Welcome to my bloq... ^-^ Samika ^-^ STKIP KUSUMA NEGARA^_^

Sabtu, 06 Januari 2018

PENGENALAN PEMBELAJARAN SAINS PADA AUD MELALUI EKSPERIMEN (PTK)



PTK
PROPOSAL
PENGENALAN PEMBELAJARAN SAINS PADA AUD
MELALUI EKSPERIMEN
(diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Metodologi Penelitian)
DOSEN PENGAMPU  : ISWADI M. Pd


DISUSUN OLEH :
NURLAELA SETIAWATI   : 20158400090

PRORAM  STUDI  PAUD
SEKOLAH TIMGGI ILMU KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
KUSUMA NEGARA JAKARTA
TAHUN 2017










KATA PENGANTAR

Segala puja dan puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas Rahmat dan karunia-Nya kita masih bisa merasakan nikma sehat dan nikmatihidup, dan  masih bisa merasakan apa yang kita rasakan sampai hari ini. Dan Taklupa pula Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Junjungan kita Nabi Muhammad SAW  yang telah mengantarkan kita dari zaman yang gelap tanpa ilmu menuju zaman yang terang benderang karena ilmu. Dan semoga kita semua tetap diberkahi dan dilindungi oleh Allah SWT. Aamiin…
Makalah dengan judul “PENGENALAN SAINS PADA  AUD” ini dapat terselesaikan juga karena Rahmat dari Allah SWT yang telah memberikan kami semangat serta kemauan yang tinggi untuk menyelesaikan makalah ini. Dan tak lupa juga bimbingan dari dosen yang luar biasa sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik.Dan semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembacanya.
Aamiin.


Jakarta,  Desember 2017



Penulis





DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah                       
B. Identifikasi Masalah                  
C. Pembatasan Masalah
D. Perumusan Masalah
E. Manfaat Penelitian
BAB II            KAJIAN PUSTAKA,KERANGKA BERPIKIR,DAN HIPOTESIS TINDAKAN
A. Kajian Pustaka
     1.  Pengertian sains
     2.  Hakekat Eksperimen
B. Kerangka Berpikir Tindakan
C.Hipotesis Tindakan
BAB III           METODOLOGI PENELITIAN
A. Tujuan Penelitian
B. Setting penelitian
    1.   Tempat Penelitian
                2.  Waktu Penelitian
C. Metode Penelitian
            D. Langkah – Langkah Penelitian
E. Sumber Data
F.Tekhnik Pengumpulan Data
G. Teknik Analisa Data
    1.  Reduksi Data
2.   Deskripsi Data
 3.   Verifikasi
H.  Keabsahan Data
 I.   Kriteria Keberhasilan Penelitian
BAB IV  TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.Temuan Penelitian
1. Deskripsi Pra  Tindakan
2. Deskripsi Tindakan
   a. siklus l
   b. Siklus  ll
   c. Siklus lll
B. Pembahasan
BAB V  KESIMPULAN DAN SARAN
A.   Kesimpulan
B.   Saran-Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN – LAMPIHAN






















BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi mengalami kemajuan yang sangat pesat seiring dengan perubahan zaman. Begitu pula perkembangan ilmu pengetahua pada dunia pendidikan  menuntut perubahan sistem pendidikan nasional, supaya masyarakat khususnya anak mampu bersaing dan menyesuaikan diri dengan perubahan dan perkembangan zaman saat ini dan yang akan datang.
 Kualitas pada berbagai jenis dan jenjang pendidikan termasuk taman kanak-kanak dan sekolah dasar merupakan titik berat pembangunan pendidikan  pada saat ini dan pada kurun waktu yang akan datang. Pendidikan anak usia dini adalah upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Pendidikan anak usia dini dilaksanakan melalui jalur pendidikan formal, non formal atau informal.
Secara spesifik pada Kurikulum 2004 untuk Pendidikan Anak Usia Dini (selanjutnya disingkat PAUD) dinyatakan tujuan pendidikan anak usia dini pada Taman Kanak-kanak adalah membantu anak didik mengembangkan berbagai potensi baik psikis dan fisik meliputi moral dan nilai-nilai agama, sosial, emosional, kognitif, bahasa, fisik/motorik, kemandirian dan seni untuk siap memasuki pendidikan dasar. Untuk mencapai tujuan tersebut ruang lingkup kurikulum dipadukan dalam dua bidang pengembangan yaitu bidang pengembangan pembentukan perilaku dan bidang pengembangan kemampuan dasar.
Bidang pengembangan kemampuan dasar merupakan kegiatan yang dipersiapkan oleh guru untuk meningkatkan kemampuan dan kreativitas sesuai dengan tahap perkembangan anak, meliputi : berbahasa, kognitif, fisik / motorik dan seni. Kognitif sendiri adalah mengembangkan kemampuan berpikir anak untuk dapat mengolah perolehanbelajarnya, sehingga dapat menemukan bermacam-macam alternatif pemecahan masalah, membantu anak untuk mengembangkan kemampuan logika matematika dan kemampuan sains
Berdasarkan uraian  diatas ,maka penulis melakukan penelitian mengenalkan tentang “ Pengembangan sains pada AUD “  DI BKB PAUD PANDAN.

B.Identifikasi Masalah
Dalam penelusuran uraian diatas, penulis ingin meneliti dan mengenalkan dan mengembangkan sains pada AUD :
1.  Apakah  Sains itu?
2.  Bagaimana Sains dalam Kehidupan sehari – hari ?
3.  Apakah Kelebihan dan Kelemahan Sains ?
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan Latar belakang dan Identikasi masalah diatas, maka  peneliti ingin memberikan pengenalantentang sains dan eksperimen – eksperimen di dalam kehidupan sehari-hari  pada AUD  ,contoh salah satunya eksperimen  tentang “ BENDA TERAPUNG DAN TENGGELAM” kepada Anak kelompok 4-5 thn di PAUD PANDAN.
D. Perumusan Masalah
1. Bagaimanakah cara mengenalkan perkembangan sains pada AUD dalam
    kehidupan sehari-hari?
2. Apakah Eksperimen itu pada AUD ?
E. Manfaat Penelitian
a. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara     
    teoritis maupun praktis.
1. Manfaat Teoritis
    Memberikan pelajaran  dan pengalaman baru bagi pendidikan AUD
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Anak Didik
1.Mendapatkan pembelajaran sains yang menyenangkan
2. Membantu da mengembangkan fisik maupun piskis
3. Meningkatkan daya cipta dan imajinasi anak
b. Bagi  Guru
1. Meningkatkan ilmu pengetahua dalammemperbaiki proses pembelajaran
2. Menambah wawasan dan pengalaman bagi guru PAUD
3. Mengembangkan bereksperimen  dengan menyenangkan
c.  Bagi Kepala PAUD
Menjadi masukkan  yang positif bagi kepala PAUD , guna  membina  dan melatih guru-guru lainnya untuk bersama-sama  meningkatkan dan memajukan dalam pembelajaran tentang sains ini.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA,KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS TINDAKAN
A.   Kajian Pustaka
1.    Pengertian Tentang Sains
1.Sains
Sains atau IPA secara harfiah dapat disebut sebagai ilmu tentang alam atau yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam. Sains adalah sistem tentang alamsemesta yang diperoleh melalui pengumpulan data dengan observasi dan eksperimen terkontrol. Sains adalah produk atau hasil dari proses penyelidikan ilmiah yang dilandasi oleh sikap dan nilai-nilai tertentu.
Dari sudut bahasa, sains atau Science (Bahasa Inggris), berasal dari bahasa Latin, yaitu dari kata Scientia artinya pengetahuan. Tetapi pernyataan tersebut terlalu luas dalam penggunaan sehari-hari, untuk itu perlu dimunculkan kajian etimologi lainnya. Para ahli memandang batasan etimologlainnya. Para ahli memandang batasan etimologis tentang sains yaitu dari bahasa Jerman, hal itu meruju pada kata Wissenschaft, yang memiliki pengertian pengetahuan yang tersusun atau terorganisasikan secara sistematis. Sedangkan menurut beberapa ahli :
a. Amien (1987) mendefinisikan sains sebagai bidang ilmu alamiah dengan ruang lingkup zat dan energy  baik yang terdapat pada makhluk hidup maupun tak hidup lebih banyak mendiskusikan tentang alam .
b. James conan (1958) mendefinisikan sains sebagai suatu deretan konsep serta skema konseptual yang berhubungan satu sama lainyang tumbuhsebagai hasil serangkaian percobaan dan pengamatan serta dapat diamati dan diuji coba lebih baik.
c. Abu hamidi (1991) memberikan pengertian sains sebagai ilmu teoritis yang didasarkan atas pengamatan ,percobaan percobaan terhadap gejala alam berupa makrokosmos dan mikrokosmos
d. Fisher mengartikan sains itu sebagai pengetahuan yang diperoleh dengan menggunakan metode metode yang berdasarkanpada pengamatan dengan penuh penelitian.
Secara konseptual terdapat sejumlah pengertian dan batasan sains yang dikemukakan para ahli. James Conant yang dikutip olehAli Nugraha mendefinisikansains sebagai suatu deretan konsep serta skema konseptual yang berhubungan satu sama lain, yangtumbuh sebagai hasil serangkaian percobaan dan pengamatan serta dapat diamati dan diuji lebih lanjut. Senada dengan Conant, Ahmadi   memberikan   pengertian sains sebagai ilmu teoritis yang didasarkan atas pengamatan, percobaan-percobaan terhadap gejala alam berupa makrokosmos (alam semesta) dan mikrokosmos (isi alam semesta yang lebih terbatas, khususnya tentang manusia dan sifat-sifatnya), sedangkan menurut Dodge mengartikan sains sebagai suatu kumpulan pengetahuan yang diperoleh denganmenggunakan metode-metode yang berdasarkan pada pengamatan dengan penuh ketelitian.
Secara analitis, beberapa ahli mencoba memberikan batasan sains dengan membagi sains berdasarkan dimensi pengkajiannya. Sumaji  menyatakan bahwa secara sempit sains adalah Ilmu Pengetahuan alam (IPA), terdiri atas physical sciences dan life sciences. Termasuk physical sciences adalah ilmu-ilmu astronomi, kimia, geologi, minerologi, metereologi dan fisika, sedangkan life sciences meliputi biologi, zoologi dan fisiologi. Hal yang sama juga dijelaskan oleh Dodge bahwa sains terdiri dari physical science, ilfe science dan bumi dan sekitarnya. Dimana physical science terdiri dari objek-objek yang dapat dieksplor, karena anak dapat belajar tentang berat, bentuk, ukuran, warna dan suhu. Life science menceritakan tentang prosesnya. Anak dapat mempelajari tentang proses pertumbuhan tanaman dan kehidupan binatang. Sedangkan Ernest Hagel seperti dikutip oleh Indrawati memandang sains dari tiga aspek ; pertama, dari aspek tujuan, sains adalah sebagai alat untuk menguasai alam dan untuk memberikan sumbangan kepada kesejahteraan manusia. Kedua, sains sebagai suatu pengetahuan yang sistematis dan tangguh dalam arti merupakan suatu kesimpulan yang didapat dari berbagai peristiwa. Ketiga, sains sebagai metode, yaitu merupakan suatu perangkat aturan untuk memecahkan masalah, untuk mendapatkan atau mengetahui penyebab dari suatu kejadian, dan untuk mendapatkan hukum-hukum atau teori dari obyek yang diamati.
Berdasarkan definisi diatas, bahwa sains dapat dipandang sebagai suatu dimensi yang terdiri suatu proses, maupun produk atau hasil serta sebagai sikap. Apabila pembelajaran sains yang dapat dikembangkan meliputi tiga substansi mendasar, yaitu  pendidikan dan pembelajaran sains berisi program yang memfasilitasi penguasaan proses sains, penguasaan produk sains serta program yang memfasilitasi pengembangan-pengembangan sikap sains.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa sains adalahc ilmu pengetahuan yang berkenaan dengan fakta dan gejala alam yang tersusun secara sistematis yang didapatkan melalui pengamatan dan eksperimen.
Kata sains berasal dari bahasa latin “scientia” yang berarti pengetahuan, memandang dan mengamati keberadaan (eksistensi) alam ini sebagai obyek. Berdasarkan Webster New Collegiate Dictionary, definisi sains adalah pengetahuan yang diperoleh melalui pembelajaran dan pembuktian atau pengetahuan yang melingkupi suatu kebenaran umum dari hukum-hukum alam yang terjadi, misalnya didapatkan, dibuktikan, melalui metode ilmiah.
Sains merupakan suatu metode berfikir secara obyektif. Tujuannya menggambarkan dan memberikan makananpada dunia yang faktual. Sains adalah gambaran yang lengkap dan konsisten tentang berbagai fakta pengalaman dalam suatu hubungan yang mungkin paling sederhana (simple possible terms). Sains dalam hal ini merujuk kepada sebuah sistem untuk mendapatkan pengetahuan yang dengan menggunakan pengamatan dan eksperimen untuk menggambarkan dan menjelaskan fenomena-fenomena yang  terjadi  di alam.
Dari uraian diatas dapat ditarik pengertian sins secara substansial. Berdasar definisi-definisi yang telah disajikan, dapat disimpulkan bahwa sains dapat dipandang baik sebagai suatu proses, maupun hasil atau produk, serta sebagai sikap. Dengan kata lain sains dpat dipandang sebagai suatu kesatuan dari proses, sikap dan hasil. Apabila kesimpulan tersebut dikaitkan dengan program pembelajaran sains yang dimaksudkan alam buku ini, maka sesungguhnya ruang lingkup programpembelajaransains yang akan dikembangkan meliputi tiga substansi mendasar tersebut, yaitu pendidikan dan pembelajaran sains berisi program yang memfasilitasi penguasaan proses sains, penguasaan produksains serta program yang memfasilitasi pengembangan sikap-sikap sains.
Pertama, sains sebagai suatu proses adalah metode untuk memperoleh pengetahuan. Gambaran sains berhubunagan erat dengan kegiatan penelusuran gejala dan fakta-fakta alam yang dilakukan melalui kegiatan laboratorium beserta perangkatnya. Sains dipandang sebagai suatu disiplin (keilmuan) yang ketat, obyektif dan bebas nilai. Kebenaran sains akan diakui jika penelusurannya berdasar pada kegiatan pengamatan, hipotesis (dugaan) dan percobaan – percobaan yang ketat dan obyektif. Meskipun kadangberseberangan dengan nilai yang ada. Jadi sains menuntut proses yang dinamis dalam berfikir, pengamatan, eksperimen, menemukan konsep maupun merumuskan berbagai teori. Rangkaian proses yang dilakukan dalam kegiatan sains tesebut, saat ini dikenal dengan sebutan metode keilmuan atau metode ilmiah (scientific method).
Kedua, sains sebagai suatu produk terdiri atas berbagai fakta, konsep prinsip, hukum dan teori (Carin dan Sund 1989; Sinardi, 1989). Fakta adalah suatu yang telah atau sedang terjadi yang dapat berupa keadaan, sifat atau peristiwa; sedangkan konsep adalah suatu ide yang merupakan generalisasi dari berbagai peristiwa atau pengalaman khusus, yang dinyatakan dalam istilah atau symbol tertentu yang dapat diterima. Konsep mengacu  pada benda-benda (obyek), peristiwa, keadaan, sifat, kondoisi, cirri dan atribut yang melekatnya. Sedangkan teori adalah komposisi yang dihasilkan dari pengembangan sejumlah proposisi (pernyataan berarti) yang dianggap memiliki keterhubungan secara sistematis, dan kebenarannya sudah teruji secara empiric serta dianggap berlaku secara universal (Hasan,1996). Secara sederhana konsep adalah batasan atau pengertian dari sesuatu, missal: jika bola dipandang sebagai suatu konsep, maka kita dapat mengemukakan tentang pengertian tentang bola adalah suatu benda yang berbentuk bulat dan biasanya digunakan dalam permainan, seperti permainan sepak bola, permainan bola basket, dan sebagainya. Sedangkan teori secara sederhana adalah pendapat yang dikemukakan sebagai keterangan mengenai suatu peristiwa (kejadian) sehingga menjadi asas atau  hukum umum suatu ilmu pengetahuan, misalnya teori atom: teori yang menyatakan  bahwa materi disusun oleh partikel-partikel kecil yaitu atom; contoh lain: teori heliosentris, yaitu teori yang menyatakan bahwa bumi itu berbentuk bulat serta berputar mengelilingi sumbunya, dan beserta planet-planet lainnya beredar mengelilingi matahari.
Ketiga, sains sebagai suatu sikap, atau dikenal dengan istilah sikap keilmuan, maksudnya adalah berbagai keyakinan, opini dan nilai-nilai yang harus dipertahankan oleh seorang ilmuwan khususnya ketika mencari atau mengembangkan pengetahuan baru. Diantara sikap tersebut adalah rasa tanggung jawab yang tinggi, rasa ingin tahu, disiplin, tekun, jujur dan terbuka terhadap pendapat orang lain. Sikap dimaksud dapat diklasifikasikan kedalam dua kelompok besar; yaitu 1). Seperangkat sikap yang bila diikuti akan membantu proses pemecahan masalah dan 2). Seperangkap sikap tertentu terhadapsains sebagai suatu cara memandanng dunia serta dapat berguna bagi pengembangan karier dimasa depan (Dawson, 1995; Sarkim, 1998). Termasuk kedalam kelompok pertama adalah a). kesadaran akan perlunya bukti ketika mengemukakan suatu pernyataan, b). kemauan untuk mempertimbangkan interpretasi atau pandangan lain, c). kemauan melakukan eksperimen atau melakukan kegiatan secara berhati-hati, d). menyadari adanya keterbatasan dalam penemuan keilmuan. Sikap-sikap yang termasuk kedalam kelompok kedua adalah, a). rasa ingin tahu terhadap dunia fisik dan biologis serta cara kerjanya, b). pengakuan bahwa sainsdapat membantu memecahkan masalah-masalah individual dan global, c). memiliki rasa antusiasme untuk mengusai pengetahuan dan metode sains, d). pengakuan pentinganya pemahaman keilmuan dalam dunia masa kini, e). pengakuan bahwa sains merupakan aktivitas manusia f). pemahaman hubungan antara sains dan bentuk manusia lainnya.
Sebagaimana definisi-definisi sains yang teah dijelaskan, dapat diktahui bahwa definisi sains untuk anak usia dini adalah sains yang sasarannya ditujukan pada anak-anak usia dini,baik pada jenjang Taman Kanak-kanak maupun Sekolah Dasar. Sains,saatini menjadi hal yang penting untuk diterapkan atau dikenalkan pada anak-anak usia dini karena sains  dapat mengajak anak untuk berpikir kritis, dengan sains anak  tidak begitu saja menerima atau menolak sesuatu. Mereka mengamati, menganalisis dan mengevaluasi informasi yang ada sebelum menentukan keputusannya.  Dengan melalui percobaan-percobaan sains melalui ketrampilan proses, anak-anak dapat ditingkatkan kemampuan sainsnya.
Dengan media observasi,  anakyang mempunyai kemampuan sains yang tinggi dapat menemukan dan mempertanyakan objek-objek yang dipahaminya. Anak usia 4-6 tahun dapat dilatih untuk mempunyai kemampuan sains . Anak dapat mulai diajarkan ketrampilan observasi dasar  seperti pengamatan.Lewat cara ini anak dapat diajak untuk memahami apa itu bunyi, udara, air, cahaya, suhu, tanah serta berbagai kayu dan logam. Mendidik anak mempunyai kemampuan sains dapat membantu orang tua untuk menghindarkan anak dari kemungkinan menggunakan informasi yang tidak tepat. Mendidik anak mempunyai kemampuan sains akan membantu anak untuk secara aktif membangun pertahanan diri terhadap serangan informasi disekelilingnya
Melatih anak dengan percobaan  sains  akan membuat anak menjadi berpikir kreatif, inovatif, dan mandiri, Dimensi lain dari sains juga yang teramat penting adalah dimensi “proses” yaitu proses mendapatkan sains itu sendiri. Sains diperoleh melalui suatu penelitian dan percobaan yang disebut dengan metode ilmiah.
Anak usia dini atau usia prasekolah berada dalam masa emas perkembangan otaknya, salah satu hasil penelitian menyebutkan, kapasitas kecerdasan anak pada usia empat tahun sudah mencapai 50 persen. Kapasitas itu akan meningkat hingga 80 persen pada usia delapan tahun. Ini menunjukkan pentingnya memberikan rangsangan pada anak usia dini. Mengenalkan sains pada anak bukan berarti mengenalkan rumus-rumus. Suasana harus dalam keadaan bermain. Mengenalkan sain pada anak harus sesuai dengantahapan umur dan perkembangannya.
Hal ini menjadi penting bahwa pembelajaran hendaknya dihubungkan dengan apa yang  telah diketahui anak dan relevan dengan mereka. Mempertimbangkan karakteristik anak yang sejak dalam kandungan telah siap untuk belajar dan terlahir sebagai peneliti alamiah yang meiliki dorongan kuat untuk mengadakan eksplorasi dan investigasi, maka implikasi bagi orang dewasa khususnya guru, haruslahbertindak sebagai fasilitator bagi setiap anak dalammenunjang minat dan keingintahuan mereka. Memberikan kesempatan, tantangan serta melibatkan anak dalam beragam kegiatan untuk memperoleh pengalaman pula bagi pembelajaran sains di tingkat TK, bila dilakukan secara terintegrasi melaui bermain karena bermain selain menghilangkan stress pada anak jugamerupakan cara ana k belajar entang kehidupan.
Sains yang diperkenalkan kepada anak usia dini, akan mendorong mereka menjadi anak yang kaya akan inspirasi. Melatih anak dengan eksperimen sains bisa membuat anak bersikap kreatif dan kaya akan inisiatif. Permainan sains juga bisa menumbuhkan  pola berpikir logis pada anak. Mereka akan terbiasa untuk mengikuti tahap-tahap eksperimen sains. Eksperimen gagal tidak boleh disembunyikan, gagal harus disampaikan. Disini akan muncul juga sikap sportiftivitas pada anak.Karena dengan bekal sains, sejak kecil anak-anak akan bisa memecahkan masalahnya sendiri.Pendidikan sains menekankan pada pemberian pengalaman secara langsung. Dengan demikian, anak perlu dibantu untuk mengembangkan sejumlah ketrampilan proses sains agar mampu menjelajahi serta memahami alam sekitarnya.
Pembelajaran pada anak pra sekolah sebaiknya bersifat terpadu atau terintegrasi yaitu terintegrasi dengan bidang lain seperti matematika, ataupun aktivitas sosial lainnya. Mengenalkan sains pada anak berarti membantu anakuntuk melakukan percobaan sederhana sehingga dapatmenghubungkan sebab dan akibat suatu perlakuan. Percobaan tersebut juga akan membantu anak untuk mulai berfikir logis. Mengenalkan sains pada anak prasekolah dapat melalui permainan yang menyenangkan dengan bahan yang ada disekitar anak. Pengenalan sains pada anak prasekolah lebih ditekankan pada proses daripada produk. Oleh sebab itu dalam bermain sains anak diajarkan untuk menggunakan seluruh panca indranya sebaik mungkin, agar dalam proses bermain tersbut anak dapat menemukan jawaban-jawaban dari suatu kegiatan bermain.
Pengertian sains untuk anak usia dini adalah bagaimana memahami sains berdasarkan sudut pandang anak . Karena jika kita memandang dimensi sains dari kacamata anak, maka akan berimplikasi  pada kekeliruan-kekeliruan dalam menentukan hakikat sains bagi anak usia dini yang berdampak cukup signifikan terhadap pengembangan pembelajaran sains itu sendiri kepada mereka. Hal tersebut tentunya secara langsung maupun tidak langsung akan berdampak pula pada proses dan produknya yaitu anak-anak itu sendiri.
Kehidupan anak tidak dapat lepas dari sains, kreativitas dan aktivitas sosial. Makan, minum, menggunakan berbagai benda yang ada di rumah seperti radio, TV, dan kalkulator tidak lepas dari sains dan teknologi. Oleh sebab itu, guru hendaknya dapat menstimulasi anak dengan berbagai kegiatan yang terkait dengan sains dan teknologi. Untuk itu, seorang guru perlu mempelajari konsep-konsep keilmuan dan cara pengajarannya. Pengenalan sains untuk anak pra sekolah lebih ditekankan pada proses daripada produk. Untuk anak prasekolah keterampilan proses sains hendaknya dilakukan secara sederhana sambil bermain. Kegiatan sains memungkinkan anak melakukan eksplorasi terhadap berbagai benda, baik benda hidup maupun benda tak hidup yang ada disekitarnya.Anak belajar menemukan gejala benda dan gejala peristiwa dari benda-benda tersebut.
Sains juga melatih anak menggunakan lima inderanya untuk mengenal berbagai gejala benda dan gejala peristiwa. Anak dilatih untuk melihat, meraba, membau, merasakan dan mendengar. Semakin banyak keterlibatan indera dalam belajar, anak semakin memahami apa yang dipelajari. Anak memperoleh pengetahuan baru hasil penginderaanya denganberbagai benda yang ada disekitarnya. Pengetahuan yang diperolehnyaakan berguna sebagai modal berpikir lanjut. Melalui proses sains, anak dapat melakukan percobaan sederhana. Percobaan tersebutmelatih anak menghubungkan sebab dan akibat dari suatu perlakuan sehingga melatih anak berpikir logis.
Dalam pembelajaran sains, anak juga berlatih menggunakan alat ukur untuk melakukan pengukuran. Alat ukur tersebut dimulai dari alat ukur nonstandar, seperti jengkal, depa atau kaki.Selanjutnya anak berlatih menggunakan alat ukur standar. Anak secara bertahap berlatih menggunakan stuan yang akan memudahkan mereka untuk berfikir secara logis dan rasional. Dengan demikian sains juga mengembangkan kemampuan intelektual anak.
2.       Sains dan Kehidupan
Walaupun sains pada dasarnya bertujuan untuk mengumpulkan berbagai pengetahuan tentang dunia sekitar, pada kenyataannya sains tidak dapat dan tidak bisa berada dalam lingkup sosial yang kosong. Karenanya sains tidak dapat dipisahkan dari upaya-upaya umat manusia, sains tidak dapat dibahas tanpa mengacu baik secara sekilas maupun langsung pada sejumlah persoalan sosial, politik, agama dan filsafat. Akibatnya, materi pelajaran sains yang diajarkan di sekolah pun haruslah dihubungkan dengan lngkungan sosial dimana sains tersebut berkembang dan digunakan.
Ketika ilmuwan dikatakan bahwa mereka harus bertanggung jawab terhadap dampak sains pada masyarakat luas, wajah sains yang berhubungan dan mempunyai dampak langsung (baik positif maupun negatif) tersebut biasanya adalah aplikasi dari sains yaitu teknologi. Definisi yang luas tentang teknologi adalah segala aspek dari aktivitas teknis manusia, tidak hanya yang menghasilkan produk dari pabrik namun juga akumulasi pengetahuan teknis dan berbagai teknik spesifik yang digunakan. Terdapat dua syarat aplikasi sains yang berbentuk teknologi supaya bisa layak, yang pertama adalah harus rasional (suatu kaidah yang berasal dari sains) dan kedua adalah harus efisien, yaitu dalam hal penggunaan waktu, tenaga dan biaya.
Pandangan tentang sains dan hubungan eratnya dengan teknologi, memunculkan perspektif baru terhadap pendidikan sains di sekolah. Kita tidak hanya secara cepat dan bisa memiliki produk teknologi bagi kehidupan sehari-hari, kita juga mempunyai produk teknologi yang makin kompleks dan makin maju yang merubah kualitas hidup manusia. Bioteknologi misalnya, pada saat ini mampu memanipulasiproses dan mengubah suatu proses alami secara dramatis. Kelahiran Dolly yang diumumkan pada tahun 1996, domba hasil cloning mengubah persepsi bahwa sel reproduksi saja yang bisa menjadi mahluk hidup, sekaligus aplikasi pada pada mahluk hidup lainnya. Berbagai hal ini merupakan informasi penting bagi siswa dan akan menjadi bagian penting dari kurikulum sains sekolah. Tetapi berbagai hal tersebut tidak hanya akan membawa perubahan pada pengetahuan dan system  nilai dari sains dan teknologi saja, namun hal lainnya juga seperti perspektif sosial yang berhubungan dengan kualitas hidup, factor ekonomi dan pertimbangan etis.
Pengajaran sains di sekolah yang menyertakan perkembangan sains dan teknologi diharapkan mendorong siswa untuk menilai berbagai sains dan teknologi yang ada. Pandangan ini sepertinya akan meniadakan fokus tradisional dari mata pelajaran sains. Namun, penekanan pada sains dan teknologi ini akan mengembangkan pemahaman siswa terhadap latar belakang pengetahuan yang berhubungan dengannya, walaupun dalam beberapa hal melibatkan hal yang rumit. Pengetahuan tradisional dari mata pelajaran sains tidak akan pernah hilang, malahan relevansi mata pelajaran terhadap dunia nyata dan daya tarik buat siswa akan meningkat.
Hal lain yangmenjadiperhatian adalah terdapatnya perbedaan cara pandang dari cara pandang ilmiah dengan cara pandang yang biasa digunakan sehari-hari. Pendapat umum yang menyebutkan pada saat kita tumbuh dewasa dan makin memahami dunia secara lebih baik merupakan hasil proses belajar yang mirip dengan proses sains, tidaklah sepenuhnya benar. Terdapat berbagai perbedaan antara kegiatansains dengan pola kehidupan sehari-hari (lihat Tabel dibawah). Hal inilah yang membuat sains begitu sukses berkembang dan mempengaruhi hidup umat manusia selama ini, dan juga menjadikan sains sebagai mata pelajaran penting yang harus diajarkan di sekolah.
1.      Mengenal gerak
Anak sangat senang bermain dengan benda-benda yang dapat bergrak, memutar, menggelinding, melenting, atau melorot. Ada beberpa kegiatan untuk mengenalkan anak dengan gerakan, antara lain:
Ø  Menggelinding dan bentuk benda
Materi ini menyadarkan anak akan sebab-sebab timbulnya gerakan pada benda. Kemiringan papan, bentuk benda slilidris dan kotak, halus kasarnya permukaan benda ikut mempengaruhi kecepatan gerakan.Materi ini juga dapat melatih kemampuan observasi.
Ø  Menggelinding dan ukuran benda
Bermain dengan cara menggelindingkan benda-benda dengan berbagai ukuran akan membantu siswa untuk mengenal bahwa besar kecil, berat ringannya suatu benda akan mempengaruhi gerak benda tersebut. Meteri ini juga melatih kemampuan observasipada anak.
Ø  Mengenal benda cair
Bermain dengan air merupakan salah satu kesenangan anak. Pendidik dapat mengarahkan permainan tersebut agar anak dapat memiliki berbagai pengalaman tentang air. Air senantiasa menyesuaikan bentuknya dengan  bentuk wadahnya. Air mengalir dari tempat yang lebih tinggi ke tempat yng lebih rendah atau dari tempat yang bertekanan tinggi ke tempat yang bertekanan rendah. Berbagai kegiatan n dengn air, antara lain:
a. Konservasi volume
Kegiatan ini merupakan cara untuk melatih anak memahami isi atau volume benda cair. Anak Pra operasional belum dapat memahami konservasi volume (Piaget 1972). Oleh karena itu memperkenalkan anak dengan bejana yang dapat diisi akan membantu anak memahami konservasi volume. Sambil mengisi botol besar, lalu memindahkan ke botol yang lebih kecil dan sebalaiknya, anak belajar mengunakan bilangan untuk menghitung banyaknya air yang dimasukkan ke botol tersebut. Anak juga akan berlatih memahami pengertian lebih banyak dan lebih sedikit. Kegiatan ini sebaiknya dilakukan di luar kelas.Agar tidak basah, sebaiknya anak diminta memakai rompi plastik.
b. Tenggelam dan terapung
Kegiatan ini dapat dilakukan di kelas atau di luar kelas. Jika di kelas, beri alas plastik dan koran agar air tidak mmbasahi tempat. Tujuan kegiatan ini adalah agar anak diberi pengalaman bahwa ada benda yang tenggelam  ada yang terapung. Anak sering mengira benda yang berukuran kecil terapung dan yang besar tenggelam. Tenggelam atau terapung tidak ditentukan oleh ukuran benda melainkan oleh berat jenis benda. .
c. Membuat benda terapung
Tujuan kegiatan ini addalah untuk mengenalkan pada anak bahwa benda yang tenggelam dapat dibuat terapung. Dari kegiatan ini pula anak akan memahami, mengapa perahu yang berat dapat terapung.
d. Larut dan tidak larut.
Sebagian benda larut ke dalam air dan sebagian lagi tidak. Gula, garam dan warna pada teh larut dalam air sehingga akan membentuk larutan. Jika larutan dibiarkan, maka akan membentuk endapan, kecuali jika airnya diuapkan semua. Benda lain tidak larut dalam air, seperti tepung, pasir dan minyak. Jika benda tersebut dicampur dengan air maka tidak akan membentuk larutan, tetapi membentuk campuran. Campuran kelihatan tidak homogen dan jika diendapkan, maka akan terlihat adanya endapan.
e.       Air mengalir
Air mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang lebih rendah karena gravitasi bumi. Air dari tempat yang lebih rendah dapat dialirkan ke tempat yang lebih tingi dengan menambah tekanan, misalnya dengan pompa air. Anak sangat senang bermain dengan air mengalir dan memperoleh pengalaman langsung yang kelak akan berguna untuk mempelajari sains.
f.       Mengenal sifat berbagai benda cair
Melalui kegiatan ini anak diperkenalkan bahwa benda cair itu bermacam-macam, tidak hanya air.Benda-benda cair itu juga memiliki sifat yang berbeda.
g.      Mengenal timbangan (neraca)
Neraca sangat baik untuk melatih anakmenghubungkan sebab akibat karena hasilnya akan nampak secara langsung.jika beban di satu lengan timbangan di tambah, maka beban akan turun. Demikian pula jika beban di geser menjauhi sumbu. Berbagai benda memiliki massa jenis berbeda. Kapas dan spon memiliki massa jenis yang lebih kecil dibanding besi dan batu, meskipun batu dan besi ukurannya kecil tetapi akan lebih berat dari kapas atau spon.
4.      Bermain gelembung sabun
Anak sangat menyukai bermain dengan gelembung sabun. Dengan menambahkan satu sendok gliserin pada dua liter air, larutan sabun, akan diperoleeh larutan yang sabun yang menakjubkan yang dapat digunakan untuk membentuk gelembung raksasa, jendela kaca, atau bentuknya lainnya dari busa.
5.      Mengenal benda-benda lenting
Benda-benda dari karet pada umumnya memuliki kelenturan sehingga mampu melenting jika dijatuhkan. Demikian pulla benda dari kare yang diisi udara , seperi bola basket, bola voli dan bola plastik. Anak sangat senang bermin dengan benda-benda tersebut.

6.      Mengenal Binatang
Binatang merupakanmahluk yang menarik bagi anak-anak karena mampu merespon rangsang. Anjing, misalnya mampu mengembalikan bnda-benda yang dilemparkan pemiliknya. Anak kucing akan mengejar dan menerkam benda-benda yang bergerak. Meskipun masih diperdebatkan dari segi sanaitasi dan higienisnya, memelihara hewan peliharaan dapat mengembangkan rasa kasih dansaying  pada anak. Melalui binatang anak akan belajar banyak tentang mahluk tersebut. Oleh karena itu di nagara-negara maju, kebun binatang dilengkapi dengan pojok sains (sains center) dimana anak dapat berinteraksi dengan bintang yang jinak dan bersih sambil memperlajarinya. Ada beberapa keuntungan yang diperoleh anak jika berinteraksi dengan binatang. Pertama, anak belajar mengenal dan menghargai mahluk hidup, ia belajar bahwa mahluk hidup memerlukanmakanan, papan dan kasih sayang. Kedua, anak belajar untuk menyayangi binatang yang pada akhirnya akan menumuhkan rasa kasih  saying  pada mahluk hidup.



Perbedaan Sifat Kegiatan Sains dan Kehidupan Sehari-hari
Status dari Pengetahuan
Pola Kehidupan sehari-hari
Pola sains
Pengetahuan berhubungan terhadap pelaksanaan kegiatan yang terbukti berhasil dalam suasana yang telah dikenal sebelumnya serta kebanyakan bukan berasal dari generalisasi
Pengetahuan dilihat sebagai sesuatu yang:
· terbukti dengan sendirinya
· tidak bermasalah
· berbentuk resep/tips
Pengetahuan divalidasi dan divalidasi ulang terhadapmotif pragmatis (apakah hal itu bekerja) dan dalam interaksi sosial (apakah hal tersebut mudah dikomunikasikan?)
Pengetahuan yang diungkapkan dapat digeneralisasi dan bersifat abstrak


Pengetahuan dilihat sebagai sesuatu yang:
· berada dalam suatu kerangka yang terus dikritisi
· mempunyai perhatian terhadap hal yang rumitdan dengan segala penjelasan teoritisnya
· terintegrasi dari pengalaman kongkret dan penjelasan teoritis
pengetahuan divalidasi dengan pengulangan, kekonsistenan secara internal dan akhirnya oleh komunitas ilmiah. Pada akhirnya tergantung terhadap penilaianatas bukti-bukti yang kuat
Pengembangan Pengetahuan
Kebaruan didapatkan jika hal tersebut penting untuk perencanaan kegiatan saat ini atau di masa depan. Pemahamannya diarahkan hanya untuk menghasilkan kegiatan yang berhasil
Kebaruan tidak hanya sekedar dipertemukan namun biasanya merupakan hasil dari memperluas dan menguji klaim pengetahuan sebelumnya.
Kebaruan bertujuan untuk berusaha memahami suatu hal sedalam yang mungkin bisa dicapai.
Type
Kognitif
Bertujuan memahami secara secukupnya untuk menjadikan suatu kegiatan menjadi berhasil
Pemahaman diarahkan untuk memperlengkap pengetahuanyang dapat memberikan penjelasan sekaligus peramalan

Di Kelompok usia 4-5 tahun kemampuan tenaga pendidik untuk mendesain kegiatan pengenalan sains sesuai dengan kebutuhan dan minat anak sangat menentukan keberhasilan pembelajaran sains termasuk menerapkan metode pembelajaran yang beragam untuk pembelajaran sains dengan memanfaatkan sumber-sumber sains di lingkungan masing-masing. Tenaga pendidik harus mendukung dan memfasilitasi anak berlaku seperti ilmuan ”scientist” cilik tanpa mengintervensi atau membawa eksplorasi dan eksperimen mereka pada hasil yang belum matang. Mereka perlu menyediakan lingkungan pembelajaran dengan bahan-bahan yang sesuai sehingga anak terdorong untuk menyalurkan rasa ingin tahunya dalam bentuk eksperimen-eksperimen karena tenaga pendidik merupakan katalisator yang dapat menolong anak agar memiliki keterampilan berpikir dan memecahkan masalah.
Kita mengajarkan tentang sains atau bagaimana melakukan sains?Tentunya kita akan mengajak anak untuk mengeksplorasi lebih dahulu, melatih mereka untuk bertanya dan mengemukakan alasan sampai akhirnya mereka dapat menemukan jawaban-jawaban melalui kegiatan langsung setelah melakukan percobaan dan juga melalui kegiatan mental.
Tenaga pendidik perlu mengajak anak untuk melakukan proses mengamati dan menduga. Kedua-duanya sangat berkaitan, namun memiliki perbedaan yang prinsip. Mengamati merupakan proses penggunaan semua indera anak untuk mengumpulkan data tentang sesuatu obyek atau fenomena. Mengamati merupakan suatu proses yang aktif, bukan sekedar pasif melihat sesuatu yang sedang terjadi. Mengamati merupakan keterampilan dasar yang di dalamnya mengandung unsur-unsur menduga (inferring), mengukur (measuring), dan mengkomunikasikan (communicating). Menduga merupakan mengumpulkan pendapat atau perkiraan berdasarkan bukti-bukti. Dugaan akan mengembangkan hipotesa, mengintepretasikan data dan mengidentifikasi pola-pola, hal-hal umum yang mungkin terjadi, dan kecenderungan tertentu. Dari pola, generalisasi dan kecenderungan tersebut anak usia dini akan memaknai dunia.
CONTOH EKSPERIMEN BENDA ‘’ TENGGELAM DAN TERAPUNG’’
Kegiatan ini dapat dilakukan kelas dan diluar kelas.Jika di kelas ,beri alas plastic dan koran agar air tidak membahasi tempat.
Tujuan kegiatan ini adalah agar anak diberi pengalaman bahwa ada benda yang tenggelam dan terapung.
Anak sering mengira benda yang berukuran kecil terpung dan yang besar tenggelam,akan tetapi tenggelam atau terapung tidak ditentukan oleh ukuran benda melainkan oleh berat jenis benda.

HASIL EKSPERIMEN
  • dapat mengetahui dan mengenal hukum sebab akibat.
  • dapat mengetahui perubahan fisika benda secara sederhana.
  • dapat memahami konsep fisika secara sederhana.
  • dapat mengembangkan pengetahuannya.
  • dapat menggerakkan motorik halusnya.
  • dapat menggunakan panca indranya
3.Kelebihan dan Kelemahan Sains
Nilai sains terhadap pengembangan anak, jika dilihat berdasarkan taksonomi tujuan pendidikan terutama dari Bloom, dkk (Ibrahim, 1996) secara hirarkis berada pada level yang lebih tinggi. Sumbangan pengembangan pembelajaran sains menjadikan anak berada pada suatu pembentukan karakter yang lebih manusiawi dan dihargai sebagai individu yang harus berkembang didunianya dan dilingkungannya, maksudnya adalah sifat-sifat sains yang empiris, obyektif, logis, dan ilmiah akan memberi  nilai yang sangat berharga bagi anak untuk dapat menjadi  pribadi yang memiliki rasional dan dapat mengendalikan diri secara lebih jujur, terbuka serta berpegang pada realitas yang ada.

a. Nilai Sains Bagi Pengembangan Kemampuan Kognitif Anak
Abtuscato (1982) menilai bahwa kegiatan sekolah yang sering kali dihabiskan untuk mengasah daya pikir dan menyerap pengetahuan semata-mata itu adalah keliru. Mengacu pada teori perkembangan kognitif, yang terpenting adalah bukan anak yang menyerap sebanyak-banyaknya pengetahuan, tetapi adalah bagaimana anak dapat mengingat dan mengendapkan apa yang di perolehnya, serta bagaimana ia dapat menggunakan konsep dan prinsip yang di pelajarinya itu dalam lingkup kehidupannya atau belajarnya. Nilai yangsesungguhnya dari sifat pengembangan kognitif mengacu pada dua dimensi, yaitu dimensi isi dan dimensi proses. Jika anak diarapkan menguasai konsep-konsep terkait dengan sains baik berupa fakta, konsep maupun teori, fasilitasilah mereka dalam menguasainya melalui kegiatan yang bias mencakup dimensi isi maupun proses tersebut. Pengembangan kemampuan kognitif membawa anak menguasai konsep yang sekaligus memahami cara mengaplikasikannya, sehingga produk dan perkembangan sains lebih bermakna dan fungsional bagi kehidupan anak.
Dalam dimensi pengembangan pembelajaran sains pada anak hendaklah cara-cara dan tindakan guru terkontrol pada pendekatan-pendekatan yang mengarah pada tindakan yang benar.
b. Nilai sains bagi pengembangan afektif anak
Setiap anak sejak dini perlu diberikan dan dilibatkan pada suasana atau situasi yang dapat memberikan pengalaman afeksi yang membekas. Domain afeksi akan melekat dan menjadi suatu karakter yang mempribadi atau mengindifidualisasi pada jati diri anak, jika dalam pengambangannya disesuaikan dengan tuntutan perilaku yang terjadi secara  nyata dalam  kehidupan anak.
Dimensi afeksi dapat melekat, dan disajikan melalui keterlibatan anak dalam perilaku nyata, sehingga nilai afeksi yang dikembangkan merupakan suatu pola perilaku yang benar-benar diwujudkan dalam perbuatan. Ketika guru membimbing kegiatan sains, perasaan anak berkembang tentang yang dipelajarinya, anak belajar dan berkembang dari lingkungannya, atau dalam bahasa” Dorothi Law Nolte “ yang berarti ,anak belajar dari kehidupannya, sebagaimana yang diuraikannya: jika anak dibesarkan dengan celaan, ia belajar memaki. Jika anak di besarkan dengan permusuhan, ia belajar berkelahi. Jika anak dibesarkan dengan cemoohan, ia belajar rendah diri. Jika anak dibesarkan dangan penghinaan ia belajar menyesali diri. Jika anak dibesarkan dengan toleransi, ia belajar menahan diri. Jika anak dibesarkan dengan dorongan, ia belajar percaya diri. Jika anak dibesarkan dengan pujian, ia belajar menghargai. Jika anak dibesarkan dengan sebaik-baiknya perlakuan, ia belajar keadilan. Jika anak dibesarkan dengan rasa aman, ia belajar menaruh kepercayaan. Jika anak dibesarkan dengan dukungan, ia belajar menyenangi dirinya. Jika anak dibesarkan dengan kasih sayang dan persahabatan ia belajar menemukan cinta dalam kehidupannya.
Tugas guru yang terpenting dalam pembelajaran sains adalah menyediakan lingkungan belajar yang menyenangkan,bermakna, menyentuh anak sehingga dapat menumbuhkembangkan afeksi anak secara positif (Abruscato, 1982).
c. Nilai sains bagi pengembangan psikomotorik anak
Perkembangan psikomotorik, biasanya mengarah pada tuntutan anak memiliki kesanggupan untuk menggerakkan anggota tubuh dan bagian-bagiannya. Dalam manipulasi lingkungan diperlukan koordinasi antara pikiran (mind) dan kesanggupan tubuh untuk melakukannya (baik dengan motorik kasar maupun motorik halusnya).
Perkembangan gerak (psikomotorik) pada anak TK adalah kelanjutan dari perkembangan gerak pada masa bayi. Aktivitas-aktivitas gerak tersebut dapat dilakukan dengan kombinasi gerakan dalam format dan struktur peraturan permainan sederhana, kompetitif yang secara lansung memberikan pengaruh terhadap pengembangan kualitas fisik anak. Misalnya mengamati pembuatan teh, membuat bangunan dari pasir.
Nilai sains bagi pengembangan berpikir kritis dan kreativitas, aktualisasi diri dan kesiapan kehidupan anak, pengembangan nilai religius anak
Pengembangan pembelajaran sains pada anak yang dikembangkan dengan beik atau kondusif akan memberikan nilai belajar yang tinggi, dan kemampuan guru dan sekolah dalam memfasilitas pengembangan pembelajaran sains pada anak jugu memberikan sumbangan berarti terhadap pengembangan kreatifitas anak, kemampuan berpikir kritis, kemmpuan dalam p mengaktualisasi diri dan menyiapkan anak dalam  mengisi kehidupannya, serta mampu menumbuhkan nilai religius pada mereka (Abruskato, 192).
1.      Nilai sains bagi Perkembangan kertampilan berpikir dan kreatifitas anak
Pengenalan dan pengembangan aspek sains pada anak akan mengundang dan menumbuhkan rasa ingin tahu yang amat tinggi. Pengembangan kreatifitas pada anak usia sekolah atau usia dini merupakan tujuan terpenting yang mesti di akomodasi kurikulum, karena anak yang kreatif akan mempu manggaplikasikan kemampuan kognitif, afekfis dan psikomotornya secara lebih luas melalui berbagai gagasan untuk kemapuan atau keterampilan, produk benda / sesuatu atau bentuk pertanyaan.
Selama mengikuti kegiatan sains kreatifitas anak akan diwujudkan secara nyata dalambentuk menemukan konsep baru (dari bacaan),misalnya dalam kegiatan mencampurkan warna. Jika warna biru dicampur dengan warna kuning maka akan menjadi hijau, dsb. Sehingga anak menemukan banyak warna-warna baru yang mungkinsaja sebelumnya anakbelum pernah melihatnya. Mengkreasi keterampilan baru / ahli (cara memberimakan ikan atau binatang ), dan lain-lain. Kegiatan sains yang baik untuk mengembangkan kreatifitas anak adalah harus diwujudkan dengan kegiatan pembelajaran sains yang kreatif pula, sebab aktifitas kreatif tidak mungkin tanpa penciptaan lingkungan belajar yang kreatif, serta semua pihak harus mendukungnya, baik guru, kepala sekolah, orang tua dan seluruh komponen lingkungan belajar sains.
2.      Nilai sains bagi pengembangankemampuan aktualisasi dan kesiapan anak dalam mengisi kehidupannya.
Pengembangan pembelajaran sains pada anak dikemas sedemikian rupa, maka kematangan pada aspek-aspek pengembangan dalam diri anak akan semakin baik. Artinya jika akumulasi dari dampak pembelajaran sains itu terus berkembang, akan berkontribusi positif terhadap peningkatan kemampuan anak untuk mengatualisasikan  dirinya dalam kehidupan yang lebih luas. Pembelajaran sains yang kondusif akan bermakna dalam penyiapan anak sebagai sumber daya manusia dan investasi bagi kepentingan kehidupan bangsa dan negara . pengembangan pembelajaran sains yang kondusif pada anak usia dini merupakan predictor tersedianya warga negara.  Negara yangberkualitas dimasa mendatang, serta pembelajarn sains baik saat ini merupakan predictor karier dan masa depan anak yang cerah.
3.      Nilai sains bagi pengembangan nilai religius anak
Sumaji ( 1988) mengakui semakin luas dan dalam seseorang mempelajari sains ia akan merasa semakin kecil sebagai makhluk bila di banding Tuhan. Nilai lainnya dari sains pemahaman akan sains berkorelasi dengan pengikatan kesadaran religius seseorang. Like Wilardja (1997) menyatakan, dengan prose s  pengambangan pembelajaransains yang tepat pada anak, maka anak akan dibiasakan menjadi sosok yang jujur dan tidak mudah berprasangka, menjadi pribadi yang gigih dan teguh dalam mengghadapi kesulitan, bahkan dapat menumbuhkan nilai religius, yaitu bersyukur dan memuliakannya.
Dengan mempelajari sains anak akanbanyak menemui hal-hal baru yang menakjubkan. Seperti pembelajaran alam dan jagad raya. Alam dan jagad raya itu terdiri dari planet-planet, bulan, bintang dsb. Yang semuanya itu adalah  ciptaan Tuhan.
Kelebihan Sains, yaitu :
·         Sains telah memberikan banyak sumbangannya bagi umat manusia, misalnya dalam perkembangan sains dan teknologi kedokteran, sains dan teknologi komunikasi dan informasi.
  • Dengan sains dan teknologi memungkinkan manusia dapat bergerak  atau bertindak dengan cermat dan tepat, efektif, dan efisien karena sains dan teknologi   merupakan hasil kerja pengalaman observasi, eksperimendan verifikasi.
Kelemahan Sains, yaitu :
  • Sains bersifat obyektif, menyampingkan penilaian yang bersifat subyektif. Sains menyampingkan tujuanhidup, sehingga dengan demikian sains dan tekhnologi tidak bisa dijadikan pembimbing bagi manusia dalammenjalani hidup ini.
  • Sains membutuhkan pendampingdalam operasinya. Menurut Albert Einstein, “Sains tanpa agama lumpuh, dan agama tanpa sains adalah buta”. (Science without religion is lame, Religion without sains is blind).
2.    Kerangka Berpikir
1.    SUB 1.
Anak pada usia dini sudah dikenalkankan dengan  sains, hal ini tentu saja mempertimbangkan pentingnya sains bagi anak. Di sini ada beberapa hal yang membuktikan pentingnya pengembangan sains pada anak usia dini.
Leeper ( 1994 ) menyampaikan bahwa :
       .     Pengembangan  pembelajaran sains ditujukan agar anak memiliki
kemampuan memecahkanmasalah   terampil dalam menyelesaikan berbagai
hal yang dihadapi.
-          Pengembangan  pembelajaran sains pada anak usia dini ditujukan agar anak-anak memiliki sikap ilmiah. Hal ini mendasar misalkan ; tidak cepat-cepat dalam  mengambil keputusan, dapat melihat segala sesuatu dari berbagai sudut pandang, berhati-hati terhadapa informasi- informasi yang diterimanya serta bersifat terbuka.
-          Pengembangan  pembelajaran sains pada anak usia dini ditujukan agar anak-
anak mendapatkanpengetahuan dan informasi ilmiah.  Pengembangan pembelajaran sains pada anak usia dini ditujukan agar anak-
-          anak menjadi lebih
berminat dan tertarik untuk menghayati sains yang berada dan ditemukan di
lingkungan dan alam sekitarnya.

2.     SUB 2                                                                                              
Dari uraian-uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa pentingnya sains adalah :
              Ø   Membantu pemahaman anak tentang konsep sains dan keterkaitannya
dengan kehidupan sehari – sehari.
             Ø   Membantu melekatkan aspek – aspek yang terkait dengan keterampilan
proses sains, sehingga pengetahuan dan gagasan tenatang alam sekitar
dalam diri anak menjadi  berkembang.
            Ø   Membantu menumbuhkan minat pada anak untuk mengenal dan
mempelajari benda – benda serta kejadiandi luar lingkungannya.
 Ã˜   Memfasilitasi dan mengemabngkan sikap ingin tahu, tekun, terbuka, kritis, mawas diri,  bertanggung jawab, bekerja sama, dan mandiri dalam kehidupan.
           Ø   Membantu anak agar mampu menerapkan berbagai konsep sains untuk menjelaskan gejala -  gejala alam dan memecahkan masalah dalam
kehidupan sehari – hari.
           Ø   Membantu anak agar mampu mengguanakan teknologi sederhana yang dapat digunaka untuk memecahkan masalah yang ditemukan dalam
kehidupan sehari – hari.
          Ø   Membantu anak untuk dapat mengenal dan memupuk rasa cinta terhadap alam sekitar, sehingga menyadari kebesaran dan keagungan Tuhan YME
3.    Hipotesis Tindakan
        Hipotesis dalam penelitian ini adalah mengenalkan saint pada anak kelompok  4-5 tahun  dapat ditingkatkan dalam berbagai eksperimen  dengan menggunakan benda-benda dari bahan daur ulang di BKBi PAUD PANDAN  RW 09 KEL. KRAMAT PELA – KEC. KEBAYORAN BARU – JAKARTA SELATAN.









BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A.TUJUAN PENELITIAN
         Berdasarkan perumusan masalah diatas , maka disimpulkan tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui  meningkatkan pengenalan sains pada anak usia 4 -5 tahun   melalui eksperimen d BKB PAUD PANDAN RW 09  KEL. KRAMAT PELA -  KEC. KEBAYORAN BARU – JAKARTA SELATAN.
B.SETTING PENELITIAN
1. Tempat Penelitian
 Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di BKB PAUD PANDAN  Jl.
Pandan Rayart 003/009 Kel.Kramat Pela – Kec. Kebayoran Baru  -
Jakarta Selatan.
2.Waktu Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini padapertengahan semester
-          Untuk meningkatkan kemampuan mengenal sains dan bereksperimen
mengembangkan daya cipta dan imajinasinya sebagai persiapan pendidikan
selanjutnya. Peneliti  melaksanakan penelitian kurang lebih 2 bulan  pada
bulan September- Oktober 2017.
3.Subjek Penelitian
Dalam Penelitian ini subjek adalah anak  BKB PAUD PANDAN
dengan jumlah anak 10 orangpada klp  4-5 thn.
C.METODE PENELITIAN
  Jenis Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas ,sebagimana dikemukakan oleh CARSON 1965 (HOLT,1991) , berdasarkan pengamatannya terhadap perilaku anak-anak ketika berinteraksi dengan berbagai objek sains ,maka ia menarik kesimpulan bahwa sains bagi anak-anak adalah sesuatu yang menakjubkan ,sesuatu yang ditemukan dan dianggap menarik serta memberi pengetahuan atau merangsangnya untukmengetahui dan menyelidikinya.
D.LANGKAH – LANGKAH  PENELITIAN
Penelitian ini terdir dari  3 siklus .adapun setiap siklus dilakukan 4 kali pertemuan . Adapun  langkah-langkah penelitian tindakan kelas ini,
1). Perencanaan atau persiapan  tindakan ,
2). Pelaksaanan tindakan ,
3). Observasi dan interprestasi ,
4) Analisi Data ,dan  Refleksi data.. Tempat penelitian ini  dilaksanakan  di BKB
PAUD PANDAN RW 09 KEL KRAMATPELA, dengan jumlah anak 12 
orang.Berdasarkan  LIKEWINARJO(1988) focus dan tekanan pendidikan sains pada bagaimana kita membiarkan diri  dalam hal ini diartikan sebagai diri anak )dididik oleh alam ( perantara nya bisa guru atau orang dewasa), agar kita menjadi manusia yang lebih baik. Menyediakan diri kita dibesrkan oleh alam ini untuk menjadi jujur dan tak berprasangka.
1.SIKLUS 1
a). Perencanaan
        Rencana tindakan kelas ini  disi dengan kegiatan  untuk meperbaiki  memperbaiki ataumeningkatkan atau perubahan tingkah laku dan sikap jujur dan solusi. Perecanaan ini dimulai     menetapkan kelas sebagai tempat penelitian.Menyiapkan  perangkat pembelajaran bereksperimen mulai dari silabus .Rencana Kegiatan  Harian , lembaran  Observasi guru dan  anak,tes kemampuan mengenal  eksperimen tersebut.
  b). Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan dilakukan dengan mempelajari Kompetensi dasar,hasil belajar, dan   indikator  setiap bidang pengembangan untuk masing – masing kelompok usia ,mengidentifikasi tema dan sub tema dan memetakan dalam jaring tema, menentukan kegiatan  pada setiap bidang pengembangan dengan mengacu pada indicator yang akan dicapai dan sub tema yang dipilih.
Pelaksaan  pembelajaran dengan cara pengenalan sains dengan bereksperimen dilaksanakan dengan cara :
1.Menyiapkan benda –benda  sesuai tema ( Gejala  Alam)
2. Katakan ( jika diperlukan isyarat dengan jari) jumlah benda yang ada di
dalameksperimen tersebut. Kemudian katakan“  Ada berapa banyak benda
di dalam eksperimen itu?) misalkan , : putri ,Bisakah  kamu menemukan
bendaeksperimen itu?.
3. Menyuruh anak melakukan  kegiatan eksperimen
 4. Mintalah anak  menunjukan benda yang terapung dan tenggelam serta 
menghitungnya.
 c).  Pengamatan
Mengamati  hasil atau dampak dari tindakan yang dilakukan  dalam
pengenalan sains pada  anak . Tujuannya untuk mengetahui pemecahan
masalah dan meningkatkan daya cipta dan daya ingat dalam bereksperimen
serta mendapatkan kreatifitas. Waktu pelaksanaan observasi dilakukan
bersamaan dengan pelaksaan tindakan dengan melibatkan seorang guru  lain
dan  kepala sekolah-sebagai pengamat yang mengunakan lembaran
observasi.
d). Refleksi
Peneliti mengkaji ,melihat dan mempertibangkanatas hasil dampak dari
tindak  dari berbagai kriteria . Tujuannya adalah mengetahuakelebihan
dan kelemahansains dari tindakan yang dilakukan untuk dapat diperbaiki
pada siklus berikutnya . Untuk merencanakan perbaikan pada siklus 1
terlebih ddahulu perlu dilakukan identifikasi masalah serta analisis dan
perumusan masalah . Identifikasi masalah  dapat dilakukan dengan
mengajukan pertanyanan pada diri sendiri  tentang pembelajaran yang dikelola.
E.Sumber Data
               Sumber datayang digunakan dalam penelitian  ini terdiri dari : -
-          Siswa kelompok usia 4-5 tahun di BKB PAUD PANDAN KEL. KRAMAT PELA
-          Guru inti dan guru pendamping kelompok usia 4-5 tahun di BKB PAUD PANDAN RW 09 KEL. KRAMAT PELA
-          Kepala Sekolah BKB PAUD PANDAN  KEL. KRAMAT PELA
F. Tekhnik Pengumpulan  Data
Adapun data dalam penelitian ini adalah data tentang “ Pengenalan  Pengembangan sains pada aud”
Yang diperoleh dari pengamatan( lembar observasi).
Kategori Penilaia Pengenalan sains pada AUD
                      Aspek yang dinilai
BB
MB
BSH
BSB

-          Anak dapat  menjawab pertanyaan tentang kegiatan eksperimen
-          Anah dapat memahami konsep sederhana
-          Anak dapat mengembangkan motorik halusnya
-          Anak dapat menggunakan panca indranya
-          Anak dapat mengetahui dan mengenal hukum sebab akibat





Keterangan  :
1.    BB  = Belum Berkembang diberi nilai Simbol bintang satu,apabila anak tidak mengerti sains
2.    Mb  = Muali Berkembang  diberi nilai symbol bintang dua, apabila anak  kurang mengerti sains
3.    BSH = Berkembang sesuai harapan  diberi nilai symbol tiga ,apabila anak baik  dan mengerti sains
4.    BSB = Berkembang sangat baik diberi nilai syimbol empat,apabila anak  betul betul mengerti sains
G.  Tekhnik Analisa Data
 Tekhnik dan  Kriteria data analisis yang digunakan untuk menganalisa
data antara lain  :
1.    Reduksi data
Meraduksi data berarti merangkum ,memilih hal-hal pokok ,memfokuskan pada hal-hal yang penting ,dicari tema dan polanya serta membuang yang tidak perlu. Data yang diperoleh dari lapangan  dicatat secara teliti dan rinci .Data yang terkumpul dan rekaman catatan – catatan lapangan kemudian di rangkum dan diseleksi. Dalam mereduksi data-data kemampuan  bicara ,wawancara dan observasi tentang pengenalan sains dengan bereksperimen adalah dengan mencari indikator-indikator rasa  ingin tahu dan berpikir kritis yang muncul pada setiap kejadian .Dalam tahap ini data dari wawancra dan observasi yang telah disusun sebelumnya akan diseleksi data-data mana yang perlu dipilih dan dibuang. Dengan demikian data yang telah direduksi akanmemberikan gambaran yang jelas dan mempermudah  untuk  pengumpulan  data berikutnya.
2     Deskripsi Data
Data yang diperoleh pada penelitian ini adalah data tentang PengenalanPengembangan  Sains pada AUD yang diolah dengan tekhnik analisis deskriptifyang bersipat kuantitatif. Analis data yang dilakukan secara deskriptif  bertujuan untuk menggambarkan data tentang aktivitas guru dan anak dalam proses pembelajaran , data peningkatan  kemampuan dalam
mengenal sains pada anak. Selanjutnya penelitian terhadap eksperimen anak
menggunakan ketentuan penilaian menurut  Pedoman penilaian
Taman kanak-kanak dengan menggunakan  symbol bintang sebagaimana telah dijelaskan  diatas.
Kemudian menurut LIKE WILARDJA (1977) menyatakan,”
dengan proses  pengembangan pembelajaran sains yang tepat pada
anak,maka anak akan dibiasakan menjadi sosok uaaaang
jujur dan tidak mudah berprasangka , menjadi pribadi yang gigh dan tekun
dalam menghadapi  kesulitan ,bahkan dapat menumbuhkan nilai religious
,yaitu rasa bersyukur dan  memuliakanNya”.
3, Verifikasi  Data
 Pada tahap ini peneliti dapat  menarik kesimpulan  atau  verifikasi adalah suatu kegiatan dalam pembetukan susunan ,settingan  atau prose kegiatan  yang sebenarnya. Kesimpulan  awaldapat bersifat sementara dan masih dapat berubah bila tidak ditemukan bukti –bukti yang kuatyang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya.akan  tetapi  bila pada  kesimpulan awal telah ditemukan bukti-bukti yang  valid, maka kesimpulan yang kredibel.
H.    Keabsahan Data
Pengecekkan keabsahan data dilakukan antara lain dengan :
1.    Pengamat menggunakan teknik-teknik perpanjangan kehadiran peneliti lapangan , observasi
2.    Diskusi dengan guru kelas .

I.       Kriteria Keberhasilan Penelitian
Indikator keberhasilan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah kegiatan pembelajaran yang  menyenangkan  dinyatakan berhasil apabila terjadi  perubahan yaitu, berupa peningkatan yang  diperoleh . Perubahan anak didik dalam  mengenal sains dan eksperimennya .dapat dilihat dari  rasa ingin  tahu  cara berpikir ,berkomunikasi dengan teman2nya ,bersikap jujur,saling menghargai.Peningkata kemampuan pengenalan dn perkembangan sains dapat dilihat rata-rata  presentasi setiap aspek kemampuan yang dikembangkan yaitujika  80% dari jumlah anak  memperlihatkan  indicator dalam  presentasi baik








BAB V
PENUTUP
1. Kesimpulan
Sains merupakan suatu usaha untuk mengorganisasikan dan mensistematisasikan common sense, suatu pengetahuan yang berasal dari pengalaman dan pengamatan dalam kehidupan sehari-hari dan dilanjutkan dengan suatu pemikiran secara cermat dan teliti dengan menggunakan berbagai metode yang biasa dilakukan dalam penelitian ilmiah ( observasi, eksperimen, survey, studi kasus, dll).
Konsep pelajar tentang sains sangat dipengaruhi oleh pandangan guru tentang sains, secara sederhana sains dapat berarti sebagai tubuh pengetahuan (body of knowledge) yang muncul dari pengelompokan secara sistematis dari berbagai penemuan ilmiah sejak zaman dahulu.Ada beberapa kelemahan dan kelebihan sains yang dapat kita terima secara umum dan penting untuk difahami dan dimengerti.
Secara substansial pembelajaran sains dapat dipandang sebagai suatu hasil /produk, proses dan sikap. Adapun tujuan mendasar dari pendidikan sains yaitu untuk mengembangkan individu anak usia dini agar melek teradap ruang lingkup sains itu  sendiri serta mampu  menggunakan aspek-aspek fundamentalnya  dalam kehidupan sehari-hari. Jida fokus program pengembang pembelajaran sains pada anak usia dini terhadap dunia dimana mereka  hidup atau bertempat tinggal.
Ruang lingkup pembelajaran sains pada anak usia dini dapat  dilihat dari isi bahan kajian meliputi materi atau disiplin yang terkait dengan bumi dan jagat raya  (ilmu bumi), ilmu-ilmu hayati (biologi), serta bidang kajian fisika dan kimia; pengembangan atau kemampuan yang harus dicapai, maka terdapat tiga dimensi yang semestinya dikembangkan bagi anak usia dini yaitu meliputi kemampuanterkait dengan penguasaan produk sains, penguasaan proses sains dan penguasaan sikap-sikap sains (jiwa ilmuwan).
Ketercapaian pembelajaran sains pada anak usia dini akan dapat berjalan dengan baik, manakala pembelajaran sains tersebut direncanakan dan dilaksanakan dengan sungguh-sungguh. Evaluasi hasil pembelajaran sains diarahkan untuk penelusuran dan penentuan tingkat tingkat keberhasilan pembelajaran sains, sehingga diketahui upaya-upaya selanjutnya. Baik tindakan perbaikan, pengayaan maupun pengembangan selanjutnya.
2. Saran
Dengan membaca makalah ini, semoga pembaca dapat memahami apa itu sains, sains dan kehidupan, serta kelebihan dan kelemahan sains.














DAFTAR PUSTAKA
 Ali, Nugraha ,Pengembangan Pembelajaran Sains Pada AUD
















       











Tidak ada komentar:

Posting Komentar