PTK
PROPOSAL
PENGENALAN PEMBELAJARAN SAINS PADA AUD
MELALUI EKSPERIMEN
(diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah
Metodologi Penelitian)
DOSEN PENGAMPU : ISWADI M. Pd
DISUSUN OLEH :
NURLAELA SETIAWATI : 20158400090
PRORAM STUDI PAUD
SEKOLAH TIMGGI ILMU KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
KUSUMA NEGARA JAKARTA
TAHUN 2017
KATA PENGANTAR
Segala
puja dan puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas Rahmat dan
karunia-Nya kita masih bisa merasakan nikma sehat dan nikmatihidup, dan masih bisa merasakan apa yang kita rasakan
sampai hari ini. Dan Taklupa pula Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan
kepada Junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang telah mengantarkan kita dari zaman yang
gelap tanpa ilmu menuju zaman yang terang benderang karena ilmu. Dan semoga
kita semua tetap diberkahi dan dilindungi oleh Allah SWT. Aamiin…
Makalah
dengan judul “PENGENALAN SAINS PADA AUD”
ini dapat terselesaikan juga karena Rahmat dari Allah SWT yang telah memberikan
kami semangat serta kemauan yang tinggi untuk menyelesaikan makalah ini. Dan
tak lupa juga bimbingan dari dosen yang luar biasa sehingga makalah ini dapat
terselesaikan dengan baik.Dan semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembacanya.
Aamiin.
Jakarta, Desember 2017
Penulis
DAFTAR
ISI
BAB
I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Identifikasi Masalah
C. Pembatasan Masalah
D. Perumusan Masalah
E. Manfaat Penelitian
BAB
II KAJIAN PUSTAKA,KERANGKA
BERPIKIR,DAN HIPOTESIS TINDAKAN
A. Kajian Pustaka
1.
Pengertian sains
2. Hakekat
Eksperimen
B. Kerangka Berpikir
Tindakan
C.Hipotesis
Tindakan
BAB III METODOLOGI
PENELITIAN
A. Tujuan Penelitian
B. Setting penelitian
1. Tempat Penelitian
2. Waktu
Penelitian
C. Metode Penelitian
D. Langkah – Langkah Penelitian
E. Sumber Data
F.Tekhnik Pengumpulan Data
G. Teknik Analisa Data
1.
Reduksi Data
2. Deskripsi Data
3. Verifikasi
H. Keabsahan Data
I. Kriteria Keberhasilan Penelitian
BAB
IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.Temuan Penelitian
1. Deskripsi Pra
Tindakan
2. Deskripsi Tindakan
a. siklus l
b. Siklus ll
c. Siklus lll
B. Pembahasan
BAB
V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
B. Saran-Saran
DAFTAR
PUSTAKA
LAMPIRAN
– LAMPIHAN
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi mengalami kemajuan yang sangat pesat seiring
dengan perubahan zaman. Begitu pula perkembangan ilmu pengetahua pada dunia
pendidikan menuntut perubahan sistem pendidikan nasional, supaya
masyarakat khususnya anak mampu bersaing dan menyesuaikan diri dengan perubahan
dan perkembangan zaman saat ini dan yang akan datang.
Kualitas pada berbagai jenis dan jenjang
pendidikan termasuk taman kanak-kanak dan sekolah dasar merupakan titik berat
pembangunan pendidikan pada saat ini dan pada kurun waktu yang akan
datang. Pendidikan anak usia dini adalah upaya pembinaan yang ditujukan kepada
anak sejak lahir sampai usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian
rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan
rohani agar memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.
Pendidikan anak usia dini dilaksanakan melalui jalur pendidikan formal, non
formal atau informal.
Secara
spesifik pada Kurikulum 2004 untuk Pendidikan Anak Usia Dini (selanjutnya
disingkat PAUD) dinyatakan tujuan pendidikan anak usia dini pada Taman
Kanak-kanak adalah membantu anak didik mengembangkan berbagai potensi baik
psikis dan fisik meliputi moral dan nilai-nilai agama, sosial, emosional,
kognitif, bahasa, fisik/motorik, kemandirian dan seni untuk siap memasuki
pendidikan dasar. Untuk mencapai tujuan tersebut ruang lingkup kurikulum
dipadukan dalam dua bidang pengembangan yaitu bidang pengembangan pembentukan
perilaku dan bidang pengembangan kemampuan dasar.
Bidang
pengembangan kemampuan dasar merupakan kegiatan yang dipersiapkan oleh guru
untuk meningkatkan kemampuan dan kreativitas sesuai dengan tahap perkembangan
anak, meliputi : berbahasa, kognitif, fisik / motorik dan seni. Kognitif
sendiri adalah mengembangkan kemampuan berpikir anak untuk dapat mengolah
perolehanbelajarnya, sehingga dapat menemukan bermacam-macam alternatif
pemecahan masalah, membantu anak untuk mengembangkan kemampuan logika
matematika dan kemampuan sains
Berdasarkan
uraian diatas ,maka penulis melakukan
penelitian mengenalkan tentang “ Pengembangan sains pada AUD “ DI BKB PAUD PANDAN.
B.Identifikasi Masalah
Dalam penelusuran uraian diatas, penulis
ingin meneliti dan mengenalkan dan mengembangkan sains pada AUD :
1. Apakah
Sains itu?
2. Bagaimana
Sains dalam Kehidupan sehari – hari ?
3. Apakah Kelebihan dan
Kelemahan Sains ?
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan
Latar belakang dan Identikasi masalah diatas, maka peneliti ingin memberikan pengenalantentang
sains dan eksperimen – eksperimen di dalam kehidupan sehari-hari pada AUD
,contoh salah satunya eksperimen
tentang “ BENDA TERAPUNG DAN TENGGELAM” kepada Anak kelompok 4-5 thn di
PAUD PANDAN.
D. Perumusan Masalah
1.
Bagaimanakah cara mengenalkan perkembangan sains pada AUD dalam
kehidupan sehari-hari?
2.
Apakah Eksperimen itu pada AUD ?
E. Manfaat Penelitian
a.
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara
teoritis maupun praktis.
1.
Manfaat Teoritis
Memberikan pelajaran dan pengalaman baru bagi pendidikan AUD
2.
Manfaat Praktis
a. Bagi Anak Didik
1.Mendapatkan
pembelajaran sains yang menyenangkan
2. Membantu
da mengembangkan fisik maupun piskis
3.
Meningkatkan daya cipta dan imajinasi anak
b. Bagi
Guru
1.
Meningkatkan ilmu pengetahua dalammemperbaiki proses pembelajaran
2.
Menambah wawasan dan pengalaman bagi guru PAUD
3.
Mengembangkan bereksperimen dengan
menyenangkan
c.
Bagi Kepala PAUD
Menjadi
masukkan yang positif bagi kepala PAUD ,
guna membina dan melatih guru-guru lainnya untuk
bersama-sama meningkatkan dan memajukan dalam
pembelajaran tentang sains ini.
BAB
II
KAJIAN PUSTAKA,KERANGKA BERPIKIR, DAN
HIPOTESIS TINDAKAN
A. Kajian
Pustaka
1. Pengertian
Tentang Sains
1.Sains
Sains
atau IPA secara harfiah dapat disebut sebagai ilmu tentang alam atau yang
mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam. Sains adalah sistem
tentang alamsemesta yang diperoleh melalui pengumpulan data dengan observasi
dan eksperimen terkontrol. Sains adalah produk atau hasil dari proses
penyelidikan ilmiah yang dilandasi oleh sikap dan nilai-nilai tertentu.
Dari
sudut bahasa, sains atau Science (Bahasa Inggris), berasal dari bahasa Latin,
yaitu dari kata Scientia artinya pengetahuan. Tetapi pernyataan tersebut
terlalu luas dalam penggunaan sehari-hari, untuk itu perlu dimunculkan kajian
etimologi lainnya. Para ahli memandang batasan etimologlainnya. Para ahli
memandang batasan etimologis tentang sains yaitu dari bahasa Jerman, hal itu
meruju pada kata Wissenschaft, yang memiliki pengertian pengetahuan yang
tersusun atau terorganisasikan secara sistematis. Sedangkan menurut beberapa
ahli :
a.
Amien (1987) mendefinisikan sains sebagai bidang ilmu alamiah dengan ruang
lingkup zat dan energy baik yang
terdapat pada makhluk hidup maupun tak hidup lebih banyak mendiskusikan tentang
alam .
b.
James conan (1958) mendefinisikan sains sebagai suatu deretan konsep serta
skema konseptual yang berhubungan satu sama lainyang tumbuhsebagai hasil
serangkaian percobaan dan pengamatan serta dapat diamati dan diuji coba lebih
baik.
c.
Abu hamidi (1991) memberikan pengertian sains sebagai ilmu teoritis yang
didasarkan atas pengamatan ,percobaan percobaan terhadap gejala alam berupa
makrokosmos dan mikrokosmos
d.
Fisher mengartikan sains itu sebagai pengetahuan yang diperoleh dengan
menggunakan metode metode yang berdasarkanpada pengamatan dengan penuh
penelitian.
Secara
konseptual terdapat sejumlah pengertian dan batasan sains yang dikemukakan para
ahli. James Conant yang dikutip olehAli Nugraha
mendefinisikansains sebagai suatu deretan konsep serta skema konseptual yang
berhubungan satu sama lain, yangtumbuh sebagai hasil serangkaian percobaan dan
pengamatan serta dapat diamati dan diuji lebih lanjut. Senada dengan Conant,
Ahmadi memberikan pengertian
sains sebagai ilmu teoritis yang didasarkan atas pengamatan,
percobaan-percobaan terhadap gejala alam berupa makrokosmos (alam semesta) dan
mikrokosmos (isi alam semesta yang lebih terbatas, khususnya tentang manusia
dan sifat-sifatnya), sedangkan menurut Dodge mengartikan sains sebagai
suatu kumpulan pengetahuan yang diperoleh denganmenggunakan metode-metode yang
berdasarkan pada pengamatan dengan penuh ketelitian.
Secara
analitis, beberapa ahli mencoba memberikan batasan sains dengan membagi sains
berdasarkan dimensi pengkajiannya. Sumaji menyatakan bahwa secara
sempit sains adalah Ilmu Pengetahuan alam (IPA), terdiri atas physical sciences
dan life sciences. Termasuk physical sciences adalah ilmu-ilmu astronomi,
kimia, geologi, minerologi, metereologi dan fisika, sedangkan life sciences
meliputi biologi, zoologi dan fisiologi. Hal yang sama juga dijelaskan oleh
Dodge bahwa sains terdiri dari physical science, ilfe science dan bumi dan
sekitarnya. Dimana physical science terdiri dari objek-objek yang dapat
dieksplor, karena anak dapat belajar tentang berat, bentuk, ukuran, warna dan
suhu. Life science menceritakan tentang prosesnya. Anak dapat mempelajari
tentang proses pertumbuhan tanaman dan kehidupan binatang. Sedangkan Ernest
Hagel seperti dikutip oleh Indrawati memandang sains dari tiga aspek ;
pertama, dari aspek tujuan, sains
adalah sebagai alat untuk menguasai alam dan untuk memberikan sumbangan kepada
kesejahteraan manusia. Kedua, sains sebagai suatu pengetahuan yang sistematis dan tangguh dalam arti merupakan suatu
kesimpulan yang didapat dari berbagai peristiwa. Ketiga, sains sebagai metode, yaitu merupakan suatu perangkat
aturan untuk memecahkan masalah, untuk mendapatkan atau mengetahui penyebab
dari suatu kejadian, dan untuk mendapatkan hukum-hukum atau teori dari obyek
yang diamati.
Berdasarkan
definisi diatas, bahwa sains dapat dipandang sebagai suatu dimensi yang terdiri
suatu proses, maupun produk atau hasil serta sebagai sikap. Apabila
pembelajaran sains yang dapat dikembangkan meliputi tiga substansi mendasar,
yaitu pendidikan dan pembelajaran sains berisi program yang memfasilitasi
penguasaan proses sains, penguasaan produk sains serta program yang
memfasilitasi pengembangan-pengembangan sikap sains.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa sains adalahc ilmu
pengetahuan yang berkenaan dengan fakta dan gejala alam yang tersusun secara
sistematis yang didapatkan melalui pengamatan dan eksperimen.
Kata
sains berasal dari bahasa latin “scientia” yang berarti pengetahuan, memandang
dan mengamati keberadaan (eksistensi) alam ini sebagai obyek. Berdasarkan
Webster New Collegiate Dictionary, definisi sains adalah pengetahuan yang
diperoleh melalui pembelajaran dan pembuktian atau pengetahuan yang melingkupi
suatu kebenaran umum dari hukum-hukum alam yang terjadi, misalnya didapatkan,
dibuktikan, melalui metode ilmiah.
Sains
merupakan suatu metode berfikir secara obyektif. Tujuannya menggambarkan dan
memberikan makananpada dunia yang faktual. Sains adalah gambaran yang lengkap
dan konsisten tentang berbagai fakta pengalaman dalam suatu hubungan yang
mungkin paling sederhana (simple possible terms). Sains dalam hal ini merujuk
kepada sebuah sistem untuk mendapatkan pengetahuan yang dengan menggunakan
pengamatan dan eksperimen untuk menggambarkan dan menjelaskan fenomena-fenomena
yang terjadi di alam.
Dari
uraian diatas dapat ditarik pengertian sins secara substansial. Berdasar
definisi-definisi yang telah disajikan, dapat disimpulkan bahwa sains dapat
dipandang baik sebagai suatu proses, maupun hasil atau produk, serta sebagai
sikap. Dengan kata lain sains dpat dipandang sebagai suatu kesatuan dari
proses, sikap dan hasil. Apabila kesimpulan tersebut dikaitkan dengan program
pembelajaran sains yang dimaksudkan alam buku ini, maka sesungguhnya ruang
lingkup programpembelajaransains yang akan dikembangkan meliputi tiga substansi
mendasar tersebut, yaitu pendidikan dan pembelajaran sains berisi program yang
memfasilitasi penguasaan proses sains, penguasaan produksains serta program
yang memfasilitasi pengembangan sikap-sikap sains.
Pertama,
sains sebagai suatu proses adalah metode untuk memperoleh pengetahuan. Gambaran
sains berhubunagan erat dengan kegiatan penelusuran gejala dan fakta-fakta alam
yang dilakukan melalui kegiatan laboratorium beserta perangkatnya. Sains
dipandang sebagai suatu disiplin (keilmuan) yang ketat, obyektif dan bebas
nilai. Kebenaran sains akan diakui jika penelusurannya berdasar pada kegiatan
pengamatan, hipotesis (dugaan) dan percobaan – percobaan yang ketat dan
obyektif. Meskipun kadangberseberangan dengan nilai yang ada. Jadi sains
menuntut proses yang dinamis dalam berfikir, pengamatan, eksperimen, menemukan
konsep maupun merumuskan berbagai teori. Rangkaian proses yang dilakukan dalam
kegiatan sains tesebut, saat ini dikenal dengan sebutan metode keilmuan atau
metode ilmiah (scientific method).
Kedua,
sains sebagai suatu produk terdiri atas berbagai fakta, konsep prinsip, hukum
dan teori (Carin dan Sund 1989; Sinardi, 1989). Fakta adalah suatu yang telah
atau sedang terjadi yang dapat berupa keadaan, sifat atau peristiwa; sedangkan
konsep adalah suatu ide yang merupakan generalisasi dari berbagai peristiwa
atau pengalaman khusus, yang dinyatakan dalam istilah atau symbol tertentu yang
dapat diterima. Konsep mengacu pada
benda-benda (obyek), peristiwa, keadaan, sifat, kondoisi, cirri dan atribut
yang melekatnya. Sedangkan teori adalah komposisi yang dihasilkan dari
pengembangan sejumlah proposisi (pernyataan berarti) yang dianggap memiliki
keterhubungan secara sistematis, dan kebenarannya sudah teruji secara empiric
serta dianggap berlaku secara universal (Hasan,1996). Secara sederhana konsep
adalah batasan atau pengertian dari sesuatu, missal: jika bola dipandang
sebagai suatu konsep, maka kita dapat mengemukakan tentang pengertian tentang
bola adalah suatu benda yang berbentuk bulat dan biasanya digunakan dalam
permainan, seperti permainan sepak bola, permainan bola basket, dan sebagainya.
Sedangkan teori secara sederhana adalah pendapat yang dikemukakan sebagai
keterangan mengenai suatu peristiwa (kejadian) sehingga menjadi asas atau hukum umum suatu ilmu pengetahuan, misalnya
teori atom: teori yang menyatakan bahwa
materi disusun oleh partikel-partikel kecil yaitu atom; contoh lain: teori
heliosentris, yaitu teori yang menyatakan bahwa bumi itu berbentuk bulat serta
berputar mengelilingi sumbunya, dan beserta planet-planet lainnya beredar
mengelilingi matahari.
Ketiga,
sains sebagai suatu sikap, atau dikenal dengan istilah sikap keilmuan,
maksudnya adalah berbagai keyakinan, opini dan nilai-nilai yang harus
dipertahankan oleh seorang ilmuwan khususnya ketika mencari atau mengembangkan
pengetahuan baru. Diantara sikap tersebut adalah rasa tanggung jawab yang
tinggi, rasa ingin tahu, disiplin, tekun, jujur dan terbuka terhadap pendapat
orang lain. Sikap dimaksud dapat diklasifikasikan kedalam dua kelompok besar;
yaitu 1). Seperangkat sikap yang bila diikuti akan membantu proses pemecahan
masalah dan 2). Seperangkap sikap tertentu terhadapsains sebagai suatu cara
memandanng dunia serta dapat berguna bagi pengembangan karier dimasa depan
(Dawson, 1995; Sarkim, 1998). Termasuk kedalam kelompok pertama adalah a).
kesadaran akan perlunya bukti ketika mengemukakan suatu pernyataan, b). kemauan
untuk mempertimbangkan interpretasi atau pandangan lain, c). kemauan melakukan
eksperimen atau melakukan kegiatan secara berhati-hati, d). menyadari adanya
keterbatasan dalam penemuan keilmuan. Sikap-sikap yang termasuk kedalam
kelompok kedua adalah, a). rasa ingin tahu terhadap dunia fisik dan biologis
serta cara kerjanya, b). pengakuan bahwa sainsdapat membantu memecahkan
masalah-masalah individual dan global, c). memiliki rasa antusiasme untuk
mengusai pengetahuan dan metode sains, d). pengakuan pentinganya pemahaman
keilmuan dalam dunia masa kini, e). pengakuan bahwa sains merupakan aktivitas
manusia f). pemahaman hubungan antara sains dan bentuk manusia lainnya.
Sebagaimana
definisi-definisi sains yang teah dijelaskan, dapat diktahui bahwa definisi
sains untuk anak usia dini adalah sains yang sasarannya ditujukan pada
anak-anak usia dini,baik pada jenjang Taman Kanak-kanak maupun Sekolah Dasar.
Sains,saatini menjadi hal yang penting untuk diterapkan atau dikenalkan pada
anak-anak usia dini karena sains dapat mengajak anak untuk berpikir
kritis, dengan sains anak tidak begitu saja menerima atau menolak
sesuatu. Mereka mengamati, menganalisis dan mengevaluasi informasi yang ada
sebelum menentukan keputusannya. Dengan melalui percobaan-percobaan sains
melalui ketrampilan proses, anak-anak dapat ditingkatkan kemampuan sainsnya.
Dengan
media observasi, anakyang mempunyai kemampuan sains yang tinggi dapat
menemukan dan mempertanyakan objek-objek yang dipahaminya. Anak usia 4-6 tahun
dapat dilatih untuk mempunyai kemampuan sains . Anak dapat mulai diajarkan
ketrampilan observasi dasar seperti pengamatan.Lewat cara ini anak dapat
diajak untuk memahami apa itu bunyi, udara, air, cahaya, suhu, tanah serta
berbagai kayu dan logam. Mendidik anak mempunyai kemampuan sains dapat membantu
orang tua untuk menghindarkan anak dari kemungkinan menggunakan informasi yang
tidak tepat. Mendidik anak mempunyai kemampuan sains akan membantu anak untuk
secara aktif membangun pertahanan diri terhadap serangan informasi
disekelilingnya
Melatih
anak dengan percobaan sains akan membuat anak menjadi berpikir
kreatif, inovatif, dan mandiri, Dimensi lain dari sains juga yang teramat
penting adalah dimensi “proses” yaitu proses mendapatkan sains itu sendiri.
Sains diperoleh melalui suatu penelitian dan percobaan yang disebut dengan
metode ilmiah.
Anak
usia dini atau usia prasekolah berada dalam masa emas perkembangan otaknya, salah satu hasil penelitian
menyebutkan, kapasitas kecerdasan anak pada usia empat tahun sudah mencapai 50
persen. Kapasitas itu akan meningkat hingga 80 persen pada usia delapan tahun.
Ini menunjukkan pentingnya memberikan rangsangan pada anak usia dini.
Mengenalkan sains pada anak bukan berarti mengenalkan rumus-rumus. Suasana
harus dalam keadaan bermain. Mengenalkan sain pada anak harus sesuai
dengantahapan umur dan perkembangannya.
Hal
ini menjadi penting bahwa pembelajaran hendaknya dihubungkan dengan apa yang telah diketahui anak dan relevan dengan
mereka. Mempertimbangkan karakteristik anak yang sejak dalam kandungan telah
siap untuk belajar dan terlahir sebagai peneliti alamiah yang meiliki dorongan
kuat untuk mengadakan eksplorasi dan investigasi, maka implikasi bagi orang
dewasa khususnya guru, haruslahbertindak sebagai fasilitator bagi setiap anak
dalammenunjang minat dan keingintahuan mereka. Memberikan kesempatan, tantangan
serta melibatkan anak dalam beragam kegiatan untuk memperoleh pengalaman pula
bagi pembelajaran sains di tingkat TK, bila dilakukan secara terintegrasi
melaui bermain karena bermain selain menghilangkan stress pada anak
jugamerupakan cara ana k belajar entang kehidupan.
Sains
yang diperkenalkan kepada anak usia dini, akan mendorong mereka menjadi anak
yang kaya akan inspirasi. Melatih anak dengan eksperimen sains bisa membuat
anak bersikap kreatif dan kaya akan inisiatif. Permainan sains juga bisa
menumbuhkan pola berpikir logis pada anak. Mereka akan terbiasa untuk
mengikuti tahap-tahap eksperimen sains. Eksperimen gagal tidak boleh
disembunyikan, gagal harus disampaikan. Disini akan muncul juga sikap
sportiftivitas pada anak.Karena dengan bekal sains, sejak kecil anak-anak akan
bisa memecahkan masalahnya sendiri.Pendidikan sains menekankan pada pemberian
pengalaman secara langsung. Dengan demikian, anak perlu dibantu untuk
mengembangkan sejumlah ketrampilan proses sains agar mampu menjelajahi serta
memahami alam sekitarnya.
Pembelajaran pada anak pra sekolah sebaiknya
bersifat terpadu atau terintegrasi yaitu terintegrasi dengan bidang lain
seperti matematika, ataupun aktivitas sosial lainnya. Mengenalkan sains pada
anak berarti membantu anakuntuk melakukan percobaan sederhana sehingga
dapatmenghubungkan sebab dan akibat suatu perlakuan. Percobaan tersebut juga
akan membantu anak untuk mulai berfikir logis. Mengenalkan sains pada anak
prasekolah dapat melalui permainan yang menyenangkan dengan bahan yang ada
disekitar anak. Pengenalan sains pada anak prasekolah lebih ditekankan pada
proses daripada produk. Oleh sebab itu dalam bermain sains anak diajarkan untuk
menggunakan seluruh panca indranya sebaik mungkin, agar dalam proses bermain
tersbut anak dapat menemukan jawaban-jawaban dari suatu kegiatan bermain.
Pengertian
sains untuk anak usia dini adalah bagaimana memahami sains berdasarkan sudut
pandang anak . Karena jika kita memandang dimensi sains dari kacamata anak,
maka akan berimplikasi pada
kekeliruan-kekeliruan dalam menentukan hakikat sains bagi anak usia dini yang
berdampak cukup signifikan terhadap pengembangan pembelajaran sains itu sendiri
kepada mereka. Hal tersebut tentunya secara langsung maupun tidak langsung akan
berdampak pula pada proses dan produknya yaitu anak-anak itu sendiri.
Kehidupan
anak tidak dapat lepas dari sains, kreativitas dan aktivitas sosial. Makan,
minum, menggunakan berbagai benda yang ada di rumah seperti radio, TV, dan
kalkulator tidak lepas dari sains dan teknologi. Oleh sebab itu, guru hendaknya
dapat menstimulasi anak dengan berbagai kegiatan yang terkait dengan sains dan
teknologi. Untuk itu, seorang guru perlu mempelajari konsep-konsep keilmuan dan
cara pengajarannya. Pengenalan sains untuk anak pra sekolah lebih ditekankan
pada proses daripada produk. Untuk anak prasekolah keterampilan proses sains
hendaknya dilakukan secara sederhana sambil bermain. Kegiatan sains
memungkinkan anak melakukan eksplorasi terhadap berbagai benda, baik benda
hidup maupun benda tak hidup yang ada disekitarnya.Anak belajar menemukan
gejala benda dan gejala peristiwa dari benda-benda tersebut.
Sains
juga melatih anak menggunakan lima inderanya untuk mengenal berbagai gejala
benda dan gejala peristiwa. Anak dilatih untuk melihat, meraba, membau,
merasakan dan mendengar. Semakin banyak keterlibatan indera dalam belajar, anak
semakin memahami apa yang dipelajari. Anak memperoleh pengetahuan baru hasil
penginderaanya denganberbagai benda yang ada disekitarnya. Pengetahuan yang
diperolehnyaakan berguna sebagai modal berpikir lanjut. Melalui proses sains,
anak dapat melakukan percobaan sederhana. Percobaan tersebutmelatih anak
menghubungkan sebab dan akibat dari suatu perlakuan sehingga melatih anak
berpikir logis.
Dalam
pembelajaran sains, anak juga berlatih menggunakan alat ukur untuk melakukan
pengukuran. Alat ukur tersebut dimulai dari alat ukur nonstandar, seperti
jengkal, depa atau kaki.Selanjutnya anak berlatih menggunakan alat ukur
standar. Anak secara bertahap berlatih menggunakan stuan yang akan memudahkan
mereka untuk berfikir secara logis dan rasional. Dengan demikian sains juga
mengembangkan kemampuan intelektual anak.
2. Sains dan Kehidupan
Walaupun
sains pada dasarnya bertujuan untuk mengumpulkan berbagai pengetahuan tentang
dunia sekitar, pada kenyataannya sains tidak dapat dan tidak bisa berada dalam
lingkup sosial yang kosong. Karenanya sains tidak dapat dipisahkan
dari upaya-upaya umat manusia, sains tidak dapat dibahas tanpa mengacu baik
secara sekilas maupun langsung pada sejumlah persoalan sosial, politik,
agama dan filsafat. Akibatnya, materi pelajaran sains yang diajarkan di
sekolah pun haruslah dihubungkan dengan lngkungan sosial dimana sains
tersebut berkembang dan digunakan.
Ketika
ilmuwan dikatakan bahwa mereka harus bertanggung jawab terhadap dampak sains
pada masyarakat luas, wajah sains yang berhubungan dan mempunyai dampak
langsung (baik positif maupun negatif) tersebut biasanya adalah
aplikasi dari sains yaitu teknologi. Definisi yang luas tentang teknologi
adalah segala aspek dari aktivitas teknis manusia, tidak hanya yang
menghasilkan produk dari pabrik namun juga akumulasi pengetahuan teknis dan
berbagai teknik spesifik yang digunakan. Terdapat dua syarat aplikasi sains
yang berbentuk teknologi supaya bisa layak, yang pertama adalah harus rasional
(suatu kaidah yang berasal dari sains) dan kedua adalah harus efisien,
yaitu dalam hal penggunaan waktu, tenaga dan biaya.
Pandangan
tentang sains dan hubungan eratnya dengan teknologi, memunculkan perspektif
baru terhadap pendidikan sains di sekolah. Kita tidak hanya secara cepat dan
bisa memiliki produk teknologi bagi kehidupan sehari-hari, kita juga mempunyai
produk teknologi yang makin kompleks dan makin maju yang merubah kualitas hidup
manusia. Bioteknologi misalnya, pada saat ini mampu
memanipulasiproses dan mengubah suatu proses alami secara dramatis. Kelahiran
Dolly yang diumumkan pada tahun 1996, domba hasil cloning mengubah persepsi
bahwa sel reproduksi saja yang bisa menjadi mahluk hidup, sekaligus aplikasi
pada pada mahluk hidup lainnya. Berbagai hal ini merupakan informasi penting
bagi siswa dan akan menjadi bagian penting dari kurikulum sains sekolah. Tetapi
berbagai hal tersebut tidak hanya akan membawa perubahan pada pengetahuan dan
system nilai dari sains dan teknologi
saja, namun hal lainnya juga seperti perspektif sosial yang berhubungan
dengan kualitas hidup, factor ekonomi dan pertimbangan etis.
Pengajaran
sains di sekolah yang menyertakan perkembangan sains dan teknologi diharapkan
mendorong siswa untuk menilai berbagai sains dan teknologi yang ada.
Pandangan ini sepertinya akan meniadakan fokus tradisional dari mata pelajaran
sains. Namun, penekanan pada sains dan teknologi ini akan mengembangkan
pemahaman siswa terhadap latar belakang pengetahuan yang berhubungan dengannya,
walaupun dalam beberapa hal melibatkan hal yang rumit. Pengetahuan
tradisional dari mata pelajaran sains tidak akan pernah hilang, malahan relevansi
mata pelajaran terhadap dunia nyata dan daya tarik buat siswa akan meningkat.
Hal
lain yangmenjadiperhatian adalah terdapatnya perbedaan cara pandang
dari cara pandang ilmiah dengan cara pandang yang biasa digunakan sehari-hari.
Pendapat umum yang menyebutkan pada saat kita tumbuh dewasa dan makin
memahami dunia secara lebih baik merupakan hasil proses belajar yang mirip
dengan proses sains, tidaklah sepenuhnya benar. Terdapat berbagai perbedaan
antara kegiatansains dengan pola kehidupan sehari-hari (lihat Tabel dibawah).
Hal inilah yang membuat sains begitu sukses berkembang dan mempengaruhi hidup
umat manusia selama ini, dan juga menjadikan sains sebagai mata pelajaran
penting yang harus diajarkan di sekolah.
1.
Mengenal gerak
Anak
sangat senang bermain dengan benda-benda yang dapat bergrak, memutar,
menggelinding, melenting, atau melorot. Ada beberpa kegiatan untuk mengenalkan
anak dengan gerakan, antara lain:
Ø Menggelinding dan bentuk benda
Materi
ini menyadarkan anak akan sebab-sebab timbulnya gerakan pada benda. Kemiringan
papan, bentuk benda slilidris dan kotak, halus kasarnya permukaan benda ikut
mempengaruhi kecepatan gerakan.Materi ini juga dapat melatih kemampuan
observasi.
Ø Menggelinding dan ukuran benda
Bermain
dengan cara menggelindingkan benda-benda dengan berbagai ukuran akan membantu
siswa untuk mengenal bahwa besar kecil, berat ringannya suatu benda akan
mempengaruhi gerak benda tersebut. Meteri ini juga melatih kemampuan
observasipada anak.
Ø Mengenal benda cair
Bermain
dengan air merupakan salah satu kesenangan anak. Pendidik dapat mengarahkan
permainan tersebut agar anak dapat memiliki berbagai pengalaman tentang air.
Air senantiasa menyesuaikan bentuknya dengan bentuk wadahnya. Air mengalir dari tempat yang
lebih tinggi ke tempat yng lebih rendah atau dari tempat yang bertekanan tinggi
ke tempat yang bertekanan rendah. Berbagai kegiatan n dengn air, antara lain:
a. Konservasi volume
Kegiatan
ini merupakan cara untuk melatih anak memahami isi atau volume benda cair. Anak
Pra operasional belum dapat memahami konservasi volume (Piaget 1972). Oleh
karena itu memperkenalkan anak dengan bejana yang dapat diisi akan membantu
anak memahami konservasi volume. Sambil mengisi botol besar, lalu memindahkan
ke botol yang lebih kecil dan sebalaiknya, anak belajar mengunakan bilangan
untuk menghitung banyaknya air yang dimasukkan ke botol tersebut. Anak juga
akan berlatih memahami pengertian lebih banyak dan lebih sedikit. Kegiatan ini
sebaiknya dilakukan di luar kelas.Agar tidak basah, sebaiknya anak diminta
memakai rompi plastik.
b. Tenggelam dan terapung
Kegiatan
ini dapat dilakukan di kelas atau di luar kelas. Jika di kelas, beri alas
plastik dan koran agar air tidak mmbasahi tempat. Tujuan kegiatan ini adalah
agar anak diberi pengalaman bahwa ada benda yang tenggelam ada yang terapung. Anak sering mengira benda
yang berukuran kecil terapung dan yang besar tenggelam. Tenggelam atau terapung
tidak ditentukan oleh ukuran benda melainkan oleh berat jenis benda. .
c. Membuat benda terapung
Tujuan
kegiatan ini addalah untuk mengenalkan pada anak bahwa benda yang tenggelam
dapat dibuat terapung. Dari kegiatan ini pula anak akan memahami, mengapa
perahu yang berat dapat terapung.
d. Larut dan tidak larut.
Sebagian
benda larut ke dalam air dan sebagian lagi tidak. Gula, garam dan warna pada
teh larut dalam air sehingga akan membentuk larutan. Jika larutan dibiarkan,
maka akan membentuk endapan, kecuali jika airnya diuapkan semua. Benda lain
tidak larut dalam air, seperti tepung, pasir dan minyak. Jika benda tersebut
dicampur dengan air maka tidak akan membentuk larutan, tetapi membentuk
campuran. Campuran kelihatan tidak homogen dan jika diendapkan, maka akan
terlihat adanya endapan.
e.
Air mengalir
Air
mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang lebih rendah karena gravitasi
bumi. Air dari tempat yang lebih rendah dapat dialirkan ke tempat yang lebih
tingi dengan menambah tekanan, misalnya dengan pompa air. Anak sangat senang
bermain dengan air mengalir dan memperoleh pengalaman langsung yang kelak akan
berguna untuk mempelajari sains.
f.
Mengenal sifat berbagai benda cair
Melalui
kegiatan ini anak diperkenalkan bahwa benda cair itu bermacam-macam, tidak
hanya air.Benda-benda cair itu juga memiliki sifat yang berbeda.
g. Mengenal
timbangan (neraca)
Neraca
sangat baik untuk melatih anakmenghubungkan sebab akibat karena hasilnya akan
nampak secara langsung.jika beban di satu lengan timbangan di tambah, maka
beban akan turun. Demikian pula jika beban di geser menjauhi sumbu. Berbagai
benda memiliki massa jenis berbeda. Kapas dan spon memiliki massa jenis yang
lebih kecil dibanding besi dan batu, meskipun batu dan besi ukurannya kecil
tetapi akan lebih berat dari kapas atau spon.
4. Bermain
gelembung sabun
Anak
sangat menyukai bermain dengan gelembung sabun. Dengan menambahkan satu sendok
gliserin pada dua liter air, larutan sabun, akan diperoleeh larutan yang sabun
yang menakjubkan yang dapat digunakan untuk membentuk gelembung raksasa,
jendela kaca, atau bentuknya lainnya dari busa.
5.
Mengenal benda-benda lenting
Benda-benda
dari karet pada umumnya memuliki kelenturan sehingga mampu melenting jika
dijatuhkan. Demikian pulla benda dari kare yang diisi udara , seperi bola
basket, bola voli dan bola plastik. Anak sangat senang bermin dengan
benda-benda tersebut.
6.
Mengenal Binatang
Binatang
merupakanmahluk yang menarik bagi anak-anak karena mampu merespon rangsang.
Anjing, misalnya mampu mengembalikan bnda-benda yang dilemparkan pemiliknya.
Anak kucing akan mengejar dan menerkam benda-benda yang bergerak. Meskipun
masih diperdebatkan dari segi sanaitasi dan higienisnya, memelihara hewan
peliharaan dapat mengembangkan rasa kasih dansaying pada anak. Melalui binatang anak akan belajar
banyak tentang mahluk tersebut. Oleh karena itu di nagara-negara maju, kebun
binatang dilengkapi dengan pojok sains (sains center) dimana anak dapat
berinteraksi dengan bintang yang jinak dan bersih sambil memperlajarinya. Ada
beberapa keuntungan yang diperoleh anak jika berinteraksi dengan binatang.
Pertama, anak belajar mengenal dan menghargai mahluk hidup, ia belajar bahwa
mahluk hidup memerlukanmakanan, papan dan kasih sayang. Kedua, anak belajar
untuk menyayangi binatang yang pada akhirnya akan menumuhkan rasa kasih saying pada mahluk hidup.
Perbedaan Sifat Kegiatan
Sains dan Kehidupan Sehari-hari
Status dari Pengetahuan
|
Pola Kehidupan sehari-hari
|
Pola sains
|
Pengetahuan berhubungan
terhadap pelaksanaan kegiatan yang terbukti berhasil dalam suasana yang telah
dikenal sebelumnya serta kebanyakan bukan berasal dari generalisasi
Pengetahuan dilihat
sebagai sesuatu yang:
· terbukti dengan
sendirinya
· tidak bermasalah
· berbentuk
resep/tips
Pengetahuan divalidasi dan
divalidasi ulang terhadapmotif pragmatis (apakah hal itu bekerja) dan
dalam interaksi sosial (apakah hal tersebut mudah dikomunikasikan?)
|
Pengetahuan yang
diungkapkan dapat digeneralisasi dan bersifat abstrak
Pengetahuan dilihat
sebagai sesuatu yang:
· berada dalam suatu
kerangka yang terus dikritisi
· mempunyai perhatian
terhadap hal yang rumitdan dengan segala penjelasan teoritisnya
· terintegrasi dari
pengalaman kongkret dan penjelasan teoritis
pengetahuan divalidasi
dengan pengulangan, kekonsistenan secara internal dan akhirnya oleh komunitas
ilmiah. Pada akhirnya tergantung terhadap penilaianatas bukti-bukti yang
kuat
|
|
Pengembangan Pengetahuan
|
Kebaruan didapatkan jika
hal tersebut penting untuk perencanaan kegiatan saat ini atau di masa depan.
Pemahamannya diarahkan hanya untuk menghasilkan kegiatan yang berhasil
|
Kebaruan tidak hanya
sekedar dipertemukan namun biasanya merupakan hasil dari memperluas dan
menguji klaim pengetahuan sebelumnya.
Kebaruan bertujuan untuk
berusaha memahami suatu hal sedalam yang mungkin bisa dicapai.
|
Type
Kognitif
|
Bertujuan memahami secara
secukupnya untuk menjadikan suatu kegiatan menjadi berhasil
|
Pemahaman diarahkan untuk
memperlengkap pengetahuanyang dapat memberikan penjelasan sekaligus peramalan
|
Di Kelompok usia 4-5 tahun kemampuan tenaga pendidik
untuk mendesain kegiatan pengenalan sains sesuai dengan kebutuhan dan minat
anak sangat menentukan keberhasilan pembelajaran sains termasuk menerapkan
metode pembelajaran yang beragam untuk pembelajaran sains dengan memanfaatkan
sumber-sumber sains di lingkungan masing-masing. Tenaga pendidik harus
mendukung dan memfasilitasi anak berlaku seperti ilmuan ”scientist”
cilik tanpa mengintervensi atau membawa eksplorasi dan eksperimen mereka pada
hasil yang belum matang. Mereka perlu menyediakan lingkungan
pembelajaran dengan bahan-bahan yang sesuai sehingga anak terdorong untuk
menyalurkan rasa ingin tahunya dalam bentuk eksperimen-eksperimen karena tenaga
pendidik merupakan katalisator yang dapat menolong anak agar memiliki
keterampilan berpikir dan memecahkan masalah.
Kita mengajarkan tentang sains atau bagaimana melakukan
sains?Tentunya kita akan mengajak anak untuk mengeksplorasi lebih dahulu,
melatih mereka untuk bertanya dan mengemukakan alasan sampai akhirnya mereka
dapat menemukan jawaban-jawaban melalui kegiatan langsung setelah melakukan
percobaan dan juga melalui kegiatan mental.
Tenaga pendidik perlu mengajak anak untuk melakukan proses mengamati dan
menduga. Kedua-duanya sangat berkaitan, namun memiliki perbedaan yang
prinsip. Mengamati merupakan proses penggunaan semua indera anak untuk
mengumpulkan data tentang sesuatu obyek atau fenomena. Mengamati merupakan
suatu proses yang aktif, bukan sekedar pasif melihat sesuatu yang sedang
terjadi. Mengamati merupakan keterampilan dasar yang di dalamnya mengandung
unsur-unsur menduga (inferring), mengukur (measuring), dan
mengkomunikasikan (communicating). Menduga merupakan mengumpulkan
pendapat atau perkiraan berdasarkan bukti-bukti. Dugaan akan
mengembangkan hipotesa, mengintepretasikan data dan mengidentifikasi pola-pola,
hal-hal umum yang mungkin terjadi, dan kecenderungan tertentu. Dari pola, generalisasi dan kecenderungan tersebut anak
usia dini akan memaknai dunia.
CONTOH EKSPERIMEN BENDA ‘’ TENGGELAM
DAN TERAPUNG’’
Kegiatan ini dapat dilakukan
kelas dan diluar kelas.Jika di kelas ,beri alas plastic dan koran agar air
tidak membahasi tempat.
Tujuan kegiatan ini adalah
agar anak diberi pengalaman bahwa ada benda yang tenggelam dan terapung.
Anak sering mengira benda
yang berukuran kecil terpung dan yang besar tenggelam,akan tetapi tenggelam
atau terapung tidak ditentukan oleh ukuran benda melainkan oleh berat jenis
benda.
HASIL EKSPERIMEN
- dapat mengetahui dan mengenal hukum sebab akibat.
- dapat mengetahui perubahan fisika benda secara sederhana.
- dapat memahami konsep fisika secara sederhana.
- dapat mengembangkan pengetahuannya.
- dapat menggerakkan motorik halusnya.
- dapat menggunakan panca indranya
3.Kelebihan
dan Kelemahan Sains
Nilai
sains terhadap pengembangan anak, jika dilihat berdasarkan taksonomi tujuan
pendidikan terutama dari Bloom, dkk (Ibrahim, 1996) secara hirarkis berada pada
level yang lebih tinggi. Sumbangan pengembangan pembelajaran sains menjadikan
anak berada pada suatu pembentukan karakter yang lebih manusiawi dan dihargai
sebagai individu yang harus berkembang didunianya dan dilingkungannya,
maksudnya adalah sifat-sifat sains yang empiris, obyektif, logis, dan ilmiah
akan memberi nilai yang sangat berharga
bagi anak untuk dapat menjadi pribadi
yang memiliki rasional dan dapat mengendalikan diri secara lebih jujur, terbuka
serta berpegang pada realitas yang ada.
a. Nilai Sains Bagi Pengembangan Kemampuan Kognitif Anak
Abtuscato (1982) menilai
bahwa kegiatan sekolah yang sering kali dihabiskan untuk mengasah daya pikir
dan menyerap pengetahuan semata-mata itu adalah keliru. Mengacu pada teori
perkembangan kognitif, yang terpenting adalah bukan anak yang menyerap
sebanyak-banyaknya pengetahuan, tetapi adalah bagaimana anak dapat mengingat
dan mengendapkan apa yang di perolehnya, serta bagaimana ia dapat menggunakan
konsep dan prinsip yang di pelajarinya itu dalam lingkup kehidupannya atau
belajarnya. Nilai yangsesungguhnya dari sifat pengembangan kognitif mengacu
pada dua dimensi, yaitu dimensi isi dan dimensi proses. Jika anak diarapkan
menguasai konsep-konsep terkait dengan sains baik berupa fakta, konsep maupun
teori, fasilitasilah mereka dalam menguasainya melalui kegiatan yang bias
mencakup dimensi isi maupun proses tersebut. Pengembangan kemampuan kognitif
membawa anak menguasai konsep yang sekaligus memahami cara mengaplikasikannya,
sehingga produk dan perkembangan sains lebih bermakna dan fungsional bagi
kehidupan anak.
Dalam dimensi pengembangan pembelajaran sains pada anak hendaklah cara-cara dan tindakan guru terkontrol pada pendekatan-pendekatan yang mengarah pada tindakan yang benar.
Dalam dimensi pengembangan pembelajaran sains pada anak hendaklah cara-cara dan tindakan guru terkontrol pada pendekatan-pendekatan yang mengarah pada tindakan yang benar.
b. Nilai sains bagi
pengembangan afektif anak
Setiap anak sejak dini perlu
diberikan dan dilibatkan pada suasana atau situasi yang dapat memberikan
pengalaman afeksi yang membekas. Domain afeksi akan melekat dan menjadi suatu
karakter yang mempribadi atau mengindifidualisasi pada jati diri anak, jika
dalam pengambangannya disesuaikan dengan tuntutan perilaku yang terjadi secara nyata dalam kehidupan anak.
Dimensi afeksi dapat melekat, dan disajikan melalui keterlibatan anak dalam perilaku nyata, sehingga nilai afeksi yang dikembangkan merupakan suatu pola perilaku yang benar-benar diwujudkan dalam perbuatan. Ketika guru membimbing kegiatan sains, perasaan anak berkembang tentang yang dipelajarinya, anak belajar dan berkembang dari lingkungannya, atau dalam bahasa” Dorothi Law Nolte “ yang berarti ,anak belajar dari kehidupannya, sebagaimana yang diuraikannya: jika anak dibesarkan dengan celaan, ia belajar memaki. Jika anak di besarkan dengan permusuhan, ia belajar berkelahi. Jika anak dibesarkan dengan cemoohan, ia belajar rendah diri. Jika anak dibesarkan dangan penghinaan ia belajar menyesali diri. Jika anak dibesarkan dengan toleransi, ia belajar menahan diri. Jika anak dibesarkan dengan dorongan, ia belajar percaya diri. Jika anak dibesarkan dengan pujian, ia belajar menghargai. Jika anak dibesarkan dengan sebaik-baiknya perlakuan, ia belajar keadilan. Jika anak dibesarkan dengan rasa aman, ia belajar menaruh kepercayaan. Jika anak dibesarkan dengan dukungan, ia belajar menyenangi dirinya. Jika anak dibesarkan dengan kasih sayang dan persahabatan ia belajar menemukan cinta dalam kehidupannya.
Tugas guru yang terpenting dalam pembelajaran sains adalah menyediakan lingkungan belajar yang menyenangkan,bermakna, menyentuh anak sehingga dapat menumbuhkembangkan afeksi anak secara positif (Abruscato, 1982).
c. Nilai sains bagi pengembangan psikomotorik anak
Dimensi afeksi dapat melekat, dan disajikan melalui keterlibatan anak dalam perilaku nyata, sehingga nilai afeksi yang dikembangkan merupakan suatu pola perilaku yang benar-benar diwujudkan dalam perbuatan. Ketika guru membimbing kegiatan sains, perasaan anak berkembang tentang yang dipelajarinya, anak belajar dan berkembang dari lingkungannya, atau dalam bahasa” Dorothi Law Nolte “ yang berarti ,anak belajar dari kehidupannya, sebagaimana yang diuraikannya: jika anak dibesarkan dengan celaan, ia belajar memaki. Jika anak di besarkan dengan permusuhan, ia belajar berkelahi. Jika anak dibesarkan dengan cemoohan, ia belajar rendah diri. Jika anak dibesarkan dangan penghinaan ia belajar menyesali diri. Jika anak dibesarkan dengan toleransi, ia belajar menahan diri. Jika anak dibesarkan dengan dorongan, ia belajar percaya diri. Jika anak dibesarkan dengan pujian, ia belajar menghargai. Jika anak dibesarkan dengan sebaik-baiknya perlakuan, ia belajar keadilan. Jika anak dibesarkan dengan rasa aman, ia belajar menaruh kepercayaan. Jika anak dibesarkan dengan dukungan, ia belajar menyenangi dirinya. Jika anak dibesarkan dengan kasih sayang dan persahabatan ia belajar menemukan cinta dalam kehidupannya.
Tugas guru yang terpenting dalam pembelajaran sains adalah menyediakan lingkungan belajar yang menyenangkan,bermakna, menyentuh anak sehingga dapat menumbuhkembangkan afeksi anak secara positif (Abruscato, 1982).
c. Nilai sains bagi pengembangan psikomotorik anak
Perkembangan psikomotorik,
biasanya mengarah pada tuntutan anak memiliki kesanggupan untuk menggerakkan anggota
tubuh dan bagian-bagiannya. Dalam manipulasi lingkungan diperlukan koordinasi
antara pikiran (mind) dan kesanggupan tubuh untuk melakukannya (baik dengan
motorik kasar maupun motorik halusnya).
Perkembangan gerak (psikomotorik) pada anak TK adalah kelanjutan dari perkembangan gerak pada masa bayi. Aktivitas-aktivitas gerak tersebut dapat dilakukan dengan kombinasi gerakan dalam format dan struktur peraturan permainan sederhana, kompetitif yang secara lansung memberikan pengaruh terhadap pengembangan kualitas fisik anak. Misalnya mengamati pembuatan teh, membuat bangunan dari pasir.
Perkembangan gerak (psikomotorik) pada anak TK adalah kelanjutan dari perkembangan gerak pada masa bayi. Aktivitas-aktivitas gerak tersebut dapat dilakukan dengan kombinasi gerakan dalam format dan struktur peraturan permainan sederhana, kompetitif yang secara lansung memberikan pengaruh terhadap pengembangan kualitas fisik anak. Misalnya mengamati pembuatan teh, membuat bangunan dari pasir.
Nilai sains bagi
pengembangan berpikir kritis dan kreativitas, aktualisasi diri dan kesiapan
kehidupan anak, pengembangan nilai religius anak
Pengembangan pembelajaran sains pada anak yang dikembangkan dengan beik atau kondusif akan memberikan nilai belajar yang tinggi, dan kemampuan guru dan sekolah dalam memfasilitas pengembangan pembelajaran sains pada anak jugu memberikan sumbangan berarti terhadap pengembangan kreatifitas anak, kemampuan berpikir kritis, kemmpuan dalam p mengaktualisasi diri dan menyiapkan anak dalam mengisi kehidupannya, serta mampu menumbuhkan nilai religius pada mereka (Abruskato, 192).
Pengembangan pembelajaran sains pada anak yang dikembangkan dengan beik atau kondusif akan memberikan nilai belajar yang tinggi, dan kemampuan guru dan sekolah dalam memfasilitas pengembangan pembelajaran sains pada anak jugu memberikan sumbangan berarti terhadap pengembangan kreatifitas anak, kemampuan berpikir kritis, kemmpuan dalam p mengaktualisasi diri dan menyiapkan anak dalam mengisi kehidupannya, serta mampu menumbuhkan nilai religius pada mereka (Abruskato, 192).
1.
Nilai sains bagi Perkembangan kertampilan berpikir dan kreatifitas anak
Pengenalan dan pengembangan aspek sains pada anak akan mengundang dan menumbuhkan rasa ingin tahu yang amat tinggi. Pengembangan kreatifitas pada anak usia sekolah atau usia dini merupakan tujuan terpenting yang mesti di akomodasi kurikulum, karena anak yang kreatif akan mempu manggaplikasikan kemampuan kognitif, afekfis dan psikomotornya secara lebih luas melalui berbagai gagasan untuk kemapuan atau keterampilan, produk benda / sesuatu atau bentuk pertanyaan.
Pengenalan dan pengembangan aspek sains pada anak akan mengundang dan menumbuhkan rasa ingin tahu yang amat tinggi. Pengembangan kreatifitas pada anak usia sekolah atau usia dini merupakan tujuan terpenting yang mesti di akomodasi kurikulum, karena anak yang kreatif akan mempu manggaplikasikan kemampuan kognitif, afekfis dan psikomotornya secara lebih luas melalui berbagai gagasan untuk kemapuan atau keterampilan, produk benda / sesuatu atau bentuk pertanyaan.
Selama mengikuti kegiatan
sains kreatifitas anak akan diwujudkan secara nyata dalambentuk menemukan
konsep baru (dari bacaan),misalnya dalam kegiatan mencampurkan warna. Jika
warna biru dicampur dengan warna kuning maka akan menjadi hijau, dsb. Sehingga
anak menemukan banyak warna-warna baru yang mungkinsaja sebelumnya anakbelum
pernah melihatnya. Mengkreasi keterampilan baru / ahli (cara memberimakan ikan
atau binatang ), dan lain-lain. Kegiatan sains yang baik untuk mengembangkan
kreatifitas anak adalah harus diwujudkan dengan kegiatan pembelajaran sains
yang kreatif pula, sebab aktifitas kreatif tidak mungkin tanpa penciptaan
lingkungan belajar yang kreatif, serta semua pihak harus mendukungnya, baik
guru, kepala sekolah, orang tua dan seluruh komponen lingkungan belajar sains.
2.
Nilai sains bagi pengembangankemampuan aktualisasi dan kesiapan anak dalam
mengisi kehidupannya.
Pengembangan pembelajaran
sains pada anak dikemas sedemikian rupa, maka kematangan pada aspek-aspek
pengembangan dalam diri anak akan semakin baik. Artinya jika akumulasi dari
dampak pembelajaran sains itu terus berkembang, akan berkontribusi positif
terhadap peningkatan kemampuan anak untuk mengatualisasikan dirinya dalam kehidupan yang lebih luas.
Pembelajaran sains yang kondusif akan bermakna dalam penyiapan anak sebagai
sumber daya manusia dan investasi bagi kepentingan kehidupan bangsa dan negara
. pengembangan pembelajaran sains yang kondusif pada anak usia dini merupakan
predictor tersedianya warga negara. Negara
yangberkualitas dimasa mendatang, serta pembelajarn sains baik saat ini
merupakan predictor karier dan masa depan anak yang cerah.
3.
Nilai sains bagi pengembangan nilai religius anak
Sumaji ( 1988) mengakui semakin luas dan dalam seseorang mempelajari sains ia akan merasa semakin kecil sebagai makhluk bila di banding Tuhan. Nilai lainnya dari sains pemahaman akan sains berkorelasi dengan pengikatan kesadaran religius seseorang. Like Wilardja (1997) menyatakan, dengan prose s pengambangan pembelajaransains yang tepat pada anak, maka anak akan dibiasakan menjadi sosok yang jujur dan tidak mudah berprasangka, menjadi pribadi yang gigih dan teguh dalam mengghadapi kesulitan, bahkan dapat menumbuhkan nilai religius, yaitu bersyukur dan memuliakannya.
Sumaji ( 1988) mengakui semakin luas dan dalam seseorang mempelajari sains ia akan merasa semakin kecil sebagai makhluk bila di banding Tuhan. Nilai lainnya dari sains pemahaman akan sains berkorelasi dengan pengikatan kesadaran religius seseorang. Like Wilardja (1997) menyatakan, dengan prose s pengambangan pembelajaransains yang tepat pada anak, maka anak akan dibiasakan menjadi sosok yang jujur dan tidak mudah berprasangka, menjadi pribadi yang gigih dan teguh dalam mengghadapi kesulitan, bahkan dapat menumbuhkan nilai religius, yaitu bersyukur dan memuliakannya.
Dengan mempelajari sains
anak akanbanyak menemui hal-hal baru yang menakjubkan. Seperti pembelajaran
alam dan jagad raya. Alam dan jagad raya itu terdiri dari planet-planet, bulan,
bintang dsb. Yang semuanya itu adalah ciptaan Tuhan.
Kelebihan
Sains, yaitu :
·
Sains telah memberikan banyak sumbangannya
bagi umat manusia, misalnya dalam perkembangan sains dan teknologi kedokteran,
sains dan teknologi komunikasi dan informasi.
- Dengan sains dan teknologi memungkinkan manusia dapat bergerak atau bertindak dengan cermat dan tepat, efektif, dan efisien karena sains dan teknologi merupakan hasil kerja pengalaman observasi, eksperimendan verifikasi.
Kelemahan
Sains, yaitu :
- Sains bersifat obyektif, menyampingkan penilaian yang bersifat subyektif. Sains menyampingkan tujuanhidup, sehingga dengan demikian sains dan tekhnologi tidak bisa dijadikan pembimbing bagi manusia dalammenjalani hidup ini.
- Sains membutuhkan pendampingdalam operasinya. Menurut Albert Einstein, “Sains tanpa agama lumpuh, dan agama tanpa sains adalah buta”. (Science without religion is lame, Religion without sains is blind).
2. Kerangka Berpikir
1. SUB
1.
Anak pada usia dini sudah dikenalkankan dengan sains, hal ini tentu saja mempertimbangkan
pentingnya sains bagi anak. Di sini ada beberapa hal yang membuktikan
pentingnya pengembangan sains pada anak usia dini.
Leeper ( 1994 ) menyampaikan
bahwa :
.
Pengembangan pembelajaran sains
ditujukan agar anak memiliki
kemampuan memecahkanmasalah terampil dalam menyelesaikan berbagai
hal yang dihadapi.
-
Pengembangan
pembelajaran sains pada anak usia dini ditujukan agar anak-anak memiliki
sikap ilmiah. Hal ini mendasar misalkan ; tidak cepat-cepat dalam mengambil keputusan, dapat melihat segala
sesuatu dari berbagai sudut pandang, berhati-hati terhadapa informasi-
informasi yang diterimanya serta bersifat terbuka.
-
Pengembangan
pembelajaran sains pada anak usia dini ditujukan agar anak-
anak mendapatkanpengetahuan
dan informasi ilmiah. Pengembangan pembelajaran sains pada anak usia
dini ditujukan agar anak-
-
anak menjadi lebih
berminat
dan tertarik untuk menghayati sains yang berada dan ditemukan di
lingkungan
dan alam sekitarnya.
2. SUB 2
Dari uraian-uraian tersebut
dapat disimpulkan bahwa pentingnya sains adalah :
Ø Membantu pemahaman
anak tentang konsep sains dan keterkaitannya
dengan kehidupan sehari –
sehari.
Ø Membantu melekatkan
aspek – aspek yang terkait dengan keterampilan
proses sains, sehingga
pengetahuan dan gagasan tenatang alam sekitar
dalam diri anak menjadi berkembang.
Ø Membantu menumbuhkan
minat pada anak untuk mengenal dan
mempelajari benda – benda
serta kejadiandi luar lingkungannya.
Ø Memfasilitasi dan mengemabngkan
sikap ingin tahu, tekun, terbuka, kritis, mawas diri, bertanggung jawab, bekerja sama, dan mandiri
dalam kehidupan.
Ø Membantu anak agar
mampu menerapkan berbagai konsep sains untuk menjelaskan gejala - gejala alam dan memecahkan masalah dalam
kehidupan sehari – hari.
Ø Membantu anak agar
mampu mengguanakan teknologi sederhana yang dapat digunaka untuk memecahkan
masalah yang ditemukan dalam
kehidupan sehari – hari.
Ø Membantu anak untuk
dapat mengenal dan memupuk rasa cinta terhadap alam sekitar, sehingga menyadari
kebesaran dan keagungan Tuhan YME
3.
Hipotesis Tindakan
Hipotesis dalam penelitian ini adalah
mengenalkan saint pada anak kelompok 4-5
tahun dapat ditingkatkan dalam berbagai
eksperimen dengan menggunakan
benda-benda dari bahan daur ulang di BKBi PAUD PANDAN RW 09 KEL. KRAMAT PELA – KEC. KEBAYORAN BARU
– JAKARTA SELATAN.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A.TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan perumusan masalah diatas ,
maka disimpulkan tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui meningkatkan pengenalan sains pada anak usia
4 -5 tahun melalui eksperimen d BKB PAUD PANDAN RW
09 KEL. KRAMAT PELA - KEC. KEBAYORAN BARU – JAKARTA SELATAN.
B.SETTING PENELITIAN
1.
Tempat Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di
BKB PAUD PANDAN Jl.
Pandan
Rayart 003/009 Kel.Kramat Pela – Kec. Kebayoran Baru -
Jakarta
Selatan.
2.Waktu
Penelitian
Penelitian
tindakan kelas ini padapertengahan semester
-
Untuk meningkatkan kemampuan mengenal sains
dan bereksperimen
mengembangkan
daya cipta dan imajinasinya sebagai persiapan pendidikan
selanjutnya.
Peneliti melaksanakan penelitian kurang
lebih 2 bulan pada
bulan
September- Oktober 2017.
3.Subjek
Penelitian
Dalam
Penelitian ini subjek adalah anak BKB PAUD
PANDAN
dengan
jumlah anak 10 orangpada klp 4-5 thn.
C.METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian ini adalah Penelitian
Tindakan Kelas ,sebagimana dikemukakan oleh CARSON 1965 (HOLT,1991) ,
berdasarkan pengamatannya terhadap perilaku anak-anak ketika berinteraksi
dengan berbagai objek sains ,maka ia menarik kesimpulan bahwa sains bagi
anak-anak adalah sesuatu yang menakjubkan ,sesuatu yang ditemukan dan dianggap menarik
serta memberi pengetahuan atau merangsangnya untukmengetahui dan
menyelidikinya.
D.LANGKAH
– LANGKAH PENELITIAN
Penelitian ini terdir dari 3 siklus .adapun setiap siklus dilakukan 4
kali pertemuan . Adapun langkah-langkah
penelitian tindakan kelas ini,
1). Perencanaan atau persiapan tindakan ,
2). Pelaksaanan tindakan ,
3). Observasi dan interprestasi ,
4) Analisi Data
,dan Refleksi data.. Tempat penelitian
ini dilaksanakan di BKB
PAUD
PANDAN RW 09 KEL KRAMATPELA, dengan jumlah anak 12
orang.Berdasarkan LIKEWINARJO(1988) focus dan tekanan pendidikan
sains pada bagaimana kita membiarkan diri dalam hal ini diartikan sebagai diri anak )dididik
oleh alam ( perantara nya bisa guru atau orang dewasa), agar kita menjadi
manusia yang lebih baik. Menyediakan diri kita dibesrkan oleh alam ini untuk
menjadi jujur dan tak berprasangka.
1.SIKLUS 1
a). Perencanaan
Rencana tindakan kelas ini disi
dengan kegiatan untuk meperbaiki memperbaiki ataumeningkatkan atau perubahan
tingkah laku dan sikap jujur dan solusi. Perecanaan ini dimulai menetapkan kelas sebagai tempat
penelitian.Menyiapkan perangkat
pembelajaran bereksperimen mulai dari silabus .Rencana Kegiatan Harian , lembaran Observasi guru dan anak,tes kemampuan mengenal eksperimen tersebut.
b). Pelaksanaan
Pelaksanaan
tindakan dilakukan dengan mempelajari Kompetensi dasar,hasil belajar, dan indikator
setiap bidang pengembangan untuk masing – masing kelompok usia
,mengidentifikasi tema dan sub tema dan memetakan dalam jaring tema, menentukan
kegiatan pada setiap bidang pengembangan
dengan mengacu pada indicator yang akan dicapai dan sub tema yang dipilih.
Pelaksaan pembelajaran dengan cara pengenalan sains
dengan bereksperimen dilaksanakan dengan cara :
1.Menyiapkan
benda –benda sesuai tema ( Gejala Alam)
2.
Katakan ( jika diperlukan isyarat dengan jari) jumlah benda yang ada di
dalameksperimen
tersebut. Kemudian katakan“ Ada berapa
banyak benda
di
dalam eksperimen itu?) misalkan , : putri ,Bisakah kamu menemukan
bendaeksperimen
itu?.
3. Menyuruh anak melakukan kegiatan eksperimen
4. Mintalah anak menunjukan benda yang terapung dan tenggelam
serta
menghitungnya.
c).
Pengamatan
Mengamati hasil atau dampak dari tindakan yang
dilakukan dalam
pengenalan
sains pada anak . Tujuannya untuk
mengetahui pemecahan
masalah
dan meningkatkan daya cipta dan daya ingat dalam bereksperimen
serta
mendapatkan kreatifitas. Waktu pelaksanaan observasi dilakukan
bersamaan
dengan pelaksaan tindakan dengan melibatkan seorang guru lain
dan kepala sekolah-sebagai pengamat yang
mengunakan lembaran
observasi.
d).
Refleksi
Peneliti
mengkaji ,melihat dan mempertibangkanatas hasil dampak dari
tindak dari berbagai kriteria . Tujuannya adalah
mengetahuakelebihan
dan
kelemahansains dari tindakan yang dilakukan untuk dapat diperbaiki
pada
siklus berikutnya . Untuk merencanakan perbaikan pada siklus 1
terlebih
ddahulu perlu dilakukan identifikasi masalah serta analisis dan
perumusan
masalah . Identifikasi masalah dapat
dilakukan dengan
mengajukan
pertanyanan pada diri sendiri tentang
pembelajaran yang dikelola.
E.Sumber
Data
Sumber datayang digunakan dalam
penelitian ini terdiri dari : -
-
Siswa kelompok usia 4-5 tahun di BKB PAUD
PANDAN KEL. KRAMAT PELA
-
Guru inti dan guru pendamping kelompok usia
4-5 tahun di BKB PAUD PANDAN RW 09 KEL. KRAMAT PELA
-
Kepala Sekolah BKB PAUD PANDAN KEL. KRAMAT PELA
F.
Tekhnik Pengumpulan Data
Adapun
data dalam penelitian ini adalah data tentang “ Pengenalan Pengembangan sains pada aud”
Yang
diperoleh dari pengamatan( lembar observasi).
Kategori Penilaia Pengenalan
sains pada AUD
Aspek yang dinilai
|
BB
|
MB
|
BSH
|
BSB
|
-
Anak dapat
menjawab pertanyaan tentang kegiatan eksperimen
-
Anah dapat memahami konsep sederhana
-
Anak dapat mengembangkan motorik halusnya
-
Anak dapat menggunakan panca indranya
-
Anak dapat mengetahui dan mengenal hukum sebab akibat
|
|
|
|
|
Keterangan
:
1. BB = Belum Berkembang diberi nilai Simbol bintang
satu,apabila anak tidak mengerti sains
2. Mb = Muali Berkembang diberi nilai symbol bintang dua, apabila
anak kurang mengerti sains
3. BSH
= Berkembang sesuai harapan diberi nilai
symbol tiga ,apabila anak baik dan
mengerti sains
4. BSB =
Berkembang sangat baik diberi nilai syimbol empat,apabila anak betul betul mengerti sains
G. Tekhnik Analisa Data
Tekhnik dan
Kriteria data analisis yang digunakan untuk menganalisa
data
antara lain :
1. Reduksi
data
Meraduksi
data berarti merangkum ,memilih hal-hal pokok ,memfokuskan pada hal-hal yang
penting ,dicari tema dan polanya serta membuang yang tidak perlu. Data yang
diperoleh dari lapangan dicatat secara
teliti dan rinci .Data yang terkumpul dan rekaman catatan – catatan lapangan
kemudian di rangkum dan diseleksi. Dalam mereduksi data-data kemampuan bicara ,wawancara dan observasi tentang
pengenalan sains dengan bereksperimen adalah dengan mencari indikator-indikator
rasa ingin tahu dan berpikir kritis yang
muncul pada setiap kejadian .Dalam tahap ini data dari wawancra dan observasi
yang telah disusun sebelumnya akan diseleksi data-data mana yang perlu dipilih
dan dibuang. Dengan demikian data yang telah direduksi akanmemberikan gambaran
yang jelas dan mempermudah untuk pengumpulan data berikutnya.
2 Deskripsi
Data
Data
yang diperoleh pada penelitian ini adalah data tentang PengenalanPengembangan Sains pada AUD yang diolah dengan tekhnik
analisis deskriptifyang bersipat kuantitatif. Analis data yang dilakukan secara
deskriptif bertujuan untuk menggambarkan
data tentang aktivitas guru dan anak dalam proses pembelajaran , data
peningkatan kemampuan dalam
mengenal
sains pada anak. Selanjutnya penelitian terhadap eksperimen anak
menggunakan
ketentuan penilaian menurut Pedoman
penilaian
Taman
kanak-kanak dengan menggunakan symbol
bintang sebagaimana telah dijelaskan
diatas.
Kemudian menurut LIKE WILARDJA
(1977) menyatakan,”
dengan proses pengembangan pembelajaran sains yang tepat
pada
anak,maka anak akan
dibiasakan menjadi sosok uaaaang
jujur dan tidak mudah
berprasangka , menjadi pribadi yang gigh dan tekun
dalam menghadapi kesulitan ,bahkan dapat menumbuhkan nilai
religious
3,
Verifikasi Data
Pada tahap ini peneliti dapat menarik kesimpulan atau verifikasi
adalah suatu kegiatan dalam pembetukan susunan ,settingan atau prose kegiatan yang sebenarnya. Kesimpulan awaldapat bersifat sementara dan masih dapat
berubah bila tidak ditemukan bukti –bukti yang kuatyang mendukung pada tahap
pengumpulan data berikutnya.akan tetapi bila pada
kesimpulan awal telah ditemukan bukti-bukti yang valid, maka kesimpulan yang kredibel.
H. Keabsahan Data
Pengecekkan
keabsahan data dilakukan antara lain dengan :
1. Pengamat
menggunakan teknik-teknik perpanjangan kehadiran peneliti lapangan , observasi
2. Diskusi
dengan guru kelas .
I. Kriteria
Keberhasilan Penelitian
Indikator keberhasilan dalam
penelitian tindakan kelas ini adalah kegiatan pembelajaran yang menyenangkan dinyatakan berhasil apabila terjadi perubahan yaitu, berupa peningkatan yang diperoleh . Perubahan anak didik dalam mengenal sains dan eksperimennya .dapat
dilihat dari rasa ingin tahu cara
berpikir ,berkomunikasi dengan teman2nya ,bersikap jujur,saling menghargai.Peningkata
kemampuan pengenalan dn perkembangan sains dapat dilihat rata-rata presentasi setiap aspek kemampuan yang
dikembangkan yaitujika 80% dari jumlah
anak memperlihatkan indicator dalam presentasi baik
BAB V
PENUTUP
1. Kesimpulan
Sains
merupakan suatu usaha untuk mengorganisasikan dan mensistematisasikan common
sense, suatu pengetahuan yang berasal dari pengalaman dan pengamatan dalam
kehidupan sehari-hari dan dilanjutkan dengan suatu pemikiran secara cermat dan
teliti dengan menggunakan berbagai metode yang biasa dilakukan dalam penelitian
ilmiah ( observasi, eksperimen, survey, studi kasus, dll).
Konsep
pelajar tentang sains sangat dipengaruhi oleh pandangan guru tentang sains,
secara sederhana sains dapat berarti sebagai tubuh pengetahuan (body of
knowledge) yang muncul dari pengelompokan secara sistematis dari berbagai
penemuan ilmiah sejak zaman dahulu.Ada beberapa kelemahan dan kelebihan sains
yang dapat kita terima secara umum dan penting untuk difahami dan dimengerti.
Secara
substansial pembelajaran sains dapat dipandang sebagai suatu hasil /produk,
proses dan sikap. Adapun tujuan mendasar dari pendidikan sains yaitu untuk
mengembangkan individu anak usia dini agar melek teradap ruang lingkup sains
itu sendiri serta mampu menggunakan aspek-aspek fundamentalnya
dalam kehidupan sehari-hari. Jida fokus program pengembang pembelajaran
sains pada anak usia dini terhadap dunia dimana mereka hidup atau
bertempat tinggal.
Ruang
lingkup pembelajaran sains pada anak usia dini dapat dilihat dari isi
bahan kajian meliputi materi atau disiplin yang terkait dengan bumi dan jagat
raya (ilmu bumi), ilmu-ilmu hayati (biologi), serta bidang kajian fisika
dan kimia; pengembangan atau kemampuan yang harus dicapai, maka terdapat tiga
dimensi yang semestinya dikembangkan bagi anak usia dini yaitu meliputi
kemampuanterkait dengan penguasaan produk sains, penguasaan proses sains dan
penguasaan sikap-sikap sains (jiwa ilmuwan).
Ketercapaian
pembelajaran sains pada anak usia dini akan dapat berjalan dengan baik,
manakala pembelajaran sains tersebut direncanakan dan dilaksanakan dengan
sungguh-sungguh. Evaluasi hasil pembelajaran sains diarahkan untuk penelusuran
dan penentuan tingkat tingkat keberhasilan pembelajaran sains, sehingga
diketahui upaya-upaya selanjutnya. Baik tindakan perbaikan, pengayaan
maupun pengembangan selanjutnya.
2. Saran
Dengan
membaca makalah ini, semoga pembaca dapat memahami apa itu sains, sains dan
kehidupan, serta kelebihan dan kelemahan sains.
DAFTAR
PUSTAKA
Ali, Nugraha ,Pengembangan Pembelajaran Sains
Pada AUD
Tidak ada komentar:
Posting Komentar