang anak yang terdiri dari 4 putra dan 1 putri yang dapat melakukan kegiatan melipat yang masih perlu di bantu. Ketika guru sedang menerangkan langkah untuk merobek kertas, anak ditanya apakah sudah bisa atau belum, hampir semua anak menjawab sudah. Tetapi ketika diminta mengerjakan ternyata masih banyak yang mengalami kesulitan.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis melakukan penelitian tentang “Peningkatan Kreativitas Anak Usia Dini melalui Kolase pada Anak Didik Kelompok KB, PAUD TIARA PASAR BARU, Semester I, Tahun Pelajaran 2017/2018
B.     Indentifikasi masalah
Berdasarkan kegiatan upaya meningkatkan kemampuan motorik halus anak melalui kegiatan kolase pada anak kelompok KB di PAUD TIARA ditemukan berbagai masalah sebagai berikut :
a.    Hasil belajar anak yang belum sesuai dengan harapan
b.    Ketidak sukaan anak dalam mengerjakan kegiatan motorik halus khususnya Kolase
c.    Proses pembelajaran yang belum optimal
d.    Perilaku anak dalam upaya merobek kertas dan cara menggunakan lem

C.    Pembatasan masalah
Berdasarkan pada identifikasi masalah, penelitian ini dibatasi pada masalah point a dan c, yaitu :
a.    Hasil belajar anak yang belum sesuai dengan harapan
b.    Proses pembelajaran yang belum optimal

D. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah diatas, maka pada penelitian ini dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :
Apakah Kolase dapat meningkatkan kreativitas anak didik pada kelompok KB, PAUD TIARA PASAR BARU, Semester I, Tahun Pelajaran 2017/2018 ?

E.     Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
a.    Penelitian ini diharapkan dapat memberikan bantuan bagi dunia pendidikan pada umumnya dan pendidikan PAUD pada khususnya.
b.    Penelitian ini dapat menambah wacana tentang kemampuan motorik halus pada kegiatan kolase
c.    Penelitian ini sebagai dasar dalam kegiatan kolase untuk mengembangkan fisik motorik halus anak.
2.  Manfaat praktis
a.     Bagi anak
Melalui kegiatan melipat diharapkan anak-anak senang dan tertarik serta tumbuh minatnya untuk melakukan kegiatan ini sehingga dapat meningkatkan kemampuan motorik halusnya.
b.     Bagi guru
Untuk meningkatkan kreativitasnya dalam memberikan kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan tingkat perkembangan anak, dalam meningkatkan motorik halus
c.      Bagi orang tua
Agar dapat memberi wawasan kepada orang tua dalam memfasilitasi anak untuk menumbuhkan minat belajar baik dirumah maupun disekolah dalam meningkatkan kemampuan motorik halus anak melalui kegiatan kolase.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Pustaka
1. Pengertian Kreativitas
Pengertian Kreativitas mengandung beragam definisi didalamnya. Lawrence dalam Suratno (2003: 24) menyatakan kreativitas merupakan ide atau pikiran manusia yang bersifat inovatif, berdaya guna dan dapat dimengerti. Elliot dalam Suratno (1975: 24) menyatakan kreativitas adalah proses memecahkan masalah dan membuat ide. Drevdahl dalam Dian Pramesti (2007: 25) menjelaskan kreativitas merupakan kemampuan seseorang menghasilkan gagasan baru berupa kegiatan atau sintesis pemikiran yang mempunyai maksud dan tujuan yang ditentukan, bukan fantasi semata. Sementara itu Chaplin (1989) dalam Rahmawati (2005: 15) mengutarakan bahwa kreativitas adalah kemampuan menghasilkan bentuk baru dalam seni, atau dalam persenian, atau dalam memecahkan masalah-masalah dengan metode-metode baru. Dari paparan tersebut penulis menyimpulkan kreativitas adalah kemampuan untuk menghasilkan gagasan baru, memecahkan masalah dan ide yang mempunyai maksud dan tujuan yang di tentukan. Sedangkan kreatif merupakan suatu sifat yang dimiliki oleh seseorang yang mempunyai kreativitas.
Krativitas hanya dimiliki oleh orang yang kreatif. Hal ini dikarenakan hanya orang yang kreatiflah yang mempunyai ide gagasan yang kreatif dan original. Orang akan menjadi kreatif apabila distimulasi sejak dini sehingga menjadi anak yang kreatif. Anak dikatakan kreatif apabila mampu menghasilkan produk secara kreatif serta tidak tergantung dengan orang lain.
2. Tinjauan Kolase
a. Pengertian Kolase
Kolase berasal dari Bahasa Perancis (collage) yang berarti merekat. Kolase adalah aplikasi yang dibuat dengan menggabungkan teknik melukis (lukisan tangan) dengan menempelkan bahan-bahan tertentu (Sumanto, 2005: 93). Menurut Hajar Pamadhi dan Evan Sukardi (2010: 5.4) kolase merupakan karya seni rupa dua dimensi yang menggunakan bahan yang bermacam-macam selama bahan dasar tersebut dapat dipadukan dengan bahan dasar lain yang akhirnya dapat menyatu menjadi karya yang utuh dan dapat mewakili ungkapan perasaan estetis orang yang membuatnya. Siswa TK latihan membuat kolase bisa menggunakan bahan sobekan kertas, sobekan majalah, koran, ketas lipat dan bahan bahan yang ada dilingkungan sekitar. Ini adalah alasan untuk para guru untuk tidak membuang barang bekas disekitar mereka. Barang-barang bekas dapat digunakan untuk media anak didik untuk mengembangkan kreativitasnya.
Berkarya kreatif sebagai upaya pengembangan kemampuan dasar bagi anak TK berkarya melalui melalui kegiatan kolase dengan mengenali sifat bahan/alat tersebut dapat melatih keterampilan kreatif anak dalam berekspresi membuat bentuk karya kolase secara bebas. Kegiatan kolase dalam penelitian ini adalah kegiatan berolah seni rupa yang menggabungkan teknik melukis (lukisan tangan) dengan keterampilan menyusun dan merekatkan bahan-bahan pada kertas gambar/bidang dasaran yang digunakan, sampai dihasilkan tatanan yang unik, menarik dan berbeda menggunakan bahan kertas, bahan alam dan bahan buatan.

3. Bahan dan Peralatan Kolase untuk Pembelajaran di TK
Bahan yang digunakan dalam pembuatan kolase di TK  tentu akan berbeda dengan bahan pembuatan kolase pada umumnya. Tetapi dalam prinsip pembuatannya dan prinsip kerjanya, baik untuk kolase pada TK maupun pada umumnya adalah sama. Menurut Sumanto (2005: 94) bahan pembuatan kolase di TK dengan menggunakan bahan sobekan/potongan kertas koran, kertas majalah, kalender kertas lipat kertas berwarna atau bahan-bahan yang tersedia di lingkungan sekitar. Hajar Pamadhi dan Evan Sukardi (2010: 5.39) menambahkan bahan pembuatan kolase yaitu kertas, kain, gabus, lem, daun kering, sedotan, gelas bekas aqua, potongan kayu dadu, benang, biji-bijian, sendok plastik, karet, benang, manik-manik, atau masih banyak media lain. Dari kedua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa bahan-bahan yang dapat digunakan dalam pembuatan
kolase untuk anak PAUD adalah berupa bahan alam, bahan buatan dan bahan kertas.
Berdasarkan uraian dari kedua pendapat di atas untuk memfokuskan bahan yang aman dan menarik serta mudah didapatkan dalam pembuatan kolase untuk anak di TK menggunakan alat bidang dasaran berupa kertas hvs, kertas gambar, lem kayu, lem kertas, gunting dan pensil.
4. Langkah-Langkah Pembelajaran Kolase di TK
Menurut Sumanto (2005: 96) langkah langkah guru dalam mengajarkan pembuatan karya kolase di TK adalah :
  1. Guru menyiapkan kertas gambar/karton sesuai ukuran yang diinginkan, menyiapkan bahan yang akan ditempelkan, lem dan peralatan lainnya.
  2. Guru memandu langkah kerja membuat kolase dimulai dari, menyiapkan bahan yang akan ditempelkan, memberi lem pada bahan yang akan ditempelkan dan cara menempelkan bahan yang telah diberi lem sampai menjadi kolase.
  3. Guru diharapkan juga mengingatkan pada anak agar dapat melakukannya dengan tertib dan setelah selesai merapikan/membersihkan tempat belajarnya.

Dalam penelitian ini langkah yang dilakukan guru dalam kegiatan kolase adalah:
  1. Guru menyiapkan alat untuk membuat kolase seperti kertas untuk bidang dasaran, gunting dan lem, serta bahan yang akan digunakan pada hari tersebut. Guru menjelaskan kepada anak-anak tentang alat dan bahan yang akan digunakan untuk membuat kolase
  2. Guru membagi anak dalam kelompok kecil yang dalam satu kelompok berisi 2-3 anak. Guru membagikan alat dan bahan kepada anak-anak serta memberi pengarahan untuk melakukan kegiatan dengan tertib dan tidak berebut.
  3. Guru merangsang kreativitas anak dengan melakukan tanya jawab tentang hasil karya yang pernah anak lihat berkaitan dengan kolase sehingga anak mempunyai gambaran atau konsep tertentu dan mampu mengembangkan ide-idenya untuk diwujudkan dalam bentuk hasil karya.
  4. Guru memberi kesempatan anak untuk membuat kolase dengan alat dan bahan yang disediakan sesuai dengan ide atau gagasan yang dimiliki. Kegiatan yang dilakukan adalah anak diminta untuk menggambar dan menempel bahan-bahan yang tersedia sesuai dengan kreativitas masing-masing anak.
  5. Selama kegiatan berlangsung guru sebagai peneliti dan kolaborator berkeliling mengamati kerja anak. Apakah anak mampu membuat, mencipta karya sendiri atau meniru temannya. Guru juga memberi pengertian bahwa hasil karya asli adalah hasil karya yang terbaik daripada hasil karya mencontoh. Selain itu guru juga memberi motivasi kepada anak agar mampu membuat hasil karya sesuai keinginannya. Serta mendampingi dan memberi semangat dan memotivasi anak sampai bisa menciptakan karya yang sesuai dengan imajinasinya. Guru mewawancarai hasil karya anak yang dibuat.
  6. Guru menghargai ide anak dengan memberikan penguatan dan reward , berupa acungan jempol, tanda bintang dan sebagainya kepada anak saat kegiatn berlangsung sehingga anak lebih termotivasi.

B. Kerangka Berpikir Tindakan
Masa usia dini disebut dengan usia emas (golden ages) yang memliki arti bahwa anak mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang pesat pada masa tersebut. Oleh sebab itu diperlukan stimulasi yang tepat agar aspek-aspek perkembangan anak usia dini berkembang dengan maksimal. Kreativitas merupakan hal yang penting dalam masa perkembangan anak usia dini. Anak akan memperoleh kesempatan sepenuhnya untuk memenuhi kebutuhan berekspresi menurut caranya sendiri yang dituangkan dalam hasil karya anak.
Perkembangan kreativitas anak kelompok KB di PAUD TIARA, belum berkembang dengan optimal. Hurlock (1978: 3) menyatakan bahwa kreativitas adalah proses mental yang unik, suatu proses yang semata-mata dilakukan untuk menghasilkan sesuatu yang baru berbeda dan orisinil. Kegiatan kolase membantu anak mengembangkan kreativitasnya baik dari aspek kelancaran, kelenturan, keaslian dan elaborasi. Dari aspek kelancaran, kegiatan kolase memberikan kebebasan anak untuk membuat bentuk sesuai dengan keinginan. Anak bebas untuk memilih dan menggunakan bahan yang dapat membantu mengembangkan aspek kreativitas.anak dapat mengkombinasikan berbagai bahan yang sudah disediakan oleh guru dengan bervariasi. Anak dapat menggunakan alat untuk membuat kolase sesuai dengan kebutuhan serta dapat mengkomunikasikan hasil karyanya kepada guru dan teman di kelasnya pada saat anak melakukan kegiatan kolase, baik dari bahan yang dipilih dengan berbagai macam variasi warna, bentuk dan ukuran serta perasaan anak selama membuat kolase. Selain itu, dalam kegiatan kolase anak diberi kebebasan membuat sesuai dengan imajinasinya yang dapat mengembangkan aspek keaslian dan kelenturan. Anak juga bebas berkreasi dalam mengkombinasikan bahan dan warna sesuai dengan keinginan sehingga menghasilkan hasil karya yang berbeda dengan yang lainnya serta bebas menggunakan alat yang disediakan sesuai dengan kebutuhan masing-masing.
Kreativitas yang merupakan hasil dari pemikirannya sendiri yang berbeda dengan anak lain dan merupakan keunikan yang khas dari masing-masing anak. Melalui kegiatan kolase anak memperoleh kebebasan dalam memilih dan menggunakan bahan sesuai dengan keinginanya, kebebasan menggunting, menyobek, memotong dan menggulung bahan sesuai dengan kebutuhannya, baik pemilihan bahan dan warna yang cocok, serta mengembangkan idenya melalui hasil karya untuk mengembangkan aspek elaborasinya.
Kolase adalah aplikasi yang dibuat dengan menggabungkan teknik melukis (lukisan tangan) dengan menempelkan bahan-bahan tertentu (Sumanto, 2005: 93) Kolase untuk anak TK adalah kegiatan berolah seni rupa yang menggabungkan teknik melukis (lukisan tangan) dengan keterampilan menyusun dan merekatkan bahan-bahan pada kertas gambar/bidang dasaran yang digunakan, sampai dihasilkan tatanan yang unik, menarik dan berbeda menggunakan bahan kertas, bahan alam dan bahan buatan. Proses pembelajaran melalui kegiatan kolase dapat meningkatkan kreativitas karena pada kegiatan kolase anak dapat berkreasi sesuai dengan kreativitas anak masing-masing dan merupakan kegiatan menarik bagi anak. Anak dapat menempel menyusun dan merekatkan bahan-bahan yang tersedia sesuai dengan kreativitas masing-masing. Melalui kegiatan kolase membantu kemampuan berbahasa anak, anak terlatih unuk menjelaskan atau bercerita tentang hasil karyanya kepada guru. Anak lebih mudah belajar tentang sesuatu bila melalui kegiatan yang menyenangkan seperti kolase. Pada saat kegiatan kolase sama halnya anak sedang bermain, sehingga dalam proses pembelajarannya berlangsung dengan menyenangkan dan dapat meningkatkan kreativitas anak.
Dengan demikian, kegiatan kolase dapat membantu meningkatkan kreativitas anak. Melalui kegiatan kolase, anak-anak merasa lebih tertarik untuk menciptakan hasil karya dengan berbagai bentuk yang diciptakan sesuai dengan imajinasinya sehingga kreativitas anak dapat meningkat dan berkembang sesuai harapan.

C. Hipotesis Tindakan
Hipotesis adalah dugaan sementara yang dianggap dapat dijadikan jawaban dari suatu permasalahan yang timbul. Hipotesis merupakan kesimpulan yang nilai kebenarannya masih diuji, melihat permasalahan dan teori yang telah dikemukakan di atas dapat penulis rumuskan hipotesis yaitu, Seni Kolase dapat meningkatkan kreativitas pada anak didik kelompok KB, PAUD TIARA, semester I, tahun Pelajaran 2017/2018.











BAB  III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian tindakan kelas  melalui kegiatan kolase yaitu :
Diharapkan agar anak mampu membuat lukisan  dengan teknik menempel  berbagai macam unsur atau bahan ke dalam satu frame dalam komposisi warna dan penataan unsur yang menarik  sehingga tercipta suatu karya seni yang serasi dan indah.
Diharapkan kreativitas kolase  dapat meningkatkan keterampilan anak dan mengembangkan daya imajinasinya agar  anak mampu berfikir kreatif.

B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di PAUD TIARA PASAR BARU jl. Pintu air III RT.13/02 KEL. Pasar Baru Kec Sawah Besar JAKARTA PUSAT. PAUD TIARA merupakan tempat yang digunakan oleh peneliti dalam beraktivitas sehari-hari sebagai tenaga pengajar. Hal yang berdasarkan pada pertimbangan ini adalah:
  1. Penelitian ini dilakukan di dalam kelas oleh guru sebagai peneliti.
  2. Penelitian tindakan kelas akan lebih efektif jika dilakukan di sekolah sendiri.
  3. Penelitian bermanfaat untuk peneliti terutama dalam meningkatkan kualitas pendidikan di lingkungan sendiri.
  4. Peserta didik lebih mudah terkondisikan.

2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada semeter I tahun ajaran 2017-2018, dengan waktu efektif selama tiga bulan, dimulai dari bulan Oktober-Desember 2017.

C. Metode Penelitian
Penelitian  tindakan  (Action research)  yang  digunakan  pada penelitian ini adalah  penelitian  tindakan  kolaboratif  (Collaborative action Research). Peneliti beserta  teman  sejawat dan kepala sekolah  bersama-sama  berdiskusi untuk dapat memecahkan  masalah  tentang kreativitas anak di sekolah. Berawal dari dirasakan adanya masalah, kemudian peneliti bersama kolaborator mengidentifikasi masalah.
Dosen membantu peneliti dengan berperan sebagai pemantul gagasan (sounding board) yaitu dengan cara menggunakan pertanyaan-pertanyaan pelacakan tanpa bersifat mengarahkan. Tahap selanjutnya adalah menetapkan fokus penelitian, menganalisis masalah, merumuskan masalah, kemudian  membuat perencanaan awal dan menyusun langkah-langkah penelitian.
D. Langkah – Langkah Penelitian
Sesuai  dengan  model  yang  digunakan,  penelitian  tindakan  ini  melalui tahapan-tahapan yang dikenal dengan siklus, yaitu tahap perencanaan (planning), tahap pelaksanaan (acting), tahap pengamatan (observing), dan tahap refleksi (reflecting).
Siklus 1:
a.    Tahapan perencanaan pada siklus satu diawali dengan melakukan langkah-langkah pembelajaran dengan membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH) yang dipersiapkan sebelum kegiatan berlangsung. Pada siklus satu dilaksanakan dua kali pertemuan dalam satu minggu.
b.    Tahapan pelaksanaan dalam siklus satu dilaksanakan proses belajar mengajar dengan kegiatan keterampilan kolase. Guru memberikan contoh kepada anak.
c.    Tahapan observasi pada siklus satu dilaksanakan dengam menggunakan lembar observasi.
d.    Tahapan refleksi pada siklus satu merupakan kegiatan untuk mengemukakan apa yang sudah dilakukan. Kegiatan mengevaluasi, analisis, penjelasan, penyimpulan, dan identifikasi tindak lanjut dalam perencanaan siklus selanjutnya. Pada siklus satu anak masih belum menyelesaikan tugas latihan yang dicontohkan guru
Siklus 2 :
    1. Tahapan perencanaan pada siklus dua diawali dengan langkah-langkah pembelajaran dengan membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH) yang dipersiapkan sebelum kegiatan pembelajaran berlangsung. Pada siklus dua dilaksanakan tiga kali pertemuan dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian dan menyiapkan sarana pendukung.
    2. Tahap pelaksanaan pada siklus dua dilaksanakan proses belajar mengajar dengan aspek kegiatan kolase. Guru menunjukkan peragaan dan mencontohkan cara merobek kertas agar anak lebih semangat mengikuti kegiatan keterampilan kolase. Dalam pelaksanaan penelitian dibantu satu orang guru dan satu orang kepala sekolah.
    3. Tahap observasi pada siklus dua dilaksanakan dengan menggunakan lembar observasi, Tanya jawab kepada anak tentang keterampilan kolase.
    4. Tahapan refleksi pada siklus dua merupakan kegiatan mengevaluasi, anlisis, penjelasan, penyimpulan. Perhatian anak tercurah pada pekerjaan keterampilan melipat, anak dapat mengikuti dan bisa menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru.
Siklus 3 :
a.    Perencanaan, pada siklus tiga merupakan pendalaman materi yang telah diberikan pada tindakan siklus 1 dan 2, pada siklus ini berisi tentang penggambaran masalah yang terjadi pada siklus 2, yang akan diatasi umtuk dituangkan dalam bentuk Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH)
b.    Pelaksanaan, siklus 3 difokuskan pada aspek ekspresi anak pada kesesuaian kegiatan kolase. Tindakan siklus 3 merupakan hasil akhir dari proses pembelajaran pada siklus 1 dan 2.
c.    Pengamatan, peneliti melakukan pengamatn dan mencatat semua hal yang diperlukan dan terjadi selama pelaksanaan tindakan berlangsung. Untuk mengetahui berhasil tidaknya dalam suatu proses belajar mengajar dilakukan tes praktek. Tes praktek dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan anak dalam hal menguasai cara melakukan kolase dengan baik.
d.    Refleksi, peneliti dan pengamat mendiskusikan hasil dari pembelajaran yang telah dilakukan, selama proses pembelajaran penelitian telah berjalan sesuai yang diharapkan, maka peneliti dan pengamat merasa sudah cukup untuk melakukan penelitian karena sudah memenuhi target yang diharapkan.

E. Sumber Data
Data penelitian dikumpulkan dari berbagai sumber yang meliputi:
1.    Informan atau nara sumber, yaitu anak didik kelompok Bermain PAUD TIARA.
2.    Tempat dan peristiwa atau kejadian berlangsungnya pembelajaran dengan Kolase di PAUD TIARA
3.    Dokumen atau arsip, yang antara lain berupa satuan bidang pengembangan, pedoman observasi, dan hasil penilaian anak.

F.  Teknik Pengumpulan Data
Metode penelitian data pada penelitian ini sebagai berikut :
1.      Wawancara
Wawancara merupakan rechecking atau pembuktian terhadap informasi atau keterangan yang diperoleh sebelumnya. Agar wawancara terarah pada pokok pembicaraan, maka di susun pedoman wawancara dengan menulis pokok-pokok pertanyaan yang akan diajukan secara singkat dan jelas. Serta disediakan juga tempat untuk mencatat jawaban yang diberikan anak sehingga kalau responden menjawab pertanyaan yang diajukan dapat langsung ditulis pada tempat yang jawabnnya sudah disediakan.

2.      Observasi
Observasi merupakan tehnik pengumpulan data dengan cara mengamati kejadian yang sedang berlangsung dan mencatatnya dengan alat observasi tentang hal-hal yang akan diteliti dan diamati.

3.      Dokumentasi
Dokumentasi adalah sejumlah pesan, fakta, data tersimpan dalam bahan yang berbentuk dokumentasi-dokumentasi merupakan pengumpulan data mengenai hal-hal yang berhubungan dengan variable yang berupa lembar kerja anak, hasil karya anak, RPPH, silabus, foto, lembar penilaian. Dokumentasi digunakan untuk memperkuat data dari hasil observasi dan wawancara sehingga untuk menambah kevalitan data. Jenis dokumentasi yang diambil data anak, tabel pengamatan lapangan.
4.      Catatan lapangan
Catatan lapangan digunakan untuk mencatat temuan selama pembelajaran yang diperoleh peneliti tidak teramati dalam lembar observasi, bentuk temuan ini berupa aktivitas anak dan permasalahan yang dihadapi selama pembelajaran.

G. Teknik Analisis Data
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis interaktif melalui pendekatan kuantitatif yaitu dengan perhitungan distribusi frekuensi. Aktivitas analisis data ini dilakukkan secara terus menerus sampai tuntas, sehungga datanya jelas. Aktivitas dalam analisis data dilakukan melalui empat tahap yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data (display data), verifikasi dan penarikan kesimpulan.
  1. Reduksi data
Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu perlu dicatat secara secara teliti dan rinci. Seperti telah dikemukakan, makin lama peneliti kelapangan, maka jumlah data akan makin banyak, kompleks dan rumit. Untuk itu perlu segera dilakukan analisis data melalui reduksi data. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dan membuang yang tidak perlu. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang jelas, dan mempermudah untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya

Analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik analisi deskriptif kuantitatif. Deskripsi kuantitatif yaitu memaparkan hasil penelitian yang dilakukan yaitu hasil dari pengamatan keterampilan kolase. Penghitungan data kuantitatif  adalah dengan menghitung hasil akhir peningkatan keterampilan melipat pada anak pada setiap siklus. Data tersebut diperoleh dari lembar observasi yang telah disusun sebelumnya. Dengan demikian, dapat diketahui persentase keterampilan melipat pada anak. Data yang akan dianalisis berupa data dari lembar observasi pada saat kegiatan kolase berlangsung.

  1.  Deskripsi data
Setelah data direduksi, maka selanjutnya adalah mendiskripsikan data, dalam penelitian kuantitatif penyajian data dapat dilakukan dalam bentuk table atau grafik. Melalui penyajian data tersebut, maka data terorganisasikan, tersusun dalam pola hubungan, sehingga akan semakin udah untuk dipahami.
Data keterampilan kolase yang diperoleh akan dianalisa dengan menggunakan statistik deskriptif sederhana. Menurut Anas sudjiono (1986: 43) dapat dianalisa dengan rumusan sebagai berikut :
Keterangan : P =  F x 100%
                                 N
                     P = Angka persentase

                     F = Frekuensi yang sedang dicari persentase

                     N = Jumlah responden anak
Hasil yang diperoleh dalam penghitungan kuantitatif kemudian dideskripsikan secara naratif.

3.      Verifikasi data
Langkah ke tiga dalam analisis data yaitu penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang menduung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel. Dengan demikian kesimpulan dalam penelitian ini mungkin dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal.

H.  Keabsahan Data
Validasi data menggunakan teknik triangulasi  merupakan teknik yang digunakan dalam penelitian ini untuk mengembangkan validitas data, agar data yang dikumpulkan dan dicatat dapat dijamin pemantapan dan kebenarannya.dengan teknik triangulasi dapat memanfaatkan peneliti untuk pengecekan kembali derajat kepercayaan data. Adapun yang merupakan teknik triangulasi yang dapat digunakan adalah sebagai berikut:
a.    Memeriksa kembali keterangan-keterangan atau informasi yang diperoleh selama observasi dengan cara mengkonfirmasikan dengan guru, praktisi, mitra peneliti, dan anak didik melalui tanya jawab di akhir tindakan.
b.    Memeriksa kebenaran data yang diperoleh peneliti secara kolabortif
c.    Mengecek kebenaran prosedur dan metode yang dipakai peneliti serta kesimpulan yang diambil oleh peneliti dengan cara mendiskusikannya bersama guru dan pembimbing.
d.    Diskusi dengan guru kelas

I.              Kriteria Keberhasilan Tindakan
Indikator untuk mengukur prestasi dan keberhasilan belajar anak adalah sejauh mana kreativitas anak usia dini melalui kegiatan kolase. Indikator keberhasilan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah apabila kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan dinyatakan berhasil apabila terjadi perubahan yaitu, berupa peningkatan kemampuan yang diperoleh anak. Perubahan anak didik dalam melipat origami menjadi sebuah bentuk yang diajarkan oleh guru. Kemampuan anak dalam motorik halus meningkat melalui metode kolase dengan media kertas origami. Peningnkatan kemampuan dapat dilihat dari peningkatan rata-rata persentase setiap aspek kemampuan yang dikembangnkan yaitu apabila 80 % dari jumlah anak memperlihatkan indikator dalam persentase yang baik.


DAFTAR PUSTAKA
Arif, S. Sadiman. 2003. Media Pendidikan (Pengertian Pengembangan dan Pemanfaatannya). Jakarta: CV Rajawali
Azhar, Arsyad. 2006. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Drs. Mudyaharjo, Redja. 1992. Dasar-Dasar Kependidikan. Jakarta: Universitas Terbuka, Depdikbud
Munandar, S.C Utami. 1999. Kreativitas dan Keberbakatan Strategi Mewujudkan Potensi Kreatif dan Bakat. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Prastiti, Wiwien Dinar. 2008. Psikologi Anak Usia Dini. Surakarta: PT Macanan Jaya Cemerlang
Seefedlt, Carol dan Barbara A. Wasik. 2008. Pendidikan Anak Usia Dini, Menyiapkan Anak Usia Tiga, Empat, dan Lima Tahun Masuk Sekolah. Jakarta: Indeks124
Susilana, Rudi dan Cepi Riyana. 2008. Media Pembelajaran. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia
Sujiono, Yuliani Nurani. 2009. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: PT Indeks
Suyanto, Slamet. 2005. Dasar-Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Yogyakarta: Hikayat
Drs. MS. Sumantri 2005. Model Pengembangan Keterampilan Motorik Anak Usia Dini. Jakarta: Depdiknas,Dirjen Dikti.
Metode Kolase untuk Anak Usia Dini

1 komentar:

  1. terima kasih proposal ini sangat membantu sebagai panduan saya dalam menyusun proposal PTK.

    BalasHapus