|
(Penelitian
Etnografi)
PERAN ORANG TUA DALAM
MENINGKATKAN KEDISIPLINAN ANAK DI PAUD SUNDARI KIDS LENTENG AGUNG
PROPOSAL PENELITIAN
Diajukan untuk
memenuhi salah satu syarat
mata kuliah
“Metodologi Penelitian”
Dosen : Iswadi, M.Pd
Oleh :
NAMA : SITI
RIYANI
NPM : 20158400077
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN
KUSUMA NEGARA JAKARTA
2017
KATA
PENGANTAR
Puji
syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal penelitian “Peran
Orang Tua Dalam Meningkatkan Kedisiplinan Anak di PAUD KB Sundari Kids Lenteng
Agung”. Dalam penulisan proposal ini penulis banyak menerima bantuan dari
berbagai pihak, sehingga pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima
kasih kepada :
1.
Bpk. Iswadi, M.Pd, selaku dosen pengampu mata
kuliah Metodologi Penelitian yang memberi kesempatan untuk melakukan penelitian
ini.
2.
Ibu Ratna Riasari, S.Pd, selaku Kepala Sekolah
PAUD KB Sundari Kids yang membantu penyusunan proposal ini.
3.
Ibu guru PAUD KB Sundari Kids yang telah
memberikan bantuan dalam penyusunan proposal ini.
4.
Teman-teman Kelas B PKK Prodi PG PAUD atas
bantuan dan supportnya dalam menyusun proposal ini.
5.
Orang tua murid PAUD KB Sundari Kids sebagai
narasumber penulis.
Penulis
juga mengucapkan terima kepada semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan
satu persatu, atas bantuannya saran serta masukan yang diberikan. Semoga
menjadi amal dihadapan Allah SWT dan pada akhirnya penulis berharap semoga
penyusunan proposal ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Aamiin.
Jakarta, Desember
2017
Penulis
i
|
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR.............................................................................................. i
DAFTAR
ISI........................................................................................................... ii
BAB
I PENDAHULUAN .............................................................................. 1
A.
Latar Belakang............................................................................. 1
B.
Fokus Penelitian ........................................................................ 4
C.
Rumusan Masalah...................................................................... 4
D.
Kegunaan Penelitian ................................................................ 5
BAB
II TINJAUAN PUSTAKA...................................................................... 6
A.
Deskripsi Konseptual Fokus..................................................... 6
B.
Hasil Penelitian Yang Relevan ............................................. 14
BAB
III METODOLOGI PENELITIAN ........................................................ 16
A.
Tujuan Penelitian ..................................................................... 16
B.
Tempat dan Waktu Penelitian................................................. 16
C.
Latar Belakang........................................................................... 16
D.
Metode Penelitian .................................................................... 17
E.
Data dan Sumber Data............................................................. 17
F.
Teknik Pengumpulan Data..................................................... 18
G.
Pemeriksaan Keabsahan Data............................................... 20
H.
Teknik Analisis Data................................................................. 20
ii
|
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
pada era globalisasi, menjadi tantangan serius bagi dunia pendidikan yaitu
fungsi membimbing, mengarahkan untuk membentuk perilaku bermoral dari anak-anak
terhadap perkembangan perilaku yang dipengaruhi oleh kemajuan ilmu pengetahuan
dan teknologi tersebut. Jika dalam era globalisasi tidak ada upaya untuk mengantisipasi,
maka manusia dapat larut dan hanyut di dalamnya. Berkaitan dengan hal tersebut,
perubahan yang cepat mengharuskan adanya berbagai upaya terhadap anak agar
mereka mempunyai kemampuan untuk mengantisipasi, mengakomodasi dan mewarnai
arus globalisasi. Pelanggaran-pelanggaran nilai moral yang dilakukan anak
sekarang ini dipandang sebagai perwujudan rendahnya disiplin diri pada anak.
Disinilah peran dan tanggung jawab orang tua sangat dibutuhkan dalam memberikan
pendidikan disiplin dalam keluarga.
Lingkungan keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang
pertama, karena dalam keluarga inilah anak pertama-tama mendapatkan didikan dan
bimbingan. Juga dikatakan lingkungan yang utama, karena sebagian besar dari
kehidupan anak adalah di dalam keluarga, sehingga pendidikan yang paling banyak
diterima oleh anak adalah dalam keluarga.
Tugas utama dari keluarga bagi pendidikan anak ialah
sebagai peletak dasar bagi pendidikan akhlak dan pandangan hidup keagamaan.
Sifat dan tabiat anak sebagaian besar diambil dari kedua orang tuanya dan dari
anggota yang lain. Sehubungan dengan ini, disiplin diri sangat diperlukan bagi
anak agar ia memiliki budi pekerti yang baik. Bantuan yang diberikan oleh orang
tua adalah lingkungan kemanusiawian yang disebut pendidikan disiplin diri.
Karena tanpa pendidikan orang akan menghilangkan kesempatan manusia untuk hidup
dengan sesamanya.
Disiplin sangat penting artinya bagi perkembangan anak.
Dengan mengenal aturan-aturan, anak akan merasa lebih aman karena mereka tahu
dengan pasti perbuatan mana yang boleh dan mana yang tidak boleh dilakukan.
Apabila aturan-aturan telah tertanam, anak akan berusaha menghindari
perbuatan-perbuatan terlarang dan cenderung melakukan hal-hal yang dianjurkan.
Karena ia telah mempunyai patokan yang jelas, ia tidak lagi hidup dalam
kebimbangan.
Masing-masing orang tua memiliki aturan-aturan yang
berbeda dalam mendidik dan membimbing anak. Ada orang tua yang berlaku keras
terhadap anaknya. Semua aturan yang telah ditetapkan oleh orang tua harus
dituruti sebab jika anak melanggar peraturan, maka orang tua akan marah,
akibatnya anak diancam atau dihukum.
Di lain pihak, ada juga orang tua yang memperhatikan dan
menghargai kebebasan anak, namun kebebasan tersebut tidak bersifat mutlak.
Orang tua senantiasa memberi bimbingan yang penuh pengertian. Keinginan dan
pendapat anak sepanjang tidak bertentangan dengan norma-norma yang berlaku
dalam keluarga dan tidak berdampak buruk bagi anak, orang tua akan selalu
memperhatikan dan disetujui untuk dilaksanakan.
Berbagai bentuk pendidikan tersebut sangat berpengaruh
terhadap anak. Sebagai gambaran anak yang selalu diawasi dan diatur yang
disertai ancaman akan menjadikan anak patuh dihadapan orang tuanya. Kepatuhan
bukan atas dasar kesadaran dari hati anak, namun atas dasar paksaan, sehingga
anak dibelakang orang tua akan memperlihatkan reaksi-reaksi melawan atau
menentang orang tua.
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa pihak yang
harus berperan pertama kali dalam mewujudkan disiplin pada anak supaya tidak
terbawa arus globalisasi adalah peran keluarga. Keluarga merupakan pusat
pendidikan yang pertama dan utama dalam masyarakat, karena dalam keluargalah
manusia dilahirkan.
Namun dalam kenyataannya, tidak semua keluarga dalam hal
ini orang tua dapat melaksanakan peranannya dengan baik. Kenyataan tersebut
dilatar belakangi oleh beberapa faktor salah satunya yaitu faktor pekerjaan.
Orang tua lebih sering berada di luar rumah karena kesibukannya dalam bekerja,
menjadikan perhatian dan kasih sayang pada anak berkurang. Kurangnya komunikasi
yang terjalin antara orang tua dan anak menyebabkan kedisiplinan anak baik itu
kedisiplinan dalam hubungannya dengan Tuhan YME, dengan dirinya sendiri, maupun
dengan orang lain.
Di PAUD KB SUndari Kids mayoritas kedua orang tuanya
adalah karyawan swasta, sehingga mereka jarang menemani anak-anaknya, karena
mereka harus berangkat pagi dan pulang pun kadang sudah malam hari. Mereka
sibuk dengan pekerjaannya dan lupa bahwa anak-anaknya sangat membutuhkan
bimbingan dari orang tua. Dalam merencanakan kedisiplinan anak, orang tua
berperan penting agar tidak terbawa arus globalisasi yang berdampak negatif dan
melanggar norma-norma yang berlaku dalam masyarakat.
Berdasarkan latar belakang yang telah dipapaparkan di
atas, penulis tertarik untuk meneliti dengan judul “Peran Orang Tua Dalam
Meningkatkan Kedisiplinan Anak di PAUD KB Sundari Kids Jakarta”.
B. Fokus Penelitian
Adapun fokus dalam penelitian ini diperinci sebagai
berikut:
1.
Langkah-langkah orang tua dalam meningkatkan
kedisiplinan anak di KB Sundari Kids Jakarta.
2.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kedisiplinan
anak di KB Sundari Kids Jakarta.
3.
Solusi orang tua terhadap faktor penghambat
dalam meningkatkan kedisiplinan anak di KB Sundari Kids Jakarta.
C. Rumusan Penelitian
Bertitik tolak dari
latar belakang yang sudah diuraikan di atas, maka timbul permasalahan yaitu
Bagaimanakah peran orang tua dalam meningkatkan kedisiplinan anak di KB Sundari
Kids Jakarta ?
D. Kegunaan Penelitian
Dari hasil penelitian mengenai peran orang tua dalam
meningkatkan kedisiplinan anak di KB Sundari Kids Jakarta, diharapkan dapat
memperoleh manfaat sebagai berikut:
1.
Kegunaan Teoritis
a.
Sebagai bahan acuan untuk mengkaji dan
menganalisis peran orang tua dalam meningkatkan kedisiplinan anak.
b.
Untuk menambah wawasan keilmuan dan pengetahuan
tentang peran orang tua dalam meningkatkan kedisiplinan anak.
2.
Kegunaan Praktis
a.
Bagi peneliti dapat memperluas pengetahuan
tentang pentingnya peran orang tua dalam meningkatkan kedisiplinan anak, serta
bermanfaat bagi peneliti sendiri karena akan menjadi orang tua bagi anak-anak.
b.
Sebagai masukkan bagi orang tua murid PAUD KB
Sundari Kids dalam cara mendidik, membina, mengarahkan, membimbing dan memimpin
anak supaya anak mengenal aturan-aturan, batasan-batasan dalam berprilaku yaitu
mana perbuatan yang boleh dilakukan dan yang mana tidak boleh dilakukan serta
perbuatan-perbuatan yang menyimpang dari norma-norma masyarakat.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Deskripsi Konseptual Fokus
1. Peran Orang Tua
a.
Pengertian Peran
Dalam kamus lengkap Bahasa Indonesia peran diartikan
sebagai “pemain, lakon yang dimainkan. Sedangkan peranan adalah bagian yang
dimainkan seorang pemain, tindakan yang dilakukan oleh seseorang dalam suatu
peristiwa.”
Jadi, peranan adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh
seseorang untuk membantu orang lain dalam mencapai suatu tujuan. Contohnya
orang tua membiasakan bangun di pagi hari kepada anaknya.
b.
Pengertian Orang Tua
Orang tua adalah “ayah ibu kandung, (orang tua) orang
yang dianggap tua (cerdik, pandai, ahli, dan sebagainya), orang-orang yang
dihormati (disegani) di kampung, tetua.”
Menurut Ahmad D. Marimba orang tua adalah manusia dewasa
yang karena hak dan kewajibannya bertanggung jawab tentang pendidikan si anak.
Dengan demikian yang dimaksud orang tua adalah ayah dan
ibu yang mempunyai tanggung jawab terhadap anak-anaknya, baik dalam
melaksanakan pendidikan maupun dalam memenuhi kebutuhan materi yang diperlukan
dalam kehidupan sehari-hari. Dan juga melindungi anaknya selama masih
kanak-kanak dan mengantarkan mereka menuju kearah kedewasaan.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa peranan
orang tua adalah tindakan yang dilakukan oleh ayah dan ibu untuk membantu
anak-anaknya dalam mencapai suatu tujuan menuju kearah kedewasaan.
2. Disiplin
a.
Pengertian Disiplin
Kata disiplin merupakan kata serapan dari bahasa asing
“discipline” (Inggris), “discipline” (Belanda) yang artinya belajar. Disiplin
adalah suatu proses dari latihan atau belajar yang bersangkut paut dengan pertumbuhan
dan perkembangan anak.Menurut Yuwono bahwa disiplin sebagai kesadaran untuk
mentaati nilai, norma dan aturan yang berlaku dalam keluarga atau masyarakat.
b.
Tujuan Disiplin
Tujuan pemberian disiplin adalah agar anak bisa
bertingkah laku sesuai dengan yang diharapkan oleh lingkungannya. Menurut
Shochib, tujuan disiplin diri adalah mengupayakan pengembangan minat anak dan
mengembangkan anak menjadi manusia yang lebih baik, yang akan menjadi sahabat,
tetangga dan warga Negara yang baik.
Dari tujuan disiplin di atas maka dapat disimpulkan
bahwa tujuan disiplin adalah mengajarkan kepada individu (anak) untuk dapat
berperilaku sesuai dengan yang diharapkan oleh lingkungannya (keluarga)
sehingga menjadi manusia dan warga negara yang baik.
c.
Unsur-Unsur Disiplin
Hurlock menyebutkan ada empat unsur pokok yang digunakan
untuk mendidik anak agar berperilaku dengan standar dari norma kelompok sosial
mereka yaitu :
1)
Peraturan
Peraturan adalah pola yang ditetapkan untuk tingkah laku oleh orang tua,
guru atau teman bermain. Peraturan mempunyai tujuan untuk membekali anak dengan
pedoman perilaku yang disetujui dalam situasi tertentu. Peraturan berfungsi
untuk memperkenalkan pada anak bagaimana harus berperilaku sesuai dengan
perilaku yang disetujui oleh anggota kelompok mereka dan membantu anak
mengekang perilaku yang tidak diinginkan anggota kelompok tersebut.
2)
Hukuman
Hukuman berarti menjatuhkan hukuman pada seseorang karena suatu
kesalahan, perlawanan atau pelanggaran sebagai ganjaran atau pembalasan.
Hukuman digunakan supaya anak tidak mengulangi perbuatan yang salah dan tidak
diterima oleh lingkungannya. Dengan adanya hukuman tentunya anak dapat berpikir
manakah tindakan yang benar dan manakah yang salah sehingga anak akan
menghindari perbuatan yang menimbulkan hukuman.
3)
Penghargaan
Penghargaan berarti setiap bentuk penghargaan untuk suatu hasil yang
baik, tidak perlu berbentuk materi tetapi dapat berupa pujian, senyuman atau
tepukan dipunggung. Penghargaan berfungsi supaya anak mengetahui bahwa tindakan
yang dilakukannya disetujui oleh lingkungannya. Dengan demikian anak akan
mengulangi perbuatan tersebut sehingga mereka termotivasi untuk belajar
berperilaku sesuai norma atau aturan yang berlaku.
4)
Konsisitensi
Konsistensi berarti tingkat keseragaman atau stabilitas, yaitu suatu
kecenderungan menuju kesamaan. Konsistensi harus ada dalam peraturan, hukuman
dan penghargaan. Disiplin yang konsistensi akan memungkinkan individu (anak)
menghadapi perubahan kebutuhan perkembangan dalam waktu yang bersamaan dan anak
tidak akan bingung. Penyebab dari disiplin yang tidak konsisten adalah adanya
perbedaan pendapat antara ayah dan ibu atau orang tua yang tidak diselesaikan
sehingga anak menjadi tidak mengerti mana yang harus ditaati. Anak-anak
memerlukan suatu gambaran yang jelas dengan segala batasan tentang perbuatan
yang diijinkan dan yang dilarang.
3. Upaya Orang Tua dalam Meningkatkan
Kedisiplinan Anak
Menurut Moh. Shochib, upaya-upaya orang tua tersebut
antara lain :
a.
Keteladanan diri
Orang tua yang menjadi teladan bagi anak adalah yang
pada saat bertemu atau tidak bersama anak senantiasa berperilaku yang taat
terhadap nilai-nilai moral. Keteladanan orang tua tidak mesti berupa ungkapan
kalimat-kalimat, namun perlu juga contoh dari orang tua. Dari contoh tersebut
anak akan melakukan sesuatu perbuatan seperti yang dicontohkan orang tua kepada
anaknya. Dalam memberikan keteladanan pada anak, orang tua juga dituntut untuk
mentaati terlebih dahulu nilai-nilai yang akan diupayakan pada anak. Dengan
demikian bantuan mereka ditangkap oleh anak secara utuh, sehingga memudahkan
untuk menangkap dan mengikutinya.
b.
Kebersamaan Orang Tua dengan Anak-anak dalam
Merealisasikan Nilai-Nilai Moral
Dalam menciptakan kebersamaan dengan anak-anak dalam
merealisasikan nilai-nilai moral adalah dengan menciptakan aturan-aturan
bersama oleh anggota keluarga untuk ditaati bersama. Dalam pembuatan aturan ini
juga dapat diciptakan bantuan diri, khususnya bagi anak maupun anggota lain.
Tujuannya adalah terciptanya aturan-aturan umum yang ditaati bersama dan aturan-aturan
khususnya yang dapat dijadikan pedoman diri bagi masing-masing anggota
keluarga. Dengan upaya ini berarti orang tua menciptakan situasi dan kondisi
yang mendorong serta merangsang anak untuk senantiasa berperilaku yang sesuai
dengan aturan.
c.
Memberi tugas dan tanggung jawab
Dalam pemberian tugas yang perlu diperhatikan adalah
pertama-tama harus disesuaikan dengan kemampuan anak. Selanjutnya perlu
diusahakan adanya penjelasan-penjelasan sebelum anak melaksanakan tugas. Pada
waktu menjalankan tugas bila perlu diberikan bimbingan dan penyuluhan secara
khusus, dalam hal ini orangtua tidak bertindak sebagai tutor, yaitu pembimbing
perseorangan atau kelompok kecil dan akhirnya anak disuruh melaporkan hasilnya.
Dalam menanggapi laporan anak, orang tua dapat memberi ulasan. Ulasan itu dapat
berisi tugas-tugas yang telah betul dan kesalahan-kesalahan yang perlu
diperbaiki.
d.
Kemampuan Orang Tua untuk Menghayati Dunia Anak
Anak dapat memahami bahwa bantuan orang tua akan
bermakna bagi dirinya untuk memiliki dan mengembangkan nilai-nilai moral
sebagai dasar berperilaku jika orang tua berangkat dari dunianya, artinya orang
tua perlu menyadari bahwa anaknya tidak bisa dipandang sama dengan dirinya.
Dengan demikian orang tua dituntut untuk menghayati dunia anaknya, sehingga
memudahkan terciptanya dunia yang relatif sama antara orang tua dengan anak.
Ini merupakan syarat essensial terjadinya pertemuan makna. Jika orang tua tidak
dapat menghadirkan pertemuan makna dengan anaknya tentang nilai-nilai dan moral
yang dikemas, maka bantuan orang tua dirasakan sebagai pendiktean oleh anak.
Dengan demikian anak melaksanakan keinginan orang tua bukan karena kepatuhan
tetapi disebabkan oleh ketakutan terhadap mereka.
e.
Konsekuensi Logis
Orang tua perlu menyusun konsekuensi logis baik dalam
kehidupan di rumah maupun di luar rumah, yang dibuat dan ditaati bersama oleh
semua anggota keluarga. Aturan-aturan ini dibuat agar mereka sejak semula
menyadari konsekuensi yang harus diterima jika melakukan
pelanggaran-pelanggaran terhadap nilai-nilai moral. Konsekuensi ini berbeda
dengan hukuman karena mereka sendiri yang telah menetapkan sesuatu yang harus
diambil jika melanggar aturan yang dibuat sendiri pula, artinya aturan-aturan
yang dibuat dan ditetapkan disadari sebagai wahana untuk tetap dan meningkatkan
kepemilikannya nilai-nilai moral.
f.
Kontrol Orang tua terhadap Perilaku Anak
Dalam melaksanakan kontrol terhadap perilaku anaknya,
orang tua haruslah senantiasa berperilaku yang taat moral dengan disadari bahwa
perilaku yang dikontrolkan kepada anaknya telah diterapkan dalam kehidupan.
Tujuan kontrol perlu dikomunikasikan kepada anak, sehingga kontrolnya dirasakan
sebagai bantuan.
Kontrol mereka pada anak yang masih kecil disertai
dengan contoh-contoh konkret untuk mengembalikan anak pada perilaku yang taat
moral. Bentuk konkretnya berbeda dengan anak yang menginjak masa remaja.
Kontrol mereka terhadap anak yang menginjak remaja dapat dimulai dengan jalan
dialog terbuka.
g.
Nilai Moral Disandarkan pada Nilai-nilai Agama
Dalam era globalisasi ini orang tua dituntut untuk
menyadari bahwa sumber nilai-nilai moral diupayakan kepada anaknya perlu
disandarkan kepada sumber nilai yang dimiliki kebenaran mutlak. Hal ini dapat
memberikan kompas pada anak untuk mengarungi dunia dengan perubahan yang sangat
cepat, sehingga tidak larut di dalamnya. Disamping itu, untuk memberikan
kepastian pada anak agar berperilaku yang jelas arahnya untuk waktu yang tidak
terhingga.
Bagi anak yang telah memiliki nilai-nilai moral yang
sandaran nilainya berasal dari agama, tanpa kehadiran orang tua pun nilai itu
direalisasikan. Realisasiannya mereka rasakan sebagai kewajiban dan mereka
senantiasa merasa dipantau oleh Yang Maha Segalanya.
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Suryati (2009), PERAN ORANG TUA DALAM MENINGKATKAN
KEDISIPLINAN BELAJAR SISWA DI SDN 002 PALARAN. Hasil dari penelitian ini adalah
terdapat tiga kategori orang tua, yaitu: (1) Sebanyak 16,37 % orang tua yang
tidak berperan aktif dalam meningkatkan kedisiplinan siswa. (2) Sebanyak 37,51
% orang tua yang kurang berperan aktif dalam meningkatkan kedisiplinan siswa.
(3) Sebanyak 45,76 % orang tua yang berperan aktif dalam meningkatkan
kedisiplinan siswa. Terdapat beberapa perbedaan antara penelitian ini dengan
penelitian yang sekarang, yaitu objek, lokasi dan tahun penelitian. Pada
penelitian ini yang menjadi objek dan lokasi penelitian adalah para siswa di
SDN 002 Palaran yang diteliti pada tahun 2009.
Sedangkan penelitian sekarang yang menjadi objek
penelitian adalah anak-anak di PAUD KB Sundari Kids Lenteng Agung, Jagakarsa,
Jakarta Selatan yang diteliti pada tahun 2017. Kedua penelitian ini mempunyai
tujuan yang sama yaitu untuk mendeskripsikan peran orang tua dalam meningkatkan
kedisiplinan anak.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tujuan Penelitian
Penelitian ini
bertujuan untuk mendeskripsikan peran orang tua dalam meningkatkan kedisiplinan
anak di PAUD KB Sundari Kids Lenteng Agung.
B. Metode Penelitian
Adapun jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian
lapangan (field research), yaitu
peneliti terjun langsung ke lapangan untuk mencari dan mengumpulkan data.
Dalam penelitian ini pendekatan yang dilakukan adalah
pendekatan kualitatif, yaitu data yang dikumpulkan bukan berupa angka-angka,
melainkan data tersebut berasal dari observasi, wawancara, dokumentasi,
sehingga yang menjadi penilaian ini adalah ingin menggambarkan realitas empirik
di balik fenomena secara mendalam, rinci dan tuntas.
C. Tempat dan Waktu Penelitian
Adapun waktu
penelitian dilaksanakan selama tiga bulan, yaitu dari bulan September sampai
bulan November 2017, sedangkan tempat penelitian dilaksanakan di PAUD KB
Sundari Kids Lenteng Agung, Jagakarsa, Jakarta Selatan.
D. Latar Penelitian
Penelitian ini
dilaksanakan di PAUD KB Sundari Kids yang berlokasi di Jl. H. Naseh No. 8 RT
011/04 Lenten Agung, Kec. Jagakarsa, Jakarta Selatan.
Di PAUD ini terdapat
40 anak pada tahun ajaran 2017/2018 dan mempunyai 5 orang guru yang mendidik.
Kegiatan belajar mengajar di PAUD Sundari Kids berlangsung 5 hari dalam
seminggu yaitu hari Senin sampai Jum’at.
Dalam kegiatan
belajar mengajar setiap harinya pasti ada adanak yang terlambat datang ke
sekolah dan itu terjadi pada anak tertentu, sehingga penulis tertarik untuk
meneliti penyebab ketidakdisiplinan anak tersebut.
E. Data dan Sumber Data
1.
Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari
subjek penelitian dengan menggunakan alat pengukuran/alat pengambilan data
langsung kepada subjek sebagai sumber informasi yang dicari, yang meliputi:
a.
Aspek-aspek orang tua antara lain:
1)
Kasih sayang
2)
Perhatian
3)
Keharmonisan keluarga
b.
Aspek-aspek kedisiplinan anak:
1)
Penghargaan
2)
Peraturan
3)
Hukuman
4)
Konsistensi
2.
Data Sekunder
Data sekunder adalah data pendukung yang bersumber dari hasil
penelitian orang lain yang dibuat untuk maksud yang berbeda. Data tersebut
berupa fakta, table, gambar, dan lain-lain, walaupun data tersebut diperoleh
dari hasil penelitian orang lain yang dibuat untuk maksud yang berbeda, namun
data tersebut dapat dimanfaatkan. Data sekunder ini diperoleh dari Kepala
Sekolah dan guru yang mengajar di PAUD Sundari Kids.
F. Teknik Pengumpulan Data
1.
Observasi
Metode observasi yaitu studi yang sengaja dan sistematis
tentang fenomena sosial dan gejala-gejala alam dengan jalan pengamatan dan
pencatatan. Observasi dilakukan secara sistematis (berkerangka) mulai dari
metode yang digunakan dalam observasi sampai cara-cara pencatatannya. Peneliti
mengadakan pengamatan langsung di PAUD KB Sundari Kids. Observasi dalam
penelitian ditujukan untuk memperoleh data-data tentang peran orang tua dalam
meningkatkan kedisiplinan anak, faktor-faktor yang mempengaruhi kedisiplinan
anak, dan upaya orang tua dalam meningkatkan kedisiplinan anak di PAUD KB
Sundari Kids
2.
Wawancara
Wawancara yaitu pengumpulan data berbentuk pengajuan
pertanyaan secara lisan dan pertanyaan yang diajukan dalam wawancara itu telah
dipersiapkan secara tuntas, dilengkapi dengan instrumennya. Wawancara dilakukan
untuk mengungkap data mengenai konsep orang tua dalam meningkatkan kedisiplinan
anak di PAUD KB Sundari Kids.
3.
Dokumentasi
Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal yang
berupa catatan, buku, transkip, surat kabar, ledger, agenda dan sebagainya.
Metode dokumentasi adalah metode pengumpulan data yang bersumber pada dokumen
atau catatan peristiwa-peristiwa yang telah terjadi.
Metode dokumentasi diperlukan sebagai metode pendukung untuk
mendapatkan data, karena dalam metode dokumentasi ini dapat diperoleh data-data
historis dan dokumen lain yang relevan dengan penelitian ini.
Dokumentasi dilakukan dengan cara peneliti mencari dan
mengumpulkan data-data yang ada di PAUD KB Sundari Kids dan dari Kepala Sekolah
serta guru mengenai data anak dan orang tua.
G. Pemeriksaan Keabsahan Data
Menurut Moleong (2013:330) pemeriksaan keabsahan data
merupakan bagian yang penting dari penelitian kualitatif untuk mengetahui dan
memeriksa kebenaran data yang diperoleh. Untuk melihat tingkat kepercayaan
hasil penelitian dapat digunakan beberapa cara yaitu dengan kredibilitas,
transferabilitas dan konfirmabilitas.
Namun yang utama adalah uji kredibilitas data yakni
dengan melakukan perpanjangan pengamatan, meningkatkan ketekunan, triangulasi
dan member check. Pemeriksaan data dengan member check dilakukan pada periode
tertentu atau setelah mendapatkan penelitian. Peneliti mengkonfirmasikan dan mendiskusikan
data untuk mendapatkan kesepakatan. Data bisa dikurangi, ditambah atau dibuang
sesuai dengan kesepakatan dengan para pemberi data.
Peneliti meminta informan utama membaca draft laporan
atau kadang peneliti mengklarifikasikan temuan sampai diperoleh kesepakatan
hasil penelitian.
Peneliti juga meminta bantuan Dosen Pembimbing, Bpk.
Iswadi, M.Pd, untuk memberikan komentar tentang data yang dikemukakan. Apabila
ada data yang tidak sesuai fokus penelitian, maka peneliti akan kembali ke
lapangan untuk memperoleh data.
H. Teknik Analisis Data
Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan
sejak sebelum memasuki lapangan, selama di lapangan, dan setelah selesai di
lapangan. Dalam hal ini Nasution menyatakan “Analisis telah dimulai sejak
merumuskan dan menjelaskan masalah, sebelum terjun ke lapangan, dan berlangsung
terus sampai penulisan hasil penelitian.”
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini
menggunakan model triangulasi data yang dikemukakan oleh Miles dan Huberman.
Mereka mengemukakan bahwa aktifitas dalam analisis kualitatif dilakukan secara
interaktif dan berlangsung terus-menerus dan sampai tuntas. Aktivitas dalam
analisis data, yaitu data reduction, data display, dan conclusion
drawing/verification.
1.
Data Reduction (reduksi data)
Menurut Miles dan Huberman, reduksi data merupakan suatu
kegiatan proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan,
pengabstrakan dan transformasi data mentah yang didapat dari catatan-catatan
yang tertulis di lapangan.[23] Dalam mereduksi data, semua data lapangan
ditulis sekaligus dianalisis, direduksi, dirangkum, dipilih hal-hal yang pokok,
difokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema da polanya, sehingga disusun
secara sistematis dan lebih mudah dikendalikan.
2.
Data Display (penyajian data)
Di dalam penelitian ini, data yang didapat berupa kalimat,
kata-kata yang berhubungan dengan fokus penelitian, sehingga sajian data
merupakan sekumpulan informasi yang tersusun secara sistematis yang memberikan
kemungkinan untuk ditarik kesimpulan. Dengan kata lain, proses penyajian data
ini merupakan proses penyusunan informasi secara sistematis dalam rangka
memperoleh kesimpulan-kesimpulan sebagai temuan penelitian.
3.
Conclusion
Drawing (penarikan kesimpulan)
Pada saat kegiatan analisis data yang berlangsung secara
terus menerus selesai dikerjakan, baik yang berlangsung di lapangan, maupun
setelah selesai di lapangan, langkah selanjutnya adalah melakukan penarikan
kesimpulan.
Untuk mengarah pada hasil kesimpulan ini tentunya berdasarkan
dari hasil analisis data, baik yang berasal dari catatan lapangan, observasi,
dokumentasi dan lain-lain yang didapatkan pada saat melaksanakan kegiatan di
lapangan. Mengacu pada pendapat Miles dan Huberman, bahwa penelitian ini
dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sehingga
datanya sampai pada titik jenuh. Proses penelitian ini berbentuk siklus
meliputi pengumpulan data, display data, reduksi data, dan penarikan
kesimpulan/verifikasi.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto,
Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan
Praktek, Solo: Rineka Cipta, 1996.
Daien
Indrakusuma, Amir, Pengantar Ilmu
Pendidikan, Surabaya: Usaha Nasional, 1973.
Departemen
Agama RI, al-Qur’an Terjemah, Bandung: CV J-ART, 2007.
Departemen
Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa
Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2007.
Gunarsa,
Singgih, Mendisiplinkan Anak Dengan Kasih
Sayang, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1995.
Hadi,
Sutrisno, Metodologi Research,
Yogyakarta: Fakultas Psikologi UGM, 1993.
Hasbullah,
Ilmu Dasar-Dasar Pendidikan, Jakarta:
Rajawali Pers, 2009.
Kountur,
Ronny, Metode Penelitian Untuk Penulisan
Skripsi dan Tesis, Jakarta: Penerbit PPM, 2007.
Marimba,
D, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, Bandung: PT. Al Ma’rifat, 1989.
Sobur,
Alex, Komunikasi Orang Tua Dan Anak,
Bandung: Angkasa, 1991.
Sudjatmiko,
Antara Anak Dan Keluarga, Surabaya:
Rama Press, 1991.
Sudijono,
Anas, Pengantar Statistik Pendidikan,
Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2010.
Sugiyono,
Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan
Kuantitatif, Kualiatatif, dan R&D, Bandung: Alfabeta, 2009.
Suryabrata,
Sumadi, Metodologi Penelitian,
Jakarta: Rajawali Press, 1992.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar