Welcome to my bloq... ^-^ Samika ^-^ STKIP KUSUMA NEGARA^_^

Jumat, 05 Januari 2018

PENERAPAN BERMAIN KANCING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG (PTK)



PTK
PENERAPAN BERMAIN KANCING UNTUK MENINGKATKAN
KEMAMPUAN BERHITUNG PERMULAAN DI BKB PAUD
MELATI 09 MANGGARAI JAKARTA SELATAN


PROPOSAL PENELITIAN
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat
Mata kuliah “Metodologi Penelitian”

Dosen : Iswadi, M.Pd
Oleh :
Nama       :     Supratiningsih
NPM        :     20158400082


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PG-PAUD
SEKOLAH TINGGI ILMU KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
KUSUMA NEGARA JAKARTA
2017

KATA PENGANTAR

Alhamdulilah, segala puji bagi Allah SWT pencipta dan pemelihara alam semesta, shalawat dan salam semoga terlimpah curahkan atas Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga dan para pengikutnya hingga akhir zaman. Atas rahmat Allah SWT yang telah memberikan nikmat dan hidayat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian “Penerapan Bermain Kancing Untuk Meningkatkan Kemampuan Berhitung Permulaan Di BKB PAUD Melati 09 Manggarai, Jakarta Selatan.”
Dalam penyusunan proposal penelitian, penulis banyak sekali mendapatkan bimbingan, bantuan, dan saran dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis ingin menyampaikan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1.    Bapak Iswadi, M.Pd selaku Dosen Pengampu Mata Kuliah Metodologi Penelitian.
2.    Teman-teman seperjuangan PG PAUD Kelas B.
3.    Ibu Kepala Sekolah dan Para Dewan Guru BKB PAUD Melati yang telah memberi kemudahan dan motivasi kepada penulis dalam upaya penyelesaian penelitian ini.
Dengan segala kerendahan hati maka penulis mengakui bahwa masih banyak kekurangan dan kekeliruan pada penulisan ini. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun dari pembaca sehingga dijadikan perbaikan pada masa mendatang.
Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih semoga penelitian ini dapat memberi manfaat terhadap kreativitas anak usia dini di Indonesia. Semoga Allah SWT selalu meridhoinya. Amin.

Jakarta, November 2017
Penulis.

















DAFTAR ISI

Halaman Judul...........................................................................................................
Halaman Kata Pengantar...........................................................................................
Halaman Daftar Isi.....................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................
A.    Latar Belakang Masalah.................................................................................
B.     Identifikasi Masalah ............................................................................
C.     Pembatasan Masalah ............................................................................
D.    Perumusan Masalah .............................................................................
E.     Manfaat Penelitian ...............................................................................
F.      Tujuan Penelitian ...........................................................................................
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR DAN ..............................
HIPOTESIS TINDAKAN ............................................................................
A.     Kajian Pustaka .............................................................................. .........
1.      Penerapan Bermain Kancing ..............................................................
2.      Kemampuan Berhitung Permulaan .....................................................
B.     Kerangka Berpikir Tindakan ....................................................... .........
C.     Hipotesis Tindakan ....................................................................... .........
BAB III METODE PENELITIAN ...........................................................................
A.     Tujuan Penelitian ....................................................................................
1.      Setting Penelitian ................................................................................
2.      Tempat Penelitian ..............................................................................
3.      Waktu Penelitian ................................................................................

B.     Metode Penelitian ...................................................................................
C.     Langkah-langkah Penelitian ...................................................................
D.     Sumber Data ...........................................................................................
E.     Teknik Pengumpulan Data .....................................................................
F.      Teknik Analisis Data ..............................................................................
1.      Deskripsi Data .......................................................................... .........
2.      Verifikasi ................................................................................. .........
G.    Keabsahan Data ............................................................................ .........
H.    Kriteria Keberhasilan Penelitian .................................................. .........            




BAB I
PENDAHULUAN


A.        Latar BelakangMasalah

Taman kanak-kanak merupakan salah satu bentuk pendidikan prasekolah yang bertujuan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani peserta didik diluar lingkungan keluarga sebelum memasuki pendidikan dasar. Usaha ini dilakukan supaya peserta didik usia 4-6 tahun lebih siap mengikuti pendidikan selanjutnya. Sebagaimana terdapat dalam Garis-Garis Besar Program Kegiatan Belajar Taman Kanak- Kanak (GBPKB TK 1994) bahwa Taman Kanak-Kanak didirikan sebagai usaha mengembangkan seluruh segi kepribadian dan pendidikan sekolah. Adapun yang menjadi tujuan program kegiatan belajar di taman kanak-kanak adalah untuk meletakkan dasar ke arah perkembangan sikap, pengetahuan, keterampilan, dan daya cipta yang diperlukan oleh peserta didik dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan untuk pertumbuhan dan perkembangan selanjutnya.
Masa Kanak-Kanak adalah masa yang peka untuk  menerima berbagai macam rangsangan dari lingkungan guna menunjang perkembangan jasmani dan rohani, yang ikut menentukan keberhasilan peserta didik untuk mengikuti pendidikan di kemudian hari. Masa inibagipeserta didik adalah masa bermain, oleh sebab itu kegiatanpendidikan di taman kanak-kanak diberikan melalui bermain sambil belajar dan sambil bermain.

BKB PAUD Melati 09 Manggarai, Jakarta Selatan dalam memberikan materipembelajaran untuk melatih kemampuan berhitung jarang sekali menggunakan media permainan dalam menyampaikannya. Guru seringkali hanya menggunakan media gambar, buku dan terkadang hanya menggunakan metode ceramah dalam menyampaikan materi berhitung. Sehingga peserta didik kurang merespon terhadap apa yang di sampaikan oleh guru. Karena media yang di gunakan kurang menarik maka peserta didik menjadi bosan dengan media yang di gunakan. Mereka sering bermain-main atau malah bicara sendiri dengan temannya. Pada akhirnya saat di suruh untuk mengerjakan tugas mereka menjadi bingung dan bahkan sampai menangis karena tidak bisa mengerjakan atau mengerjakan sesuka hatinya.
Berdasarkan fakta yang ada maka kami para guru di BKB PAUD Melati 09 Manggarai, Jakarta Selatan ingin mencoba meningkatkan kemampuan berhitung melalui bermain kancing. Karena suatu proses belajar mengajar akan berhasil jika apa yang kita berikan dapat dimengerti oleh peserta didik dan mereka menyenangimetode yang kita gunakan dalam menyampaikan materi pembelajaran. Kancing adalah salah satu alat permainan yang memiliki banyak manfaat, yakni untuk menstimulasi kemampuan motorik halus, kemampuan numerik, dan melatih daya konsentrasi peserta didik. Selain itu kancing adalah permainan yang sangat mudah didapat dari alam sekitar. Pada penelitian ini penulis memilih metode bermain kancing untuk mengasah kecerdasan logika matematika dan memudahkan peserta didik dalam mengenal konsep berhitung.


B.        Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dapat diidentifikasi masalah-masalah sebagai berikut:
1.      Kurangnya keterampilan anak dalam menggunakan tangan kanan dan kiri dan melakukan koordinasi mata dan tangan.
2.      Anak kurang konsentrasi, kurang tepat dan  rapi, sertakurang sabar dalam mengerjakan kegiatan pembelajaran yangberkaitan dengan berhitung permulaan.
3.      Kemampuan berhitung permulaan anak berkembang kurang optimal.

C.        Pembatasan Masalah
Dengan banyaknya masalah yang ada dan berdasarkan identifikasi masalah yang uraikan di atas , maka didalam penelitian ini penulis membatasinya pada “Penerapan Bermain Kancing Untuk Meningkatkan Kemampuan Berhitung Permulaan di BKB PAUD MELATI 09 Manggarai”

D.        Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalampenelitian ini adalah sebagai berikut :
1.      Bagaimana kemampuan berhitung peserta didik pada kelompok B di BKB PAUD Melati 09 Manggarai, Jakarta Selatan ?
Apakah bermain kancing dapat meningkatkan kemampuan berhitung peserta didik pada kelompok B di BKB PAUD Melati 09 Manggarai, Jakarta Selatan?

E.        Manfaat Penelitian
1.      Bagi Anak
Memberikan pengalaman melalui praktek langsung dan meningkatkan kemampuan motorik halus anak dalam kegiatan bermain dengan media kancing.
2.      Bagi Guru
Sebagai bahan pertimbangan dalam membuat kegiatan yang menarik dalam pembelajaran.
3.      Bagi Sekolah
Terciptanya belajar mengajar yang menyenangkan, efektif, tanpa membatasi ruang gerak anak sehingga kemampuan anak berkembang secara optimal.

F.         Tujuan Penelitian
1.      Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk :
a.   Untuk mengetahui kemampuan berhitung peserta didik pada kelompok B di BKB PAUD Melati 09 Manggarai, Jakarta Selatan.
b.  Untuk mengetahui apakah bermain kancing dapat meningkatkan kemampuan berhitung peserta didik pada kelompok B di BKB PAUD Melati 09 Manggarai, Jakarta Selatan.
2.      Kegunaan Penelitian
a.   Kegunaan Teoritis
Penelitian ini bermanfaat untuk menambah wawasan pengetahuan dan meningkatkan kemampuan berhitung peserta didik.
b.   Kegunaan Praktis
Penelitian ini dapat digunakan guru dalam meningkatkan kemampuan berhitung peserta didik.

BAB II
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR
DAN HIPOTESIS TINDAKAN

A.    Kajian Pustaka
1.      Penerapan Bermain Kancing
a.      Pengertian penerapan bermain kancing
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pengertian penerapan adalah perbuatan menerapkan. Sedangkan menurut beberapa ahli berpendapat bahwa, penerapan adalah suatu teori, metode, dan hal lain untuk mencapai tujuan tertentu dan untuk suatu kepentingan yang diinginkan oleh suatu kelompok atau golongan yang telah terencana dan tersusun sebelumnya.
Sedangkan pengertian penerapan menurut para ahli sesuai dari paparan diatas mempunyai maksud dan tujuan yang berfungsi untuk mengekspresikan ataupun mempraktekkan suatu hal baik berupa teori, metode, dan lainnya yang mempunyai prospek menguji kebenaran akan teori dan metode tersebut.
Dari dua hal tersebut diatas, maka penulis mencoba menyimpulkan bahwa penerapan mempunyai arah yang lebih spesifik adalah untuk suatu kegiatan aktif yang dilakukan untuk mengetahui akan suatu hal yang telah dirumuskan demi mencapai kebenaran.
Bermain diartikan sebagai suatu kegiatan yang dilakukan dengan mempergunakan atau tanpa mempergunakan alat yang menghasilkan pengertian, memberikan informasi, memberikan kesenangan, dan dapat mengembangkan imajinasi.
Sedangka menurut Anggani Sudono bermain adalah “Suatu kegiatan yang dilakukan dengan atau tanpa mempergunakan alat yang menghasilkan informasi, memberikan kesenangan maupun mengembangkan imajinasi pada anak”.

b.      Jenis-jenis Permainan
1)      Permainan bebas, spontan, merupakan bermain yang tidak memiliki peraturan dan atuaran main.
2)      Bermain dengan cara membangun atau menyusun, bermain dengan cara membangun akan mengembangkan kreatifitas anak.
3)      Bermain pura-pura yaitu bermain menggunakan daya khayal yaitu dengan memakain bahasa atau berpura-pura tingkah laku seperti orang tertentu atau binatang.

Kegiatan bermain pasif merupakan kegiatan yang tidak terlalu banyak melibatkan aktivitas fisik, seperti membaca, menonton film dan mendengarkan musik. Permainan menggunakan media kancing termasuk kegiatan bermain aktif. Permainan ini dapat mengembangkan berbagai aspek perkembangan yang dimiliki anak dengan melatih motorik halus anak, seperti melakukan gerakan berhitung kancing, aspek kognitif mengembangkan kemampuan berhitung anak.


c.       Macam-macam Permainan dalam pembelajaran Matematika
1)      Bermain Pola
Anak diharapkan dapat mengenal dan menyusun pola-pola yang terdapat disekitarnya secara berurutan, setelah melihat dua sampai tiga pola yang ditunjukkan guru anak, mampu membuat urutan pola sendiri sesuai dengan kreatifitasnya.
2)      Bermain Klasifikasi
Anak diharapkan dapat mengelompokkan atau memilih benda berdasarkan jenis,  fungsi, warna, bentuk pasangan, sesuai dengan yang dicontohkan dantugas yang diberikan guru.
3)      Bermain bilangan
Anak diharapkan mampu mengenal dan memahami konsep bilangan, transisi dan lambang bilangan sesuai dengan jumlah benda-benda, pengenalan bentuk lambang dan dapat mencocokkan sesuai dengan lambangan bilangan.
4)      Bermain Geometri
Anak diharapkan dapat mengenal dan menyebutkan berbagai macam benda berdasarkan bentuk geometri dengan cara mengamati benda-benda yang disekitar anak misalnya lingkaran, segi tiga, bujur sangkar, segi empat, bulat telur (oval).
5)      Bermain ukuran
Anak diharapkan dapat mengenal konsep ukuran standar yang bersifat informal atau alamiah, seperti panjang, besar,  tinggi, dan isi melalui ukuran alamiah, antara lain jengkal, jari, langkah, tali, tongkat, lidi. Misalnya “Permainan Menuang Menakar”, siapkanlah sehelai taplak, meja, sebuah baskom plastik besar, beras, pasta atau kacang-kacangan biarkan si kecil menuang dan menakar sepuasnya.
6)      Bermain Statistik
Anak dapat memiliki kemampuan untuk memahami perbedaan-perbedaan dalam jumlah perbandingan dari hasil pengamatan suatu objek (dalam bentuk visual). Misalnya permainan konsep “Besar” dan “Kecil”.

d.      Manfaat Bermain Bagi Perkembangan Kognitif Anak
Banyak manfaat yang diperoleh dari bermain, salah satunya dengan bermain dapat mengembangkan kemampuan kognitif.
1)      Bermain membantu anak mengembangkan konsep dan pengetahuan.
2)      Bermain membantu anak mengembangkan kemampuan berfikir abstrak.
3)      Bermain mendorong anak untuk berfikir kreatif.

e.       Media  yang digunakan
Sadiman berpendapat bahwa media adalah sarana yang juga disebut chanel, karena pada hakekatnya media memperluas atau memperpanjang kemampuan manusia untuk merasakan, mendengarkan, dan melihat dalam batas-batas jarak, ruang, waktu, yang hampir tak terbatas lagi.
Pembelajaran matematika memerlukan media yang sesuai, karena menurut Mulyasa suatu faktor yang menyebabkan rendahnya kualitas pembelajaran antara lain belum dimanfaatkan sumber belajar secara maksimal, baik oleh guru maupun oleh peserta didik.
Dengan menggunakan media kancing sangat penting digunakan dalam usaha memperjelas pengertian dan pemahaman untuk memberikan pengetahuan atau informasi kepada seorang anak. Permainan menggunakan media kancing dapat membantu untuk mencapai tujuan instruksional, karena termasuk benda kongkrit untuk mempertinggi nilai perhatiannya. Anak akan menyukai pelajaran jika media yang digunakan menarik perhatian anak. Oleh karena itu permainan dengan menggunakan media kancing dapat digunakan sebagai media pendidikan dan mempunyai nilai pendidikan bagi anak-anak dan memungkinkan belajar secara efisien disekolah, karena merupakan benda yang dapat dimengerti, sifatnya kongkrit karena kancing merupakan bentuk nyata dari benda sesungguhnya.
Sedangkan kancing yang dimaksud dalam penelitian ini adalah sebuah alat atau media belajar yang dipergunakan oleh peneliti untuk membantu mempermudah dalam berhitung permulaan anak usia 5 – 6 tahun.



f.       Tehnik Bermain Kancing
Dalam pembelajaran melalui bermain dengan menggunakan kancing ini terlebih dahulu diperkenalkan kepada anak alat permainan yang akan kita pakai sebagai media pembelajaran yakni kancing. Komentar apa yang akan diberikan anak tentang benda ini. Setelah anak memberikan pendapatnya tentang kancing, lalu kita jelaskan kepada anak informasi seputar kancing sesuai dengan tingkat kemampuan berfikir anak. Dijelaskan kepada anak bahwa kancing merupakan alat kecil berbentuk pipih bundar yang dipasangkan dengan lubang kancing untuk menyatukan dua helai kain yang bertumpukan. Kancing yang sering kita lihat ada yang memiliki dua lubang dan empat lubang. Kancing juga mempunyai warna dan ukuran.
Kenalkan kepada anak terlebih dahulu tentang konsep bilangan dengan benda-benda berupa kancing untuk mengenalkan anak memahami jumlah sebenarnya yaitu satu kancing memiliki artu satu dan seterusnya. Jika anak sudah memahami konsep dari kancing-kancing tersebut, mulailah mengenalkan lambang konsep-konsep tersebut. Tahap selanjutnya setelah anak mengenal konsep  bilangan dan lambang bilangan, mulailah mengajarkan anak penjumlahan dan pengurangan.
Permainan ini dilakukan secara berulang-ulang sehingga anak memahami berhitung permulaan. Hal ini dilakukan sesuai dengan usia anak yang masih berada pada tahap berpikir pra operasional kongkrit.

2.      Kemampuan Berhitung Permulaan
a.      Pengertian Kemampuan Berhitung Permulaan
Kemampuan berasal dari kata mampu yang artinya kuasa (bisa atau sanggup) melakukan sesuatu. Kata mampu yang mendapat awalan “ke” dan akhiran “an”, akan menjadi kata kemampuan yang selanjutnya memiliki arti kesanggupan, kecakapan, kekuatan atau kejayaan.[1]
Kemampuan merupakan suatu kemampuan yang dimiliki oleh masing-masing individu seperti yang dikemukakan Zain dan Yuzdi dalam Burhan (2001:7), yang menyatakan bahwa Kemampuan adalah kesanggupan, kecakapan, kekuatan kita berusaha dengan diri sendiri.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia berhitung adalah mengerjakan hitungan atau menjumlahkan, mengurangi, mengalikan dan membagi.
Pengertian ini tidak jauh berbeda dengan pengertian yang ada di kamus Matematika yaitu mengerjakan suatu perhitungan. Berhitung adalah sebuah kata yang memiliki banyak arti dalam konteks yang berbeda-beda tergantung pada situasi dan kondisi pada saat itu.
Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa kemampuan berhitung permulaan adalah kemampuan berhitung dasar yang dimiliki setiap anak yang berkaitan dengan bilangan, penjumlahan, pengurangan dan pembagian. Kemampuan berhitung permulaan dapat meningkat sesuai dengan tingkat perkembangan anak.
Pada saat anak berusia 5 tahun anak belum dapat melakukan kegiatan berhitung dengan sesungguhnya (berhitung dengan bilangan abstrak). Pada masa ini anak berada pada tahap berhtiung permulaan, yaitu anak berhitung dengan benda-benda dari lingkungan yang terdekatnya dengan situasi permainan yang menyenangkan.
Pada saat anak menapai usia 6 tahun, maka konsep bilangan berkembang dengan cepat sampai pada peningkatan ke tahap kemampuan anak dapat meningkat ke tahap pengertian mengenai jumlah yaitu sehubungan dengan penambahan dan pengurangan.

b.      Tujuan, Tahapan, dan Prinsip dalam berhitung permulaan
1)      Tujuan berhitung permulaan
a)      Dapat berfikir logis dan sistematis sejak dini, melalui pengamatan terhadap benda-benda kongkrit, gambar-gambar atau angka-angka yang terdapat disekitar kita.
b)      Memiliki ketelitian, konsentrasi, abstraksi dan daya apresiasi yang tinggi.
c)      Memiliki kreatifitas dan imajinasi dalam menciptakan sesuatu secara  spontan.
2)      Tahapan Berhitung Permulaan
Dalam menguasai kegiatan berhitung, seorang anak tidak langsung memahami atau menguasai tetapi anak harus melewati tahapan-tahapan yang sesuai dengan perkembangan. Tiga tahapan penguasaan berhitung yaitu :
a)      Penguasaan konsep
Pemahaman dan pengertian tentang sesuatu dengan menggunakan benda dan peristiwa kongkrit, seperti pengenalan warna, bentuk dan menghitung bilangan.
b)      Masa Transisi
Proses berfikir yang merupakan masa peralihan dari pemahaman kongkrit menuju pengenalan lambang yang abstrak, dimana benda kongkrit itu masih ada dan mulai dikenalkan bentuk lambangnya. Hal ini guru secara bertahap sesuai dengan kemampuannya. Dengan kata lain seorang anak dikatakan telah paham suatu konsep ketika mampu menghitung dan terdapat kesesuaian antara benda yang dihitung dengan bilangan yang disebutkan.
c)      Lambang
Merupakan visualisasi dari berbagai konsep. Misalnya lambang 7 untuk menggambar bilangan tujuh, merah untuk menggambarkan konsep warna, besar untuk menggambarkan konsep ruang, dan persegi empat untuk menggambarkan konsep bentuk. Penambahan dan pengurangan merupakan dasar-dasar dari konsep berhitung awal anak. Pengurangan merupakan operasi berhitung dengan cara mengambil sebagian benda dari suatu kumpulan sehingga anak mengetahuai sisa dari benda  yang diambilnya.

3)      Prinsip-prinsip berhitung permulaan
a)      Permainan berhitung diberikan secara bertahap diawali dengan menghitung benda-benda atau pengalaman peristiwa kongkrit yang dialami melalui pengamatan terhadap alam sekitar.
b)      Pengetahuan dan keterampilan pada permainan berhitung diberikan secara bertahap menurut tingkat kesukarannya.
c)      Permainan berhitung membutuhkan suasana menyenangkan dan memberikan rasa aman serta kebebasan bagi anak dan medianya menarik bervariasi dan tidak membahayakan.

Prinsip ini penting dilakukan agar setiap guru dalam memberikan stimulus pada anak terutama usia 5 – 6 tahun. Pembelajaran berhitung tidak menakutkan lagi jika mengikuti prinsip tersebut.

B.     Kerangka Berfikir Tindakan
Proses pembelajaran merupakan suatu kontek sosial antara guru dengan siswa dalam rangka mencapai tujuan tertentu yakni tujuan pendidikan dan pengajaran (Muhamad Surya, 2004:13).
Dalam proses ini bukan hanya guru aktif memberi pelajaran sedang murid secara pasif menerima pelajaran, melainkan keduanya harus aktif. Seorang pendidik harus mengetahui dan menguasai berbagai strategi dan model pembelajaran yang dapat meningkatkan pemahaman materi.


C.    Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kerangka diatas maka penerapan bermain kancing pada anak-anak di BKB PAUD Melati 09 suasana penuh semangat dan antusias. Demikian juga pengaruhnya terhadap kemampuan berhitung permulaan, hal ini dibuktikan melalui pengamatan yang dilaksanakan dan hasil nilai diperoleh kelompok B pada pembelajaran berhitung permulaan.


BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A.    Tujuan Penelitian
1.      Untuk mengetahui pelaksanaan penerapan bermain kancing di BKB PAUD Melati Manggarai.
2.      Untuk mengetahui perkembangan kemampuan berhitung permulaan di BKB PAUD Melati 09 Manggarai.
3.      Untuk mengetahui penerapan bermain kancing untuk meningkatkan kemampuan berhitung permulaan di BKB PAUD Melati 09 Manggarai.

B.     Setting Penelitian
1.      Tempat penelitian
Tempat penelitiannya di BKB PAUD Melati 09, Jalan Swadaya II RT.009 RW. 09 Manggarai, Jakarta Selatan.
2.      Waktu penelitian
Waktu penelitian dilaksanakan selama 2 (dua) bulan yaitu bulan September dan Oktober 2017.

C.    Metode Penelitian
Metodologi penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif. Penelitian deskriptif adalah yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, kejadian yang terjadi saat sekarang dimana peneliti berusaha memotret peristiwa dan kejadian yang menjadi perhatiannya untuk kemudian digambarkan sebagai mestinya.
Pendekatan kualitatif yang digunakan dalam penelitian ini bertitik tolak dari melihat implemintasi penerapan bermain kancing terhadap kemampuan berhitung permulaan di PAUD yang menghasilkan data deskriptif yaitu berupa kata-kata dan perilaku orang yang dapat diobservasikan baik secara faktual, menganalisis data yang ada.
Adapun metode yang digunakan dengan studi kasus yang diarahkan untuk menghimpun data, mengambil makna, memperoleh pemahaman dari kasus tersebut. Kasus sama sekali tidak mewakili populasi dan tidak dimaksudkan untuk memperoleh kesimulan dari populasi. Kesimpulan studi kasus hanya berlaku untuk kasus tersebut aja. Dalam studi kasus digunakan beberapa teknik pengumpulan data secara wawancara, observasi dan studi dokumenter, tetapi semuanya difokuskan kearah mendapatkan kesatuan data dan kesimpulan.

D.    Langkah-langkah Penelitian
Langkah-langkah penelitian ini terdiri dari 3 siklus. Setiap siklus terdiri dari 4 tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi.
1.      Siklus I
a.       Perencanaan
Perencanaan tindakan adalah suatu bentuk susunan kegiatan yang mengarah pada suatu tujuan yang akan dilaksanakan. Dalam tahap perencanaan ini penulis akan menyelidiki cara atau upaya meningkatkan kemampuan kognitif anak dalam penerapan bermain kancing untuk meningkatkan kemampuan berhitung permulaan usia 5 – 6 tahun.
b.      Pelaksanaan
Sebelum melakukan yang akan dilaksanakan dalam penelitian, terlebih dahulu melakukan assesment awal kepada anak untuk mengetahui kemampuan anak membilang. Tahap pelaksanaan tindakan merupakan proses tindak lanjut yang berkesinambungan dari proses perencanaan.
c.       Pengamatan
Setelah mengadakan penelitian dan data-data terkumpul maka peneliti menyimpulkan bahwa penerapan bermain kancing terhadap kemampuan berhitung permulaan sangat efektif untuk anak-anak, karena tanpa mereka sadari dengan bermain kancing mereka sudah belajar mengenal penjumlahan, pengurangan dengan senang hati dan anak-anak menjadi senang bila belajar matematika.

2.      Siklus II
a.       Tahapan perencanaan pada siklus 2 diawali dengan langkah-langkah pembelajaran dengan membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPPH) yang disiapkan sebelum kegiatan pembelajaran berlangsung. Pada siklus dua dilaksanakan tiga kali pertemuan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran harian dan menyiapkan sarana pendukungan.
b.      Tahap pelaksanaan siklus dua dilaksanakan proses belajar mengajar dengan aspek kegiatan bermain kancing. Guru memberi contoh berhitung menggunakan kancing.
c.       Tahap observasi pada siklus dua dilaksanakan dengan menggunakan lembar observasi, tanya jawab kepada anak tentang berhitung menggunakan media kancing.
d.      Tahapan refleksi pada siklus dua merupakan kegiatan mengevaluasi, analisis, penjelasan, penyimpulan.

3.      Siklus III
a.       Perencanaan pada siklus tiga merupakan pemahaman materi yang diberikan pada silus I dan II. Pada siklus ini berisi tentang penggambaran masalah yang terjadi pada siklus dua yang akan diatasi untuk dituangkan dalam bentuk Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH).
b.      Pelaksanaan siklus tiga difokuskan pada aspek ekspresi anak pada penerapan bermain kancing sebagai media berhitung.
c.       Pengamatan peneliti melakukan pengamatan dan mencatat semua hal yang diperlukan dan terjadi selama pelaksanaan tindakan berlangsung.
d.      Untuk mengetahui berhasil tidaknya dalam suatu proses belajar mengajar tes praktek, tes praktek dilakukan untuk mengetahui anak dalam hal berhitung yang baik.
e.       Refleksi, peneliti dan pengamat mendiskusikan hasil dari pembelajaran yang telah dilakukan selama proses pembelajaran penelitian telah sesuai yang diharapkan. Maka peneliti dan pengamat merasa sudah cukup untuk melakukan penelitian karena sudah memenuhi target yang diharapkan.
E.     Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari :
1.      Siswa BKB PAUD Melati 09 Manggarai, Jakarta Selatan.
2.      Guru inti BKB PAUD Melati 09 Manggarai, Jakarta Selatan.
3.      Guru pendampig BKB PAUD Melati 09 Manggarai, Jakarta Selatan

F.     Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan untuk mendapatkan data penelitian adalah dengan cara, yaitu :
1.      Observasi
Teknik observasi digunakan untuk mengumpulan data yang diperlukan yaitu data tentang aspek bermain kancing terhadap kemampuan berhitung permulaan.
2.      Wawancara
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu yang dilakukan dengan dua pihak yaitu wawancara yang mengajukan pertanyaan, dan yang diwawancarai memberikan wawancara tersebut. Wawancara dilakukan kepada Kepala PAUD, Guru dan Responden.
3.      Dokumen
Dokumentasi yang dikumpulkan dapat berupa portofolio, gambar atau foto hasil karya anak didik saat kegiatan pembelajaran.



G.    Teknik Analisis Data
1.      Reduksi Data
Mengubah rekaman data ke fokus permasalahan. Data yang terkumpul rekaman catatan-catatan lapangan kemudian dirangkum dan diseleksi. Dalam tahapan ini data dari observasi, studi dokumentasi dan catatan lapangan akan diseleksi data-data mana yang perlu dibuang atau dipilih.
2.      Deskripsi Data
Deskripsi data dapat diartikan sebagai sekumpulan informasi yang tersusun sehingga memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Setelah data diseleksi pada tahap selanjutnya data akan disajikan secara deskriptif dan dalam diagram.
3.      Verifikasi
Verifikasi ini merupakan hasil dari proses pembelajaran penerapan bermain kancing. Setelah data dipilih pada tahap reduksi data dan telah disajikan dalam bentuk deskriptif. Pada tahap penyajian data, peneliti menarik kesimpulan verifikasi pada tahap ini, dengan kata lain penarikan kesimpulan adalah suatu kegiatan pembentukan konfigurasi yang utuh.

H.    Keabsahan Data
Untuk menguji keterpercayaan dan keabsahan data peneliti menggunakan teknik sebagai berikut :
1.      Kredibilitas merupakan penjabaran dari teori-teori yang terkait dalam data.
2.      Keterbukaan, penyajian data disusun oleh peneliti disampaikan secara transparan untuk diketahui kepala sekolah, guru kelas untuk perbaikan selanjutnya.
3.      Keakuratan, data harus akurat informasi harus akurat dan jelas.
4.      Kelayakan

I.       Kriteria Keberhasilan Penelitian
Keabsahan data peneliti dalam pelaksanaan siklus I pada penelitian ini belum menunjukkan tindakan penelitian hasil yang optimal, maka akan dilakukan dengan pelaksanaan siklus II, jika belum meningkatkan hasil yang optimal dilanjutkan tindakan penelitian siklus III. Pengembangan perencanaan tindakan difokuskan pada pelaksanaan penerapan bermain kancing untuk meningkatkan kemampuan berhitung pemula.



[1] Alwi dkk, Kamus Besar Bahasa, Edisi Ketiga, 2007, hal. 707

Tidak ada komentar:

Posting Komentar