Proposal
Penelitian Etnografi
UJIAN AKHIR SEMESTER (UAS)
PERMAINAN ALAT MUSIK ANGKLUNG SEBAGAI METODE BELAJAR PADA ANAK USIA DINI DI BKB PAUD CINTA BANGSA CIPETE SELATAN
Disusun
untuk memenuhi tugas mata kuliah
”Metodologi Penelitian”
Dosen
Pengampu:
Iswadi, M.
Pd
Oleh:
NAMA : ULINAH
NPM : 20158400072
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
SEKOLAH
TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP)
KUSUMA
NEGARA JAKARTA
2017
PROPOSAL PERMAINAN
ALAT MUSIK ANGKLUNG SEBAGAI METODE BELAJAR PADA ANAK USIA DINI BKB PAUD CINTA BANGSA JAKARTA
SELATAN
Nama
Peneliti : Ulinah
NPM
: 20158400072
Unit Kerja : BKB PAUD CINTA BANGSA
Judul Penelitian : PERMAINAN
ALAT MUSIK ANGKLUNG SEBAGAI METODE BELAJAR PADA
ANAK USIA DINI
Jenis Penelitian : Etnografi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang Masalah
Pendidikan
sangat penting untuk pengembangan kepribadian anak. Pendidikan dapat terjadi di lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Pendidikan terbagi menjadi dua yaitu pendidikan formal dan non formal.
Pendidikan berawal dari usia dini dan akan terus berkembang sampai batas waktu
yang tidak dapat ditentukan, karena pendidikan akan semakin maju mengikuti
perkembangan zaman. Salah satu pendidikan yang mampu merangsang kecerdasan anak
usia dini adalah pendidikan seni musik.
Pendidikan anak usia dini merupakan usia paling peka terhadap stimulus dari
luar, dimana anak masih senang bermain serta memiliki rasa ingin tahu yang
tinggi membuatnya penting menerima stimulus dari luar dirinya untuk merespon
berbagai bentuk pola permainan dan pembelajarannya dalam bentuk pengetahuan
(kognitif), keterampilan (psikomotor), nilai dan sikap (afektif).
Hal itu didukung oleh pernyataan Anwar (2007: 8)
bahwa,
“Stimulasi
pada tahun-tahun pertama kehidupan anak sangat mempengaruhi struktur fisik otak
anak, dan hal tersebut sulit diperbaiki pada masa-masa kehidupan selanjutnya. Implikasinya adalah bahwa anak yang tidak mendapatkan
lingkungan yang merangsang pertumbuhan otak atau tidak mendapatkan stimulasi
psikososial seperti jarang disentuh atau jarang diajak bermain, akan mengalami
berbagai penyimpangan perilaku.”
Hal ini
mengharuskan orang tua dan guru
di sekolah yang menjadi pendidik bagi anak untuk aktif mengajak anak terus
belajar pada hal-hal baru yang baik untuk perkembangannya, seperti bermain
sambil belajar. Melalui
kegiatan bermain, anak mengenal seni musik. Seni musik dapat menjadi salah satu
alat bantu stimulus untuk anak. Musik merupakan alat bantu yang bermanfaat
untuk menstimulasi kecerdasan intelektual dan emosional anak sejak fase bayi
dalam kandungan, usia batita, balita serta memotivasi anak diusia prasekolah
sampai sekolah. (Ortiz, 2002: 33).
Pendidikan
di sekolah tidak hanya mengembangkan intelegensi saja, tetapi juga nilai-nilai
etika, moral, seni dan budaya, sebagai contoh pengembangan seni dan budaya
dalam pendidikan di sekolah adalah dengan adanya pembelajaran angklung. Hal
positif dari pembelajaran angklung antara lain menanamkan sikap disiplin,
tanggung jawab, kreatifitas, dan kerjasama. Sikap disiplin anak terlatih saat
anak mengikuti hitungan dan aba-aba dari guru, sikap tanggung jawab terbentuk
saat anak memainkan tiap nada pada masing-masing angklung yang menjadi
bagiannya, sikap kerjasama pun terbentuk pada saat memainkan angklung
bersama-sama, dan kreatifitas anak terbentuk saat memainkan angklung secara
bersama-sama. Menurut Sigmund Freud bahwa anak-anak mencari
kesenangan dari energi yang dimiliki. Energi psikoseksual merupakan dorongan
yang menjadi sensitive pada area tertentu dan menjadi latar belakang perilaku.
BKB
PAUD CINTA BANGSA adalah salah satu lembaga pendidikan formal yang ada
di Jakarta. BKB PAUD CINTA BANGSA memiliki
beberapa pembagian kelas, yaitu Kelas A, dan B. Kelas A adalah kelas dengan
kelompok anak berusia 4 - 5 tahun dan kelas B adalah kelas dengan
kelompok anak berusia 5 - 6 tahun,.
Pembelajaran angklung terdapat di kelas A dengan jumlah siswa sebanyak 15 anak.
Perhatian khusus BKB PAUD CINTA BANGSA pada
perkembangan anak dengan seni musik tampak dalam ketersediaan alat musik
angklung di sekolah sebanyak 4 set angklung. Di BKB PAUD CINTA BANGSA, pembelajaran angklung dipengaruhi oleh faktor
penghambat dan pendukung.
Berdasarkan
observasi yang dilakukan pada bulan Juni 2017, faktor
penghambat adalah kurangnya pengetahuan guru pada seni musik dan instrumen
musik angklung. Guru masih kesulitan mengajarkan instrumen musik angklung pada anak dengan benar, dikarenakan kurang menguasai teknik
bermain angklung dengan baik, oleh karena itu siswa hanya mengenal instrumen
musik angklung sebagai media bermain, sedangkan untuk faktor pendukungnya ialah
sarana untuk pembelajaran angklung yang memadai. Meskipun setiap siswa memiliki
kemampuan, minat dan bakat yang berbeda- beda, siswa senang dengan adanya
pembelajaran angklung. Di samping kepekaan dan rasa ingin tahu terhadap bunyi, siswa di usia taman kanak-kanak masih senang bermain.
Sikap disiplin, tanggung jawab dan kerjasama juga dapat terbentuk melalui
pembelajaran yang menarik. Teknik permainan angklung dengan cara diguncangkan
(shake) menjadi daya tarik tersendiri pada siswa untuk belajar sambil bermain.
Kurangnya
pengetahuan guru pada alat musik angklung membuat pembelajaran angklung tidak
efektif. Keterbatasan waktu dalam pelaksanaan pembelajaran angklung juga
membuat pembelajaran angklung tidak terlaksana dengan baik.Pembelajaran
angklung hanya diberikan satu bulan sekali dengan waktu yang relatif singkat,
sekitar 30 menit atau hanya sekedar untuk selingan.Kurangnya pengetahuan guru
pada suatu instrumen musik dapat mempengaruhi keterampilan siswa dalam
memainkan alat musik, khususnya angklung.Siswa hanya mengenal angklung sebagai
media bermain yang mengeluarkan bunyi yang unik, sehingga saat diberi aba-aba
untuk bermain musik menggunakan angklung siswa cenderung tidak fokus. Di
BKB PAUD CINTA BANGSA hal itu
menjadi kendala guru.
Hal tersebut
menjadi dasar pemikiran peneliti untuk melakukan penelitian upaya peningkatan
keterampilan bermain instrumen musik di BKB PAUD CINTA BANGSA. Peneliti
akan menggunakan instrumen musik angklung sebagai alat pembelajarannya.
B. Fokus Penelitian
Pada uraian
diatas telah dijelaskan bahwa ada 6 Aspek perkembangan anak usia dini namun
pada penelitian ini penelitian memfokuskan penelitian pada aspek seni saja
dalam hal ini anak di minta untuk belajar sambil bermain dengan alat
musik angklung karena dapat menstimulasi kecerdasan intelektual dan
emosional pada anak usia dini.
C. Rumusan
Masalah
Berdasarkan
latar belakang masalah tersebut, dapat dikemukakan pokok permasalahan sebagai
berikut:
1. Bagaimana
pengetahuan guru anak usia dini tentang seni musik khususnya alat musik
angklung ?
2. Bagaimana
metode pembelajaran seni musik angklung kepada anak usia dini?
D. Kegunaan
Penelitian
Manfaat
penelitian ini terdiri dari manfaat praktis dan manfaat teoritis.
Manfaat-manfaat tersebut adalah sebagai berikut:
·
Manfaat Teoritis
Manfaat teoretis dari penelitian ini adalah dapat
digunakan sebagai acuan untuk penelitian
yang akan datang.
·
Manfaat Praktis
a. Bagi guru
Manfaat praktis dari penelitian ini diharapkan dapat
bermanfaat bagi guru di BKB PAUD CINTA BANGSA agar
nantinya dapat dimanfaatkan untuk melakukan evaluasi dan introspeksi sehingga
dapat membantu mengatasi masalah yangmenjadi penghambat dalam pembelajaran
angklung.
b. Bagi sekolah
Manfaat untuk sekolah, yaitu mendapatkan acuan dalam
meningkatkan pembelajaran instrumen musik angklung dan untuk kemajuan
pembelajaran angklung di BKB PAUD CINTA BANGSA Kelurahan Cipete
Selatan Kecamatan Cilandak Jakarta Selatan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Deskripsi
Konseptual Fokus
Musik sudah dapat diperkenalkan sejak dalam kandungan. Seni musik dapat membantu anak-anak untuk memiliki kepekaan estetis yang
pada akhirnya akan mempengaruhi sikap dan perbuatan serta cara berfikirnya. Hal
ini didukung oleh pendapat Ortiz (2002: 33) bahwa, musik merupakan alat bantu
yang bermanfaat untuk menstimulasi kecerdasan intelektual dan emosional anak
sejak fase bayi dalam kandungan, usia batita, balita serta memotivasi anak di
usia prasekolah sampai sekolah.
Menikmati musik dapat dilakukan dengan berbagai cara.
Penghayatan musik diperoleh dari kegiatan mendengarkan, bernyanyi, bermain
musik, bergerak mengikuti musik, membaca musik, dan kreativitas murid (Jamalus,
1988: 43).
Ansor dalam Hanny (2005: 6)
mengemukakan keungulan dari alat music angklung, yaitu untuk memainkan alat
musik tersebut pemain tidak dituntut memiliki keterampilan dan bakat tertentu,
sehingga hampir semua orang diyakini dapat memainkan alat ini.
Musik terdiri atas beberapa unsur yang saling menyatu membentuk
sebuah lagu (Jamalus, 1988: 7) menyatakan bahwa, unsur-unsur musik terdiri atas
beberapa kelompok yang secara bersama merupakan kesatuan membentuk sebuah lagu
atau komposisi musik. Di samping itu menurut Jamalus (1988: 7) unsur-unsur
musik dapat dikelompokkan menjadi:
Unsur-unsur pokok, yaitu irama, melodi, harmoni,
bentuk/struktur lagu.
Unsur-unsur
ekspresi, yaitu tempo, dinamik dan warna nada.
Menurut Mudjilah (2004: 1) sebuah nada mempunyai sifat
dasar, yaitu:
Pola
titinada (pitch), adalah tinggi-rendah nada.
Durasi
(duration), adalah panjang-pendeknya nada atau irama.
Intensitas
(intensity), adalah volume atau tingkat kekerasan nada.
Warna nada
(timbre), adalah kualitas atau warna suara.
Panjang pendeknya nada membentuk suatu irama. Hal ini dibenarkan oleh pendapat Mudjilah (2004: 7) bahwa,
“Panjang pendeknya not-not, membentuk suatu irama,
yang digambarkan dalam simbol-simbol not.Panjang not ditentukan oleh durasi
dari tiap getaran. Getaran yang teratur disebut beat (pukulan). Getaran tersebut
dapat lambat atau cepat, akan tetapi harus teratur. Kecepatan menghitung
panjang not disebut tempo dan kumpulan dari pukulan-pukulan yang teratur
(beat), dalam kelompok terkecil disebut birama.”
Selanjutnya,
kelompok-kelompok yang ditimbulkan dari pukulan yangteratur disebut dengan
meter. Ada beberapa jenis meter, yaitu douple meter,triple meter dan quadruple
meter. (Mudjilah, 2004: 7)
2: satu dua | satu dua |
3: satu dua tiga | satu dua tiga |
4: satu dua tiga empat | satu dua tiga empat |
6: satu dua tiga empat lima enam |
Berdasarkan uraian di atas, dapat ditarik suatu
kesimpulan bahwa musik terbentuk dari beberapa unsur.Musik juga merupakan
sebuah alat yang dapat membantu mencerdaskan anak dengan berbagai kegiatan
musik seperti mendengarkan musik dan bermain musik.
b.
Angklung
Angklung adalah alat musik tradisional yang berasal
dari Jawa Barat.
Angklung terbuat dari bambu dan cara memainkannya
dengan cara diguncangkan
(shake). Menurut Jamalus (1976: 109), angklung digolongkan ke dalam alat musik idiophone. Alat musik
idiophone artinya alat
musik yang sumber
bunyinya dihasilkan dari alat itu sendiri bila disentuh atau dipukul.
Yadi Mulyadi (2005: 13) berpendapat bahwa, “Angklung merupakan salah satu jenis alat music idiophone yang berasal dari daerah
Jawa Barat. Angklung ini terbuat dari batang bambu atau potongan bambu yang
tipis (buluh) atau dari bambu yang berserat warna coklat, dan untuk
menyembunyikannya yaitu dengan cara digerakan sebagai sumber bunyinya.” Hal ini didukung oleh pendapat Jamalus (1976: 110) bahwa,
“Angklung melodi bertabung 2 buah. Tabung kecil ialah
oktaf tabung besar, sehingga bila angklung dibunyikan terdengarlah nada rangkap
(unisono).Angklung pengiring bertabung 4 buah, menyuarakan paduan nada dominan
septim, sedangkan yang bertabung 3 membunyikan nada minor.”
Hal senada dinyatakan oleh Kusmargono (2012: 6) bahwa
angklung melodi memiliki dua bumbung nada. Bumbung nada depan (kecil) bunyinya
satu oktaf lebih tinggi dari bumbung nada belakang (besar).
Selanjutnya menurut Subagyo dan Purnomo (2010: 32),
angklung adalah instrumen musik yang dikerat.Dikerat adalah teknik memotong
dengan cara melingkar.Hal
ini dapat dilihat pada bentuk angklung yang memiliki rongga.
Alat musik angklung dapat digolongkan menjadi dua
kelompok, yaitu angklung pembawa melodi dan angklung pengiring (Jamalus, 1976: 109). Selanjutnya Kusmargono (2012: 6):
“Sebuah angklung melodi memuat dua nada yang
ber-interval satu oktaf, maka luas nada angklung melodi maksimal hanyalah tiga
oktaf. Apabila dilengkapi dengan nada sisipan (kromatis),
jumlah semuanya menjadi tiga puluh tujuh buah angklung dari nada terbawah c
sampai dengan tertinggi’’.
Angklung memiliki teknik permainan sendiri seperti
halnya instrumen musik lainnya. Menurut Kusmargono (2012: 8 - 9) teknik
memegang dan membunyikan angklung yang baik dan benar adalah sebagai berikut:
c. Metode Pembelajaran Seni Musik
Angklung
Pengenalan terhadap seni musik
angklung serta menjelaskan tentang sejarah dari Angklung itu sendiri kepada
anak usia dini sangatlah penting, sebelum mereka memainkan angklung, ada
baiknya mengetahui tentang sejarah dari alat musik tradisional Indonesia
tersebut. Setelah mengenalkan tentang sejarah dari angklung, maka selanjutnya
bisa langsung dipraktekkan dengan cara sebagai berikut:
o Sikap umum
memegang angklung:
1. Tangan kiri
memegang ujung tiang depan.
2. Angklung
menghadap ke atas kiri pemain.
3. Garis antara
siku dengan pergelangan tangan kiri sejajar dengan garis permukaan tanah.
4. Dipandang
dari samping angklung harus tegak lurus rata dengan tegak badan pemain.
5. Usahakan
posisi angklung berada tepat di depan pinggul kanan pemain.
6. Telunjuk
bersama ibu jari tangan kanan memegang pangkal bawah tiang belakang angklung,
sedang jari tengah masuk ke dalam lubang potongan
sepatu angklung bagian belakang, mengontrol tinggi rendah posisi angklung, dan
bersama dengan telunjuk dan ibu jari mengatur getaran angklung yang berpusat
pada pergelangan tangan kanan tersebut.
7. Bunyi
angklung hanya diharapkan dari bagaimana cara pemain memaju-majukan sepatunya.
o Sikap khusus
membunyikan angklung:
1. Bunyi
panjang. Untuk mendapatkan bunyi yang panjang dan stabil, angklung harus tegak
lurus dengan lantai dilihat dari segala angklung
bersumbu pada pergelangan tangan kiri yang tak boleh bergerak.
2. Bunyi pendek.
Angklung tetap tegak.Kendali pada tangan kanan sangat ketat dan pendek.
3. Bunyi amat
pendek (staccato). Angklung condong ke kiri, dengan cara menarik pegangan
tangan kanan ke samping. Dibunyikan dengan pendek.
4. Angklung
dipegang erat pada tangan kiri, sedang telapak tangan kanan membentur-bentur
pangkal belakang sepatu angklung.
(sumber: Kusmargono 2012: 9)
Ada beberapa
alasan yang menjadi dasar mengapa angklung pada saatini angklung dijadikan
sebuah pembelajaran. Beberapa penjelasan berikut :
·
menurut Masunah dkk (2003: 1) sebagai berikut:
1. Angklung
merupakan salah satu jenis kesenian yang terdapat hampir disetiap daerah Jawa
Barat, sehingga jenis angklung ini cukup dikenal oleh masyarakat.
2. Dilihat dari
bentuk penyajiannya, seni angklung di Jawa Barat sangat beragam, sesuai dengan
keadaan dan keperluan masyarakat pendukungnya. Oleh karena itu, seni angklung
ini menarik untu
3. Dibahas dari
sudut keberagaman, baik dari segi musikal maupun fungsinya di masyarakat.
4. Musik
angklung mempunyai nilai sosial antara lain, kerjasama, gotong royong,
kecermatan, ketangkasan, dan tanggung jawab. Berdasarkan nilai-nilai ini musik
angklung dapat dijadikan sebagai alat pendidikan.
B.
Hasil Penelitian Yang Relevan
Hasil penelitian yang relevan yang sesuai dengan penelitian ini adalah
penelitian yang dilakukan oleh penulis tentang bagaimana mengenalkan salah satu
alat music tradisional dari Indonesia yaitu angklung kepada anak-anak dari usia
dini. Karena bagaimanapun warisan budaya harus tetap dilestarikan oleh anak-anak
yang nantinya akan menjadi penerus bangsa. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode penelitian menggunakan metode etnografi dengan
pendekatan kualitatif. Serta menggunakan teknik observasi wawancara serta
analisis data. dari hasil penelitian yang dilakukan di BKB PAUD CINTA BANGSA
permainan angklung dapat di jadikan salah satu metode belajar pada anak usia
dini .
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tujuan
Penelitian
Tujuan peneliti yang ingin dicapai dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk
meningkatkan kemampuan pendidik anak usia dini tentang alat musik khususnya angklung
2. Untuk
memberikan metode pembelajaran kepada anak dalam bermain alat
musik khususnya angklung agar mengoptimalkan kecerdasan musikal Anak Usia Dini.
B. Latar
Penelitian
Pada kenyataannya masih banyak pendidik PAUD belum
memiliki keterampilan bermain musik secara optimal Karena keterbatasan alat
musik karena tidak semua PAUD memiliki alat musik angklung.
C. Tempat Dan
Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan selama 6 bulan dari bulan Juli hingga bulan Desember dan
dilaksanakan di BKB PAUD CINTA BANGSA Kelurahan Cipete
Selatan Kecamatan Cilandak Jakarta Selatan
D. Metode
Penelitian
Menggunakan metode kualitatif dengan mendapatkan data
dari kegiatan pembelajaran kecerdasan musikal di BKB PAUD CINTA BANGSA Kelurahan Cipete Selatan Kecamatan Cilandak Jakarta Selatan
E. Data Dan
Sumber Data
Data yang dikumpulkan berdasarkan data primer dan
sekunder melalui observasi dan wawancara dengan Pendidik dan anak
didik, dalam menerapkan kegiatan pembelajaran seni musik angklung di BKB PAUD CINTA BANGSA, Kelurahan Cipete Selatan Kecamatan Cilandak Jakarta Selatan.
F. Teknik
Pengumpulan Data
Teknik
Penilaian
Dalam penelitian ini instrumen untuk mengumpulkan data
menggunakan observasi, wawancara dan studi dokumentasi.
a. Observasi
Observasi atau disebut juga pengamatan yaitu kegiatan
pemusatan perhatian terhadap objek yang diamati secara langsung melalui
penglihatan, Peneliti mengamati kegiatan pembelajaran seni musik angklung anak-
anak di sekolah
b. Wawancara
Wawancara merupakan percakapan yang dilakukan oleh dua
pihak yaitu pewawancara (peneliti) yang mengajukan pertanyaan dengan orang yang
diwawancarai (narasumber). Yang menjadi narasumber yaitu pendidik, mereka akan
diberikan 10 pertanyaan seputar bagaimanakah meningkatkan kemampuan musikal
anak melalui permainan angklung.
c. Angket atau
Kuesioner
Tujuan angket yaitu untuk memperoleh informasi tentang
diri responden atau informasi tentang orang lain. Dalam penelitian ini angket
digunakan untuk memperoleh data atau informasi tentang Kontribusi Pendidik PAUD
dalam pembelajaran seni musik angklung pada anak usia
dini BKB PAUD CINTA BANGSA, Kelurahan Cipete
Selatan Kecamatan Cilandak Jakarta Selatan.
G. Pemeriksaan Keabsahan
Data
Proses memvalidasi (menguji keabsahan) data melalui
trianggulasi dengan cara membandingkan data yang terkumpul dari berbagai sumber
antara lain melalui observasi, wawancara serta pengumpulan data-data /dokumen
pendukung
H. Teknik
Analisis Data
Metode yang digunakan dalam
penulisan makalah ini adalah metode deskriptif kualitatif, yakni dengan
mengungkapkan masalah-masalah yang dikaji dan kemudian dianalisis berdasarkan
teori-teori yang ada dan pengetahuan penulis.
Adapun teknis penulisan yang digunakan
adalah kajian kepustakaan dan observasi terhadap pembelajaran
seni musik angklung pada anak usia
dini di BKB PAUD CINTA BANGSA, Kelurahan Cipete Selatan Kecamatan Cilandak Jakarta Selatan yang selama ini dilakukan penulis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar