Welcome to my bloq... ^-^ Samika ^-^ STKIP KUSUMA NEGARA^_^

Jumat, 05 Januari 2018

PERMAINAN ALAT MUSIK ANGKLUNG SEBAGAI METODE BELAJAR (Penelitian Etnologi)



Proposal Penelitian Etnografi
UJIAN AKHIR  SEMESTER (UAS)

PERMAINAN ALAT MUSIK ANGKLUNG SEBAGAI METODE BELAJAR PADA ANAK USIA DINI DI BKB PAUD CINTA BANGSA CIPETE SELATAN

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah

Metodologi Penelitian
Dosen Pengampu:
Iswadi, M. Pd


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgSRE4DdHcPSddFuqeUUejhmBlWAQtQVESqo61SIiCaPNWnZsewcRq8U0QtRKDkfCZR1bJFK6JyHrPcLOodavTGj9Eb1Hs-5TtCxy4zfKUIpSe4CtF4KSHOgr36U0fiLh62imvN_x_5u9U6/s200/logo-stkip-kn.jpg

Oleh:
NAMA      : ULINAH
NPM         : 20158400072

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN  DAN  ILMU PENDIDIKAN (STKIP)
KUSUMA NEGARA JAKARTA
2017
PROPOSAL PERMAINAN ALAT MUSIK ANGKLUNG SEBAGAI METODE BELAJAR PADA ANAK USIA DINI BKB PAUD CINTA BANGSA JAKARTA SELATAN
       

Nama Peneliti          : Ulinah
NPM                           :            20158400072
Unit Kerja                  : BKB PAUD CINTA BANGSA
Judul Penelitian      : PERMAINAN ALAT MUSIK ANGKLUNG SEBAGAI METODE BELAJAR PADA ANAK USIA DINI
Jenis Penelitian      :  Etnografi

BAB I
PENDAHULUAN
                                
A.     Latar Belakang Masalah
Pendidikan sangat penting untuk pengembangan kepribadian anak. Pendidikan dapat terjadi di lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Pendidikan terbagi menjadi dua yaitu pendidikan formal dan non formal. Pendidikan berawal dari usia dini dan akan terus berkembang sampai batas waktu yang tidak dapat ditentukan, karena pendidikan akan semakin maju mengikuti perkembangan zaman. Salah satu pendidikan yang mampu merangsang kecerdasan anak usia dini adalah pendidikan seni musik.
Pendidikan anak usia dini merupakan usia paling peka terhadap stimulus dari luar, dimana anak masih senang bermain serta memiliki rasa ingin tahu yang tinggi membuatnya penting menerima stimulus dari luar dirinya untuk merespon berbagai bentuk pola permainan dan pembelajarannya dalam bentuk pengetahuan (kognitif), keterampilan (psikomotor), nilai dan sikap (afektif).
Hal itu didukung oleh pernyataan Anwar (2007: 8) bahwa,
“Stimulasi pada tahun-tahun pertama kehidupan anak sangat mempengaruhi struktur fisik otak anak, dan hal tersebut sulit diperbaiki pada masa-masa kehidupan selanjutnya. Implikasinya adalah bahwa anak yang tidak mendapatkan lingkungan yang merangsang pertumbuhan otak atau tidak mendapatkan stimulasi psikososial seperti jarang disentuh atau jarang diajak bermain, akan mengalami berbagai penyimpangan perilaku.”
Hal ini mengharuskan orang tua dan guru di sekolah yang menjadi pendidik bagi anak untuk aktif mengajak anak terus belajar pada hal-hal baru yang baik untuk perkembangannya, seperti bermain sambil belajar. Melalui kegiatan bermain, anak mengenal seni musik. Seni musik dapat menjadi salah satu alat bantu stimulus untuk anak. Musik merupakan alat bantu yang bermanfaat untuk menstimulasi kecerdasan intelektual dan emosional anak sejak fase bayi dalam kandungan, usia batita, balita serta memotivasi anak diusia prasekolah sampai sekolah. (Ortiz, 2002: 33).
Pendidikan di sekolah tidak hanya mengembangkan intelegensi saja, tetapi juga nilai-nilai etika, moral, seni dan budaya, sebagai contoh pengembangan seni dan budaya dalam pendidikan di sekolah adalah dengan adanya pembelajaran angklung. Hal positif dari pembelajaran angklung antara lain menanamkan sikap disiplin, tanggung jawab, kreatifitas, dan kerjasama. Sikap disiplin anak terlatih saat anak mengikuti hitungan dan aba-aba dari guru, sikap tanggung jawab terbentuk saat anak memainkan tiap nada pada masing-masing angklung yang menjadi bagiannya, sikap kerjasama pun terbentuk pada saat memainkan angklung bersama-sama, dan kreatifitas anak terbentuk saat memainkan angklung secara bersama-sama. Menurut Sigmund Freud bahwa anak-anak mencari kesenangan dari energi yang dimiliki. Energi psikoseksual merupakan dorongan yang menjadi sensitive pada area tertentu dan menjadi latar belakang perilaku.
BKB  PAUD CINTA BANGSA adalah salah satu lembaga pendidikan formal yang ada di Jakarta. BKB  PAUD CINTA BANGSA memiliki beberapa pembagian kelas, yaitu Kelas A, dan B. Kelas A adalah kelas dengan kelompok anak berusia 4 - 5 tahun dan kelas B adalah kelas dengan kelompok anak berusia 5 - 6 tahun,. Pembelajaran angklung terdapat di kelas A dengan jumlah siswa sebanyak 15 anak. Perhatian khusus BKB  PAUD CINTA BANGSA pada perkembangan anak dengan seni musik tampak dalam ketersediaan alat musik angklung di sekolah sebanyak 4 set angklung. Di BKB  PAUD CINTA BANGSA, pembelajaran angklung dipengaruhi oleh faktor penghambat dan pendukung.
Berdasarkan observasi yang dilakukan pada bulan Juni 2017, faktor penghambat adalah kurangnya pengetahuan guru pada seni musik dan instrumen musik angklung. Guru masih kesulitan mengajarkan instrumen musik angklung pada anak dengan benar, dikarenakan kurang menguasai teknik bermain angklung dengan baik, oleh karena itu siswa hanya mengenal instrumen musik angklung sebagai media bermain, sedangkan untuk faktor pendukungnya ialah sarana untuk pembelajaran angklung yang memadai. Meskipun setiap siswa memiliki kemampuan, minat dan bakat yang berbeda- beda, siswa senang dengan adanya pembelajaran angklung. Di samping kepekaan dan rasa ingin tahu terhadap bunyi, siswa di usia taman kanak-kanak masih senang bermain. Sikap disiplin, tanggung jawab dan kerjasama juga dapat terbentuk melalui pembelajaran yang menarik. Teknik permainan angklung dengan cara diguncangkan (shake) menjadi daya tarik tersendiri pada siswa untuk belajar sambil bermain.
Kurangnya pengetahuan guru pada alat musik angklung membuat pembelajaran angklung tidak efektif. Keterbatasan waktu dalam pelaksanaan pembelajaran angklung juga membuat pembelajaran angklung tidak terlaksana dengan baik.Pembelajaran angklung hanya diberikan satu bulan sekali dengan waktu yang relatif singkat, sekitar 30 menit atau hanya sekedar untuk selingan.Kurangnya pengetahuan guru pada suatu instrumen musik dapat mempengaruhi keterampilan siswa dalam memainkan alat musik, khususnya angklung.Siswa hanya mengenal angklung sebagai media bermain yang mengeluarkan bunyi yang unik, sehingga saat diberi aba-aba untuk bermain musik menggunakan angklung siswa cenderung tidak fokus. Di BKB  PAUD CINTA BANGSA hal itu menjadi kendala guru.
Hal tersebut menjadi dasar pemikiran peneliti untuk melakukan penelitian upaya peningkatan keterampilan bermain instrumen musik di BKB PAUD CINTA BANGSA. Peneliti akan menggunakan instrumen musik angklung sebagai alat pembelajarannya.

B.    Fokus Penelitian
Pada uraian diatas telah dijelaskan bahwa ada 6 Aspek perkembangan anak usia dini namun pada penelitian ini penelitian memfokuskan penelitian pada aspek seni saja dalam hal ini anak di minta untuk belajar sambil bermain dengan alat musik angklung karena dapat menstimulasi kecerdasan intelektual dan emosional pada anak usia dini.

C.    Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, dapat dikemukakan pokok permasalahan sebagai berikut:
1.    Bagaimana pengetahuan guru anak usia dini tentang seni musik khususnya alat musik angklung ?
2.    Bagaimana metode pembelajaran seni musik angklung kepada anak usia dini?

D.    Kegunaan Penelitian
Manfaat penelitian ini terdiri dari manfaat praktis dan manfaat teoritis. Manfaat-manfaat tersebut adalah sebagai berikut:
·         Manfaat Teoritis
Manfaat teoretis dari penelitian ini adalah dapat digunakan sebagai acuan untuk penelitian yang akan datang.
·         Manfaat Praktis
a.    Bagi guru
Manfaat praktis dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi guru di BKB PAUD CINTA BANGSA agar nantinya dapat dimanfaatkan untuk melakukan evaluasi dan introspeksi sehingga dapat membantu mengatasi masalah yangmenjadi penghambat dalam pembelajaran angklung.
b.    Bagi sekolah
Manfaat untuk sekolah, yaitu mendapatkan acuan dalam meningkatkan pembelajaran instrumen musik angklung dan untuk kemajuan pembelajaran angklung di BKB PAUD CINTA BANGSA Kelurahan Cipete Selatan Kecamatan Cilandak Jakarta Selatan

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A.   Deskripsi Konseptual Fokus
Musik sudah dapat diperkenalkan sejak dalam kandungan. Seni musik dapat membantu anak-anak untuk memiliki kepekaan estetis yang pada akhirnya akan mempengaruhi sikap dan perbuatan serta cara berfikirnya. Hal ini didukung oleh pendapat Ortiz (2002: 33) bahwa, musik merupakan alat bantu yang bermanfaat untuk menstimulasi kecerdasan intelektual dan emosional anak sejak fase bayi dalam kandungan, usia batita, balita serta memotivasi anak di usia prasekolah sampai sekolah.
Menikmati musik dapat dilakukan dengan berbagai cara. Penghayatan musik diperoleh dari kegiatan mendengarkan, bernyanyi, bermain musik, bergerak mengikuti musik, membaca musik, dan kreativitas murid (Jamalus, 1988: 43).
Ansor dalam Hanny (2005: 6) mengemukakan keungulan dari alat music angklung, yaitu untuk memainkan alat musik tersebut pemain tidak dituntut memiliki keterampilan dan bakat tertentu, sehingga hampir semua orang diyakini dapat memainkan alat ini.
Musik terdiri atas beberapa unsur yang saling menyatu membentuk sebuah lagu (Jamalus, 1988: 7) menyatakan bahwa, unsur-unsur musik terdiri atas beberapa kelompok yang secara bersama merupakan kesatuan membentuk sebuah lagu atau komposisi musik. Di samping itu menurut Jamalus (1988: 7) unsur-unsur musik dapat dikelompokkan menjadi:
Unsur-unsur pokok, yaitu irama, melodi, harmoni, bentuk/struktur lagu.
Unsur-unsur ekspresi, yaitu tempo, dinamik dan warna nada.
Menurut Mudjilah (2004: 1) sebuah nada mempunyai sifat dasar, yaitu:
Pola titinada (pitch), adalah tinggi-rendah nada.
Durasi (duration), adalah panjang-pendeknya nada atau irama.
Intensitas (intensity), adalah volume atau tingkat kekerasan nada.
Warna nada (timbre), adalah kualitas atau warna suara.
Panjang pendeknya nada membentuk suatu irama. Hal ini dibenarkan oleh pendapat Mudjilah (2004: 7) bahwa,
“Panjang pendeknya not-not, membentuk suatu irama, yang digambarkan dalam simbol-simbol not.Panjang not ditentukan oleh durasi dari tiap getaran. Getaran yang teratur disebut beat (pukulan). Getaran tersebut dapat lambat atau cepat, akan tetapi harus teratur. Kecepatan menghitung panjang not disebut tempo dan kumpulan dari pukulan-pukulan yang teratur (beat), dalam kelompok terkecil disebut birama.”
Selanjutnya, kelompok-kelompok yang ditimbulkan dari pukulan yangteratur disebut dengan meter. Ada beberapa jenis meter, yaitu douple meter,triple meter dan quadruple meter. (Mudjilah, 2004: 7)
2: satu dua | satu dua |
3: satu dua tiga | satu dua tiga |
4: satu dua tiga empat | satu dua tiga empat |
6: satu dua tiga empat lima enam |
Berdasarkan uraian di atas, dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa musik terbentuk dari beberapa unsur.Musik juga merupakan sebuah alat yang dapat membantu mencerdaskan anak dengan berbagai kegiatan musik seperti mendengarkan musik dan bermain musik.

b.    Angklung
Angklung adalah alat musik tradisional yang berasal dari Jawa Barat.
Angklung terbuat dari bambu dan cara memainkannya dengan cara diguncangkan (shake). Menurut Jamalus (1976: 109), angklung digolongkan ke dalam alat musik idiophone. Alat musik idiophone artinya alat musik yang sumber bunyinya dihasilkan dari alat itu sendiri bila disentuh atau dipukul.
Yadi Mulyadi (2005: 13) berpendapat bahwa, “Angklung merupakan salah satu jenis alat music idiophone yang berasal dari daerah Jawa Barat. Angklung ini terbuat dari batang bambu atau potongan bambu yang tipis (buluh) atau dari bambu yang berserat warna coklat, dan untuk menyembunyikannya yaitu dengan cara digerakan sebagai sumber bunyinya.” Hal ini didukung oleh pendapat Jamalus (1976: 110) bahwa,
“Angklung melodi bertabung 2 buah. Tabung kecil ialah oktaf tabung besar, sehingga bila angklung dibunyikan terdengarlah nada rangkap (unisono).Angklung pengiring bertabung 4 buah, menyuarakan paduan nada dominan septim, sedangkan yang bertabung 3 membunyikan nada minor.”
Hal senada dinyatakan oleh Kusmargono (2012: 6) bahwa angklung melodi memiliki dua bumbung nada. Bumbung nada depan (kecil) bunyinya satu oktaf lebih tinggi dari bumbung nada belakang (besar).
Selanjutnya menurut Subagyo dan Purnomo (2010: 32), angklung adalah instrumen musik yang dikerat.Dikerat adalah teknik memotong dengan cara melingkar.Hal ini dapat dilihat pada bentuk angklung yang memiliki rongga.
Alat musik angklung dapat digolongkan menjadi dua kelompok, yaitu angklung pembawa melodi dan angklung pengiring (Jamalus, 1976: 109). Selanjutnya Kusmargono (2012: 6):
“Sebuah angklung melodi memuat dua nada yang ber-interval satu oktaf, maka luas nada angklung melodi maksimal hanyalah tiga oktaf. Apabila dilengkapi dengan nada sisipan (kromatis), jumlah semuanya menjadi tiga puluh tujuh buah angklung dari nada terbawah c sampai dengan tertinggi’’.
Angklung memiliki teknik permainan sendiri seperti halnya instrumen musik lainnya. Menurut Kusmargono (2012: 8 - 9) teknik memegang dan membunyikan angklung yang baik dan benar adalah sebagai berikut:

c.    Metode Pembelajaran Seni Musik Angklung
Pengenalan terhadap seni musik angklung serta menjelaskan tentang sejarah dari Angklung itu sendiri kepada anak usia dini sangatlah penting, sebelum mereka memainkan angklung, ada baiknya mengetahui tentang sejarah dari alat musik tradisional Indonesia tersebut. Setelah mengenalkan tentang sejarah dari angklung, maka selanjutnya bisa langsung dipraktekkan dengan cara sebagai berikut:
o  Sikap umum memegang angklung:
1.      Tangan kiri memegang ujung tiang depan.
2.      Angklung menghadap ke atas kiri pemain.
3.      Garis antara siku dengan pergelangan tangan kiri sejajar dengan garis permukaan tanah.
4.      Dipandang dari samping angklung harus tegak lurus rata dengan tegak badan pemain.
5.      Usahakan posisi angklung berada tepat di depan pinggul kanan pemain.
6.      Telunjuk bersama ibu jari tangan kanan memegang pangkal bawah tiang belakang angklung, sedang jari tengah masuk ke dalam lubang potongan sepatu angklung bagian belakang, mengontrol tinggi rendah posisi angklung, dan bersama dengan telunjuk dan ibu jari mengatur getaran angklung yang berpusat pada pergelangan tangan kanan tersebut.
7.      Bunyi angklung hanya diharapkan dari bagaimana cara pemain memaju-majukan sepatunya.

o  Sikap khusus membunyikan angklung:
1.      Bunyi panjang. Untuk mendapatkan bunyi yang panjang dan stabil, angklung harus tegak lurus dengan lantai dilihat dari segala angklung bersumbu pada pergelangan tangan kiri yang tak boleh bergerak.
2.      Bunyi pendek. Angklung tetap tegak.Kendali pada tangan kanan sangat ketat dan pendek.
3.      Bunyi amat pendek (staccato). Angklung condong ke kiri, dengan cara menarik pegangan tangan kanan ke samping. Dibunyikan dengan pendek.
4.      Angklung dipegang erat pada tangan kiri, sedang telapak tangan kanan membentur-bentur pangkal belakang sepatu angklung.
(sumber: Kusmargono 2012: 9)

Ada beberapa alasan yang menjadi dasar mengapa angklung pada saatini angklung dijadikan sebuah pembelajaran. Beberapa penjelasan berikut :
·           menurut Masunah dkk (2003: 1) sebagai berikut:
1.    Angklung merupakan salah satu jenis kesenian yang terdapat hampir disetiap daerah Jawa Barat, sehingga jenis angklung ini cukup dikenal oleh masyarakat.
2.    Dilihat dari bentuk penyajiannya, seni angklung di Jawa Barat sangat beragam, sesuai dengan keadaan dan keperluan masyarakat pendukungnya. Oleh karena itu, seni angklung ini menarik untu
3.    Dibahas dari sudut keberagaman, baik dari segi musikal maupun fungsinya di masyarakat.
4.    Musik angklung mempunyai nilai sosial antara lain, kerjasama, gotong royong, kecermatan, ketangkasan, dan tanggung jawab. Berdasarkan nilai-nilai ini musik angklung dapat dijadikan sebagai alat pendidikan.

B.   Hasil Penelitian Yang Relevan
Hasil penelitian yang relevan yang sesuai dengan penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh penulis tentang bagaimana mengenalkan salah satu alat music tradisional dari Indonesia yaitu angklung kepada anak-anak dari usia dini. Karena bagaimanapun warisan budaya harus tetap dilestarikan oleh anak-anak yang nantinya akan menjadi penerus bangsa. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian menggunakan metode etnografi dengan pendekatan kualitatif. Serta menggunakan teknik observasi wawancara serta analisis data. dari hasil penelitian yang dilakukan di BKB PAUD CINTA BANGSA permainan angklung dapat di jadikan salah satu metode belajar pada anak usia dini .


BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A.   Tujuan Penelitian
Tujuan peneliti yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.    Untuk meningkatkan kemampuan pendidik anak usia dini tentang alat musik khususnya angklung
2.    Untuk memberikan  metode pembelajaran kepada anak dalam bermain alat musik khususnya angklung agar mengoptimalkan kecerdasan musikal Anak Usia Dini.

B.   Latar Penelitian
Pada kenyataannya masih banyak pendidik PAUD belum memiliki keterampilan bermain musik secara optimal Karena keterbatasan alat musik karena tidak semua PAUD memiliki alat musik angklung.

C.   Tempat Dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan selama 6 bulan dari bulan Juli hingga bulan Desember dan dilaksanakan di BKB PAUD CINTA BANGSA Kelurahan Cipete Selatan Kecamatan Cilandak Jakarta Selatan

D.   Metode Penelitian
Menggunakan metode kualitatif dengan mendapatkan data dari kegiatan pembelajaran kecerdasan musikal di BKB PAUD CINTA BANGSA Kelurahan Cipete Selatan Kecamatan Cilandak Jakarta Selatan



E.   Data Dan Sumber Data
Data yang dikumpulkan berdasarkan data primer dan sekunder melalui observasi dan wawancara dengan Pendidik dan anak didik, dalam menerapkan kegiatan pembelajaran seni musik angklung di BKB PAUD CINTA BANGSA, Kelurahan Cipete Selatan Kecamatan Cilandak Jakarta Selatan.

F.    Teknik Pengumpulan Data
Teknik Penilaian
Dalam penelitian ini instrumen untuk mengumpulkan data menggunakan  observasi, wawancara dan studi dokumentasi.
a.    Observasi
Observasi atau disebut juga pengamatan yaitu kegiatan pemusatan perhatian terhadap objek yang diamati secara langsung melalui penglihatan, Peneliti mengamati kegiatan pembelajaran seni musik angklung anak- anak di sekolah

b.    Wawancara
Wawancara merupakan percakapan yang dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara (peneliti) yang mengajukan pertanyaan dengan orang yang diwawancarai (narasumber). Yang menjadi narasumber yaitu pendidik, mereka akan diberikan 10 pertanyaan seputar bagaimanakah meningkatkan kemampuan musikal anak melalui permainan angklung.

c.    Angket atau Kuesioner
Tujuan angket yaitu untuk memperoleh informasi tentang diri responden atau informasi tentang orang lain. Dalam penelitian ini angket digunakan untuk memperoleh data atau informasi tentang Kontribusi Pendidik PAUD dalam pembelajaran seni musik angklung pada anak usia dini BKB PAUD CINTA BANGSA, Kelurahan Cipete Selatan Kecamatan Cilandak Jakarta Selatan.

G.   Pemeriksaan Keabsahan Data
Proses memvalidasi (menguji keabsahan) data melalui trianggulasi dengan cara membandingkan data yang terkumpul dari berbagai sumber antara lain melalui observasi, wawancara serta pengumpulan data-data /dokumen pendukung

H.   Teknik Analisis Data
Metode yang digunakan dalam penulisan makalah ini adalah metode deskriptif kualitatif, yakni dengan mengungkapkan masalah-masalah yang dikaji dan kemudian dianalisis berdasarkan teori-teori yang ada  dan pengetahuan penulis.
Adapun teknis penulisan yang digunakan adalah kajian kepustakaan dan observasi terhadap pembelajaran seni musik angklung pada anak usia dini di BKB PAUD CINTA BANGSA, Kelurahan Cipete Selatan Kecamatan Cilandak Jakarta Selatan yang selama ini dilakukan penulis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar