PTK
PENERAPAN
BERMAIN KANCING UNTUK MENINGKATKAN
KEMAMPUAN
BERHITUNG PERMULAAN DI BKB PAUD
MELATI
09 MANGGARAI JAKARTA SELATAN
PROPOSAL
PENELITIAN
Diajukan
untuk memenuhi salah satu syarat
Mata
kuliah “Metodologi Penelitian”
Dosen
: Iswadi, M.Pd
Oleh
:
Nama
: Supratiningsih
NPM : 20158400082
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN PG-PAUD
SEKOLAH
TINGGI ILMU KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
KUSUMA
NEGARA JAKARTA
2017
KATA
PENGANTAR
Alhamdulilah, segala puji
bagi Allah SWT pencipta dan pemelihara alam semesta, shalawat dan salam semoga
terlimpah curahkan atas Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga dan para
pengikutnya hingga akhir zaman. Atas rahmat Allah SWT yang telah memberikan
nikmat dan hidayat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian “Penerapan Bermain Kancing Untuk
Meningkatkan Kemampuan Berhitung Permulaan Di BKB PAUD Melati 09 Manggarai,
Jakarta Selatan.”
Dalam penyusunan proposal
penelitian, penulis banyak sekali mendapatkan bimbingan, bantuan, dan saran
dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis ingin menyampaikan rasa hormat dan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1.
Bapak Iswadi, M.Pd selaku Dosen Pengampu Mata
Kuliah Metodologi Penelitian.
2.
Teman-teman seperjuangan PG PAUD Kelas B.
3.
Ibu Kepala Sekolah dan Para Dewan Guru BKB
PAUD Melati yang telah memberi kemudahan dan motivasi kepada penulis dalam
upaya penyelesaian penelitian ini.
Dengan segala kerendahan
hati maka penulis mengakui bahwa masih banyak kekurangan dan kekeliruan pada
penulisan ini. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik
yang sifatnya membangun dari pembaca sehingga dijadikan perbaikan pada masa mendatang.
Akhir kata penulis
mengucapkan terima kasih semoga penelitian ini dapat memberi manfaat terhadap
kreativitas anak usia dini di Indonesia. Semoga Allah SWT selalu meridhoinya.
Amin.
Jakarta, November 2017
Penulis.
DAFTAR
ISI
Halaman Judul...........................................................................................................
Halaman Kata Pengantar...........................................................................................
Halaman Daftar Isi.....................................................................................................
BAB
I PENDAHULUAN.......................................................................................
A.
Latar Belakang Masalah.................................................................................
B.
Identifikasi Masalah ............................................................................
C.
Pembatasan Masalah ............................................................................
D.
Perumusan Masalah .............................................................................
E.
Manfaat Penelitian ...............................................................................
F.
Tujuan Penelitian ...........................................................................................
BAB
II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR DAN ..............................
HIPOTESIS
TINDAKAN ............................................................................
A.
Kajian
Pustaka .............................................................................. .........
1. Penerapan
Bermain Kancing ..............................................................
2. Kemampuan
Berhitung Permulaan .....................................................
B.
Kerangka
Berpikir Tindakan ....................................................... .........
C.
Hipotesis
Tindakan ....................................................................... .........
BAB
III METODE PENELITIAN ...........................................................................
A.
Tujuan
Penelitian ....................................................................................
1. Setting
Penelitian ................................................................................
2. Tempat
Penelitian ..............................................................................
3. Waktu
Penelitian ................................................................................
B.
Metode
Penelitian ...................................................................................
C.
Langkah-langkah
Penelitian ...................................................................
D.
Sumber
Data ...........................................................................................
E.
Teknik
Pengumpulan Data .....................................................................
F.
Teknik
Analisis Data ..............................................................................
1. Deskripsi
Data .......................................................................... .........
2. Verifikasi
................................................................................. .........
G.
Keabsahan
Data ............................................................................ .........
H. Kriteria Keberhasilan Penelitian .................................................. .........
BAB I
PENDAHULUAN
Taman kanak-kanak merupakan salah satu bentuk
pendidikan prasekolah yang bertujuan untuk membantu pertumbuhan dan
perkembangan jasmani dan rohani peserta didik diluar lingkungan keluarga
sebelum memasuki pendidikan dasar. Usaha ini dilakukan supaya peserta didik
usia 4-6 tahun lebih siap mengikuti pendidikan selanjutnya. Sebagaimana
terdapat dalam Garis-Garis Besar Program Kegiatan Belajar Taman Kanak- Kanak
(GBPKB TK 1994) bahwa Taman Kanak-Kanak didirikan sebagai usaha mengembangkan
seluruh segi kepribadian dan pendidikan sekolah. Adapun yang menjadi tujuan
program kegiatan belajar di taman kanak-kanak adalah untuk meletakkan dasar ke
arah perkembangan sikap, pengetahuan, keterampilan, dan daya cipta yang
diperlukan oleh peserta didik dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan
untuk pertumbuhan dan perkembangan selanjutnya.
Masa Kanak-Kanak adalah masa yang peka untuk menerima berbagai macam rangsangan dari
lingkungan guna menunjang perkembangan jasmani dan rohani, yang ikut menentukan
keberhasilan peserta didik untuk mengikuti pendidikan di kemudian hari. Masa
inibagipeserta didik adalah masa bermain, oleh sebab itu kegiatanpendidikan di
taman kanak-kanak diberikan melalui bermain sambil belajar dan sambil bermain.
BKB PAUD Melati 09 Manggarai, Jakarta Selatan dalam
memberikan materipembelajaran untuk melatih kemampuan berhitung jarang sekali
menggunakan media permainan dalam menyampaikannya. Guru seringkali hanya
menggunakan media gambar, buku dan terkadang hanya menggunakan metode ceramah
dalam menyampaikan materi berhitung. Sehingga peserta didik kurang merespon
terhadap apa yang di sampaikan oleh guru. Karena media yang di gunakan kurang
menarik maka peserta didik menjadi bosan dengan media yang di gunakan. Mereka
sering bermain-main atau malah bicara sendiri dengan temannya. Pada akhirnya
saat di suruh untuk mengerjakan tugas mereka menjadi bingung dan bahkan sampai
menangis karena tidak bisa mengerjakan atau mengerjakan sesuka hatinya.
Berdasarkan fakta yang ada maka kami para guru di
BKB PAUD Melati 09 Manggarai, Jakarta Selatan ingin mencoba meningkatkan
kemampuan berhitung melalui bermain kancing. Karena suatu proses belajar
mengajar akan berhasil jika apa yang kita berikan dapat dimengerti oleh peserta
didik dan mereka menyenangimetode yang kita gunakan dalam menyampaikan materi
pembelajaran. Kancing adalah salah satu alat permainan yang memiliki banyak
manfaat, yakni untuk menstimulasi kemampuan motorik halus, kemampuan numerik,
dan melatih daya konsentrasi peserta didik. Selain itu kancing adalah permainan
yang sangat mudah didapat dari alam sekitar. Pada penelitian ini penulis
memilih metode bermain kancing untuk mengasah kecerdasan logika matematika dan
memudahkan peserta didik dalam mengenal konsep berhitung.
B.
Identifikasi
Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dapat
diidentifikasi masalah-masalah sebagai berikut:
1.
Kurangnya
keterampilan anak dalam menggunakan tangan kanan dan kiri dan melakukan
koordinasi mata dan tangan.
2.
Anak kurang
konsentrasi, kurang tepat dan rapi,
sertakurang sabar dalam mengerjakan kegiatan pembelajaran yangberkaitan dengan berhitung
permulaan.
3.
Kemampuan berhitung
permulaan anak berkembang kurang optimal.
C.
Pembatasan
Masalah
Dengan banyaknya masalah yang ada dan berdasarkan
identifikasi masalah yang uraikan di atas , maka didalam penelitian ini penulis
membatasinya pada “Penerapan Bermain
Kancing Untuk Meningkatkan Kemampuan Berhitung Permulaan di BKB PAUD MELATI 09
Manggarai”
D.
Perumusan
Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan
masalah dalampenelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana
kemampuan berhitung peserta didik pada kelompok B di BKB PAUD Melati 09
Manggarai, Jakarta Selatan ?
Apakah
bermain kancing dapat meningkatkan kemampuan berhitung peserta didik pada
kelompok B di BKB PAUD Melati 09 Manggarai, Jakarta Selatan?
E.
Manfaat Penelitian
1. Bagi Anak
Memberikan pengalaman melalui praktek langsung dan
meningkatkan kemampuan motorik halus anak dalam kegiatan bermain dengan media
kancing.
2. Bagi Guru
Sebagai bahan pertimbangan dalam membuat kegiatan yang
menarik dalam pembelajaran.
3. Bagi Sekolah
Terciptanya belajar mengajar yang menyenangkan,
efektif, tanpa membatasi ruang gerak anak sehingga kemampuan anak berkembang
secara optimal.
F.
Tujuan
Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Tujuan
dari penelitian ini adalah untuk :
a. Untuk
mengetahui kemampuan berhitung peserta didik pada kelompok B di BKB PAUD Melati
09 Manggarai, Jakarta Selatan.
b. Untuk
mengetahui apakah bermain kancing dapat meningkatkan kemampuan berhitung
peserta didik pada kelompok B di BKB PAUD Melati 09 Manggarai, Jakarta Selatan.
2. Kegunaan Penelitian
a.
Kegunaan Teoritis
Penelitian ini
bermanfaat untuk menambah wawasan pengetahuan dan meningkatkan kemampuan
berhitung peserta didik.
b.
Kegunaan Praktis
Penelitian ini dapat
digunakan guru dalam meningkatkan kemampuan berhitung peserta didik.
BAB
II
KAJIAN
PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR
DAN
HIPOTESIS TINDAKAN
A. Kajian
Pustaka
1. Penerapan
Bermain Kancing
a. Pengertian
penerapan bermain kancing
Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pengertian penerapan adalah perbuatan
menerapkan. Sedangkan menurut beberapa ahli berpendapat bahwa, penerapan adalah
suatu teori, metode, dan hal lain untuk mencapai tujuan tertentu dan untuk
suatu kepentingan yang diinginkan oleh suatu kelompok atau golongan yang telah
terencana dan tersusun sebelumnya.
Sedangkan
pengertian penerapan menurut para ahli sesuai dari paparan diatas mempunyai
maksud dan tujuan yang berfungsi untuk mengekspresikan ataupun mempraktekkan
suatu hal baik berupa teori, metode, dan lainnya yang mempunyai prospek menguji
kebenaran akan teori dan metode tersebut.
Dari dua
hal tersebut diatas, maka penulis mencoba menyimpulkan bahwa penerapan
mempunyai arah yang lebih spesifik adalah untuk suatu kegiatan aktif yang
dilakukan untuk mengetahui akan suatu hal yang telah dirumuskan demi mencapai
kebenaran.
Bermain
diartikan sebagai suatu kegiatan yang dilakukan dengan mempergunakan atau tanpa
mempergunakan alat yang menghasilkan pengertian, memberikan informasi,
memberikan kesenangan, dan dapat mengembangkan imajinasi.
Sedangka
menurut Anggani Sudono bermain adalah “Suatu kegiatan yang dilakukan dengan
atau tanpa mempergunakan alat yang menghasilkan informasi, memberikan
kesenangan maupun mengembangkan imajinasi pada anak”.
b. Jenis-jenis
Permainan
1)
Permainan
bebas, spontan, merupakan bermain yang tidak memiliki peraturan dan atuaran
main.
2)
Bermain dengan
cara membangun atau menyusun, bermain dengan cara membangun akan mengembangkan
kreatifitas anak.
3)
Bermain
pura-pura yaitu bermain menggunakan daya khayal yaitu dengan memakain bahasa
atau berpura-pura tingkah laku seperti orang tertentu atau binatang.
Kegiatan
bermain pasif merupakan kegiatan yang tidak terlalu banyak melibatkan aktivitas
fisik, seperti membaca, menonton film dan mendengarkan musik. Permainan
menggunakan media kancing termasuk kegiatan bermain aktif. Permainan ini dapat
mengembangkan berbagai aspek perkembangan yang dimiliki anak dengan melatih
motorik halus anak, seperti melakukan gerakan berhitung kancing, aspek kognitif
mengembangkan kemampuan berhitung anak.
c. Macam-macam
Permainan dalam pembelajaran Matematika
1) Bermain
Pola
Anak
diharapkan dapat mengenal dan menyusun pola-pola yang terdapat disekitarnya
secara berurutan, setelah melihat dua sampai tiga pola yang ditunjukkan guru
anak, mampu membuat urutan pola sendiri sesuai dengan kreatifitasnya.
2) Bermain
Klasifikasi
Anak
diharapkan dapat mengelompokkan atau memilih benda berdasarkan jenis, fungsi, warna, bentuk pasangan, sesuai dengan
yang dicontohkan dantugas yang diberikan guru.
3) Bermain
bilangan
Anak
diharapkan mampu mengenal dan memahami konsep bilangan, transisi dan lambang
bilangan sesuai dengan jumlah benda-benda, pengenalan bentuk lambang dan dapat
mencocokkan sesuai dengan lambangan bilangan.
4) Bermain
Geometri
Anak
diharapkan dapat mengenal dan menyebutkan berbagai macam benda berdasarkan bentuk
geometri dengan cara mengamati benda-benda yang disekitar anak misalnya
lingkaran, segi tiga, bujur sangkar, segi empat, bulat telur (oval).
5) Bermain
ukuran
Anak
diharapkan dapat mengenal konsep ukuran standar yang bersifat informal atau
alamiah, seperti panjang, besar, tinggi,
dan isi melalui ukuran alamiah, antara lain jengkal, jari, langkah, tali,
tongkat, lidi. Misalnya “Permainan Menuang Menakar”, siapkanlah sehelai taplak,
meja, sebuah baskom plastik besar, beras, pasta atau kacang-kacangan biarkan si
kecil menuang dan menakar sepuasnya.
6) Bermain
Statistik
Anak
dapat memiliki kemampuan untuk memahami perbedaan-perbedaan dalam jumlah
perbandingan dari hasil pengamatan suatu objek (dalam bentuk visual). Misalnya
permainan konsep “Besar” dan “Kecil”.
d.
Manfaat
Bermain Bagi Perkembangan Kognitif Anak
Banyak manfaat yang diperoleh dari
bermain, salah satunya dengan bermain dapat mengembangkan kemampuan kognitif.
1) Bermain
membantu anak mengembangkan konsep dan pengetahuan.
2) Bermain
membantu anak mengembangkan kemampuan berfikir abstrak.
3) Bermain
mendorong anak untuk berfikir kreatif.
e.
Media yang digunakan
Sadiman berpendapat bahwa media
adalah sarana yang juga disebut chanel, karena pada hakekatnya media memperluas
atau memperpanjang kemampuan manusia untuk merasakan, mendengarkan, dan melihat
dalam batas-batas jarak, ruang, waktu, yang hampir tak terbatas lagi.
Pembelajaran matematika memerlukan
media yang sesuai, karena menurut Mulyasa suatu faktor yang menyebabkan
rendahnya kualitas pembelajaran antara lain belum dimanfaatkan sumber belajar
secara maksimal, baik oleh guru maupun oleh peserta didik.
Dengan menggunakan media kancing
sangat penting digunakan dalam usaha memperjelas pengertian dan pemahaman untuk
memberikan pengetahuan atau informasi kepada seorang anak. Permainan
menggunakan media kancing dapat membantu untuk mencapai tujuan instruksional,
karena termasuk benda kongkrit untuk mempertinggi nilai perhatiannya. Anak akan
menyukai pelajaran jika media yang digunakan menarik perhatian anak. Oleh
karena itu permainan dengan menggunakan media kancing dapat digunakan sebagai
media pendidikan dan mempunyai nilai pendidikan bagi anak-anak dan memungkinkan
belajar secara efisien disekolah, karena merupakan benda yang dapat dimengerti,
sifatnya kongkrit karena kancing merupakan bentuk nyata dari benda
sesungguhnya.
Sedangkan kancing yang dimaksud
dalam penelitian ini adalah sebuah alat atau media belajar yang dipergunakan
oleh peneliti untuk membantu mempermudah dalam berhitung permulaan anak usia 5
– 6 tahun.
f.
Tehnik
Bermain Kancing
Dalam pembelajaran melalui bermain
dengan menggunakan kancing ini terlebih dahulu diperkenalkan kepada anak alat
permainan yang akan kita pakai sebagai media pembelajaran yakni kancing.
Komentar apa yang akan diberikan anak tentang benda ini. Setelah anak
memberikan pendapatnya tentang kancing, lalu kita jelaskan kepada anak
informasi seputar kancing sesuai dengan tingkat kemampuan berfikir anak.
Dijelaskan kepada anak bahwa kancing merupakan alat kecil berbentuk pipih
bundar yang dipasangkan dengan lubang kancing untuk menyatukan dua helai kain
yang bertumpukan. Kancing yang sering kita lihat ada yang memiliki dua lubang
dan empat lubang. Kancing juga mempunyai warna dan ukuran.
Kenalkan kepada anak terlebih dahulu
tentang konsep bilangan dengan benda-benda berupa kancing untuk mengenalkan
anak memahami jumlah sebenarnya yaitu satu kancing memiliki artu satu dan seterusnya.
Jika anak sudah memahami konsep dari kancing-kancing tersebut, mulailah
mengenalkan lambang konsep-konsep tersebut. Tahap selanjutnya setelah anak
mengenal konsep bilangan dan lambang
bilangan, mulailah mengajarkan anak penjumlahan dan pengurangan.
Permainan ini dilakukan secara
berulang-ulang sehingga anak memahami berhitung permulaan. Hal ini dilakukan
sesuai dengan usia anak yang masih berada pada tahap berpikir pra operasional
kongkrit.
2.
Kemampuan
Berhitung Permulaan
a.
Pengertian
Kemampuan Berhitung Permulaan
Kemampuan berasal dari kata mampu
yang artinya kuasa (bisa atau sanggup) melakukan sesuatu. Kata mampu yang
mendapat awalan “ke” dan akhiran “an”, akan menjadi kata kemampuan yang
selanjutnya memiliki arti kesanggupan, kecakapan, kekuatan atau kejayaan.[1]
Kemampuan merupakan suatu kemampuan
yang dimiliki oleh masing-masing individu seperti yang dikemukakan Zain dan
Yuzdi dalam Burhan (2001:7), yang menyatakan bahwa Kemampuan adalah
kesanggupan, kecakapan, kekuatan kita berusaha dengan diri sendiri.
Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia berhitung adalah mengerjakan hitungan atau menjumlahkan, mengurangi,
mengalikan dan membagi.
Pengertian ini tidak jauh berbeda
dengan pengertian yang ada di kamus Matematika yaitu mengerjakan suatu
perhitungan. Berhitung adalah sebuah kata yang memiliki banyak arti dalam
konteks yang berbeda-beda tergantung pada situasi dan kondisi pada saat itu.
Dari beberapa definisi diatas dapat
disimpulkan bahwa kemampuan berhitung permulaan adalah kemampuan berhitung
dasar yang dimiliki setiap anak yang berkaitan dengan bilangan, penjumlahan, pengurangan
dan pembagian. Kemampuan berhitung permulaan dapat meningkat sesuai dengan
tingkat perkembangan anak.
Pada saat anak berusia 5 tahun anak
belum dapat melakukan kegiatan berhitung dengan sesungguhnya (berhitung dengan
bilangan abstrak). Pada masa ini anak berada pada tahap berhtiung permulaan,
yaitu anak berhitung dengan benda-benda dari lingkungan yang terdekatnya dengan
situasi permainan yang menyenangkan.
Pada saat anak menapai usia 6
tahun, maka konsep bilangan berkembang dengan cepat sampai pada peningkatan ke
tahap kemampuan anak dapat meningkat ke tahap pengertian mengenai jumlah yaitu
sehubungan dengan penambahan dan pengurangan.
b.
Tujuan,
Tahapan, dan Prinsip dalam berhitung permulaan
1) Tujuan
berhitung permulaan
a) Dapat
berfikir logis dan sistematis sejak dini, melalui pengamatan terhadap
benda-benda kongkrit, gambar-gambar atau angka-angka yang terdapat disekitar
kita.
b) Memiliki
ketelitian, konsentrasi, abstraksi dan daya apresiasi yang tinggi.
c) Memiliki
kreatifitas dan imajinasi dalam menciptakan sesuatu secara spontan.
2) Tahapan
Berhitung Permulaan
Dalam
menguasai kegiatan berhitung, seorang anak tidak langsung memahami atau
menguasai tetapi anak harus melewati tahapan-tahapan yang sesuai dengan
perkembangan. Tiga tahapan penguasaan berhitung yaitu :
a) Penguasaan
konsep
Pemahaman
dan pengertian tentang sesuatu dengan menggunakan benda dan peristiwa kongkrit,
seperti pengenalan warna, bentuk dan menghitung bilangan.
b) Masa
Transisi
Proses
berfikir yang merupakan masa peralihan dari pemahaman kongkrit menuju
pengenalan lambang yang abstrak, dimana benda kongkrit itu masih ada dan mulai
dikenalkan bentuk lambangnya. Hal ini guru secara bertahap sesuai dengan
kemampuannya. Dengan kata lain seorang anak dikatakan telah paham suatu konsep
ketika mampu menghitung dan terdapat kesesuaian antara benda yang dihitung
dengan bilangan yang disebutkan.
c) Lambang
Merupakan
visualisasi dari berbagai konsep. Misalnya lambang 7 untuk menggambar bilangan
tujuh, merah untuk menggambarkan konsep warna, besar untuk menggambarkan konsep
ruang, dan persegi empat untuk menggambarkan konsep bentuk. Penambahan dan
pengurangan merupakan dasar-dasar dari konsep berhitung awal anak. Pengurangan
merupakan operasi berhitung dengan cara mengambil sebagian benda dari suatu
kumpulan sehingga anak mengetahuai sisa dari benda yang diambilnya.
3) Prinsip-prinsip
berhitung permulaan
a) Permainan
berhitung diberikan secara bertahap diawali dengan menghitung benda-benda atau
pengalaman peristiwa kongkrit yang dialami melalui pengamatan terhadap alam
sekitar.
b) Pengetahuan
dan keterampilan pada permainan berhitung diberikan secara bertahap menurut
tingkat kesukarannya.
c) Permainan
berhitung membutuhkan suasana menyenangkan dan memberikan rasa aman serta
kebebasan bagi anak dan medianya menarik bervariasi dan tidak membahayakan.
Prinsip ini penting dilakukan agar
setiap guru dalam memberikan stimulus pada anak terutama usia 5 – 6 tahun.
Pembelajaran berhitung tidak menakutkan lagi jika mengikuti prinsip tersebut.
B.
Kerangka
Berfikir Tindakan
Proses pembelajaran merupakan suatu
kontek sosial antara guru dengan siswa dalam rangka mencapai tujuan tertentu
yakni tujuan pendidikan dan pengajaran (Muhamad Surya, 2004:13).
Dalam proses ini bukan hanya guru
aktif memberi pelajaran sedang murid secara pasif menerima pelajaran, melainkan
keduanya harus aktif. Seorang pendidik harus mengetahui dan menguasai berbagai
strategi dan model pembelajaran yang dapat meningkatkan pemahaman materi.
C.
Hipotesis
Tindakan
Berdasarkan kerangka diatas maka
penerapan bermain kancing pada anak-anak di BKB PAUD Melati 09 suasana penuh
semangat dan antusias. Demikian juga pengaruhnya terhadap kemampuan berhitung
permulaan, hal ini dibuktikan melalui pengamatan yang dilaksanakan dan hasil
nilai diperoleh kelompok B pada pembelajaran berhitung permulaan.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A.
Tujuan
Penelitian
1. Untuk
mengetahui pelaksanaan penerapan bermain kancing di BKB PAUD Melati Manggarai.
2. Untuk
mengetahui perkembangan kemampuan berhitung permulaan di BKB PAUD Melati 09
Manggarai.
3. Untuk
mengetahui penerapan bermain kancing untuk meningkatkan kemampuan berhitung
permulaan di BKB PAUD Melati 09 Manggarai.
B.
Setting
Penelitian
1. Tempat
penelitian
Tempat
penelitiannya di BKB PAUD Melati 09, Jalan Swadaya II RT.009 RW. 09 Manggarai,
Jakarta Selatan.
2. Waktu
penelitian
Waktu
penelitian dilaksanakan selama 2 (dua) bulan yaitu bulan September dan Oktober
2017.
C.
Metode
Penelitian
Metodologi penelitian ini
menggunakan pendekatan deskriptif. Penelitian deskriptif adalah yang berusaha
mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, kejadian yang terjadi saat sekarang
dimana peneliti berusaha memotret peristiwa dan kejadian yang menjadi
perhatiannya untuk kemudian digambarkan sebagai mestinya.
Pendekatan kualitatif yang
digunakan dalam penelitian ini bertitik tolak dari melihat implemintasi
penerapan bermain kancing terhadap kemampuan berhitung permulaan di PAUD yang
menghasilkan data deskriptif yaitu berupa kata-kata dan perilaku orang yang
dapat diobservasikan baik secara faktual, menganalisis data yang ada.
Adapun metode yang digunakan dengan
studi kasus yang diarahkan untuk menghimpun data, mengambil makna, memperoleh
pemahaman dari kasus tersebut. Kasus sama sekali tidak mewakili populasi dan
tidak dimaksudkan untuk memperoleh kesimulan dari populasi. Kesimpulan studi
kasus hanya berlaku untuk kasus tersebut aja. Dalam studi kasus digunakan
beberapa teknik pengumpulan data secara wawancara, observasi dan studi
dokumenter, tetapi semuanya difokuskan kearah mendapatkan kesatuan data dan
kesimpulan.
D.
Langkah-langkah
Penelitian
Langkah-langkah penelitian ini
terdiri dari 3 siklus. Setiap siklus terdiri dari 4 tahap, yaitu perencanaan,
pelaksanaan, pengamatan dan refleksi.
1.
Siklus
I
a. Perencanaan
Perencanaan
tindakan adalah suatu bentuk susunan kegiatan yang mengarah pada suatu tujuan
yang akan dilaksanakan. Dalam tahap perencanaan ini penulis akan menyelidiki
cara atau upaya meningkatkan kemampuan kognitif anak dalam penerapan bermain
kancing untuk meningkatkan kemampuan berhitung permulaan usia 5 – 6 tahun.
b. Pelaksanaan
Sebelum
melakukan yang akan dilaksanakan dalam penelitian, terlebih dahulu melakukan
assesment awal kepada anak untuk mengetahui kemampuan anak membilang. Tahap
pelaksanaan tindakan merupakan proses tindak lanjut yang berkesinambungan dari
proses perencanaan.
c. Pengamatan
Setelah
mengadakan penelitian dan data-data terkumpul maka peneliti menyimpulkan bahwa
penerapan bermain kancing terhadap kemampuan berhitung permulaan sangat efektif
untuk anak-anak, karena tanpa mereka sadari dengan bermain kancing mereka sudah
belajar mengenal penjumlahan, pengurangan dengan senang hati dan anak-anak
menjadi senang bila belajar matematika.
2.
Siklus
II
a. Tahapan
perencanaan pada siklus 2 diawali dengan langkah-langkah pembelajaran dengan
membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPPH) yang disiapkan sebelum kegiatan
pembelajaran berlangsung. Pada siklus dua dilaksanakan tiga kali pertemuan
dalam rencana pelaksanaan pembelajaran harian dan menyiapkan sarana
pendukungan.
b. Tahap
pelaksanaan siklus dua dilaksanakan proses belajar mengajar dengan aspek
kegiatan bermain kancing. Guru memberi contoh berhitung menggunakan kancing.
c. Tahap
observasi pada siklus dua dilaksanakan dengan menggunakan lembar observasi, tanya
jawab kepada anak tentang berhitung menggunakan media kancing.
d. Tahapan
refleksi pada siklus dua merupakan kegiatan mengevaluasi, analisis, penjelasan,
penyimpulan.
3.
Siklus
III
a. Perencanaan
pada siklus tiga merupakan pemahaman materi yang diberikan pada silus I dan II.
Pada siklus ini berisi tentang penggambaran masalah yang terjadi pada siklus
dua yang akan diatasi untuk dituangkan dalam bentuk Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran Harian (RPPH).
b. Pelaksanaan
siklus tiga difokuskan pada aspek ekspresi anak pada penerapan bermain kancing
sebagai media berhitung.
c. Pengamatan
peneliti melakukan pengamatan dan mencatat semua hal yang diperlukan dan
terjadi selama pelaksanaan tindakan berlangsung.
d. Untuk
mengetahui berhasil tidaknya dalam suatu proses belajar mengajar tes praktek,
tes praktek dilakukan untuk mengetahui anak dalam hal berhitung yang baik.
e. Refleksi,
peneliti dan pengamat mendiskusikan hasil dari pembelajaran yang telah
dilakukan selama proses pembelajaran penelitian telah sesuai yang diharapkan.
Maka peneliti dan pengamat merasa sudah cukup untuk melakukan penelitian karena
sudah memenuhi target yang diharapkan.
E.
Sumber
Data
Sumber data yang digunakan dalam
penelitian ini terdiri dari :
1. Siswa
BKB PAUD Melati 09 Manggarai, Jakarta Selatan.
2. Guru
inti BKB PAUD Melati 09 Manggarai, Jakarta Selatan.
3. Guru
pendampig BKB PAUD Melati 09 Manggarai, Jakarta Selatan
F.
Teknik
Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang
digunakan untuk mendapatkan data penelitian adalah dengan cara, yaitu :
1. Observasi
Teknik
observasi digunakan untuk mengumpulan data yang diperlukan yaitu data tentang
aspek bermain kancing terhadap kemampuan berhitung permulaan.
2. Wawancara
Wawancara
adalah percakapan dengan maksud tertentu yang dilakukan dengan dua pihak yaitu
wawancara yang mengajukan pertanyaan, dan yang diwawancarai memberikan
wawancara tersebut. Wawancara dilakukan kepada Kepala PAUD, Guru dan Responden.
3. Dokumen
Dokumentasi
yang dikumpulkan dapat berupa portofolio, gambar atau foto hasil karya anak
didik saat kegiatan pembelajaran.
G.
Teknik
Analisis Data
1. Reduksi
Data
Mengubah
rekaman data ke fokus permasalahan. Data yang terkumpul rekaman catatan-catatan
lapangan kemudian dirangkum dan diseleksi. Dalam tahapan ini data dari
observasi, studi dokumentasi dan catatan lapangan akan diseleksi data-data mana
yang perlu dibuang atau dipilih.
2. Deskripsi
Data
Deskripsi
data dapat diartikan sebagai sekumpulan informasi yang tersusun sehingga
memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.
Setelah data diseleksi pada tahap selanjutnya data akan disajikan secara
deskriptif dan dalam diagram.
3. Verifikasi
Verifikasi
ini merupakan hasil dari proses pembelajaran penerapan bermain kancing. Setelah
data dipilih pada tahap reduksi data dan telah disajikan dalam bentuk deskriptif.
Pada tahap penyajian data, peneliti menarik kesimpulan verifikasi pada tahap
ini, dengan kata lain penarikan kesimpulan adalah suatu kegiatan pembentukan
konfigurasi yang utuh.
H.
Keabsahan
Data
Untuk menguji keterpercayaan dan
keabsahan data peneliti menggunakan teknik sebagai berikut :
1. Kredibilitas
merupakan penjabaran dari teori-teori yang terkait dalam data.
2. Keterbukaan,
penyajian data disusun oleh peneliti disampaikan secara transparan untuk
diketahui kepala sekolah, guru kelas untuk perbaikan selanjutnya.
3. Keakuratan,
data harus akurat informasi harus akurat dan jelas.
4. Kelayakan
I.
Kriteria
Keberhasilan Penelitian
Keabsahan data peneliti dalam
pelaksanaan siklus I pada penelitian ini belum menunjukkan tindakan penelitian
hasil yang optimal, maka akan dilakukan dengan pelaksanaan siklus II, jika
belum meningkatkan hasil yang optimal dilanjutkan tindakan penelitian siklus
III. Pengembangan perencanaan tindakan difokuskan pada pelaksanaan penerapan
bermain kancing untuk meningkatkan kemampuan berhitung pemula.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar